Dosen pengampu:
Dr. Sidharta Adyatma, M.Si
Disusun oleh:
Winanda Nathania
2110115220001
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................3
1.2 Tujuan.............................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................4
2.1 Definisi Bencana.............................................................................4
BAB III
PENUTUP..................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mingguan dari Mata kuliah Geomorfologi
Indonesia serta menambah wawasan mengenai terapan-terapan
geomorfologi terhadap kebencanaan yang terjadi di Indonesia hingga
dampak yang ditimbulkan oleh gerakan tersebut
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kejadian katastropik
Kejadian katastropik adalah kejadian katastropik yang dicatat
berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, kerugian dan/atau
kerusakan. Apabila bencana yang melanda lebih dari satu wilayah terjadi
pada hari yang sama, maka dihitung sebagai satu kejadian.
Gempa bumi adalah getaran atau getaran di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan lempeng tektonik, patahan aktif,
aktivitas vulkanik atau pecahan batuan.
Letusan gunung berapi adalah bagian dari aktivitas gunung berapi
yang disebut "letusan". Bahaya letusan gunung berapi dapat
berupa awan panas, material yang terlontar (bohlam), hujan lebat,
lahar, gas beracun, tsunami dan aliran lahar.
Tsunami adalah bahasa Jepang untuk gelombang laut ("tsu" artinya
laut, "nami" artinya ombak). Tsunami adalah rangkaian gelombang
4
laut raksasa yang disebabkan oleh pergerakan dasar laut yang
disebabkan oleh gempa bumi.
Longsor adalah suatu jenis gerakan massa tanah atau batuan, atau
kombinasinya, menuruni atau menjauhi suatu lereng yang
disebabkan oleh terganggunya kestabilan tanah atau batuan
pembentuk lereng tersebut.
Banjir adalah suatu peristiwa atau keadaan dimana suatu daerah
atau lahan menjadi tergenang air akibat bertambahnya volume air.
Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dengan
hembusan angin yang besar yang disebabkan oleh stagnasi arus
sungai di dasar sungai.
Kekeringan didefinisikan sebagai ketersediaan air jauh di bawah
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Di
bidang pertanian, kekeringan mengacu pada kekeringan yang
terjadi pada lahan pertanian tempat ditanami tanaman pangan
(padi, jagung, kedelai, dan lain-lain).
Kebakaran adalah suatu keadaan dimana terjadi kebakaran pada
suatu bangunan pada suatu tempat seperti rumah/permukiman,
pabrik, pasar, gedung dan lain-lain yang mengakibatkan hilangnya
nyawa dan/atau hilangnya nyawa.
5
BNPB, letusan gunung berapi merupakan bencana yang paling banyak
menimbulkan korban jiwa dan kerugian material, namun banjir dan tanah
longsor juga menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda yang cukup
besar. Kemungkinan terjadinya bencana alam merupakan salah satu
wilayah yang rawan terhadap bencana (Suwarno, 2013). Salah satu
bentuk bencana alam yang menimbulkan banyak korban jiwa bahkan
kematian adalah tanah longsor. Sebuah studi oleh Havenitha et al. (2015)
menjelaskan pergerakan bumi atau batuan menuruni lereng pada bidang
geser lurus atau melengkung di bawah pengaruh gravitasi. Kejadian dan
frekuensi longsor dapat dipengaruhi oleh kondisi morfologi dan geologi.
6
geologis (geomorfologi asal proses/geomorfologi genetik); dan keempat,
aspek kajian geomorfologi yang menekankan hubungan antara
geomorfologi dan ekologi bentang alam serta unsur lingkungan lainnya
(geomorfologi lingkungan). Survei geomorfologi dapat digunakan untuk
menganalisis kerentanan wilayah terhadap bencana tertentu.
