Anda di halaman 1dari 8

Latihan Deep Breathing Meningkatkan Kapasitas Inspirasi Lebih

Besar Daripada Diaphragm Breathing Pada Pengendara Motor


Mahasiswa Fisioterapi S1 Regular Di Universitas Udayana
`1)Nurhayati, 2)I. N. Adiputra, 3)I Putu Gede Adiatmika
1. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2. Ketua Kaprodi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3. Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Penyebab polusi udara dikarenakan banyaknya kendaraan di jalan raya sehingga
mempengaruhi fungsi paru, salah satunya adalah kapasitas inspirasi. Kapasitas inspirasi
adalah volume udara yang masuk paru setelah inspirasi maksimal. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pentingnya pemakaian Deep Breathing dan Diaphragm Breathing
dalam meningkatkan kapasitas inspirasi pada pengendara motor. Deep Breathing adalah
latihan aktivitas paru dengan teknik napas dalam untuk meningkatkan kapasitas paru
dan ventilasi oksigenasi. Diaphragm Breathing adalah pernapasan yang dilakukan
dengan inspirasi maksimal menggunakan otot perut. Penelitian ini menggunakan
randomize pre and post group design, 24 responden, Perlakuan I diberikan latihan deep
breathing selama 2 bulan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 30 menit sebanyak
10 set sebanyak 12 mahasiswi pengendara motor dan Perlakuan II diberikan latihan
diaphragm breathing selama 2 bulan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 30 menit
sebanyak 10 set sebanyak 12 mahasiswi pengendara motor. Penelitian dilaksanakan di
Universitas Udayana, pada hari yang sama namun waktu berbeda. Hasil penelitian
menunjukkan Kelompok I memiliki rerata 352,5±239,55 ml sedangkan Kelompok II
memiliki rerata 152,5±75,57 ml. Didapatkan perbedaan yang bermakna pada kapasitas
inspirasi setelah melakukan deep breathing dibanding diaphragm breathing (p = 0,016).
Disimpulkan : deep breathing meningkatkan kapasitas inspirasi lebih besar daripada
diaphragm breathing pada pengendara motor. Disarankan : penelitian dapat dilakukan
dengan karakteristik subjek yang berbeda.
Kata Kunci : Pengendara motor, kapasitas inspirasi, deep breathing, diaphragm
breathing
Deep Breathing Exercise Increase the Capacity of Inspiration Bigger
Than Diaphragm Breathing on Motorists Physiotherapy Student S1
Regular in University of Udayana
ABSTRACT
Causes of air pollution due to the number of vehicles on the highway so affect lung
function, one of which is the capacity of inspiration. Capacity of inspiration is the
volume of air entering the lungs after maximal inspiration. Purpose of this study to
determine the importance of the use of deep breathing and diaphragm breathing to
increase the capacity of inspiration on motorist. Deep breathing is an exercise activity in
the lung with deep breath techniques for increasing lung capacity and oxygenation
ventilation. Diaphragm breathing is the breathing exercises are performed with
maximum inspiration by using abdominal muscle. The research used randomize pre and
post group design, with 24 respondens, treatment I given deep breathing exercise for 2
months with a frequency of 3 times a week for 30 minutes as many as 10 sets of, were
12 female student motorists and treatment II given diaphragm breathing exercise for 2
months with a frequency of 3 times a week for 30 minutes as many as 10 sets of, were
12 female student motorists. The research was conducted in University of Udayana on
the same day but at different times. The results showed group I had a mean
352,5±239,558771 ml whereas group II had a mean 152,5±75,57356 ml. Found
significant differences in the capacity of inspiration after doing deep breathing
compared with diaphragm breathing (p = 0.016). Concluded : deep breathing exercise
increase the capacity of inspiration bigger than diaphragm breathing exercise on
motorists. Suggested : research can be conducted with different subject characteristics.
Keyword : Motorists, capacity of inspiration, deep breathing, diaphragm breathing

PENDAHULUAN Fungsi utama paru adalah


sebagai alat pernapasan yaitu
Pengendara motor merupakan melakukan pertukaran udara (ventilasi),
kelompok yang paling banyak kita yang bertujuan untuk menghirup
jumpai di jalan raya karena masyarakat masuknya udara dari atmosfer ke dalam
lebih suka menggunakan kendaraan paru-paru dan mengeluarkan udara dari
pribadi daripada jasa kendaraan alveolar ke luar tubuh (Guyton, 2008).
umum.Terlebih lagi kendaraan pribadi Fungsi pernapasan ada dua, yaitu
dinilai praktis, efisien dan ekonomis. sebagai pertukaran gas dan pengaturan
Banyaknya kendaraan di jalan raya keseimbangan asam basa (Wahyu,
secara tidak langsung memberikan 2004).
pengaruh yang signifikan terhadap
kondisi kualitas udara bebas yang dapat Untuk menjaga atau
menimbulkan kelainan fungsi atau meningkatkan fungsi paru, maka
kapasitas paru. Kelainan tersebut terjadi dilakukan latihan pernapasan. Latihan
akibat rusaknya jaringan paru-paru yang pernapasan yang dapat dilakukan adalah
dapat berpengaruh terhadap latihan Deep Breathing dan latihan
produktivitas dan kualitas kerja Diaphragm Breathing.
(Anonim, 2011).
Latiha Deep Breathing
merupakan latihan pernapasan dengan
teknik bernapas secara perlahan dan METODE PENELITIAN
dalam, menggunakan otot diafragma,
sehingga memungkinkan abdomen Rancangan Penelitian
terangkat perlahan dan dada
Rancangan penelitian ini bersifat
mengembang penuh (Smeltzer, et al.,
eksperimental dengan rancangan
2008). Tujuannya adalah untuk
randomize pre and post group design.
mencapai ventilasi yang lebih terkontrol
Tujuan penelitian ini adalah untuk
dan efisien serta untuk meningkatkan
mengetahui seberapa besar peningkatan
inflasi alveolar maksimal,
kapasitas inspirasi pada pengendara
meningkatkan relaksasi otot,
motor dengan pemberian latihan Deep
menghilangkan ansietas, menyingkirkan
Breathing dan Diaphragm Breathing
pola aktivitas otot-otot pernafasan yang
dan untuk mengetahui latihan Deep
tidak berguna, tidak terkoordinasi serta
Breathing lebih meningkatkan kapasitas
mengurangi kerja bernafas (Brunner &
inspirasi pada pengendara motor
Suddarth, 2002). Latihan Diaphragm
dibandingkan dengan Diphragm
Breathing bertujuan mengembangkan
Breathing. Hasil pengukuran
pernapasan abdominal,
peningkatan kapasitas inspirasi tersebut
mengkontraksikan otot-otot pernapasan
akan dianalisis dan dibandingkan
utama yaitu otot diafragma, sehingga
dengan perlakuan I dan perlakuan II
otot-otot bantu pernapasan tidak terlibat
setelah dilakukan intervensi selama
pada pernapasan ini (Nurbasuki, 2008). waktu yang telah ditentukan.
Masing-masing kelompok
melakukan pengulangan selama 1 menit Populasi dan Sampel
dengan jeda 2 detik setiap pengulangan, Populasi target penelitian ini
mengikuti dengan periode istirahat 2 adalah pengendara motor. Populasi
menit dalam sepuluh siklus selama 30 terjangkau penelitian ini adalah
menit. Sedangkan pursed lip breathing pengendara motor mahasiswa wanita S1
dilakukan setelah latihan deep Regular Fisioterapi yang di Universitas
breathing dan diaphragm breathing Udayana sebanyak 30 orang. Penelitian
yang bertujuan untuk rilekksasi. ini dilakukan selama 2 bulan,
berlangsung dari bulan Juni sampai
Dari uraian di atas, bulan Juli 2013.
melatarbelakangi penulis untuk meneliti
pemberian intervensi pada kedua Dari hasil perhitungan besar
kelompok, pada kelompok pertama sampel, maka sampel ditetapkan
diberikan intervensi deep breathing. berjumlah 24 orang. Sampel tersebut
Pada kelompok kedua diberikan dipilih secara random dari populasi
intervensi diaphragm breathing, untuk terjangkau menjadi 2 kelompok masing-
mengetahui apakah latihan deep masing 12 orang dengan perlakuan :
breathing dapat lebih meningkatkan kelompok I diberikan latihan deep
kapasitas inspirasi pengendara motor. breathing selama 2 bulan dengan
Pemberian deep breathing dapat frekuensi 3 kali seminggu selama 30
meningkatkan kapasitas inspirasi menit sebanyak 10 set dan kelompok II
dengan cara meningkatkan kekuatan diberikan latihan diaphragm breathing
dan daya tahan serta efisiensi dari otot- selama 2 bulan dengan frekuensi 3 kali
otot pernapasan. diaphragm breathing seminggu selama 30 menit sebanyak 10
diberikan agar responden menggunakan set. Masing-masing latihan dilakukan
diafragma dengan baik dan merelaksasi dengan pengulangan selama 1 menit
otot-otot asesoris (otot bantu dengan jeda 2 detik setiap pengulangan,
pernapasan). mengikuti dengan periode istirahat 2
menit. Data dianalisis menggunakan Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa
computer. subjek penelitian Kelompok 1 memiliki
rerata tinggi badan (165,17±6,073) cm,
Instrumen Penelitian berat badan (55,08±7,645) kg, dan IMT
(20,067±1,8480). sedangkan pada
Spirometri adalah suatu teknik
Kelompok 2 memiliki rerata tinggi
pemeriksaan untuk mengetahui fungsi
badan (163,25±7,700) cm, berat badan
paru, di mana pasien diminta untuk
(56,50±6,389) kg, dan IMT
meniup sekuat-kuatnya sehingga secara
(21,225±2,5723).
otomatis akan menghitung kekuatan,
kecepatan dan volume udara yang Tabel 2 Analisis Kapasitas Inspirasi
dikeluarkan, sehingga dengan demikian pada Pengendara Motor dengan uji
dapat diketahui kondisi fungsi paru Paired sample t-test
pasien (Baharudin, 2010).
Sebelum Setelah
Dalam menganalisis data yang intervensi intervensi
diperoleh, maka peneliti menggunakan (ml) (ml) t p
Paired sample t-test untuk analisis data
perbedaan Kapasitas Inspirasi ebelum Kel 1 1920,83 2273,33 -5,09 0,003
dan sesudah perlakuan pada kelompok 1
dan 2. Sedangkan untuk hasil analisis
data peningkatan Kapasitas Inspirasi Kel 2 2035,83 2188,33 -6,99 0,002
sesudah intervensi pada kelompok 1 dan
kelompok 2 menggunakan Independent
sample t-test. Dari hasil perhitungan
didapatkan nilai p = 0,003 (p < 0,05)
Hasil Penelitian yang berarti bahwa ada perbedaan yang
Dari hasil pengumpulan data bermakna dari peningkatan kapasitas
dengan menggunakan instrumen inspirasi sebelum dan sesudah
penelitian yang diterapkan dalam intervensi deep breathing pada
penelitian ini, maka didapatkan nilai pengendara motor.
sebagai berikut : Sedangkan pada kelompok 2
Tabel 1 Karakteristik Dasar Subjek hasil perhitungan didapatkan nilai p =
Penelitian 0,002 (p < 0,05) yang berarti ada
perbedaan yang bermakna dari
Karakteristik Nilai Rerata dan peningkatan kapasitas inspirasi sebelum
Simpangan Baku dan sesudah intervensi diaphragm
breathing pada pengendara motor.
Kel. 1 Kel. 2
Tabel 3 Hasil Analisis Peningkatan
Tinggi 165,2±6,1 163,4±7,7 Kapasitas Inspirasi pada Kelompok 1
Badan dan 2 dengan uji Independent sample t-
test
Berat Badan 55,2±7,6 56,5±6,4
Independent sample t-test
IMT 20,1±1,8 21,2±2,6
Kelompok data p

Sebelum intervensi 0,011


Setelah intervensi 0,016
Berdasarkan tabel 3, untuk pengembangan paru dan mempengaruhi
membandingkan hasil perhitungan beda fungsi perfusi dan difusi sehingga
rerata peningkatan kapasitas inspirasi suplay oksigen ke jaringan adequat
pada pengendara motor pada sebelum (Smeltzer, et al., 2008).
dan setelah intervensi antar kelompok
dengan menggunakan uji Independent Dalam penelitian yang diadakan
sample t-test diperoleh nilai p = 0,016 El Batanouny, et al (2009) menyatakan
dimana p < 0,05. Maka dapat bahwa latihan pernapasan dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang meningkatkan penampilan fisik
bermakna pada hasil penerapan Deep seseorang yang terbebas dari kondisi
Breathing dibanding penerapan kelemahan dan kelelahan (El
Diaphragm Breathing terhadap Batanouny, et al., 2009).
peningkatan Kapasitas Inspirasi pada
Pengendara Motor. Dalam penelitian Westerdahl, et
al (2005) latihan deep breathing
PEMBAHASAN merupakan latihan pernapasan yang
terbukti dapat meningkatkan
Karakteristik Subjek Penelitian kemampuan otot inspirator. Kekuatan
otot inspirator yang terlatih akan
Hasil penelitian menunjukkan
meningkatkan compliance paru dan
bahwa Kelompok 1 memiliki rerata
mencegah alveoli kolaps (atelektasis).
IMT (20 ± 1,8) sedangkan pada
Dalam penelitiannya juga menyebutkan
Kelompok 2 memiliki rerata IMT (21,2
bahwa latihan deep breathing dapat
± 2,6) merupakan IMT normal
meningkatkan fungsi ventilasi dengan
sehingga pengendara motor memiliki
perbaikan karakteristik frekuensi dan
status gizi baik. Status gizi buruk akan
keteraturan pernapasan (Westerdahl, et
menyebabkan imunitas dan antibodi
al., 2005). Terlatihnya otot inspirator
seseorang akan menurun dan
akan meningkatkan kemampuan paru
berkurangnya kemampuan tubuh
untuk menampung volume udara
melakukan detoksifikasi terhadap benda
asing seperti polusi udara atau debu (Padula & Yeaw, 2006).
yang masuk ke dalam tubuh (Murray & Latihan deep breathing dapat
Lopez, 2006). meningkatkan kemampuan otot
Peningkatan Kapasitas Inspirasi inspirator. Kekuatan otot inspirator
pada Latihan Deep Breathing yang terlatih akan meningkatkan
kemampuan pengembangan paru
Pada pengujian Kelompok sehingga meningkatkan fungsi ventilasi
Perlakuan I dengan menggunakan uji dengan perbaikan keteraturan
beda paired sample t-test didapatkan p pernapasan yang akan meningkatkan
= 0,003 (p < 0,05) yang berarti ada penampilan fisik seseorang yang
perbedaan yang bermakna kapasitas terbebas dari kondisi kelemahan.
inspirasi sebelum dan sesudah
intervensi deep breathing. Hal tersebut Peningkatan Kapasitas Inspirasi
menunjukkan bahwa intervensi pada pada Latihan Diaphragm Breathing
Kelompok Perlakuan I (deep breathing) Pada pengujian kelompok 2
memberikan peningkatan yang dengan menggunakan uji beda paired
bermakna terhadap kapasitas inspirasi sample t-test didapatkan p = 0,002 (p <
pada pengendara motor. Pengaruh ini 0,05) yang berarti ada perbedaan yang
karena pemberian deep breathing dapat bermakna nyeri sebelum dan sesudah
meningkatkan kemampuan intervensi diaphragm breathing. Hal
tersebut menunjukkan bahwa intervensi pernapasan dapat meningkatkan
pada Kelompok Perlakuan 2 kapasitas paru. Latihan deep breathing
(diaphragm breathing) memberikan dilakukan untuk menghasilkan tekanan
peningkatan yang bermakna terhadap lebih rendah pada intrathorak, sehingga
kapasitas inspirasi pada pengendara udara akan mengalir dari tekanan
motor. Pengaruh ini terjadi karena atmosfir yang lebih tinggi masuk ke
latihan diaphragm breathing bertujuan dalam paru yang memiliki tekanan yang
mengembangkan pernapasan lebih rendah sebagai proses pertukaran
abdominal, mengkontraksikan otot-otot gas atau ventilasi paru (Padula &Yeaw,
pernapasan utama yaitu otot diafragma, 2006).
sehingga otot-otot bantu pernapasan
tidak terlibat pada pernapasan ini yang Hasil penelitian Priyanto (2010)
akan berakibat penurunan kerja menunjukkan bahwa hanya sebagian
pernapasannya. kecil pasien dapat mencapai kapasitas
vital dua kali volume yang biasanya
Menurut Vijai, pernapasan mereka hirup dalam kondisi sehat.
diafragma melatih kembali penderita Sebagian kecil pasien dapat mecapai
untuk menggunakan diafragma dengan kapasitas paru lebih dari 75%. Dari
baik dan merelaksasi otot-otot asesoris hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
(otot bantu pernapasan), dan bertujuan sebagian besar subjek dapat mencapai
meningkatkan volume alur napas, kapasitas paru lebih dari 70%.
menurunkan frekuensi respirasi dan
residu fungsional, memperbaiki Hasil penelitian ini
ventilasi dan memobilisasi sekresi menunjukkan latihan deep breathing
mukus pada saat drainase postural meningkatkan kapasitas inspirasi 70%
(Vijai, 2008). sedangkan latihan diaphragm breathing
meningkatkan kapasitas inspirasi 30%.
Perbandingan Peningkatan Kapasitas
Inspirasi Antara Kelompok Pada Diaphragm Breathing
Perlakuan 1 dan Kelompok mengalami peningkatan Kapasitas
Perlakuan 2 Inspirasi karena pada tekhnik ini
mengkontraksikan otot-otot pernapasan
Secara keseluruhan hasil utama yaitu otot diafragma, sehingga
penelitian menunjukkan bahwa otot-otot bantu pernapasan tidak terlibat
pemberian Deep Breathing dan pada pernapasan ini. Sehingga latihan
Diaphragm Breathing dapat ini dapat meningkatkan volume alur
meningkatkan Kapasitas Inspirasi. napas, menurunkan frekuensi respirasi
Namun pada penelitian ini didapatkan dan residu fungsional, memperbaiki
hasil p = 0,016 (p > 0,05) yang ventilasi dan memobilisasi (Nurbasuki,
menunjukkan bahwa tidak ada 2008).
perbedaan yang bermakna pada hasil
penerapan Deep Breathing dibanding Latihan deep breathing yang
penerapan Diaphragm Breathing dilakukan secara rutin dapat
terhadap peningkatan Kapasitas meningkatkan kemampuan organ
Inspirasi pada Pengendara Motor. pernapasan. Terlatihnya otot inspirator
akan meningkatkan kemampuan paru
Menurut Padula & Yeaw (2006) untuk menampung volume udara
bahwa melatih otot inspirator akan sehingga pada saat responden
membantu meningkatkan kapasitas vital melakukan pekerjaan dan kegiatan
paru. Hasil penelitian ini memperkuat sehari-hari tanpa adanya gangguan,
penelitian Nury (2008) bahwa latihan contoh : responden yang tinggal di
daerah pantai dan bekerja di daerah 4. El Batanouny, M.M., Amin, M.a.,
pegunungan dapat menyesuaikan kadar Salem, E.Y. & El-Nahas, H.E. 2009.
oksigen yang masuk dikarenakan organ Effect of exercise on ventilatory
pernapasan responden sudah terlatih function in welders. Egyptian
sebelumnya dan responden tidak akan Journal of Bronchology, Volume 3.
terengah-engah. No 1, Juni 2009, diperoleh 24
Agustus 2013 dari
Simpulan http://www.essbronchology.com/jou
rnal/june2009/PDF/7-mohamed el-
1. Deep Breathing dapat
batanory.pdf
meningkatkan Kapasitas
5. Guyton, A.C. 2008. Text Book of
Inspirasi pada pengendara motor
Medical Physiology. 11th ed. WB
2. Diaphragm Breathing dapat
Sauders Company. Toronto
meningkatkan Kapasitas
6. Murray & Lopez. 2006. Mortality
Inspirasi pada penegndara motor
by Cause for 8 region of the world:
3. Deep Breathing lebih
Global Burden of Disease.
meningkatkan kapasitas
Available from
inspirasi daripada Diaphragm
http://www.thelanet.com/journal/vol
Breathing pada penegendara
349/iss9062/full/llan.349.9061.origi
motor.
nalresearch.8645.1 (Diakses: 5
Saran April 2013)
7. Nurbasuki. 2008. Handout FT
1. Penelitian sangat perlu dilakukan Kardiopulmonar. Surakarta. Hal 66-
dengan karakteristik subjek berbeda, 74
sehingga penelitian mendapatkan 8. Padula, C.A. & Yeaw E. 2006.
hasil yang lebih baik Inspiratory muscle training
2. Penelitian dapat dilakukan terhadap integrative review. Researh and
semua jenis kelamin Theory for Nursing Practice: An
3. Penelitian ini dapat dijadikan dasar International Journal, vol.20, no.4.
penelitian untuk penelitian http://proquest.umi.com.pqdweb?in
fisioterapi respirasi yang lebih dex=9&did=1635532981&
komprehensif. SrchMode=1&sid=4&Fmt=6&VInst
==PROD&Vype=PQD&RQT=309
DAFTAR PUSTAKA &VName=PQD&TS=1266290490
&clientId=45625
1. Anonim. 2011. Gangguan Sistem
9. Smeltzer, S.C, Bare, B.G, Hincle,
Pernapasan Akibat Kerja. Available
J.I, Cheever, K.H. 2008. Textbook of
athttp://mencintaiprofesianda.blogsp
medical surgical nursing; brunner &
ot.com/2011/09/gangguan-sistem-
suddart. eleventh edition, Lipincott
pernapasan-akibat-kerja.html?m=1
Williams & Wilkins, a Wolter
diakses 16 September 2013
Kluwer Business
2. Baharudin, Syamsurrijal. 2010.
10. Vijai P. 2008. Diaphragmatic and
Analisis Hasil Spirometri Karyawan
Pursed Lip Breathing. Available
Pt. X yang Terpajan Debu di Area
from:http://www.mindpub.com/art5
Penambangan dan Pemrosesan
74.htm. Diakses tanggal 15 April
Nikel. http://mru.fkui.ac.id, diakses
2013
tanggal 5 April 2013
11. Wahyu, A. 2004. Higiene
3. Brunner & Suddarth. 2002. Buku
Perusahaan. Fakultas Kesehatan
Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Masyarakat Universitas
Edisi 8 Vol 3. Jakarta.
Hasanundin. Makassar
12. Westerdahl, E, Linmark, B, pulmonary function after coronary
Ericksson, T, Friberg, O, artery bypass surgery. diperoleh 5
Hedenstierna, G & Tenling, A. April 2013 dari
2005. Deep breathing exercises http://chestjournal.chestpubs.org/co
reduce atelectasis and improve ntent/128/5/3482.full.html

Anda mungkin juga menyukai