Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


KHUSUSNYA PERAWATAN TALI PUSAT

Kelompok 16
OLEH:

Ni Nyoman Sri Novirantini 20.901.2536


Desak Nyoman Riska Krismayanti 20.901.2550
Ni Wayan Sinta Aprillia 20.901.2608
Ni Luh Made Dewi Suamiaryani 20.901.2609
Ni Wayan Sri Lestari 20.901.2646

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
2021

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
(Perawatan Tali Pusat)

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Tali Pusat
Sasaran : Ibu –ibu nifas
Hari/Tanggal : Sabtu , 8 Mei 2021
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Perinatologi RSUD Sanjiwani Gianyar

I. LATAR BELAKANG
Seorang bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun
tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan
tetapi juga rentan terhadap penyakit dan kematian. Disini kami akan membahas tentang
perawatan bayi yang baru lahir, khususnya dalam perawatan tali pusat. Karena tidak
semua dari ibu-ibu hamil, atau mungkin dari keluarga si ibu tersebut mengetahui dan
mengerti bagaimana cara perawatan tali pusat si bayi hingga tali pusat tersebut cepat
untuk mengering dan terlepas dari si bayi.

II. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti tentang
bagaimana cara perawatan bayi baru lahir khususnya perawatan tali pusat pada bayi yang
baru lahir.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


III. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan pendengar mampu:
1. Mengetahui bagaimana proses terjadinya kehamilan
2. Mengetahui bagaimana awal kehidupan
3. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang janin
4. Mampu menyebutkan pengertian tali pusat
5. Mampu menyebutkan fungsi tali pusat
6. Mampu menyebutkan pengertian perawatan tali pusat
7. Mampu menyebutkan tujuan perawatan tali pusat
8. Mampu memahami perawatan tali pusat bayi baru lahir

IV. METODE
Ceramah, diskusi/tanya jawab

V. MEDIA
1. Flipchart
2. Alat peraga (phantom/boneka bayi)
3. Leflet

VI. PEMBAGIAN KELOMPOK


1. Ketua : Ni Wayan Sinta Aprillia
2. Pemandu : Desak Nyoman Riska K
3. Fasilitator 1 : Ni Nyoman Sri N
4. Fasilitator 2 : Ni Luh Made Dewi Suamiaryani
5. Observator : Ni Wayan Sri Lestari

VII. ISI MATERI (materi lengkap terlampir)


1. Proses terjadinya kehamilan
2. Awal kehidupan
3. Tumbuh kembang janin
4. Pengertian tali pusat

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


5. Fungsi tali pusat
6. Pengertian perawatan tali pusat
7. Tujuan perawatan tali pusat
8. Tips perawatan tali pusat bayi baru lahir

VIII. PROSES PELAKSANAAN


No Kegiatan Respon Pasien/Keluarga Waktu
1 Pendahuluan
a. Memberi salam Menjawab salam 5 menit
b. Menyampaikan pokok bahasan Menyimak
c. Menyampaikan tujuan Menyimak
d. Melakukan apersepsi Memberikan feedback
2 Isi
Penyampaian materi tentang: 30 menit
1. Proses terjadinya kehamilan Memperhatikan & meniyimak
2. Awal kehidupan Memperhatikan & meniyimak
3. Tumbuh kembang janin Memperhatikan & meniyimak
4. Pengertian tali pusat Memperhatikan & meniyimak
5. Fungsi tali pusat Memperhatikan & meniyimak
6. Pengertian perawatan tali pusat Memperhatikan & meniyimak
7. Tujuan perawatan tali pusat Memperhatikan & meniyimak
8. Tips perawatan tali pusat bayi Memperhatikan & meniyimak
baru lahir
3 Penutup 10 menit
a. Diskusi:
1) Memberikan kesempatan pada 1) Menanyakan hal yang
peserta penyuluhan untuk belum jelas
bertanya
2) Menjawab pertanyaan peserta 2) Memperhatikan jawaban
penyuluhan yang penyuluh
berkaitan dengan materi yang
belum jelas