Verstappen (1995) menyatakan bahwa studi geomorfologi dapat
diterapkan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: pertama, studi geomorfologi
yang diterapkan pada studi lingkungan (environmental study), yaitu
terapan yang mencakup kajian tentang hubungan antara bentuk lahan
dengan aspek-aspek batuan, tanah, dan air, atau unsur penyusun
lingkungan in secara menyeluruh; kedua, studi geomorfologi yang
diterapkan untuk melihat dan mengkaji dampak kegiatan manusia
terhadap lingkungan (study of human impact on environment), yaitu
terapan yang mengkaji dampak serta keterkaitan dari aktivitas manusia
terhadap lingkungan atau bentuk lahan; serta ketiga, studi geomorfologi
yang diterapkan dalam studi bahaya lingkungan terhadap masyarakat
(study on environmental hazards for society). Studi tentang bahaya
lingkungan merupakan terapan geomorfologi yang mengkaji tentang
bahaya pada masa yang akan datang ataupun terkait dengan bencana
pada masa lampau yang pernah terjadi (Gorum dkk. 2008). Selain itu,
Panizza (1996) dan Goudie (2004) juga meng- ungkapkan bahwa kajian
tentang geomorfologi lingkungan dapat dibagi menjadi dua subpokok
kajian, yaitu kajian geomorfologi untuk analisis sumber daya dan kajian
geomorfologi untuk kebencanaan.(Mada, 1973)
Indonesia berada dalam posisi labil karena terjadinya subduksi
beberapa lempeng tektonik. Di bagian barat terdapat subduksi lempeng
Hindia dan Eurasia, di bagian timur lempeng Australia dan Pasifik, dan di
bagian timur-laut terdapat lempeng kecil yang bertumbukan yaitu lempeng
Caroline dan lempeng Laut Filipina. Tumbukan antar lempeng tektonik
juga menyebabkan terbentuknya zona vulkanisme, magmatisme, endapan
hidrokarbon, dan gerakan tanah (Zulfiadi Zakaria, 2007). Kondisi geografi
7
marin yang terdiri dari aspek: lokasi, luas wilayah, bentuk, kandungan
sumber daya alam, tingkat pemanfaatan, dan potensi kebencanaan
memberikan tantangan dan sekaligus peluang untuk pembangunan Poros
Maritim Dunia. Kondisi Geografi Marin Indonesia selain menjanjikan
peluang ekonomi yang besar juga memberikan dampak geostrategi,
geopolitik dan geoekonomi bagi Indonesia (Society, 2018).
8
kondisi morfostruktural lanskap yang dapat mempengaruhi kekompakan
batuan sedemikian rupa sehingga beberapa jenis batuan mengakibatkan
longsoran runtuhan.
9
wilayah kepesisiran tersebut dilakukan melalui analisis, pemetaan, dan
pemodelan dari bentuk lahan serta proses geomorfologi. Analisis,
pemetaan, dan pemodelan dapat berupa perhitungan kerentanan, analisis
bahaya, penilaian risiko, distribusi spasial tingkat potensi bencana dan
pemantauan proses geomorfik. https://www.ugm.ac.id/id/berita/8995-geomorfologi-
bencana-bantu-pengelolaan-wilayah-kepesisiran-secara-terpadu
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh suatu
peristiwa atau rangkaian peristiwa alam, antara lain gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Indonesia berada dalam posisi labil karena terjadinya subduksi beberapa
lempeng tektonik. Di bagian barat terdapat subduksi lempeng Hindia dan
Eurasia, di bagian timur lempeng Australia dan Pasifik, dan di bagian
timur-laut terdapat lempeng kecil yang bertumbukan yaitu lempeng
Caroline dan lempeng Laut Filipina. Tumbukan antar lempeng tektonik
juga menyebabkan terbentuknya zona vulkanisme, magmatisme, endapan
hidrokarbon, dan gerakan tanah.
Kajian geomorfologi mencakup empat aspek, yaitu:
1. aspek penelitian geomorfologi yang menekankan dan
memfokuskan pada bentang alam sebenarnya (geomorfologi
statis);
2. aspek penelitian geomorfologi lebih difokuskan pada pengamatan
dan analisis jangka pendek terhadap proses dan perkembangan
bentuklahan (geomorfologi dinamis);
3. aspek kajian geomorfologi yang mengkaji evolusi bentang alam
dalam kurun waktu yang lama (geomorfologi asal
proses/geomorfologi genetik);
4. aspek kajian geomorfologi yang menekankan hubungan antara
geomorfologi dan ekologi bentang alam serta unsur lingkungan
lainnya (geomorfologi lingkungan).
geomorfologi dapat diterapkan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
Studi geomorfologi yang diterapkan pada studi lingkungan
(environmental study),
11
Studi geomorfologi yang diterapkan untuk melihat dan mengkaji
dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan (study of human
impact on environment),
Studi geomorfologi yang diterapkan dalam studi bahaya lingkungan
terhadap masyarakat (study on environmental hazards for society).
DAFTAR PUSTAKA
12