Anda di halaman 1dari 7

B.

KONSEP PENYAKIT DAN KEADAAN SAKIT


1. Definisi Penyakit
Penyakit adalah istilah dalam dunia medis yang digambarkan sebagai
adanya gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya
kapasitas. Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar
dalam penggunaannya sehari-hari, padahal keduanya memiliki arti yang
berbeda. Menurut Fauzi (2007), penyakit adalah konsepsi medis menyangkut
suatu keadaan tubuh yang tidak normal karena sebab-sebab tertentu yang
dapat diketahui dari tanda-tanda dan gejalanya oleh para ahli. Sementara itu,
keadaan sakit adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya
terganggu, yang tampak dari keluhan sakit yang dirasakanya, seperti tidak
enak badan dan sebagainya.
Notoatmodjo (2007) mendefinisikan bahwa penyakit adalah suatu
bentuk reaksi beologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka.
Kemudian White (2012) mendefinisikan bahwa penyakit adalah entitas atau
kondisi yang menyimpang dari norma spesies sehingga menempatkan
organisme pada posisi yang menguntungkan secara biologis.Berdasarkan
persepsi perilaku sakit dan penyakit, kondisi true health adalah kondisi
seseorang yang benar-benar sehat, tidak sakit, dan tidak berpenyakit.
Sementara itu, kondisi hipokondria adalah kondisi seseorang yang merasa
sakit-sakitan. Kondisi ini didapat pada penderita, namun tidak didapatkan
penyakit ,penyakit ini dinamakan psikosomatik. Selanjutnya kondisi dany of
illness adalah suatu kondisi ketika seseorang berpenyakit namun tidak
merasakan sakit. Keadaan ini biasanya didapat pada penyakit degeneratif dan
penyakit kronis. Kondisi true sick adalah suatu kondisi ketika ada penyakit
dan merasa sakit, serta bias didapat pada penyakit akut atau sakit berat.

2. Kejadian Penyakit
Penyakit dapat timbul karena berbagai sebab, misalnya,karena
ketidakseimbangan antara agens, pejamu, dan lingkungan. Karena
ketidakseimbanagn tersebut, status kesehatan seseorang dapat terganggu.
Status kesehatan seseorang sendiri dipengaruhi oleh keturunan,pelayanan
kesehatan,perilaku dan lingkungan sehingga penyakit merupakan suatu
fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia.
Perilaku dan cara hidup individu yang tidak baik dapat menyebabkan
bermacam-macam penyakit. Ditinjau dari segi biologis,penyakit merupakan
kelainan berbagai organ tubuh manusia. Sementara itu, dari segi
kemasyarakatan keadaan sakit dianggap sebagai penyimpangan perilaku dari
keadaan sosial yang normatif.

C. KONSEP PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT


Perilaku sehat dan perilaku sakit bersifat subjektif. Sehat dan sakit
adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa yang
digunakan sehari-hari. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang dapat
dirasakan dan diamati dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini kemudian akan
memengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap kondisi
sehat.individu yang tidak memiliki keluhan fisik dan mental dipandang
sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakt juga beranggapan bahwa anak
yang tubuhnya kurus adalah anak yang sakit dan anak yang tubuhnya gemuk
adalah anak yang sehat. Apabila mengacu pada standar gizi,anak yang
bertubuh gemuk memiliki status kelebihan berat badsan sehingga dapat
disebut tidak sehat,faktor subjektifitas dan kultur juga memengaruhi
pemahanan , pengetahuan, dan pengertian mengenai konsep sehat yang
berlaku dalam masyarakat.
Konsep sehat menurut masyarakat awam adalah keadaan yang enak,
nyaman, bahagia dan dsapat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam kondisi
yang prima. Sementara itu, sakit didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang
kemudian, Suchman (1951) dalam Notoatmodjo & Sarwono (1986),
memberikan definisi perilaku sakit, yaitu tindakan untuk menghilangkan rasa
tidak enak atau tidak nyaman atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya
gejala tertentu. Suchman & Philips (1958) mengemukakan bahwa terdapat
lima macam reaksi individu dalam mencari pengobatan,yaitu shopping,
fragmentation, procrastination, self-medication,dan discontinuity. Shopping
adalah proses mencarei alternatif sumber pengobatan guna menemukan
seseorang yang dapat memberikan diagnosis dan pengobatan sesuai harapan si
sakit . sementara itu, fragmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa
fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama. Misalnya, berobat ke dokter
sekaligus ke sinshe dan dukun. Procrastination adalah proses penundaan
pencaharian pengobatan meskipun gejalapenyakitnya sudah dirasakan. Self-
medication adalah pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan
atau obat-obatan yng dinilainya tepat baginya. Discontinuity adalah
penghentian proses pengobatan.
Selanjutnya,Suchman (1951) dalam Notoatmodjo & Sarwono (1986)
juga merumuskan lima tindakan individu dalam mengatasi gejala penyakit
yang dirasaakn, yaitu tahap pengenalan gejala, tahap asumsi peranan sakit,
tahap kontak dengan pelayanan kesehatan, tahap ketergantungan si sakit,tahap
penyembuhan atau rehabilitasi. Mechanik (1981)dalam Notoatmodjo &
Sarwono (1986) menjelaskan proses yang terjadi dalam diri individu sebelum
dia memutuskan untuk mencari upaya pengobatan (etilogi perilau
sakit).banyak faktor yang menyebabakan individu mencari upaya
pengobatan,yaitu: individu merasa atau mengenal gejala /tanda yang
menyimpang dari keadaan normal, banayk gejala atau tanda yang dianggap
serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya, dampak dari gejala atau tanda
yang dirasakanmemengaruhi hubungan dengan keluarha, hubungan kerja, dan
kegiatan sosial, frekuensi dari gejala dan tamnda-tanda terlihat dan terjadi
terus-menerus dan menetap, nilai ambang dari mereka yang terkena gejala
atau kemungkinan individu untuk diserang penyakt, informasi,
pengetahuan,dan asumsi budaya tentang penyakit mengalami gangguan fisik
sehingga timbul rasa dan perasaan yang tidak mengenakkan, tidak nyaman,
dan tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari.
1. Konsep Perilaku Sehat
Perilaku sehat menurut Sarwono (2012) adalah tindakan yang
dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri,penjagaan
kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku sehat adalah
tindakan seseorang untuk mempertahankan kesehatannya melalui menjaga
kebersihan diri; makan dengan menu seimbang,berperilaku bersih dan sehat ;
melakukan upaya pencegahan penyakit, penemuan penyakit secara dini,
penyembuhan penyakit, serta upaya rehabilitasi: dan tidak menularkan
penyakit kepada orang lain. Sehat adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
tidak terhingga nilainya dari merupakan salah satu nikmat yang paling
berharga di samping nikmat-nikmat yang lain. Sehat pada hakikatnya
merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia,dan tidak dapat dicapai
secara instan dan otomatis. Oleh sebab itu, kesehatan harus
dijaga,dipelihara,dan ditingkatkan agar tidak jatuh sakit. Di dalam
masyarakat,individu dikatakan sehat bila tidak ada gangguan fisik, dan
perilaku sehat diperlhatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun
secara medis belum tentu mereka benar-benar sehat.

2. Konsep perilaku Sakit


Menurut Sarwono (2012),perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk
tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan. Perilaku yang dilakukan dapat berupa mengobati sendiri,pergi
ke dukun, atau tempat pelayanan kesehatan modern. Selanjutnya, Mechanik
(1981) dalam Notoatmodjo & Sarwono (1986) mengemukakan teori terkait
perilaku sakit yang disebut teori respons bertahan (coping response theory).
Perilaku sakit menurut Mechanik (1981) dalam Notoatmodjo & Sarwono
(1986) adalah reaksi optimal dari individu jika dia terkena suatu
penyakit.Kemudian, suchman (1951) dalam Notoatmodjo & Sarwono (1986)
memberikan definisi perilaku sakit, yaitu tindakan untuk menghilangkan rasa
tidak enak atau tidak nyaman atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya
gejala tertentu.
Suchman & philiphs (1958) mengemukakan bahwa terdapat lima
macam reaksi individu dari mencari pengobatan, yaitu shopping
fragmentation, procrastination, self medication dan discontinuity. Shopping
adalah proses mencari alternative sumber pengobatan guna menemukan
seseorang yang dapat memberikan diagnosis dan pengobatan sesuai harapan
sakit. Sementara itu, Fragmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa
fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama. Misalnya, berobat ke dokter
sekaligus ke sinshe dan dukun. Procrastination adalah proses penundaan
pencarian pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan. Self
medication adalah pengobatan sendiri dengan menggunakan berbeagai
ramuan atau obat obatan yang dinilainya tepat baginya. Discontinuity adalah
penghentian proses pengobatan.
Selanjutnya, Suchman (1951) dalam Notoatmodjo & Sarwono (1986)
juga merumuskan lima tindakan individu dalam mengatasi gejala penyakit
yang dirasakan yaitu (1) tahap pengenalan gejala (2) tahap asumsi peranan
penyakit (3) tahao kontak dengan pelayanan kesehatan (4) tahap
ketergantungan si sakit (5) tahap penyembuhan atau rehabilitasi
Mechanic (1981) dalam Notoatmodjo & Sarwono (1986) menjelaskan
proses yang terjadi dalam diri individu sebelum dia memutuskan untuk
mencari upaya pengobatan (etiologi perilaku sakit). Banyak factor yang
menyebabkan upaya pengobatan, yaitu (1) individu merasa atau mengenal
gejala / tanda yang menyimpang dalam keadaan normal (2) banyak gejala /
tanda yang dianggap serius dan diperkirakan dapat menimbulkan bahaya (3)
dampak dari gejal atau tanda yang dirasakan memengaruhi hubungan dengan
keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan social (4) frekuensi dari gejala dan
tanda - tanda terlihat dan terjadi terus menerus dan menetap (5) niali ambang
dari mereka yang terkena gejala atau kemungkinan individu untuk diserang
penyakit (6) informasi, pengetahuan, dan asumsi budaya tentang
penyakittersebut (7) perbedaan persepsi terhadap gejala yang dikenalnya dan
(8) adanya kebutuhan untuk bertindak atau berperilaku guna mengatasi gejala
tersebut.
Dari hal hal tersebut, dapat dirumuskan factor pencetus perilaku
sakit, yaitu factor persepsi yang memengaruhi orientasi medis dan social
budaya, factor intesitas gejala ( menghilang atau menetap), factor motivasi
individu untuk mengatasi gejala yang dirasakan, serta factor social dan
psikologi yang memengaruhi respons sakit.