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


3) Memberikan pertanyaan 3) Menjawab pertanyaan yang
kepada audience, mengenai: ditujukan.
a) Proses terjadinya
kehamilan
b) Awal kehidupan
c) Tumbuh kembang janin
d) Pengertian tali pusat
e) Fungsi tali pusat
f) Pengertian perawan tali
pusat
g) Tujuan perawatan tali pusat
h) Tips perawatan tali pusat
bayi baru lahir
b. Evaluasi diskusi Memperhatikan
Memberikan informed concert
pada audience.
c. Kesimpulan hasil diskusi Menyimak
d. Memberikan salam penutup Menjawab salam

IX. SETTING TEMPAT

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


Duduk menghadap penyaji

Keterangan :
Moderator Observer
Penyaji Audiens
Fasilitator

X. EVALUASI
1) Struktur
a. Ketua : Ni Wayan Sinta Aprillia
b. Pemandu : Desak Nyoman Riska K
c. Fasilitator 1 : Ni Nyoman Sri N
d. Fasilitator 2 : Ni Luh Made Dewi Suamiaryani
e. Observator : Ni Wayan Sri Lestari
2) Proses :
a. Memberi salam
b. Menyampaikan pokok bahasan
c. Menyampaikan tujuan
d. Melakukan apersepsi
e. Penyampaian materi
f. Diskusi

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


g. Evaluasi diskusi
h. Memberikan informed concert pada audience.
i. Kesimpulan hasil diskusi
j. Memberikan salam penutup
3) Evaluasi :
Acara penyuluhuan berjalan dengan lancar selama selama 45 menit, penyaji sudah
baik dan mampu menyampaikan materi penyuluhan dengan baik, moderator
sudah mampu memimpin jalanya penyuluhan dengan baik, dan peserta
penyuluhan sudah mampu dan memahami materi yang disampaikan serta peserta
sangat kooperatif dalam mengikuti acara penyuluhan.

XI. REFERENSI:

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


Anna Maria Choirunisa., 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita.
Yogyakarta : Moncer
Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan Dan Kelahiran Sehat. Jogjakarta :
AR Group
Farrer., 2002. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Maulana, Mirza. 2009. What Womant Want : Cara Cerdas Merencanakan & Menjalani
Kehamilan. Jogjakarta : Katahati.

ISI MATERI

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


A. Proses Terjadinya Kehamilan
Pelepasan telur (Ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada
siklus menstruasi normal 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap orang.
Untuk menentukan masa suburnya, wanita dapat menggunakan beberapa cara seperti
diuraikan berikut ini :
Cara menentukan masa subur :
1. Berdasarkan hari menstruasi pertama ditambahkan 12 dan berlangsung tuhuh
hari, contoh : menstruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu
suburnya adalah tanggal 12-24 dengan rumus (5 + 12) sampai (5 + 12)+7=24.
2. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi
pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu ½ derajat
celcius, sehingga pola menstruasi bipasik.
3. Kemungkinan keinginan seks meningkat saat pelepasan telur
4. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan telur (mittle schmerz)
Bila pada masa subur terjadi hubungan seks, maka sperma akan di tampung di
liang senggama bagian dalam. Setiap milliter sperma mengandung 25-40 juta
spermatozoa, sehingga setiap hubungan seks terhadap 110 – 120 juta spermatazoa.
Setiap spermatozoa membawa kromosom pembawa tanda 22 buah, kromosom seks Y
untuk laki-laki dan kromosom seks X untuk perempuan. Pada telur (ovum) yang
dilepaskan selalu membawa 22 pasang pembawa tanda dan kromosom seks X. Pertemuan
spermatozoa Y dengan telur X menjadi zigot perempuan. Pertemuan terlaksana setelah
telur lepas sekitar 12 jam dan spermatozoa melalui proses kapasitas disebut fertilisasi,
pembuahan “konsep atau impregnancy.”
Pemanfaatan sifat dasar spermatozoa adalah mengubah perbandingan yang hidup
dan kesempatan untuk melaksanakan pembuahan.
Usaha memanfaatkan sifat dasar spermatozoa dan situasi asam basa vagina dari
luar, keberhasilannya belum dapat dipastikan. Disamping itu masalah mendapatkan
keturunan adalah karunia Tuhan yang Maha Esa, manusia hanya berusaha. Dengan cara
ilmiah dan mempergunakan alat canggih sudah dapat dipastikan keberhasilannya melalui
pemisahan spermatozoa X dan Y, diusahakan untuk melakukan fertilisasi buatan yaitu

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


langsung dimasukan kedalam vagina dan uterus pada masa subur dan pembuahan di
laboratorium (bayi tabung) dan penanaman kembali dalam bentuk zigot di rahim.
Pelaksanaan ini sudah tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga mereka yang
mampu saja dapat memenuhi keinginan. Apa yang kami jabarkan disini adalah untuk
kepentingan masyarakat dengan biaya ringan, tanpa menggurangi keintiman hubungan
seksual. Bila berhasil dapat dipastikan sangat membantu gerakan keluarga berencana
nasional yang berorientasi pada “catur warga” atau generasi pengganti (zero population
growth). Motto dalam upaya mendapatkan jenis kelamin anak sebaliknya adalah dengan
“doa dan usaha”.
Setelah masukannya kepada spermatozoa ke dalam telur (ovum) dengan
meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom
mencari pasangannya. Mula-mula terjadi pembejaan menjadi dua dan seterusnya
sehingga seluruh ruangan telur (ovum) timbul rumbai-rumbai yang disebut vili yang akan
berguna untuk menanamkan dari pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima
dalam bentuk reaksi disidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai rumbai (vili korealis)
dapat menanamkan diri pada indung rahim melalui proses proteolitik enzimatik dan
disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadinya konsepsi, fertilisasi, impregnancy
sampai mampu menanamkan diri diperlukan waktu sekitar 6-7 hari. Dalam kalangan ilmu
kedokteran masih terdapat masalah untuk memperbincangkan kapan sebenarnya
kehamilan itu terjadi. Berbagai pendapat untuk menerangkan saat yang tepat terjadinya
kehidupan, yakni :
Beberapa pendapat tentang saat berawalnya kehidupan :
1. Telur dan spermatozoa merupakan sel tubuh yang hidup tetapi mempunyai energy
yang terbatas. Bila tidak bertemu satu dengan lainnya akan meti dengan
sendirinya, karena kehabisan tenaga dan nutrisi.
2. Bila keduanya bertemu maka kombinasi kekutan hidupnya, tidak terbatas sampai
terjadi dalam bentuk bayi.
3. Jangka waktu hidupnya masih dibatasi oleh tidak mampu melakukannya “nidasi”
maka tenaga dan nutrisinya habis dan mati dengan sendirinya, terjadi “nidasi”
dalam tyuba fallopi maka tuba tidak mampu berkembang sampai besar dan pecah.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


Hasilnya konsepsi terlempar keluar dan mengalami kematian, nidasi dalam rahim,
dapat terjadi kegagalan sehingga keguguran berlangsung.
4. Pertemuan telur spermatozoa, nidasi, tumbuh kembang dalam rahim merupakan
mata rahim yang berkesinambungan.

B. Awal Kehidupan
Dalam uraian tersebut dapat di tangkap beberapa pengertian tentang
“kehidupan” yait kehidupan mulai sejak saat pembuahan, kehidupan mulai sejak saat
nidasi, kehidupan mulai sejak saat “nyawa” dihembuskan, kehidupan mulai sejak
terbentuknya “batang otak” kehidupan mulai sejak terjadi dan dirasakan gerakan
janin.
Dalam sumpah dokter dijumpai “ saya akan menghaormati setiap hidup insan
mulai dari saat pembuahan”. Oleh kerena itu masyarakat dokter Indonesia
baranggapan bahwa “hidup insan”mulai dari pertemuan ovum dengan spermatozoa
yaitu :pembuahan, fertilisasi, konsepsi atau impregancy. Pada diatas dapat dilihat
bagaimana proses tersebut berlangsung yang merupakan mata rantai
berkesinambungan yang menimbulkan perubahan rohani dan jasmani pada ibu yang
hamil.
Selama perjalanan menuju lapisan dalam Rahim (endometrium) hasil konsepsi
(zigot) mendapat nutrisinya dari sitoplasma sel telur dan mungkin dari karona nadiata.
Dalam perjalanan itu telah telah terbentuk jonjot sebagai persiapan untuk dapat
melakukan penanaman diri dalam Rahim. Tertanamnya hasil konsepsi melalui
proteolitik-enzim mulai lapisan dalam Rahim yang kaya akan bahan nutrisi,
selanjutnya pembuluh darah di tembus sehingga sesuai mendapatkan nutrisi langsung
dari peredaran darah ibu.
Jonjot-jonjot korealis yang menghadap dasar lapisan dalam Rahim
(endometrium) dapat terus umbuh dan berkembang dan akhirnya menjadi plasenta
(ari-ari) sedangkan yang lainnya punah dengan sisanya disebut dengan daun korion
(chorion leaf). Sebagai jonjot-jonjot itu langsung menanamkan dari pada daerah
desidua (lapisan dalam Rahim), sebagian membentuk cabang, ranting dan seterusnya
dengan fungsi utama untuk mendapatkan nutrisi dari peredaran darah ibu. Berat

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


plasenta pada akhir kehamilan sekitar 500-600 gram,dengan perkiraan luas
permukaan 10 m2 .dengan luas permukaan 10 m2 ini pertukaran nutrisi dapat
berlangsung untuk tumbuh kembang janin dalam Rahim.

C. Tumbuh Kembang Janin


secara singkat plasenta dapat dikatakan berfungsi sangat vital untuk tumbuh
janin dalam Rahim yaitu mengeluarkan hormone untuk dapat mempertahankan
kehamilan dan pertumbuhan janin dalam Rahim,sebagai penyekat sehingga darah ibu
dan janin tidak tercampur, sebagai penghalang masuknya berbagai penyakit menuju
janin, sebagai paru-paru janin untuk mendapatkan oksigen dari darah ibu,sehinga akar
janin untuk mendapatkan nutrisi dari darah ibu.
Menjelang akhir krhamilan plasenta ikut berperan dalam pengeluaran
hormone,sehingga Rahim mudah di rangsang oleh oksitosin (hormone) hipofise
bagian posterior.oleh karena itu,tidaklah keliru bila masyarakat Indonesia,
menghormati ari-ari (plasenta) tertentu,yang dianggap berjasa besar memelihara janin
selama kehamilan.tumbuh kembang janin tidak dipisahkan dari pembicaraan tentang
cairan amnion ( air ketuban), tetapi pusat (funikuli),dan tumbuh kembang janin itu
sendiri.
Seperti di kemukakan bahwa nidasi zigot dalam bentuk blastokist terdapat
kantong cairan dan cairan itulah yang berkembang menjadi air ketuban.dalam
blastokist terdapat calon janin disebut fetal plate dangan.pertumbuhan dan
perkembangan yang kompleks menjadi embrio-janin (fetus) sampai mencapai hamil
cukup bulan. Air ketuban terus bertambah sehingga jumlah normal antar 700- 1000
cc. air ketuban sangat penting untuk tumbuh kembang ke segala arah pada
janin,melindungi janin dari trauma langsung atau tidak langsung, sebagai buffer
(penahan) sehingga panas dan dingin tetap stabil di sekitar janin,membantu pada saat
persalinan air ketuban berfungsi sebagai pelindung janin dari tekanan langsung
kekuatan okontraksi otot Rahim,pembersih beberapa bakteri pada saat selaput
pecah,sebagai pelumas sehingga jalan lahir licin. Air ketuban tidak statis tetapi harus
di ganti dengan aliran tertentu.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


Tali pusat (funikuli) adalah penghubung plasenta dengan janin, yang di
dalamnya terdapat dua pembuluh darah arteri, satu vena umbilikalis dan terbungkus
oleh jeli Wharton. Panjang tali pusat sekitar 30-100 cm.tali pusat berfungsi untuk
mengalirkan sisa metabolism jenin menuju peredaran darah ibu melalui ateria
umbilikalis,memberikan kesempatan janin bergerak bebas dalam cairan
amnion.dalam beberapa keadaan tali pusat dapat membahayakan janin bila terdapat
insersi yang membahayakan (inserta velamentosa ,inserta di tepi plasenta
(marginalis), terjadi lilitan tali pusat yang mengurangi atau menghentikan aliran
darah menuju janin (ganguan aliran darah menuju janin meyebabkan pertumbuhan
tidak normal,gangguan yang paling gawat adalah kematian dalam Rahim).
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim,sangat komleks
dipengaruhi oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang akan
memberikan nutrisi. Pertumbuhan hasil konsepsi ditetapkan sebagai akar yang akan
memberikan nutrisi. Pertumbuhan hasil konsepsi ditetapkan tiga tahap penting :
a. Tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu DNA belum tampak terbentuk dalam
pertumbuhan.
b. Embrio (mudigah) sudah terdapat rancangan bentuk alat-alat tubuh dan berumur
3-5 minggu .
c. Janin ( fetus) sudah berbentuk manusia dan berumur 5 minggu.
Secara sederhana dapat disampaikan bahwa kuning telur manusia sangat
sedikit,sehingga segera setelah konsepsi harus dapat melakukan nidasi-implantasi untuk
mendapatkan nutrisi dari jaringan desidua lapisan dalam Rahim dengan jalan trobosan
enzimatik proteolitik. Dalam waktu sekitar 8-10 hari sudah mulai terobosan langsung
masuk pembuluh darah ibu, sehingga nutrisi kini berasal dari darah vena yang kaya akan
bahan makanan. Pada hari ke 14,pembuluh darah arteria terbuka sehingga mudah mulai
mendapatkan makanan dari peredaran darah ibu, sebagai titik awal peredaran darah
pertama. Sejak saat itu pertumbuhan dan perkembangan janin ,sepenuhnya mendapat
nutrisi dari plasenta sebagai akar janin yang terbenam pada Rahim ibu. Dengan
demikian setiap terjadinya gangguan tumbuh kembang plasenta sebagai akar janin akan
mengganggu tumbuh kembang janin.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


Karena paru-paru janin belum berkembang maka oksigen pun di dapat dari darah
ibu,karena darah janin mempunyai kemampuan menyerap oksigen lebih baik dari darah
ibu, dan sebaliknya darah ibu lebih besar kemampuananya mengambil karbon dioksida
dari janin, untuk selanjutnya di buang melalui paru-paru ibu, sedemikian rupa sehingga
hemoglobin dalam butir darah janin langsung dapat menghisap oksigen dari udara,
setelah tangisnya yang pertama. Dengan demikian hisapan lendir untuk membersihkan
jalan nafas sangat penting sehingga kemampuan paru-paru untuk menghisap oksigen
langsung makin baik.

D. Pengertian Tali Pusat


Tali pusat adalah  saluran kehidupan bagi janin selama  dalam kandungan,
dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari
menghantarkan zat – zat gizi dan oksigen ke janin.
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.

E. Fungsi Tali pusat :


 Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin
sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
 Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang
akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.

F. Pengertian perawatan tali pusat


Perawatan tali pusat adalah perawatan pada tali pusat bayi yang baru lahir
sampai tali pusat tersebut mengering dan lepas dengan spontan.

G. Tujuan perawatan tali pusat


1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


H. Tips Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir
Tali pusat yang akan lepas dengan sendirinya sekitar 7-14 hari (meski ada
juga yang sampai satu bulan) setelah bayi lahir. Tak ada yang menakutkan, yang
penting bagaimana kita merawat kebersihannya agar terhindar dari infeksi.
Cara Merawat Tali Pusat Si Kecil
a. Yang paling utama yang harus diperhatikan adalah kebersihan. Sebelum ke
bayi, baiknya kita mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun. Supaya tidak
ada kotoran/mikroorganisme yang dapat mengganggu kebersihan tali pusat si
bayi ketika kita melakukan perawatan.
b. Usahakan tali pusat dan daerah sekitarnya selalu dalam keadaan kering dan
bersih. Tali pusat yang lembab, bisa memancing jamur dan infeksi, juga
membuat lama terlepas.
c. Bila si kecil buang air besar, lepaskan dan lipat popoknya kearah belakang,
sehingga tali pusat terhindar dari kotoran maupun air seni.
d. Setiap Kali Mandi, Beri Perhatian khusus pada tali pusat
Setelah seluruh tubuh bayi (termasuk bagian tali pusat) dikeringkan dengan
handuk lembut,bersihkan sisa tali pusat dengan kapas dicelup air matang.
Lakukan dengan lembut mulai dari pangkal, (bagian yang menempel di perut)
hingga ujungnya. Bungkus dengan kain kasa kering. Tidak perlu mengikatnya,
cukup dengan dilipat, agar masih tetap ada udara yang keluar masuk.
e. Selalu pantau kondisi tali pusat. Bila terlihat tanda-tanda iritasi, kemerahan,
berdarah atau berbau tak sedap, segera periksa kedokter.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai