Anda di halaman 1dari 8

A.

Etiologi Penyakit
Penyakit dapat didefinikasi sebagai sesuatu yang menyebabkan suatu
kondisi terganggunya baik fisik, mental, sosial dan ekonomi sehingga timbul
kelemahan dan kecacatan (WHO,2015)
Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan penyakit. Dilihat dari segi sosio
kultural terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut. Dengan disease
dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-
proses biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan
illness dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit atau 
perasaan kurang nyaman. Para dokter mendiagnosis dan
mengobati disease, sedangkan pasien mengalami illness yang dapat
disebabkan oleh disease illness tidak selalu disertai kelainan organik maupun
fungsional tubuh. Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka yang membahas
pengetahuan sehat-sakit pada aspek sosial budaya dan perilaku
manusia, serta khusus pada interaksi antara beberapa aspek ini yang
mempunyai pengaruh pada kesehatan dan penyakit. Dalam kontek
skultural, apa yang disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut sehat
pula di alam kebudayaan lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaian
atau faktor yang erat hubungannya dengan sistem nilai (Soejoeti, 2005).
 
1.Etiologi Menurut Tenaga Kesehatan
Etiologi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab sesuatu
yang dapat menyebabkan penyakit. Etiologi dikenal pula dengan istilah agens.
Etiologi (agens) penyakit dapat di kelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Golongan biologis: bakteri, virus dan jamur  
b. Golongan non-biologis: zat kimia, fisik, nutrien
2.Etiologi Menurut Masyarakat
Menurut Sarwono (2012) masyarakat menggolongkan penyebabsakit ke dalam 3
bagian, yaitu:
a) Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia 
b) Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin
c) Supra natural (roh, guna – guna, setan, dll)
B.Klasifikasi Etiologi Penyakit
Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi 
penyakit, organ yang terserang, cara pengobata
nya, cara penularannya, cara masuk atau keluarnya penyakit dan faktor keterpaparan
atau kepekaan nya (Timmreck, 2005). Penyakit di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Penyakit infeksi/menular 
2. Penyakit non-infeksi/tidak menular 

