Anda di halaman 1dari 9

ANCAMAN DAN MITIGASI DARI POTENSI GUNUNG API

DAN GEMPA BUMI DI INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

NAMA : TERIMA NAZARA


NIM : 2310115110005

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki potensi bencana
yang sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh (Gunawan, 2023). Hal
ini dikarenakan letak geografis pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki
lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang
melintasi wilayah padat penduduk (Febriana et al., 2015). Bencana alam yang memiliki
potensi besar bagi Indonesia adalah Gunung api dan gempa bumi.
Gunung api adalah tempat atau bukaan dimana batuan kental pijar atau gas,
umumnya keduanya keluar dari dalam bumi ke permukaan, dan tumpukan bahan batuan
di sekeliling lubang kemudian membentuk bukit atau gunung (Bronto, 2006). Terjadinya
gunung api karena akibat endapan magmag di dalam permukaan bumi yang di dorong
keluar oleh gas yang sangat bertekanan tinggi. Adapun bencana yang dapat disebabkan
oleh gunung api seperti kebakaran hutan dan lahan, pencemaran sumber air bersih,
gangguan pernafasan, dan dapat juga mengakibatkan korban jiwa akibat lava, awan
panas, dan banjir lahar. Contoh gunung api yang sudah pernah terjadi di Indonesia, yaitu
Gunung Tambora tahun 1815 (lebih dari 80.000 jiwa), dan Gunung Krakatau tahun 1883
(36.000 jiwa) (David-son & Da Silva, 2000; Pratomo & Abdurachman, 2004). Gunung
api juga dapat menyebabkan gempa bumi, yaitu akibat gerakan magma dari dalam bumi
(batholit) yang naik ke atas (lubang kepundan). Gerakan magma ini menimbulkan
getaran-getaran gempa yang dapat di rasakan oleh masyarakat disekitar gunung api
sebelum gunung tersebut meletus (Sungkawa, 2016).
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang
kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan
keras. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas gunung
api, akibat meteor jatuh, longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di Bawah
permukaan (Nur, 2010). Kejadian gempa bumi juga dapat menimbulkan bahaya yang
terkadang lebih membawa banyak korban seperti baungunan roboh, tsunami, runtuhan
batuan. Gempa bumi besar sering terjadi disebagian besar wilayah Indonesia atau Daerah
yang paling rentan terhadap gempa bumi meliputi hampir semua wilayah Sumatera, Jawa,
Kepulauan Sunda Kecil (Balidan Nusa Tenggara), Maluku, Sulawesi, dan Papua, (Akbar,
2018). Contoh gempa bumi yang sudah pernah terjadi di Indonesia seperti di nias pada
28 maret 2005.
Dengan demikian, perlu adanya penanganan atau meminimalisasi masalah tersebut
dengan cara mitigasi. Tujuan mitigasi ini adalah pengurangan kemungkinan resiko,
pengurangan konsekuensi resiko, menghindari resiko, penerimaan resiko, serta transfer,
pembagian, atau penyebarluasan resiko, (Nugroho, 2018). Dengan adanya mitigasi
diharapkan dapat meminimalisasi ancaman dari gunung api dan gempa bumi. Cara ini
memiliki potensi untuk mengatasi bencana yang besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk ancaman dan mitigasi potensi gunung api di Indonesia
2. Bagaimana bentuk ancaman dan mitigasi potensi gempa bumi di Indonesia
3. Bagaimana upaya mengatasi bencana gunung api dan gempa bumi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bencana yang dapat di sebabkan oleh gunung api
2. Mengetahui penyebab terjadinya gempa bumi
3. Mengetahui tujua adanya penanganan atau meminimalisasi masalah dengan cara
mitigasi.
1.4 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan tentang ancaman potensi gunung api di Indonesia
2. Meningkatkan pengetahuan tentang ancaman potensi gempa bumi di Indonesia
3. Meningkatkan Upaya mengatasi bencana gunung api dan gempa bumi di Indonesia
BAB II
ISI

