Disusun Oleh :
Elke Febriani (18410001)
Galuh Nanda (18410004)
Dini Faujiah (18410093P)
Novia Lestari (18410095P)
Rizkya Kurnia (18410096P)
Pasal 9
Wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
a. penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras dengan kebijakan
pembangunan daerah;
b. pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur kebijakan
penanggulangan bencana;
c. pelaksanaan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana dengan provinsi
dan/atau kabupaten/kota lain;
D. Tahap Rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti sekolah,
sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada tahap rekonstruksi ini
yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun
kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan rekonstruksi budaya, melakukan re-
orientasi nilai-nilai dan norma norma hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan
melakukan rekonstruksi budaya kepada masyarakat korban bencana, kita berharap
kehidupan mereka lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini
seharusnya bisa dijadikan momentum oleh pemerintah untuk membangun kembali
Indonesia yang lebih baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya, lebih
memiliki daya saing di dunia internasional. Hal ini yang nampaknya kita rindukan,
karena yang seringkali kita baca dan kita dengar adalah penyalahgunaan bantuan untuk
korban bencana dan saling tunggu antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Peran tenaga kesehatan pada fase rekonstruksi adalah:
a. Tenaga kesehatanan pada pasien post traumaticstress disorder (PTSD).
b. Tim kesehatan bersama masyarakat danprofesi lain yang terkait bekerjasama dengan
unsur lintas sector menangani masalah kesehatan masyarakat pasca gawatdarurat
serta mempercepat fase pemulihan (Recovery) menuju keadaan sehat dan aman.
1.6 Dasipena Dalam Bencana
Pengertian DASIPENA
Pemuda Peduli Bencana (dasipena) dibentuk Kementerian Kesehatan melalui
Permenkes No. 406/Menkes/SK/IV/2008 dan bertujuan untuk meningkatkan penyediaan
layanan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan penanggulangan bencana dan
meningkatkan keikutsertaan relawan muda. Kemenkes melalui Pusat Penanggulangan
Krisis (PPK) mengatur kegiatan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan Dasipena.
Pada tingkat provinsi, kabupaten dan kota, Dinas Kesehatan memfasilitasi
Dasipena dalam mengembangkan rencana aksi bencana. Dinas Kesehatan di tingkat
provinsi, kabupaten/kota dapat mengarahkan anggota Dasipena ke daerah-daerah bencana
untuk pencarian dan penyelamatan serta penyelenggaraan layanan kesehatan.
Tujuan
Tujuan pembentukan dasipena upaya untuk menyiapkan pemuda-pemuda yang siap siaga
dan peduli terhadap bencana yang kerap terjadi di Indonesia. Kita sadar bahwa selama ini
Indonesia sering `ketiban bencana` dan bencana itu hampir selalu memakan korban
nyawa. Jumlah korban semakin besar ketika pemuda dan (orang-orang) yang berada di
seputar bencana itu tidak mengetahui tentang penanganan bencana.
Sasaran
Mahasiswa Kesehatan, Pramuka, Tagana, dan Pemuda dari pesantren
a. Mendidik dan membina generasi muda melalui gerakan pramuka dibidang
Penanggulangan Bencana, sebagai ujung tombak dalam masyarakat dalam
pengurangan resiko bencana.
b. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman,kecakapan dan keterampilan di bidang
Penanggulangan Bencana serta sikap yang tanggap ketika terjadi suatu bencana.
c. Mampu menyelenggarakan kegiatan kegiatan secara positif, berdayaguna dan berhasil
guna, sesuai dengan bakat dan minatnya di bidang Penanggulangan Bencana,
sehingga berguna bagi pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana alam adalah Fenomena/ gejala alam yang disebabkan oleh keadaan geologis, biologis
seismis, hidrologis dan meteorologia atau suatu proses dalam lingkungan alam.
seperti :
Gempa bumi, Tsunami, Banjir, Angin topan, kekeringan, gunung meletus dan Tanah longsor