Foster dan Anderson (1978) membagi etiologi penyakit menjadi dua yaitu:
etiologi personalistik dan etiologi naturalistik. Dalam
etiologi personalistik keadaan sakit dipandang sebagai sebab adanya campur tangan
agen seperti makhluk halus, jin, hantu dan roh tertentu.
Seseorang jatuh sakit akibat usaha orang lain (dukun) yang menjadikan dirinya
sebagai sasaran agen tersebut. Konsep etiologi naturalistik
berpengangan bahwa sakit adalah akibat gangguan sistem dalam tubuh manusia atau
antara tubuh manusia dengan lingkungannya. Teori Suchman
memberikan batasan perilaku sakit sebagai tindakan untuk menghilangkan rasa tidak e
nak (discomfort) atau rasa sakit sebagai dari tumbulnya gejala tertentu.Suchman
melihat polah perilaku sakit dipandang dari dua sisi yaitu dari
sisi pasien dan petugas kesehatan. Menurut Suchman terdapat lima macam reaksi
dalam proses mencari pengobatan,
Fragmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas
 kesehatan pada lokasi yang sama. Procrastination adalah proses penundaan pencarian
pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan. Self medication
adalah pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan atau obat yang
dinilainya tepat baginya. Discontinuity adalah penghentian proses pengobatan. Ahli
antropologi kesehatan melihat bahwa perilaku sakit seseorang mengacu pada etiologi
atau sebab dari penyakit itu sendiri. Masyarakat
yang relatif lebih sederhana seperti di pedesaan Indonesia, orang
cenderung menganut etiologi personalistik, sehingga masyarakat akan
pergi ke dukun/orang pintar. Sedang di daerah perkotaan sebaliknya, terdapat 
kecederungan terhadap etiologi naturalistik. Bila masyarakat meyakini
bahwa mereka terserang suatu penyakit akibat virus atau kuman
maka dia akan pergi ke dokrer. Dalam berbagai laporan pen
e l i t i a n antropologi, yang ditulis oleh Sinuraya (1988) dapat ditemukan
bahwa etiologi penyakit yang personalistik dan naturalistik dapat berlaku dalam
masyarakat urban (perkotaan) dan rural (pedesaan) sekaligus.
Koentjaraningrat (1984) menyatakan bahwa pada masyarakat Jawaada
beberapa teori tradisional mengenai penyakit yang diyakini mereka disebabkan oleh
faktor personalistik dan sekaligus naturalistik
(Sianipar,Alwisol dan Yusuf, 1992), sehingga yang tampak pertama-tama masyarakat
akan pergi ke dokter. Bila penyakitnya tidak berkurang juga
maka dia akan pergi ke dukun. Etiologi penyakit naturalistik dan personalistik selama
nya akan tetap hidup di masyarakat baik perkotaan
maupun pedesaan. Tidak ada lagi pembeda bahwa makin moderen masyarakat akan
lebih memandang penyakit sebagai naturalistik saja. Hal ini di buktikan oleh
penilitian Sianipar (1986) yang membuktikan bahwa di daerah Sumatra Utara, dukun
banyak tingal di daerah perkotaan,
karena pasiennya kebanyakan berasal dari kota di bandingkan dari desa.Seseorang
yang telah memili sistim pengobatan tertentu terhadap penyakit yang dideritanya akan
menerima seluru proses pengobatan secara penuh
C.Persepsi Sehat-Sakit
Persepsi diartikan sebagai proses diterimanya rangsangan melalui panca
indra yang didahului oleh adanya sautu perhatian sehingga individu
mampu menyadari, mengartikan dan menghayati tentang suatu yang diamati, baik
yang ada di luar maupun dalam diri individu (Candra, 2017).Secara ilmiah, penyakit
(disease) itu diartikan sebagai gangguan
fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari
lingkungan. Jadi, penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya,sakit (illness) adalah
penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit.
Di negara-negara maju, banyak orang yang sangat tinggi kesadarannya akan
kesehatan dan takut terkena penyakit sehingga jika dirasakan sedikit saja kelainan
pada tubuhnya, maka dia akan langsung pergi ke dokter, padahal ternyata
tidak terdapat gangguan fisik yang nyata
(hypochondriacal). Keluhan psikosomatis seperti ini lebih banyak ditemukan di
negara maju dari pada di kalangan masyarakat tradisional. Umumnya masyarakat
tradisional memandang seseorang mengalami sakit apabila orang itu kehilangan nafsu
makannya atau gairah kerjanya, tidak dapat lagi menjalankan tugasnya sehari
hari secara optimal atau
kehilangan kekuatan sehingga harus tinggal di tempat tidur (Sudarti,1998). Selama
seseorang masih mampu melaksanakan fungsinya
seperti biasa maka orang itu masih dikatakan sehat. Batasan “sehat” yang diberikan
WHO adalah A state of complete physical, mental and social wellbeing”
Dari batasan ini jelas terlihat bahwa sehat itu tidak hanya
menyangkut kondisi fisik, melainkan juga kondisi mental dan sosial seseorang.
Konsep sehat-sakit ini berbeda-beda antara kelompok masyarakat.Oleh
sebab itu, petugas kesehatan perlu menyelidiki persepsi masyarakat setempat tentang
sehat dan sakit, mencoba mengerti mengapa persepsi
tersebut sampai berkembang sedemikian rupa dan setelah itu mengusahakan
mengubah persepsi tersebut agar mendekati konsep yang lebih obyektif. Dengan cara
ini, penggunaan sarana kesehatan diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
1.Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2014) syarat – syarat terjadinya persepsi adalah bsebagai berikut:
a. Objek yang dipersepsi 
b. Perhatian yang merupakan persiapan dalam mengadakan perseps
c. Alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
d. Saraf sensoris sebagai alat untul meneruskan stimulus ke otak dan alat untuk
mengadakan respon

2.Faktor yang Mempengaruhi Persepsi


a.Faktor internal: perhatian, proses belajar, sikap, perasaan 
b.Faktor eksternal: kebutuhan sekitar, pengetahuan, latar belakang keluarga
 