A. Ancaman dan Mitigasi Gunung Api di Indonesia

1. Ancaman Gunung Api di Indonesia


Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. penyebab
terjadinya gunung api karena lempeng-lempeng bumi yang saling bedesakan atau
saling menghimpit satu dengan yang lainnya.
Gunung api dapat diklasifikasikan ke dalam empat sumber erupsi, yaitu :
1) Erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama
2) Erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya
3) Erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai
beberapa kilometer
4) Erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan
pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma
melalui kepundan tersendiri (Ramadhan, 2018).
Ada 3 jenis bahaya letusan gunung api, yaitu sbb:
1) Bahaya primer atau bahaya langsung dari peristiwa letusan gunung api. Bahaya
yang berpotensi terjadi seperti aliran awan panas, lahar letusan atau lumpur panas,
jatuhan piroklastik atau hujan abu, leleran lava dan gas vulkanik beracun. Kita
dapat melihat fenomena ini seperti saat letusan hebat Gunung Merapi yang berada
di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah pada 2010
lalu. Bahaya primer tersebut tidak hanya merusak apa pun lanskap wilayah lereng
tetapi juga menelan korban jiwa.
2) Bahaya sekunder atau bahaya tidak langsung dari letusan. Bahaya ini berupa lahar
hujan. Lahar hujan atau endapan material erupsi pada puncak dan lereng yang
terbawa oleh hujan. Peristiwa mengalirnya endapan material berupa lumpur dan
bahkan batu besar ini dapat mengubah topografi sungai dan merusak infrastruktur.
Bahaya lain dari jenis bahaya sekunder adalah banjir bandang dan
longsoran vulkanik.
3) Bahaya kolateral atau bahaya lain yang dipicu dampak letusan gunung api. Bahaya
ini dapat memicu Gerakan tanah pada tubuh gunung, penyakit endemik, kelaparan
dan bahkan tsunami. Contoh bahaya kolateral yang pernah terjadi di Indonesia saat
tsunami menerjang beberapa kawasan di Provinsi Banten akhir tahun 2018.
Indonesia memiliki jumlah gunung api aktif sebanyak 127, terbanyak di dunia
dan menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak. Dari 127
gunung api tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang di pantau oleh PVMBG (Kurniawan,
2021). Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah aktif gunung api akan selalu
memiliki ancaman. Di sinilah fungsi PVMBG sebagai pelayan publik terus melakukan
pengawasan 24 jam terhadap gunung api aktif di Indonesia.

2. Mitigasi Gunung Api di Indonesia


Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana) (Dewi, 2019). Tujuan mitigasi bencana dilakukan untuk
mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang
berada pada kawasan rawa bencana.
Adapun tindakan yang di lakukan oleh pihak berwenang atau pemerintahan
meliputi:
1) Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung api yang sedang aktif.
2) Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api, peta
zona risiko bahaya gunung api, serta peta pendukung lainnya, seperti peta geologi
gunung api.
3) Membuat langkah-langkah prosedur tetap penanggulangan bencana letusan
gunung api.
4) Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung api kepada
masyarakat.
5) Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api.
6) Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya, seperti peningkatan
sarana dan prasarana.
Adapun Tindakan yang harus dilakukan oleh individu/masyarakat meliput:
1) Mengenali daerah setempat yang dapat dijadikan tempat mengungsi.
2) Memantau dan mendengarkan informasi tentang status gunung api.
3) Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari pihak yang bertanggung jawab.
4) Memiliki persediaan kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti obat-obatan dan makanan
yang memadai.
5) Mengikuti arahan evakuasi pihak berwenang.
6) Membawa barang-barang yang berharga, terutama dokumen dan surat penting.

B. Ancaman dan Mitigasi Gempa Bumi di Indonesia


1. Ancaman Gempa Bumi di Indonesia
Gempa bumi merupakan ancaman serius di indonesia karena negara ini berada di
daerah yang rawan gempa. Ancaman gempa bumi yang kuat dapat menyebabkan
kerusakan besar pada bangunan serta dapat memakan korban jiwa. Kejadian gempa
bumi dapat berlangsung secara tiba-tiba atau mendadak dan belum di temukan metode
pendugaan secara akurat. Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng dunia dan
rentan akan potensi gempa (Cuga, 2022). Oleh karena itu kita harus selalu bersiap
menghadapi gempa. faktor terjadinya gempa bumi akibat lempeng-lempeng tektonik
yang ada di dalam bumi bergerak secara mendadak sehingga mempunyai kekuatan yang
sangat besar. Kekuatan tersebut bisa jadi penyebab terjadinya gempa bumi. Gempa bumi
juga disebabkan oleh aktivitas vulkanik (gunung api), yaitu aktivitas magma yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus.

2. Mitigasi Gempa Bumi di Indonesia


Untk mengatasi ancaman gempa bumi di Indonesia, berbagai upaya mitigasi telah di
lakukan oleh pemerintahan dan instansi terkait. Beberapa langkah yang di lakukan antara
lain:
1) infrastruktur tahan gempa: memastikan bangunan yang di bangun memiliki desain
tahan gempa.
2) Pembangunan Sistem peringatan dini: pengembangan sistem peringatan dini untuk
memberi tahu masyarakat tentang gempa yang akan datang, sehingga mereka dapat
mengambil tindakan pencegahan dan evakuasi lebih awal.
3) Pendidikan dan pelatihan: memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat
tentang perilaku yang aman selama gempa, termasuk cara melakukan evakuasi
yang benar.
4) Penyuluhan dan kampanye: melakukan kampanye kesadaran masyarakat tentang
bahaya gempa dan pentingnya persiapan menghadapinya.
5) Penelitian dan pemantauan: melakukan penelitiana dan pemantauan aktif terhadap
aktivitas gempa bumi untuk memahami pola gempa di wilayah Indonesia.
Upaya mitigasi ini merupakan langkah-langkah penting dalam mengurangi dampak
gempa bumi di Indonesia dan meningkatkan keselamatan masyarakat. Namun, tetap
diperlakukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai tujuan
tersebut.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki potensi bencana
yang sangat tinggi di antaranya gunung api dan gempa bumi. Oleh karena itu dihimbau
agar masyarakat tetap waspada karena kejadianya bisa terjadi kapan saja tanpa di ketahui.

1.2 Saran
Pemerintah melakukan terlebih dahulu penelitiana dan pemantauan aktif terhadap
aktivitas gempa bumi untuk memahami pola gempa di wilayah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R., Darman, R., Marizka, F. N. U., Namora, J., & Ardewati, N. (2018).
Implementasi Business Intelligence Menentukan Daerah Rawan Gempa Bumi di
Indonesia dengan Fitur Geolokasi. JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian
Informatika). 4(1): 30-35.
Bronto, S. (2006). Fasies gunung api dan aplikasinya. Indonesian Journal on Geoscience.
1(2): 59-71.
Cuga, C., PanaI, A. H., Ardini, P. P., Adhani, Y., Sarlin, M., Handayani, S., & Alfitrah, S.
(2022). Mitigasi Bencana Berbasis Moda Media Interaktif (MMI) Pada
Masyarakat Desa Tupa, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango.
Jurnal Abdimas Terapan. 1(2): 50-58.
Davidson, J. and Da Silva, S., 2000. Composite volcanoes.In: Sigurdsson, H. (ed)
Encyclopedia of Volcanoes. Academic Press.
Dewi, R. S. (2019). Mitigasi Bencana Pada Anak Usia Dini. Early Childhood: Jurnal
Pendidikan. 3(1): 68-77.
Febriana, D. S., Didik, S., & Abubakar, Y. (2015). Kesiapsiagaan masyarakat desa siaga
bencana dalam menghadapi bencana gempa bumi di kecamatan meuraxa kota
banda aceh. Jurnal Ilmu Kebencanaan: Program Pascasarjana Unsyiah. 2(3):41-
49.
Gunawan, H. (2023). Analisis Peran Masyarakat Pesisir Terhadap Ketahanan Pasca
Bencana Alam Di Desa Pesisir. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan
(JKPT). 1, 47-52.
Kurniawan, H. C., & Setyawan, B. W. (2021). Upacara Adat Sedekah Gunung sebagai
Sarana Mitigasi Bencana Letusan Gunung Merapi berbasis Local Wisdom. Al
Kawnu: Science and Local Wisdom Journal. 1(1): 6-16.
Nugroho, A. (2018). Pengembangan model pembelajaran mitigasi bencana gunung
meletus di sekolah dasar lereng gunung slamet. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Multidisiplin. 1(2): 131-137.
Nur, A. M. (2010). Gempa bumi, tsunami dan mitigasinya. Jurnal Geografi: Media
Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian. 7(1): 66-72.
Pratomo, I. (2006). Klasifikasi gunung api aktif Indonesia, studi kasus dari beberapa
letusan gunung api dalam sejarah Indonesian. Journal on Geoscience. 1(4): 209-
227.
Ramadhan, F., Nugraha, A. L., & Sudarsono, B. (2018). Kajian Pemetaan Kerentanan
Bencana Gunung Slamet. Jurnal Geodesi Undip. 7(2): 31-41.
Sungkawa, D. (2016). Dampak Gempa Bumi terhadap lingkungan hidup. Jurnal
Geografi Gea. 7(1): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai