Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI

KONSEP SEHAT DAN SAKIT SERTA PERBEDAAN PERSEPSI, APPERSEPSI DAN RESSEPSI

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5: 1. DIAN FEBRI KURNIAWAN 2. AKHMAD MUKHLIS K 3. IRJI MIFTAKHUL FIRDAUS 4. VIRA DWI VIRGITA 5. YUNIDA NAWANG SANDRA 6. NURUL IKMALIYA 7. DIYANTI WARDIHARINI P 8. RISCA RETNO LESTARI (1101100129) (1101100115) (1101100124) (1101100076) (1101100089) (1101100127) (1101100130) (1101100131)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG JL. BESAR IJEN NO. 77 C MALANG

KONSEP SEHAT DAN SAKIT


Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi,kedokteran, dan bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya. PENGERTIAN KESEHATAN UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik,mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. PENGERTIAN SEHAT Dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina, menunjukkan model keseimbangan (equilibrium model) seseorang dianggap sehat apabila unsur -unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalam keadaan yang seimbang.Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan kebijakan baru berdasarkan paradigma sehat. PENGERTIAN SAKIT Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.

Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan.Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang). MASALAH SEHAT DAN SAKIT Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu: 1. Environment atau lingkungan. 2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance. 3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,distribusi penduduk, dan sebagainya. 4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas sosial,perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog seperti perilaku sehat (health behavior), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan antara illness dan disease, model penjelasan penyakit (explanatory model ), peran dan karir seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien,perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses penyembuhan . Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan persepsi tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehat pun subyektif sifatnya. Persepsi masyarakat tentang sehat -sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang obyektif berdasarkan gejala yang tampak guna mendiagnosis kondisi fisik individu. PENYEBAB SAKIT Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan.

Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat . Sedangkan konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung). Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta telah dik enal oleh etnik Makasar sejak lama. Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu : 1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia 2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin. 3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.). KEJADIAN PENYAKIT Ditinjau dari segi biologis penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh manusia, sedangkan dari segi kemasyarakatan keadaan sakit dianggap sebagai penyimpangan perilaku dari keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh kelainan emosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktor emosional dan psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau ekosistem manusia dan kebiasaan manusia atau kebudayaan. Konsep kejadian penyakit menurut ilmu kesehatan bergantung jenis penyakit. Secara umum konsepsi ini ditentukan oleh berbagai faktor antara lain parasit, vektor, manusia dan lingkungannya.

PARADIGMA SEHAT Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit.

PERSEPSI, APERSEPSI DAN RESEPSI

A.

Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi. Marat (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek

psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. B. PENGERTIAN APERSEPSI Apersepsi berasal dari kata Apperception berarti menyatupadukan dan

mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan yang lama itu disebut bahan apersepsi. Apersepsi adalah getaran-getaran tanda yang diterima oleh seorang individu atas suatu obyek tertentu. Obyek tersebut bisa berupa suatu benda, gejala alam atau sosial, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Apersepsi atau getaran-getaran tersebut diterima melalui panca indra yang kita miliki. Proses penerimaan apersepsi inilah yang kita sebut sebagai persepsi. 1. Leibnitz, membedakan persepsi dan apersepsi. dengan persepsi yang dimaksud adanya perangsang diterima seseorang, adanya pengamatan. apersepsi dimaksud bahwa ia tahu bahwa ia melakukan pengamatan. 2. Herbart, apersepsi adalah menerima tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. 3. Wundt, bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka melainkan memasukan tanggapan-tanggapan baru dalam suatu hubungan kategorial atau hubungan yang lebih umum. 4. menurut para ahli psikologi modern, apersepsi dimaksud pengamatan dengan penuh perhatian sambil memahami serta mengolah tanggapan-tanggapan baru itu dan memasukanya ke dalam hubungan yang kategorial. Apersepsi berarti penghayatan tentang segala sesuatu yang menjadi dasar untuk menerima ide-ide baru. Secara umum fungsi apersepsi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk membawa dunia mereka ke dunia kita. Artinya, mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari.

Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan apersepsi.Apersepsi bisa berupa cerita, lagu, video ataupun gambar dll. Pentingnya Apersepsi Apersepsi ini sangat penting. Mengapa? a. Kita mencoba menarik mereka ke dunia yang kita ciptakan b.Kita mencoba menyatukan dua dunia yang berbeda c. Pentingnya menciptakan atmosfir, karena mereka berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda.

Apersepsi dan Asosiasi menurut Hebart antara tanggapan baru dan lama terjadi asosiasi menurut hukum-hukum asosiasi. Wundt, menolak pendapat tersebut, mengatakan bahwa apersepsi itu didorong oleh kemauan dengan tujuan tertentu, Kaitanya dengan pendidikan pada bahan apersepsi diperlukan untuk mentafsirkan tanggapan-tanggapan baru, nah itu sebabnya peserta didik harus memiliki sejumlah pengetahuan sebelum bersekolah, karena belum tersusun baik tugas para pengajar untuk menyusunya menurut kategori-kategori tertentu dan memperluas serta memperdalamnya dalam segala mata pelajaran. pengalaman yang lampau sering kurang lengkap dan senantiasia dapat disempurnakan, jadi terus direorganisasi.

Apersepsi Menurut Herbart mengemukakan bahwa yang diketahui digunakan untuk memahami sesuatu yang belum di ketahui. Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu. dari pedoman itu Hebart mengajurkan dalam dunia pendidikan seperti berikut : 1. Kejelasan : sesuatu diperlihatkan untuk memperdalam pengertian 2. Asosiasi : peserta didik di beri kesempatan untuk menghubungkan pengertian baru dengan pengalaman-pengalaman lama. 3. Sistem: disini bahan baru itu ditempatkan dalam hubunganya dengan hal-hal lain. 4. Metode: peserta didik mendapat tugas untuk dikerjakan. Pengajar memperbaiki dan memberi petunjuk dimana perlu. Pengikut Herbart yakni Ziller merubahnya dan menggantikanya dengan 5 langkah berikut : 1. Analisis: apersepsi anak dibangkitkan dan ditujukan kepada bahan baru. 2. Sintesis: bendanya diperlihatkan dan dijelaskan untuk memperdalam pengertian 3. Asosiasi: bahan baru dihubungkan dengan bahan yang bertalian itu. 4. Sistem:bahan baru dimaksukan ke dalam sistem pengetahuan. 5. metode:bahan baru dilatih dan digunakan. Menurut Rein, pengikut dari Herbart juga mengemukakan : 1. Preparasi (persiapan): peserta didik dipersiapkan untuk menerima bahan baru dengan membangkitkan bahan apersepsi. 2. Presentasi(penyajian):pada fase ini pengajar menyodorkan bahan pelajaran baru. 3. Asosiasi: bahan baru dianalisis dan dibandingkan dengan hal-hal lain ynag berhubungan dengan bahan itu. 4. Generalisasi : pada fase ini diambil kesimpulan merupakan prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian. 5. Aplikasi(penggunaan): Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan dan 6. melatih bahan yang dipelajari.

Menurut Morrison-plan 1. Eksplorasi. dengan tes atau diskusi diselidiki pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik tentang suatu masalah 2. Mengetahui, sampai manakah peserta didik mencapai tujuan pelajaran dan pendidikan 3. Menunjukan kekurangan dan kelemahan peserta didik, sehingga mereka dapat diberi bantuan yang khusus untuk mengatasi kekurangan tersebut. 4. Menunjukan kelemahan metode mengajar yang digunakan pengajar, kekurang murid sering bersumber dari metode dan cara mengajar yang kurang baik. 5. Memberi petunjuk yang lebih jelas tentang tujuan pelaharan yang hendak dicapai. 6. memberi dorongan kepada murid untuk belajar dengan giat. C. PENGERTIAN RESSEPSI Resepsi adalah proses penerimaan data dari organ indera yang berasal dari informasi luar atau eksternal environment dimana individu mampu menerima dan menjadikanya sebagai perilaku baru. Resespsi merupakan apersepsi yang berlanjut pada terbentuknya perilaku baru. Contoh: setiap berhenti di traffic light dan ada pengamen harus memberi uang logam, oleh karenanya setiap saat harus selalu menyediakan uang logam.

PERSEPSI

APERSEPSI

RESEPSI

Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, PENGERTIAN 2003).

Apersepsi adalah getarangetaran tanda yang diterima oleh seorang individu atas suatu obyek tertentu.

Resepsi adalah proses penerimaan data dari organ indera yang berasal dari informasi luar atau eksternal environment dimana individu mampu menerima dan menjadikanya sebagai perilaku baru.

Melihat dan mengamati suatu lukisan, mendengarkan lagu. CONTOH

Apersepsi bisa berupa cerita, lagu, video ataupun gambar dll

Menerima informasi dari seorang teman dan menceritakan kepada teman yang lain.

Dapat menumbuhkan komunikasi aktif, FUNGSI sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas.

Fungsi apersepsi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk membawa dunia mereka ke dunia kita. Artinya, mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari.

Menambah pengetahuan dan wawasan seseorang tentang lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai