Di Susun Oleh :
Kelompok 2B
1. Indah Nurul Pertiwi (30901800088)
2. Indah Umi Kulsum (30901800089)
3. Ine Febriana Damayanti (30901800090)
4. Inge Natasya Meidiana (30901800091)
5. Inka Andarista (30901800092)
6. Intan Dwi Putri (30901800093)
7. Intan Septiana Putri (30901800094)
8. Intan Yuni Laila A (30901800095)
9. Irna Sulistiyani (30901800097)
10. Ita Purwanti (30901800098)
11. Jazimatul Chaizal (30901800099)
12. Jingga Zulvana (30901800100)
13. Karunia Sukma Oktavia (30901800101)
PENDAHULUAN
Bencana adalah salah satu peristiwa yang sering terjadi di Indonesia, mengingat letak
Indonesia berada pada lingkaran api menyebabkan Indonesia sebagai Negara yang sering
terkena bencana seperti gempa bumi, puting beliung, dan kekeringan yang tidak dapat
diketahui datangnya. Beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan,
letusan gunung api, tsunami dan anomali cuaca masih dapat diramalkan sebelumnya
(Niode, Rindengan, & Karouw, 2016). Adanya bencana tersebut banyak menimbulkan
masyarakat setempat. Mulai dari adanya korban jiwa, kerugian harta benda, bahkan
adanya rasa trauma terhadap psikologi masyarakat. Bencana terbagi dalam beberapa jenis
diantaranya adalah bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial.
Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban
penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana,
serta dapat menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat
(Wulansari, Darumurti, & Hartomi Akta Padma Eldo, 2017). Dalam Undang-undang
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (menurut Kozin,
2016). Bencana adalah salah satu peristiwa alam yang terjadi baik diakibatkan oleh
aktifitas alam maupun disebabkan oleh ulah manusia baik itu disengaja atau tidak
disengaja yang menimbulkan dampak baik itu sosial, materi, maupun kesehatan
psikologi.
Indonesia adalah negara yang paling sering terjadi bencana alam dengan berbagai
jenisnya. Sekitar 13% gunung berapi yang ada di dunia berada di negara Indonesia
dengan semuanya berpotensi menimbulkan bencana alam pada intensita dan kekuatan
127 Gunung api yang masih aktif. Gunung Api tersebut terbaggi menjadi 3 tipe, pertama
gunung tipe A dengan jumlah 76, gunung tipe B dengan jumlah 30, dan gunung tipe c
dengan jumlah 21. Sebanyak 19 gunung api tipe A berlokasi di Jawa Timur dengan salah
satunya adalah Gunung Kelud yang terletak diantara kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar,
pada sebelum terjadinya bencana dan aspek penanggulangan pasca terjadinya bencana
yang pada hakekatnya bertujuan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari
bencana tersebut baik kerusakan ataupun korban jiwa. Manajemen bencana merupakan
satu kesatuan dalam upaya penanggulangan bencana, keduanya tidak dapat dipisahkan
(2012, p. 47), secara umum dalam kaitanya kegiatan manajemen bencana dapat dibagi
kedalam tiga kegiatan utama, yaitu adalah pada fase pra bencana, saat terjadinya bencana,
dan pasca bencana. Ketiganya termasuk kedalam satu kesatuan upaya penanggulangan
mobilisasi, dan c) Distribusi sumber daya. Masih dalam kaitannya dengan upaya
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
gunung meletus
gunung meletus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bencana
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2016), bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan
a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik 10 sosial antar
bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar magma,
dan lain sebagainya. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah "erupsi ". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam
bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700- 1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
Berdasarkan kejadiannya, bahaya letusan gunung api dibedakan menjadi dua yaitu
bahaya utama (primer) dan bahaya ikutan (sekunder), jenis bahaya tersebut masing-
a. Bahaya utama (primer) Bahaya utama letusan gunung berapi adalah bahaya yang
langsung terjadi ketika proses peletusan sedang berlangsung. Jenis bahaya ini
adalah awan panas, lontaran batu pijar, hujan abu lebat, dan lelehan lava.
b. Bahaya ikutan (sekunder) Bahaya ikutan letusan gunung berapi adalah bahaya
yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Apabila suatu gunung api
meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan
lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba sebagian material tersebut akan
terbawa oleh air hujan dan tercipta lumpur turun ke lembah sebagai banjir
a. Status awas
Status awas adalah aktivitas magma yang mengalami proses peningkatan suhu
panas sehingga mengalami tekanan yang tinggi dari dalam bumi. Tekanan yang
Magma yang keluar dari kerak bumi dan bercampur dengan air danau gunung
c. Letusan magmatic
Air danau yang bocor masuk ke dalam hingga habis dan bercampur dengan
fase air menjadi uap secara mendadak maka akan terjadi perubahan tekanan. Air
danau yang terkena magma panas akan menjadi uap, tekanan uap air yang besar
ini beberapa dampak yang diakibatkan karena terjadinya letusan gunung api:
a. Pencemaran pada udara dengan abu gunung berapi yang mengandung gas
seperti Sulfur dioksida, gas Hidrogen sulfide, Nitrogen dioksida serta beberapa
d. Rusaknya lahan pertanian sementara yang dilalui lahar panas dan kebakaran
e. Selain dari gas beracun diatas material yang dikeluarkan oleh gunung berapi
a. Pencegahan (Prevention)
c. Kesiapsiagaan (Preparedness)
tercapainya langkah yang tepat dan berdaya guna. Kesiapsiagaan adalah upaya
menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, dan berubahnya tata
Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana
e. Pemulihan (Recovery)
f. Rekonstruksi (Recontruction)
masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya (Khambali,
2017).