D. HAK DAN KEWAJIBAN INDIVIDU YANG SAKIT


Hidup yang sehat bagi individu dapat dipandang sebagai suatu hak dan
kewajiban individu dalam hidup bermasyarakat. Orang yang berperan sebagai
individu yang sakit memiliki hak dan kewajiban tertentu dalm kehidupan
sosialnya. Berikut hak dan kewajiban individu yang sakit menurut Sarwono
(2012)
1. Hak Individu Sakit
Individu yang sedang sakit memiliki hak dan
kewajiban. Hak dan individu yang sakit adalah individu yang
sakit harus dibebaskan dari tanggung jawab social dan
pekerjaan sehari hari. Hak yang memilki individu yang sakit
bergantung pada berat dan ringannya penyakit yang diderita.
Apabila penyakit yang diderita ringan, individu yang sakit
diberi sedikit kebebasan dari tanggung jawab dan pekerjaan
sehari hari. Sebaliknya, apabila penyakit yang diderita berat,
individu tersebut harus dibebaskan dari tanggung jawab social
dan pekerjaan sehari hari. Demikian pula apabila penyakit
yang diderita adalah penyakit menular, individu tersebut
dibebaskan dari tanggung jawab social dan pekerjaan sehari
hari karena dapat menularkan penyakit kepada orang lain.
Selain itu, orang yang sedang sakit mempunyai hak
untuk menuntut bantuan atau perawatan dari orang lain.
Artinya, orang yang sakit biasanya memiliki tubuh yang lemah
dan tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa sehingga
memerlukan bantuan perawatan dari orang lain, baik anggota
keluarga, perawat, dokter, maupun petugas kesahatan lainnya.
Bahkan, pemerintah juga bertanggung jawab untuk
menanggung biaya perawatan dan pengobatannya. Individu
yang sakit di samping memperoleh dua macam hak tersebut,
mereka juga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pengakuan tentang sakit yang dideritanya.

2. Kewajiban Individu Sakit


Kewajiban individu sakit meliputi mencapai kesembuhan,
mencari pengakuan dari lingkungannya dan petugas kesehatan, dan
tidak menularkan penyakitnya pada orang lain. Dalam mencapai
kesembuhan, individu yang sakit harus melakukan upaya diri sendiri
atau pertolongan orang lain. Masyarakat juga wajib berperan serta
dalam penyembuhan anggota masyarakat yang sedang sakit dan
memelihara kesehatannya.
Selain itu, individu yang sakit juga berkewajiban mencari
pengakuan dari lingkungannya dan petugas kesehatan agar posisinya
selama ia sakit dapat digantikan orang lain. Pengakuan dalam hal ini
dapat diwujudkan dalam bentuk izin atau cuti bagi pegawai negeri
maupun swasta, baik secara lisan maupun tertulis

Anda mungkin juga menyukai