OLEH :
Oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
DENPASAR
ii
USULAN PENELITIAN DENGAN JUDUL :
TIM PENGUJI
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
DENPASAR
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : P071200118013
Jurusan : Keperawatan
Tabanan
1. Tugas Akhir dengan judul Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Post
adalah benar karya sendiri atau bukan plagiat hasil karya orang lain.
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya
sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia
mestinya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkatNya-lah penulis dapat menyelesaikan Usulan
Penelitian dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Typhoid Dengan Hipertermi Pada Ruang Cempaka Di Instalasi Rawat Inap
Rsud Tabanan” tepat pada waktunya. Usulan Penelitian ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D III RPL di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Usulan Penelitian ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha
penulis sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,
Denpasar.
3. Bapak Ners. I Made Sukarja, S.Kep, M.Kep., selaku Ketua Program Studi
v
5. Bapak I Wayan Surasta, SKP., M.Fis selaku pembimbing pendamping yang
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Usulan Penelitian ini
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................ii
USULAN PENELITIAN DENGAN JUDUL......................................................................iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................................v
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................6
A. Konsep Dasar Hipertermi pada Tifoid....................................................................6
BAB III................................................................................................................................18
KERANGKA KONSEP......................................................................................................18
A. Kerangka Konsep....................................................................................................18
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian...........................19
1. Definisi operasional..........................................................................................19
BAB IV................................................................................................................................22
METODE PENELITIAN....................................................................................................22
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................22
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................22
C. Subyek Studi Kasus..............................................................................................22
D. Fokus Studi..........................................................................................................22
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data....................................................................22
F. Metode dan Analisa Data.....................................................................................24
G. Etika Studi Kasus.................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................27
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
usus halus yang disebabkan oleh salmonella typhi. Demam paratifoid adalah
2008). Gejala dan tanda kedua penyakit tersebut hamper sama tetapi manifestasi
klinis paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit tersebut disebut tifoid. Testimologi
lain yang sering digunakan adalah typhoid fever, paratyphoid fever, typhus dan
kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia
urban di beberapa negara Asia pada anak usia 5–15 tahun menunjukkan bahwa
insidensi dengan biakan darah positif mencapai 180–194 per 100.000 anak, di
Asia Selatan pada usia 5–15 tahun sebesar 400–500 per 100.000 penduduk, di
Asia Tenggara 100–200 per 100.000 penduduk, dan di Asia Timur Laut kurang
penderita demam tifoid dan paratifoid yang dirawat inap di Rumah Sakit
pada tahun 2011 jumlah penderita demam typhoid meningkat menjadi 46.142
1
Tengah termasuk tinggi. Hasil telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia
Komplikasi serius dapat terjadi hingga 10%, khususnya pada individu yang
menderita typhoid lebih dari 2 minggu dan tidak mendapat pengobatan yang
adekuat. Case Fatality Rate(CFR) diperkirakan 1–4% dengan rasio 10 kali lebih
tinggi pada anak usia lebih tua (4%) dibandingkan anak usia ≤4 tahun (0,4%).
Pada kasus yang tidak mendapatkan pengobatan, CFR dapat meningkat hingga
20%. Di Indonesia, typhoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak,
(carrier) atau relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai, sehingga
anak sekolah, karena masa penyembuhan dan pemulihannya yang cukup lama,
dan dari aspek ekonomi, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Hasil penelitian di
5 (lima) negara Asia (Cina, Vietnam, India, Pakistan, dan Indonesia), biaya
biaya tertinggi di Hechi, diikuti Jakarta Utara, dan Karachi (Pakistan). Biaya
yang lebih mahal dan hari perawatan yang lebih lama. Sebagian besar biaya
2
tersebut ditanggung oleh keluarga,yang merupakan 15% pendapatan keluarga per
memperkenalkan istilah typhoid pada tahun 1829. Typhoid atau typhus berasal
dari Bahasa Yunani Typhos yang berarti penderita demam dengan gangguan
air dan bukan udara. Gaffky juga berhasil membiakkan salmonella typhi dalam
media kultur pada tahun 1984. Widal tahun 1896 akhirnya menemukan
pemeriksaan tifoid yang masih digunakan sampai saat ini. Wood Word dkk,
tahun 1948 melaporkan untuk pertama kalinya bahwa obat yang efektif untuk
Pada prinsipnya penyakit tersebut diatas gejala khasnya adalah demam dari
ringan sampai sedang dan berat (hipotermia) untuk itu focus penanganannya
typhoid di rumah sakit. Hal ini di tinjau dari aspek promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif terhadap masalah atau resiko pasien demam typhoid yang
sebelum dan sesudah makan, mengolah makanan hingga matang dan menutup
makanan, pola makan yang teratur, mengurangi makanan pedas dan asam serta
istirahat yang cukup, karena sangat diperlukan guna menekan angka kejadian
3
mensosialisasikan pencegahan terhadap typhoid dengan cara mengadakan
timbul pada pasien dengan demam thypoid, maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus demam typhoid sebagai bahan Karya Tulis dengan judul
Tabanan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
c. Mengidentifikasi intervensi klien dengan hipertermi pada pasien dengan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
5
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perawat dalam
dengan hipertermi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Typoid
negatif, tidak berspora, motil, berflagel, berkapsul, tumbuh dengan baik pada
0
suhu optimal 37 C, bersifat fakultatif anaerob dan hidup subur pada media yang
positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif, sedangkan hasil
2010)
2. Etiologi Typoid
antigen dinding sel (O) yang merupakan lipopolisakarida dan bersifat spesifik
grup. Antigen flagella (H) yang merupakan komponen protein berada dalam
Membran Protein (OMP) pada Salmonella Typhi merupakan bagian terluar yang
sel dengan lingkungan sekitarnya. OMP sebagain besar terdiri dari protein purin,
masuknya zat dan cairan ke membrane sitoplasma selain itu berfungsi sebagai
dapat ditularkan melalui hewan peliharaan yang terinfeksi seperti kura – kura, reftil,
penyakit demam tifoid disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk ke
dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar baik pada waktu
memasak ataupun melalui tangan dan obat masak yang kurang bersih (Wijaya, 2013).
3. Patofisiologi DemamTifoid
saluran nafas, urin dan tinja dalam jangka waktu yang bervariasi. Patogenesis
dan air ke lumen intestinal. Bakteri Salmonella Typhi bersama makanan atau
minuman masuk kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung
7
dengan suasana asam banyak bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup akan
menembus dinding usus tepatnya di ileum dan yeyunum. Sel M, sel epitel yang
Bakteri mencapai folikel limfe usus halus menimbulkan tukak pada mukosa
organ hati dan limpa. Setelah periode inkubasi, Salmonella Typhi keluar dari
limpa, sumsum tulang, kandung empedu dan Peyer’spatch dari ileum terminal.
secara lokal menyebabkan nekrosis intestinal ataupun sel hati dan secara
Typhi sebagian besar jalur fekaloral, yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar oleh bakteri yang berasal dari penderita atau pembawa kuman,
a. Pengertian hipertemia
8
Hipertermia merupakan suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
b. Etiologi hipertemia
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan di kisaran 37’C oleh
pusat pengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu
tubuh dari metabolisme dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru
demikian, suhu tubuh kita memiliki fluktuasi harian yaitu sedikit lebih tinggi
yang disebabkan kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak. Hal ini serupa
dengan pengaturan set point (derajat celsius) pada remote AC yang bilamana set
pointnya dinaikkan maka temperatur ruangan akan menjadi lebih hangat. Suatu
nilai suhu tubuh dikatakan demam jika melebihi 37,2 ‘C pada pengukuran di pagi
hari dan atau melebihi 37,7’C pada pengukuran di sore hari dengan
nilai pengukuran suhu yang lebih rendah sekitar 0.5’C jika dibandingkan dengan
pengukuran suhu secara tepat. Sebagian besar kasus demam memang disebabkan
oleh berbagai penyakit infeksi dan peradangan sehingga gejala demam seringkali
diidentikkan dengan adanya infeksi dalam tubuh. Namun sebenarnya ada banyak
proses lainnya selain infeksi yang dapat menimbulkan gejala demam antara lain
9
alergi, penyakit autoimun, kelainan darah dan keganasan. Berbagai proses
dalam peredaran darah yang lebih lanjut akan memicu pelepasan zat tertentu
dalang dari timbulnya berbagai gejala yang sering menyertai demam yaitu badan
meriang, pegal-linu dan sakit kepala. Set point di pusat pengatur suhu di otak
yang tiba-tiba naik tersebut akan membuat tubuh merasa bahwa suhu badan
berada dibawah nilai normal akibatnya pembuluh darah akan menyempit untuk
mencegah kehilangan panas badan dan tubuh akan mulai menggigil untuk
menaikkan suhu tubuh. Jadi menggigil dapat dikatakan suatu tahapan awal dari
kenaikan suhu tubuh dalam proses demam. Dengan demikian, gejala menggigil,
demam, sakit kepala, dan badan pegal-linu merupakan satu paket gejala yang
Selain itu terdapat pula kondisi ‘demam’ lainnya namun yang tidak
disebabkan oleh kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak, yaitu dikenal
sebagai hipertermia. Pada hipertermia, terdapat kenaikan suhu tubuh yang tinggi
yang disebabkan oleh peningkatan suhu inti tubuh secara berlebihan sehingga
pada heat stroke (tersengat panasnya udara lingkungan), aktivitas fisik yang
berlebihan pada cuaca panas serta dikarenakan efek dari beberapa jenis obat-
10
Faktor yang dapat mempengaruhi hipertermia yaitu variasi diurnal, kerja
1) Variasi diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia yang
tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang terjadi pada awal pagi dan
2) Kerja jasmani/ aktivitas fisik Setelah latihan fisik atau kerja jasmani suhu
tubuh akan naik terkait dengan kerja yang dilakukan oleh otot rangka. Setelah
3) Jenis kelamin Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih
tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat
ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-0,5°C.
Udara lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu tubuh karena
tubuh
Tabel 1
11
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor Objektif
Subjektif
(tidak tersedia) 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Tim Pokja SDKI PPNI, D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (I). Jakarta: Dewan
e. Dampak
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu, akibatnya
tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. andungan air di dalam tubuh manusia yang
sehat adalah lebih dari 60% total berat badan (Rendy 2012).
1. Pengkajian
12
Pengkajian keperawatan yaitu menilai informasi yang dihasilkan dari
pengkajian skrining untuk menentukan normal atau abnormal yang nantinya akan
data yang harus dikaji yakni respirasi, sirkulasi, nutrisi dan cairan, eliminasi,
penyuluhan dan pembelajaran, interaksi sosial, keamanan dan proteksi (Tim Pokja
13
2. Diagnosa
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik
yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
yang merupakan suatu kondisi suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal
tubuh.
3. Perencanaan
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
komponen yaitu label merupakan nama dari intervensi yang menjadi kata kunci
mendukung perubahan perilaku atau pola hidup sehat dan termasuk dalam
14
memulihkan suhu tubuh normal (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Dalam
konsultasi tim kesehatan lain, modifikasi asuhan keperawatan dan catat informasi
Tabel 2
Perencanaan Hipertermia
15
3. Basahi dan kipas permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari
6. Lakukan pendinginan eksternal (misl.
Selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antipiretik atau
aspiri
8. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi Analgesia Terkontrol
Obervasi
1. Identidikasi kesiapan, kemampuan
menerima informasi
2. Identifikasi kemampuan keluarga
dalam menggunakan analgesia
terkontrol
Edukasi
1. Jelaskan alasan, waktu dan cara
pemberian analgesia terkontrol
2. Jelaskan efek samping
4. Implementasi
16
(Kozier, 2010). Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
edukasi dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Implementasi
5. Evaluasi
(Tarwoto & Wartonah, 2015). Evaluasi dapat berupa evaluai struktur, proses dan
hasil. Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik
perbandingan data antara data subjective dan data objective dengan tujuan dan
17
kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi
lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa data (Asmadi, 2008)
18
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau ikatan antara konsep
satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang diteliti (Setiadi, 2013).
Berdasarkan teori dan kajian pustaka, dapat disusun sebuah kerangka pemikiran
3) Jenis kelamin
4) Lingkungan
Hipertermia :
1. Pengkajian keperawatan Dampak :
2. Diagnosa keperawatan 1. Dehidrasi
Proses penyakit
3. Perencanaan keperawatan
4. Implementasi
keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
: Tidak Diteliti
: Diteliti
: Ada Hubungan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini akan diteliti satu variabel yaitu, Gambaran Asuhan Keperawatan
1. Definisi operasional
persepsi maka perlu disusun definisi operasional yang merupakan penjelasan dari
20
Tabel 2
Definisi Operasional Asuhan Keperawatan pada Pasien Typoid dengan
Hipertermia
No Variabel Definisi Operasional
1 Gambaran Asuhan Gambaran asuhan keperawatan pada
21
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
terhadap suatu permasalahan yang terdiri dari 1 (satu) unit tunggal namun
Penelitian ini akan dilakukan di Institusi Rawat inap RSUD Tabanan pada
Subjek studi kasus ini adalah peneliti mengambil 2 orang yang mengalami
D. Fokus Studi
Fokus studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pasien typhoid dengan
23
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data premier dan sekunder. Data premier
pemeriksa yang dilakukan oleh peneliti (Setiawan A,.2010). Dalam penelitian ini
data premier diperoleh dari responden dan keluarga dengan teknik wawancara
Data sekunder diperoleh dari rekam medik/register. Pada rekam medik dan
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Hidayat, 2010).
Jadi data tersebut diperoleh langsung oleh responden melalui satu pertemuan
b. Pemeriksaan adalah melihat apakah kondisi yang ada sesuai dengan apa yang
2011)
24
3. Instrumen Pengumpulan Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
1. Pengolahan Data
dikembalikan responden.
disajikan kemudian.
2. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini adalah teks naratif. Kerahasiaan dari klien
25
3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
kemudian dibandingkan lagi dengan hasil studi kasus terdahulu dan secara teoritis
Etika studi kasus merupakan masalah yang sangat penting dalam studi kasus
mengingat hal ini dilakukan berhadapan langsung dengan manusia, oleh karena itu
etika penelitian harus dilakukan. Adapun yang harus dilakukan dalam etika studi
a. Informed Consent
penjelasan tentang perlakuan dan dampak yang timbul dari penelitian yang
dilakukan. Informed Consent dimulai dengan pernyataan dari salah satu pihak
hak asasi manusia (subjek penelitian) dalam hubungan peneliti dan pasien
26
yaitu hak atas informasi yang dikaitkan dengan hak untuk menentukan nasib
menghendaki agar dirinya tidak diekspos kepada khayalak ramai. Apabila sifat
2008).
c. Confidentially (Kerahasiaan)
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Hal ini diperlukan karena
27
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
2018-2020. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.
Graha Ilmu.
28
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia :
Tim Pokja SDKI PPNI, D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (I).
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
29
Lampiran 1
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Typoid dengan Defisit Hipertermia
Waktu
N
Kegiatan Jan 2019 Feb 2019 Mar 2019 Apr 2019 Mei 2019 Jun 2019
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi pendahuluan
2 Penyusunan proposal
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
5 Pengesahan proposal
6 Pengurusan izin penelitian
7 Pengumpulan data
8 Analisis data
9 Penyusunan laporan
10 Sidang hasil penelitian
11 Revisi laporan
12 Pengumpulan KTI
30
Lampiran 2
Rencana Anggaran Biaya Penelitian
No Keterangan Biaya
1 Tahap Persiapan
a. Pencetakan Proposal Rp 200.000,00
b. Penggadaan Proposal Rp 350.000,00
c. Revisi Proposal Rp 250.000,00
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan Izin Penelitian Rp 200.000,00
b. Penggadaan Lembar Pengumpulan Data Rp 100.000,00
3 Tahap Akhir
a. Penggadaan Laporan Rp 300.000,00
b. Revisi Laporan Rp 250.000,00
c. Biaya Tidak Terduga Rp 200.000,00
Tanggal Penelitian :
A. PENGKAJIAN
Kejang
Takikardia
Takipnea
32
B. RUMUSAN DIAGNOSA
N Observasi
Diagnosa Keperawatan (PES)
O Ya Tidak
1 Problem
Hipertermia
2 Etiology
Proses penyakit
3 Symptoms
Suhu tubuh diatas nilai normal
Kejang
Takikardia
Takipnea
Kulit terasa hangat
33
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dilakukan
34
analgesia terkontrol
D. IMPLEMENTASI
Dilakukan
N Implementasi Ya Tidak
O
Mengidentifikasi penyebab hipertermia misalnya
( dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan
incubator)
35
Mengidentidikasi kesiapan, kemampuan menerima
informasi
E. Evaluasi
Dilakukan
N Evaluasi Ya Tidak
O
Suhu tubuh dalam rentang normal
Kejang menurun
Takikardi menurun
Takipnea menurun
36