Peran merupakan suatu perilaku yang diharapkan dari orang lain terhadap
mempengaruhi keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan (Masruroh,
2012). Peran ada karena suatu kedudukan atau status dan tidak bisa untuk
menjalankan suatu kewajiban berarti dia telah menjalankan peran dimana peran itu
bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang memberikan diri sepenuhnya
kesehatan yang untuk jenis-jenis tertentu perlu wewenang untuk melakukan sebuah
upaya kesehatan. Tenaga di bidang kesehatan dikelompokkan dalam; tenaga medis
(dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis), psikologi klinis
(apoteker).
Menurut Potter dan Perry (2007) macam-macam peran tenaga kesehatan dibagi
a. Sebagai komunikator
psikologis harus hadir secara utuh, karna tidak cukup hanya dengan mengetahui
teknik komunikasi dan isi komunikasi saja tetapi juga sangat penting untuk
jelas kepada pasien. Komunikasi dikatakan efektif jika dari tenaga kesehatan
b. Sebagai Motivator
Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain. Sementara
motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak agar mencapai suatu tujuan
tertentu dan hasil dari dorongan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
pihak yang dimotivasi agar tumbuh ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan.
kesiapsiagaan.
c. Sebagai fasilitator
harus mampu menjadi seorang pendamping dalam suatu forum dan memberikan
dimengerti. Dalam hal ini tenaga kesehatan harus menjadi orang yang dapat
d. Sebagai konselor
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam
konselor yang baik harus memiliki sifat peduli dan mau mengajarkan melalui
dimiliki oleh klien. Petugas kesehatan harus menjadi seorang konselor terhadap
bencana.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di
kerak dari benda langit bermasa planet, seperti Bumi, di mana patahan tersebut
mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang
Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena
dapat menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah
satu jenis bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih
dapat diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-
tanda tertentu sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban
jiwa dan kerugian material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda
tersebut datang, maka sebagai masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung
B. Saran
1. Bagi masyarakat setempat sebaiknya terus siap siaga dalam menghadapi bencana
masyarakat lebih mandiri dan berpengalaman serta mengetahui tindakan yang harus
3. Bagi pelayanan kesehatan, sebaiknya petugas kesehatan yang berada dekat dengan
lokasi gunung membuat program kesehatan terkait manajemen bencana alam seperti
yang cukup dan memadai berperan sebagai pemberi informasi dan motivasi yang
Anam, A. K., Winarni, S., & Andriani, S. R. (2017). Peran Relawan Dalam
Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Kelud. Jurnal Informasi Kesehatan
Indonesia (JIKI), 3(1), 1. https://doi.org/10.31290/jiki.v(3)i(1)y(2017).page:1-7
Andre, D. G. S., Hanny, P., & Raymond, T. (2019). Analisis Kerentanan Bahaya Erupsi
Gunung Api Karangetang Terhadap Kawasan Pemukiman di Pulau Siau. Jurnal
Spasial, 6(2), 511–520.
Masinu, A. La, Riva, M., & Mane, D. La. (2018). Fenomena Gunung Api Gamalama
Terhadap Dampak Aliran Lahar. Jurnal Pendidikan Geografi, 23(2), 113–121.
https://doi.org/10.17977/um017v23i22018p113
Purnama, S. G. (2017). Modul manajemen bencana. Badung.
Pahleviannur, M. R. (2019). Edukasi Sadar Bencana Melalui Sosialisasi Kebencanaan
Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Siswa Terhadap Mitigasi Bencana. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, 29(1), 49–55. https://doi.org/10.23917/jpis.v29i1.8203
Purnomo, A. (2018). Pembangunan Pengetahuan Masyarakat Di Sekitar Gunung Api
Tentang Risiko Bencana Erupsi. Media Komunikasi Geografi, 19(1), 1.
https://doi.org/10.23887/mkg.v19i1.13610
Ratni, S. S., Octavianus, R., & Steven, L. (2019). Analisis Tingkat Kerentanan Gunung
Api Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Spasial, 6(3), 851–861.
Sarinah. (2017). Pengantar Manajemen. In Pengantar manajemen. yogyakarta.
Sukmana, O. (2018). Pengetahuan Dan Nilai Kearifan Sosial Dalam Proses Manajemen
Bencana Gunung Kelud (Studi di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang,
Kabupaten Malang). Sosio Konsepsia, 7(3), 190–204.
https://doi.org/10.33007/ska.v7i3.1417
Wulansari, D., Darumurti, A., & Hartomi Akta Padma Eldo, D. (2017). Pengembangan
Sumber Daya Manusia Dalam Manjemen Bencana. Journal of Governance and
Public Policy, 4(3), 1–15. https://doi.org/10.18196/jgpp.4383
Zulkarnaen, W., Bagianto, A., Sabar, & Heriansyah, D. (2020). Management accounting
as an instrument of financial fraud mitigation. International Journal of Psychosocial
Rehabilitation, 24(3), 2471–2491.