Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI


RENDAH (HDR)

OLEH :
KELOMPOK 3
TINGKAT 3.2 D-III REGULER

1. NI KETUT DINI WULANDARI (P07120016053)


2. NI KADEK DITA AGUSTIARI (P07120016054)
3. NI KADEK SRI SURYANI (P07120016055)
4. LUH PUTU SHINTYA BAGASWARI K (P07120016056)
5. NI LUH PUTU ARI PUSPITARINI (P07120016057)
6. GUSTI AYU PUTU DEVI SINTIA NINGSIH (P07120016058)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PADA KLIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
SP 1 : Membina Hubungan Saling Percaya

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data subjektif
1) Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagidan tidak berharga.
2) Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun untuk dibanggakan
oleh orang lain.
b. Data objektif
1) Klien tampak sering menyendiri
2) Klien tampak berjalan menunduk dan tidak mau menantap lawan bicara

2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

3. Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Ekspresi wajah bersahabat.
b. Menunjukkan rasa senang.
c. Klien bersedia diajak berjabat tangan.
d. Klien bersedia menyebutkan nama.
e. Ada kontak mata.
f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat.
g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.

4. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara menyapa klien dengan ramah,
memperkenalkan diri dengan sopan, menanyakan nama lengkap serta tujuan
pertemuan.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP-1 : Membina Hubungan Saling Percaya

1. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu, sedang apa?”
“Kenalkan nama saya Perawat A. Ibu bisa panggil saya ibu A. Saya mahasiswa
keperawatan dari Poltekkes Denpasar.”
“Ibu namanya siapa?”
“ Ibu senangnya dipanggil siapa?” (Sambil berjabat tangan).
“Oh Ibu (nama pasien). Ibu (nama pasien), saya yang akan merawat Ibu dari jam
7 sampai jam 2 siang nanti. Jadi, kalau Ibu ingin menceritakan sesuatu, Ibu bisa
menceritakannya kepada saya.”

b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu (nama pasien) hari ini? Apa semalam Ibu bisa tidur
nyenyak ?”

c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita bercerita mengenai keadaan ibu
saat ini ?

2) Waktu
“Berapa lama Ibu ingin berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 20 menit ?”

3) Tempat
“Ibu ingin kita berbincang-bincang di mana ? Bagaimana kalau di kursi
sebelah sana saja bu ?

2. Tahap Kerja
“ Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya Ibu. Ibu tidak perlu takut dan cemas kepada
saya. Ungkapkan saja apa yang ibu rasakan saat ini. Saya akan berusaha
membantu mengatasi masalahnya.”
“Ibu, tadi sudah menyebutkan namanya, lalu berapa umurnya sekarang ?.”
“ Ibu sudah berapa lama dirawat disini ?”
“Ibu berasal dari mana ?”
“Ibu bersaudara berapa ?”
“Siapa saja yang diajak tinggal dirumah?
“Ibu masih ingat tidak kapan dibawa kesini ?”
“Siapa yang membawa Ibu kesini ?”
“Menurut Ibu, dibawa kesini karena apa ?”
“Selama dirawat disini hal apa yang sudah Ibu lakukan ?”
“Bagaimana perasaan Ibu saat melakukan kegiatan tersebut?”
“Boleh saya tahu apakah hobi Ibu ? bagaimana kalau sekarang Ibu bercerita tentang
hobi Ibu?”
“Wah.. ternyata bagus sekali hobinya. Boleh saya tahu apa pekerjaan Ibu sebelum
disini? Bisa diceritakan tentang pekerjaannya?”
“ Wah kegiatan Ibu bagus sekali ’’
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol selama 20menit. Sekarang
sepertinya waktunya sudah cukup untuk kita berbincang-bincang bu, untuk saat
ini kita akhiri dulu ya bu. Bagaimana perasaan Ibu (nama pasien) setelah kita
bercerita mengenai kondisi dan kemampuan yang ibu miliki ?”

b. Evaluasi Objektif
“Apakah ibu masih ingat mengenai apa yang telah kita bicarakan tadi ? Apakah
ibu bisa mengulangnya ?”

c. Kontrak yang akan datang


1) Topik
“Baiklah Ibu (nama pasien). Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
berbincang mengenai hal positif atau kelebihan yang ibu miliki ?”

2) Waktu
“Untuk latihan besok kita akan bertemu pada pukul 08.00 pagi ya bu. Kita
akan mempraktikkannya ± 20 menit ya bu ?”

3) Tempat
“Baiklah, kalau begitu besok kita latihannya di ruangan sini saja ya bu,
besok saya akan datang kembali ke ruangan ibu.”

d. Rencana Tindak Lanjut


“Selanjuutnya jika ibu ingin menceritakan sesuatu atau memerlukan perawat, ibu
bisa mencari saya atau perawat lain di ruangan perawat ya bu. Dan jangan lupa
untuk mengingat-ingat apa yang telah kita pelajari tadi. Semoga kegiatan ini
bermanfaat ya bu. Kalau begitu, sekarang saya permisi dulu. Selamat pagi dan
sampai jumpa kembali bu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PADA KLIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
SP 2 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data subjektif
1) Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagidan tidak berharga.
2) Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun untuk dibanggakan
oleh orang lain.
b. Data objektif
1) Klien tampak sering menyendiri
2) Klien tampak berjalan menunduk dan tidak mau menantap lawan bicara

2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Ekspresi wajah bersahabat.
b. Menunjukkan rasa senang.
c. Klien bersedia diajak berjabat tangan.
d. Klien bersedia menyebutkan nama.
e. Ada kontak mata.
f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat.
g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.

4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien untuk
mengalihkan perasaan klien dengan menanyakan kemampuan dan aspek positif
yang dimilikinya.
Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 2 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
No Tahap/Fase Kalimat Perawat
.
1. Orientasi
1. Salam terapeutik “Selamat siang, ibu. Ibu masih ingat dengan saya?”
“Benar ibu ya.”

2. Evaluasi validasi “Bagaimana perasaan ibu saat ini ?”

3. Kontrak
a. Topik “Kemarin, kita sudah janji bahwa sekarang pukul
12.00, kita akan berbicara tentang kelebihan/
kemampuan yang ibu miliki ya bu.”

b. Waktu “Mau berapa lama bercakap-cakapnya ibu?


Bagaimana jika 20 menit, dari pukul 12.00 sampai
12.20 ibu?”

c. Tempat “Ibu mau berbincang-bincang di mana? Baiklah mari


kita duduk di sini saja ya bu”
2. Fase kerja “Nah sekarang kita akan membicarakan tentang
kemampuan yang Ibu miliki. Kalau boleh tahu, apa
saja kemampuan yang Ibu miliki?”
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu
lakukan?” “Bagaimana dengan merapikan tempat
tidur? Mengepel? Menyapu? Mencuci piring?”
“Wah bagus sekali ibu bisa menyapu ya bu, lain kali
disini Ibu harus belajar mengepel, mencuci piring dan
merapikan tempat tidur ya bu”
“Nah, karena sekarang sudah pukul 10.20 dan kita
sudah mengobrol selama 20 menit, jadi kita cukupkan
dulu sampai di sini ya bu.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita mengobrol-
ngobrol tadi?”

b. Evaluasi objektif “Apakah Ibu masih ingat, kita membicarakan apa tadi
Ibu?”
“Wah bagus ya ibu ya, ibu ingat apa yang kita
bicarakan tadi.”

c. Kontrak waktu
1. Topik “Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
membicarakan kegiatan mana yang masih dapat Ibu
lakukan di rumah sakit dan memilih kegiatan yang
bisa ibu lakukan di rumah sakit ibu?”

“Ibu mau kita bertemu besok jam berapa ibu?”


2. Waktu
“Bagaimana kalau kita bertemu besok pukul 10.00
ibu?”
“Ibu mau mengobrol berapa lama? Bagaimana jika 20
menit?”

“Ibu mau mengobrol di mana bu? Bagaimana jika di


3. Tempat
sini lagi bu?”

“Sekarang Ibu bisa istirahat ya bu. Kalau nanti ada


d. Rencana tindak
yang mau diceritakan atau ditanyakan, ibu bisa
lanjut
mencari saya atau perawat yang lain di ruang perawat.
Kalau begitu saya pamit ya bu, selamat siang.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PADA KLIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
SP 3 : Klien Dapat Menilai Kemampuan yang Digunakan

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data subjektif
1) Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagidan tidak berharga.
2) Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun untuk dibanggakan
oleh orang lain.
b. Data objektif
1) Klien tampak sering menyendiri
2) Klien tampak berjalan menunduk dan tidak mau menantap lawan bicara

2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

3. Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Klien menilai kemampuan yang digunakan di rumah sakit.
b. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah klien.

4. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan di rumah
sakit.
2) Berikan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki klien adalah prasarat
untuk berubah.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP-3 : Klien Dapat Menilai Kemampuan yang Digunakan

1. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, bu S.”
“Masih ingat dengan saya bu?”

b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu (nama pasien) hari ini?”

c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu, kemarin kita sudah janji bahwa sekarang pukul 10.00 WITA
kita akan membicarakan kegiatan yang masih bisa Ibu lakukan di rumah
sakit.

2) Waktu
“Berapa lama Ibu ingin berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 20 menit,
dari pukul 10.00 sampai pukul 10.20?”

3) Tempat
“Ibu ingin kita berbincang-bincang di mana ? Bagaimana kalau di kursi
sebelah sana saja bu ?

2. Tahap Kerja
“Di pertemuan sebelumnya kita telah membahas kegiatan/kemampuan yang Ibu
kerjakan atau miliki. Dan dari daftar yang telah dibuat Ibu bisa menyapu, namun
terkadang Ibu tidak menyapu.”
“Nah Ibu S, selain menyapu apakah ada kegiatan/kemampuan lain, yang masih dapat
ibu kerjakan di rumah sakit?”
“Bagus sekali bu. Apakah setiap pagi Ibu membersihkan tempat tidur?”
“Ibu seharusnya setiap pagi harus mau membersihkan tempat tidur, apakah Ibu
mau?”
“Selain itu apakah Ibu suka mengobrol dengan pasien atau perawat disini?”
“Ibu S tidak usah malu dan malas untuk berbicara, kalau Ibu S suka mengobrol nanti
Ibu banyak punya teman.”
“Apakah Ibu S senang punya banyak teman?”
“Bagus sekali kalau Ibu mau mencoba, nanti saya kenalkan dengan teman saya.
Apakah Ibu bersedia?”
“Selamat siang bu, nama saya D. Nama Ibu siapa?”
(Perawat D dank lien mempunyai perbincangan)
“Senang berkenalan dengan Ibu.”

3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Nah Ibu, sudah 20 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul 10.20, jadi kita
cukupkan dulu sampai di sini. Tadi Ibu bagus sekali mau bercerita tentang
kemampuan yang masih dapat lakukan saat ini.”

b. Evaluasi Objektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita mengobrol tadi? Apakah Ibu masih ingat,
kita membicarakan tentang apa tadi bu?”

c. Kontrak yang akan datang


1) Topik
“Baiklah Ibu (nama pasien), bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
berbincang tentang menetapkan dan memilih kemampuan yang Ibu
miliki?”

2) Waktu
“Bagaimana kalau kita bertemu besok pukul 14.00 WITA? Ibu mau
mengobrol berapa lama? Bagaimana jika 20 menit?”

3) Tempat
“Untuk pertemuan berikutnya, Ibu mau mengobrol dimana? Apakah di
ruangan ini lagi?”
d. Rencana Tindak Lanjut
“Selanjuutnya jika ibu ingin menceritakan sesuatu atau memerlukan perawat, ibu
bisa mencari saya atau perawat lain di ruangan perawat ya bu. Dan jangan lupa
untuk mengingat-ingat apa yang telah kita pelajari tadi. Semoga kegiatan ini
bermanfaat ya bu. Kalau begitu, sekarang saya permisi dulu. Selamat pagi dan
sampai jumpa kembali bu.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PADA KLIEN


DENGAN HARGA DIRI RENDAH
SP 4 : Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki pasien

C. Proses Keperawatan
5. Kondisi Klien
c. Data subjektif
3) Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagidan tidak berharga.
4) Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun untuk dibanggakan
oleh orang lain.
d. Data objektif
3) Klien tampak sering menyendiri
4) Klien tampak berjalan menunduk dan tidak mau menantap lawan bicara

6. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

7. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
a. Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih,
b. Klien mecoba sesuai jadwal harian

8. Tindakan Keperawatan
1) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan: kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, dan
kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien.
.
D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP-3 : Klien Dapat Menilai Kemampuan yang Digunakan

1. Tahap Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Selamat siang bu”

e. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah masih ingat dengan kemampuan
yang ibu miliki?”

f. Kontrak
4) Topik
“Kemarin kita sudah berjanji hari ini pukul 14.00 akan membicarakan tentang
rencana kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang ibu miliki”
5) Waktu
“Mau berapa lama bercakap-cakapnya?” Bagaimana jika 20 menit, dari
pukul 14.00 sampai 14.20?”
6) Tempat
“Ibu mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana jika di kursi sebelah
sana saja?”
2. Tahap Kerja
“Baiklah bu, saya ingin mengetahui lagi, kemampuan apa saja yang kira-kira dapat
ibu lakukan di RS?”

“Wah bagus sekali bu, bagaimana dengan kebersihan ibu? Misalnya ibu sudah
mandi maupun gosok gigi sendiri”

“Bagaimana kalau sekarang kita menyusun jadwal untuk kegiatan yang akan ibu
lakukan?”

“Wah bagus sekali bu sudah mau menyusun jadwal bersama sama”.


3. Tahap Terminasi
e. Evaluasi Subjektif
“Nah Ibu, sudah 20 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul 10.20, jadi kita
cukupkan dulu sampai di sini. Tadi Ibu bagus sekali mau bercerita tentang
kemampuan yang masih dapat lakukan saat ini.”

f. Evaluasi Objektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita mengobrol tadi? Apakah Ibu masih ingat,
kita membicarakan tentang apa tadi bu?” “Sekarang coba ibu ceritakan kembali,
kegiatan apa saja yang bisa ibu lakukan disini?”
“ Sekarang Ibu bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau
ditanyakan, Ibu bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan saya.”

g. Kontrak yang akan datang


2) Topik
” Bagaimana kalau pada pertemuan berikutnya kita melatih kemampuan
yang ibu miliki?”
4) Waktu
“Bagaimana kalau kita bertemu besok pukul 14.00 WITA? Ibu mau
mengobrol berapa lama? Bagaimana jika 20 menit?”
5) Tempat
“Untuk pertemuan berikutnya, Ibu mau mengobrol dimana? Apakah di
ruangan ini lagi?”

h. Rencana Tindak Lanjut


“Selanjuutnya jika ibu ingin menceritakan sesuatu atau memerlukan perawat, ibu
bisa mencari saya atau perawat lain di ruangan perawat ya bu. Dan jangan lupa
untuk mengingat-ingat apa yang telah kita pelajari tadi. Semoga kegiatan ini
bermanfaat ya bu. Kalau begitu, sekarang saya permisi dulu. Selamat pagi dan
sampai jumpa kembali bu.”

Anda mungkin juga menyukai