Anda di halaman 1dari 9

RESUME EPIDEMIOLOGI TM 3

A. Definisi Sehat

Sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian


profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat
erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah
seseder- hana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat sehat dari
berbagai aspek. Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical,
mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity.1

WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna


baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Oleh para ahli
kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku
manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah
kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri
ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial
bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar.1

Dalam UU RI Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan


mengandung dimensi mental dan social : “Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara social dan ekonomi2

Kesehatan merupakan kondisi seseorang yang dapat berubah sesuai dalam


kondisinya. Dari beberapa pendapat dan penjelasan, sehat itu terdiri dari beberap
dimensi yaitu sehat secara biologi, psikologi, sosiologi, dan spriritual.

1. Konsep biologi Sehat


Suatu keadaan yang ada di tubuh karena tidak terinvasi suatu mikro
organisme biologis yang menyebabkan suatu ketidakseimbangan suatu
tubuh. Sistem tubuh berjalan normal dengan fungsi yang seharusnya dan
bersinergi dengan yang lain.2
2. Konsep Psikologi Sehat
Sehat secara psikologi pribadi yang menampilkan tingkah laku yang
adekuat & bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai
norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal &
intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989).3
3. Konsep Sosiologi Sehat
Dalam hal ini yang dimaksud sehat secara sosiologis adalah keadaan
dimana seseorang dapat di terima di lingkungan sosialnya dan dapat
membuat suatu kontribusi dalam kehidupan sosial.3
4. Konsep spiritual sehat
Seseorang yang memiliki kepercayaan secara sadar dan dapat memahami
konsep kehidupan dengan sang Penciptanya.3
B. Definisi Sakit
Pengertian sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh
karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain). Sakit juga
merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya (Parson,
1972). Sakit juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik itu yang berasal dari
gaya hidup yang kurang sehat, lingkungan yang tidak bersih, ataupun karena
menurunnya metabolisme tubuh.

1.Konsep biologis sakit

Ketika tubuh terjadi penyimpangan yang gejala gejalanya diketahui


melalui suatu diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Bersifat independent
terhadap pertimbangan psikososial seperti keyakinan maupun pendapat
orang lain. Contohnya adalah tumor, kanker, HIV AIDS

2. Konsep Psikologis Sakit

Dimana seseorang yang mengalami perasaan, presepsi atau pengalaman


subjektif seseorang tentang kesehatan atau keadaan tubuh seseorang yang
mengalami perasaan tidak enak. Sifat dari sakit secara psikologi adalah
individual sehingga tidak dapat dirasakan oleh orang lain.

3.Konsep Sosiologis Sakit


Adalah ketika seseorang yang dalam penerimaan sosialnya mengalami
suatu masalah. Dalam hal ini lingkungan sosial yang menilai seseorang
tersebut sehingga dibutuhkan suatu peran orang lain untuk
menyembuhkannya.

4. Konsep Spiritual Sakit

Dalam hal ini seseorang mengalami pemahaman akan jati diri yang tidak
jelas, dengan hal ini seseorang tidak dapat menganggap penciptaan alam
semesta dan seisinya tidak dapat diterima dengan baik. Seseorang dalam
hal ini akan lebih antisosial terhadap hal hal yang berkaitan dengan
religiusitas.

5.Kesehatan Mental

Kesehatan yang berkaitan dengan mental, jiwa seseorang dan bersifat


individual yang akan mempengaruhi suatu perilaku dalam keseharian.

Penyakit adalah abstraksi atau kesimpulan seseorang terhadap semua


keluhan dan gejala penyimapangan fungsi dan struktur jasmani mental sosial pada
diri seseorang Kebenaran abstraksi ini teņtu saja sangat tergantung pada
penguasaan llmu Pengetahuan dan Teknologi jang dimiliki dan digunakan. Olch
karena itu untuk menyclaraskan hasil abstraksi, ilmu kedokteran mengembangkan
proses penarikan kesimpulan (diagnoosis) yang metodenya sistemik dan standar
(sistemik artinya terpola dan konsisten) untuk memperkecil perbedaan hasil
diagnosis penyakit yang diderita oleh seseorang.4
Perilaku adalah suatu jenis kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Dari segi biologi semua makhluk hidup pasti akan melakukan aktivitas mulai dari
persoalan berpindah, makan, dll. Oleh sebab itu, perilaku kesehatan adalah
aktivitas yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati untuk menjaga
kesehatan dan peningkatan kesehatan. Mulai dari mencegah suatu penyakit hingga
tindakan pengobatan suatu penyakit.4