D.Konsep Sehat-Sakit Secara Umum yang Berada di Masyarakat
Konsep sehat secara umum yang berada di masyarakat adalah
bilaseseorang tidak ada gangguan fisik, masih mampu beraktivitas
walaupuna d a   g a n g g u n   f i s i k ,   m a s i h   m a m p u   b e r a k t i v i t a s   w a l a u p u n  
a d a   g a n g g u n  psikis, melakukan aktivitas dengan anggota fisik yang tidak
lengkap.Konsep sakit secara umum yang berada di masyarakat adalah bila
seseorang tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari,bila 
fisik t e r a s a   t i d a k   n y a m a n   d a n   b e n a r - b e n a r   s a k i t ,   b i l a   p s i k i s  
merasa ada
gangguan; bila terdapat ketidakseimbangan antara fisik dengan 
p s i k i s sehingga tidak mampu mengendalikan aktivitas
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian
profesional yang beragam. dulu dari sudut pandang kedokteran,
sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataan tidaklah
sesederhana itu sehat harus dilihat dari berbagai aspek (Endra, 2005).
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai
suatu di siplin budaya yang memberi perhatian pada aspek biologis dan
sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-
carainteraksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan 
m a n u s i a   y a n g mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri
ditemukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa
seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar (Endra,2005)
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena ya
n g dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu
hasil berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit. Masyarakat
dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, ya
itu:n a t u r a l i s t i k   d a n   p e r s o n a l i s t i k .   P e n y e b a b   b e r s i f a t  
narutalistik yaitu seseorang menderita sakit
akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaaan hidup,
ketidak seimbangan dalam tubuh termasuk juga k e p e r c a y a a n   p a n a s   d i n g i n
s e p e r t i   m a s u k   a n g i n   d a n   p e n y a k i t   b a w a a n . Konsep sehat sakit yang
dianut pengobat tradisional sama dengan yang
dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang 
b e r h u b u n g a n dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan
serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan
yang normal,wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan gairah.
Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kura
n g menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan
seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti 
h a l n y a orang yang sehat (Endra, 2005)
Sedangkan konsep personalistik menganggap munculnya penyakitdi
sebabkan oleh intevensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk   bukan
manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir)
(Endra, 2005)
Cara seseorang bereaksi terhadap gejala-gejala penyakit di namakan
sebagai “perilaku sakit” (illnes behavior). Perilaku ini di pengaruhi oleh 
keyakinan masyarakat terhadap gejala penyakit tersebut dan keyakinan
terhadap cara pengobatan yang akan di tempuh mereka. Perilaku
i n i merupakan manifestasi dari sebuah konsep pikir manusia tentang arti sehat
dan sakit. Setiap orang mempunyai konsep sendiri-sendiri tentang 
apa yang disebut sebagai sakit. Konsep sehat dan sakit yang di
miliki oleh
orang per orang akan terlihat pada cara mereka mencari
P e n g o b a t a n (health seeking) untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

E.Perbedaan Persepsi Sehat-Sakit Antara Petugas dan Masyarakat


Persepsi Sehat - Sakit menurut Petugas Kesehatan, adalah:
1. Deteksi kebutuhan masyarakat akan upaya kesehatan mer
u p a k a n tahap awal
2. Orang masih sehat membutuhkan upaya kesehatan untuk
m e n c e g a h timbulnya penyakit.
Persepsi Sehat-Sakit menurut Masyarakat, adalah:
a. Baru merasa membutuhkan upaya kesehatan bila dalam tahap parah
b. Tidak bisa diatasi dengan beristirahat dan minum jamu saja
a t a u o b a t  – obatan tradisional lainnya.
c. Setelah tidak sembuh dengan pengobatan dukun ata
u   a h l i   o b a t tradisional lainnya.

F.Perilaku Sehat-Sakit
Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para
antropolog seperti perilaku sehat (health behavior ), perilaku sakit
(illnessbehavior) perbedaan antara illness dan disease, model penjelasan penyakit
 
(explanatory model ) ,   p e r a n
d a n   k a r i r   s e o r a n g   y a n g   s a k i t   (  sick role), interaksi dokter-perawat,
dokter-pasien, perawat-pasien, penyakit di lihat
dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran 
i l m u kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolute
dalam proses penyembuhan
1.Perilaku Sakit
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindaka
n yangd i l a k u k a n   o l e h   i n d i v i d u   y a n g   s e d a n g   s a k i t   a g a r
memperoleh
kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindaka
n yangdilakukan  individu  untuk memelihara  dan m
e n i n g k a t k a n kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,
perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan
bergizi.
2.Perilaku Sehat
Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirin
ya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul
sehat.Sesuai dengan persepsi tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan
perilaku sehat pun subyektif sifatnya. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini
sangatlah di pengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu
disamping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugas
k e s e h a t a n  berusaha sedapat mungkin menerapkan kreteria medis yang obyektif  
berdasarkan gejala yang tampak guna mendiagnosis kondisi fisik individu (Endra,
2005).

Anda mungkin juga menyukai