C. Teori Teori Epidemiologi


1) Segitiga epidemiologi
Menurut John Gordon dan La Richt (1950), model ini menggambarkan
interaksi tiga komponen penyebab penyakit, yaitu manusia (host), penyebab
(Agent), dan lingkungan (environment). Segitiga epidemiologi (trias
epidemiologi) merupakan konsep dasar dalam epidemiologi yang
menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam
terjadinya penyakit atau masalah Konsep Epidemiologi Penyakit Menular.
Adanya pola segitiga epidemiologi, segitiga ini menjelaskan bahwa perlunya
analisi yang lebih mendalam akan terjadinya suatu penyakit yang muncul. Dalam
segitiga ini penyakit dapat dianalisis bahwa dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara 3 komponen.

Gordon berpendapat bahwa :

1) Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan


manusia (host).
2) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik
agent dan host (baik individu/kelompok).
3) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi
tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan
(lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan biologis).5

2. Jaring jaring sebab Akibat (The Web Of Caution)

Konsep ini ditemukan oleh Mac Mohan dan Pugh(1970) yang disebut juga
konsep multi factorial yang berati suatu penyakit dapat muncul karena interaksi
berbagai faktor. Menurut teori ini jika dalam suatu faktor terjadi perubahan maka
akan akan merubah bertambah atau berkurangnya suatu penyakit yang
bersangkutan. Contoh: Jaringan sebab akibat yang mendasari penyakit jantung
koroner (PJK) dimana banyak faktor yang merupakan menghambat atau
meningkatkan perkembangan penyakit. Beberapa dari faktor ini instrinsik pada
pejamu dan tetap (umpama LDL genotip), yang lain seperti komponen makanan,
perokok, inaktifasi fisik, gaya hidup dapat dimanipulasi.5

3. Teori Roda ( The Well Of Caution)

Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda


memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Disini dipentingkan
hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari
masing -masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2003)

Model ini menggambarkan hubungan manusia dengan lingkungannya


sebagai roda. Roda tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada
bagian intinya, dan komponen lingkungan biologi, social, fisik mengelilingi
penjamu. Ukuran komponen roda bersifat relative, tergantung problem spesifik
penyakit yang bersangkutan. Contoh pada penyakit herediter tentunya proporsi
inti genetik relative besar, sedang pada penyakit campak status imunitas penjamu
dan lingkungan biologik lebih penting daripada faktor genetik. Peranan
lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya dalam hal strees mental,
sebaliknya pada penyakit malaria peran lingkungan biologis lebih besar.5

3.Teori Contagio ( Contagion theory)

Terjadinya suatu penyakit diperlukan adanya kontak langsung dengan


orang yang menderita. Teori ini tentu dikembangkan berdasarkan situasi penyakit
pada masa itu di masa penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit yang
menular yang terjadi karena adanya kontak langsung. Teori ini bermula
dikembangkan berdasarkan pengamatan demikian penyakit Lepra di Mesir.5

Di Eropa, epidemi sampar, cacar dan demam tifus merajalela pada abad
ke-14 dan 15. Keadaan buruk yang dialami manusia pada saat itu telah mendorong
lahirnya teori bahwa kontak dengan mahkluk hidup adalah penyebab penyakit
menular. Konsep ini dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553). Teorinya
mengatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat
penular (tranference) yang disebut kontangion.

Fracastoro membedakan 3 jenis kontangion, yaitu :

1. Jenis kontangion yang dapat menular melalui kontak langsung misalnya


bersentuhan, berciuman, dan berhubungan seksual.

2. Jenis kontangion yang dapat menular melalui benda-benda perantara


(benda tersebut tidak tertular, namun mempertahankan benih dan
kemudian menularkan pada orang lain). Misalnya melalui pakaian,
handuk, dan sapu tangan.

3. Jenis kontangion yang dapat menularkan dalam jarak jauh.5

4. Teori Hyppocrates (hippocratic theory)

Hippocrates (460-377 SM), yang dianggap sebagai Bapak Kedokteran


Modern telah berhasil membebaskan hambatan-hambatan filosofis pada zaman itu
yang bersifat spekulatif dan superstitif (takhayul) dalam memahami kejadian
penyakit. Ia mengemukakan teori tentang sebab musabab penyakit, yaitu bahwa :

a. Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup

b. Penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun internal


sesorang.5

5. Teori Miasma (Miasmatic Theory)

Kira-kira pada awal abad ke-18 mulai muncul konsep miasma (diartikan
sebagai udara buruk atau polusi) sebagai dasar pemikiran untuk menjelaskan
timbulnya wabah penyakit. Miasma diyakini oleh masyarakat bahwa uap yang
dihasilkan dari sisa sia makhluk hidup yang mengalami pembusukan, buangan
limbah yang membusuk yang dipeecaya dalam proses penyebaran suatu penyakit.5

Contoh pengaruh teori miasma adalah timbulnya penyakit malaria.


Malaria berasal dari bahasa Italia mal dan aria yang artinya sisa-sisa pembusukan
binatang dan tumbuhan yang ada di rawarawa. Penduduk yang bermukim di dekat
rawa sangat rentan untuk terjadinya malaria karena udara yang busuk tersebut.
Pada waktu itu dipercaya bahwa bila seseorang menghirup miasma, maka ia akan
terjangkit penyakit. Karena penyakit timbul karena sisa-sisa makhluk hidup yang
mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dan
lingkungan. (Kasjono, 2008). Tindakan pencegahan yang banyak dilakukan
adalah menutup rumah.5

6. Teori Jasad Renik (Teori Germ)

Teori yang menyatakan bahwa beberapa penyakit tertentu disebabkan oleh


invasi mikroorganisme ke dalam tubuh. Abad ke19 merupakan era kejayaan teori
kuman dimana aneka penyakit yang mendominasi rakyat berabad-abad lamanya
diterangkan dan diperagakan oleh para ilmuan sebagai akibat dari mikroba.5

Teori Kuman yang berlebihan telah memberikan dampak kontra- produktif


bagi kemajuan riset epidemiologi. Pengaruh Teori Kuman yang terlalu kuat
mengakibatkan para peneliti terobsesi dengan keyakinan bahwa mikroorganisme
merupakan etiologi semua penyakit, padahal diketahui kemudian tidak demikian.
Banyak penyakit sama sekali tidak disebabkan oleh kuman atau disebabkan oleh
kuman tetapi bukan satu-satunya kausa.5

Daftar Pustaka

1.Ismah, Zata. 2018. Bahan Ajar Dasar Epidemiologi. Medan:

Fakultas kesehatan masyarakat Univeesitas Islam Negeri Medan.

2.Endra, Febri. 2010. Paradigma sehat. Malang:Fakultas Kedokteran Universitas


Muhammadiyah Malang.

3. Nurrohim, Ahmad. 2016. Antara Kesehatan Mental Karakter : Pandangan

Keislaman Terintegrasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta,Vol.


1(273-300).

4. Triyono, Samuel Dwi Krisna, Herdiyanto, Yohanes .K. 2017. Konsep Sehat

Dan Sakit Pada Individu Dengan Urolithiasis (Kencing Batu) Di


Kabupaten Klungkung, Bali.Fakultas Psikologi, Universitas Udayana, Vol.
4(263-276).

5. Irwan. 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta: CV. Absolute

Media

Soal TM 3

1. Menurut WHO (1981) definisi sehat adalah


A. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial
seseorang
B. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik tubuh dan rohani
C. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik jasmani saja.
D. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik rohani saja.
E. Semua salah
2. Teori yang menggambarkan interaksi tiga komponen penyebab penyakit,
yaitu manusia (host), penyebab (Agent), dan lingkungan (environment)
adalah
A. Teori Germ
B. Teori Supernatural
C. Teori Roda
D. Teori segitiga Epidemiologi
E. Semua salah
3. Teori Germ menyatakan bahwa
A. Teori yang menyatakan bahwa beberapa penyakit tertentu
disebabkan oleh invasi mikroorganisme ke dalam tubuh.
B. Teori yang menjelaskan tentang interaksi antara tiga komponen
yaitu agent, host, dan environment
C. Teori yang menjelaskan penyakit disebabkanhubungan timbal bali
manusia dengan alam.
D. Teori yang yang menyatakan bahwa penyakit disebabkan oleh uap
air.
4.  Teori Humoral dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena…..
A. Pengaruh Iingkungan        
B. Gangguan makhluk halus
C. Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
D. Ganguan patogen
E. Semua Benar
5. Konsep penyebab terjadinya penyakit dalam epidemiologi adalah seperti
dibawah ini, kecuali….
A. Pejamu        
B. Agent         
C. Fisiologi                
D. Lingkungan
E. Semua salah.

Anda mungkin juga menyukai