Anda di halaman 1dari 6

Mitigasi Bencana Geologi (Gempabumi Dan

Tanah Longsor Di Kabupaten Toraja Utara


Dan Tana Toraja Dalam Mengurangi Risiko
Bencana
Ayusari Wahyuni1) , Bergita G. M. Saka2) ,
Rahmaniah1)
1)
Jurusan Fisika Fakultas Sainstek
Universitas Islam Negeri Makassar
2)
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Kristen Indonesia Toraja Jl. Nusantara No. 12 Makale
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
1) 2)
ayusari wahyuni@uin-alauddin.ac.id, bergita@ukitoraja.ac.id

ABSTRAK

Edukasi mitigasi kebencanaan sangat berperan penting dalam mengurangi risiko


bencana yang terjadi di Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja, Sulawesi
Selatan. Mitigasi bencana geologi gempabumi dan tanah longsor di kabupaten toraja
utara dan tana toraja dalam mengurangi risiko bencana bertujuan sebagai sarana
edukasi yang terlaksana dalam bentuk seminar nasional yang diadakan Universitas
Kristen Indonesia (UKI) Toraja adalah salah satu langkah edukasi pada masyarakat
kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja. Mitigasi Gempabumi dan Tanah longsor
sangat penting bagi masyarakat kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja.

Kata kunci: edukasi, mitigasi, gempabumi, tanah longsor

I. Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang sangat ber-
potensi mengalami bencana geologi. Hal ini
dapat terlihat dari letak geologis Negara In-
donesia yang berada di antara pertemuan
tiga buah lempeng tektonik, yakni lempeng Gambar 1: Lempeng Tektonik Indonesia (Wa-
Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo hyuni, 2011)
Australia. Selain itu, Indonesia juga terma-
suk dalam kawasan cincin api pasifik, yang
tidak lain gugusan gunung api di dunia. Ti- terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi Se-
dak hanya di Indonesia, hampir seluruh ne- latan dengan ibukota Makale. Berdasarkan
gara pernah mengalami bencana alam dalam data Badan Penanggulangan Bencana Daerah
skala kecil maupun besar. Kabupaten Tana (BPBD) kabupaten ini telah mengalami gem-
Toraja merupakan salah satu kabupaten yang pabumi pada bulan Desember 2018. Gempa-

33
Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

bumi yang terjadi membuka mata pemerintah bumi, pembentukan pegunungan dan se-
dan stackholder pentingnya mitigasi bencana bagainya yang secara umum berupa ge-
bagi masyarakat khusunya yang tinggal di da- rakan dalam bumi padat. Gempa bumi
erah rawan bencana. Bencana geologi yang tektonik ini merupakan yang signifikan
sering terjadi di kabupaten tana toraja adalah terjadi di bumi secara menyeluruh.
bencana gempabumi dan tanah longsor.
Mitigasi bencana merupakan suatu aktivi-
B. Tanah Longsor
tas yang berperan sebagai tindakan pengu-
rangan dampak bencana, atau usaha-usaha Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris di-
yang dilakukan untuk megurangi korban keti- sebut Landslide, adalah perpindahan materi-
ka bencana terjadi, baik korban jiwa maupun al pembentuk lereng berupa batuan, bahan
harta. rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar le-
reng. Proses terjadinya tanah longsor dapat
II. Potensi Bencana di diterangkan sebagai berikut: air yang mere-
Indonesia sap ke dalam tanah akan menambah bobot
tanah. Jika air tersebut menembus sampai
A. Gempabumi tanah kedap air yang berperan sebagai bi-
dang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
Gempabumi merupakan salah satu sumber tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
yang dapat menimbulkan terjadinya penjalar- mengikuti lereng dan keluar lereng.
an gelombang seismik. Menurut Teori Elastic Berdasarkan peta rawan longsor Kementri-
Rebound yang dikemukakan oleh seismolog an Sumber Daya Mineral 2018 menunjukan
Amerika, Reid, gempabumi merupakan gejala bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia
alam yang disebabkan oleh pelepasan ener- memiliki potensi rawan akan bencana longsor.
gi regangan elastis batuan yang disebabkan
oleh akumulasi energi elastik dari peristiwa
tekanan (stress) dan tarikan (strain) pada
kulit bumi yang terus-menerus sehingga me-
nyebabkan daya dukung pada batuan akan
mencapai batas maksimum yang selanjutnya
dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk ge-
lombang elastik yang menjalar ke segala arah.
Hoernes (1878) dari Jerman mengklasifika-
sikan gempabumi berdasarkan sumber penye-
bab terjadinya yaitu:
Gambar 2: Peta Rawan Longsor Indonesia
1. Gempabumi runtuhan (Collapse Ear-
thquake) adalah gempabumi yang dise-
babkan oleh runtuhnya lubang-lubang di
dalam bumi, seperti gua, tambang dan C. Banjir
sebagainya.
2. Gempabumi vulkanik (Volcanic Earthqu- Pengertian banjir secara umum dapat didefini-
ake) adalah gempabumi yang berasal da- sikan sebagai aliran air sungai dengan jumlah
ri gerakan magma karena aktivitas gunu- yang tinggi, atau debit air sungai yang me-
ngapi. nunjukkan debit yang relatif lebih besar dari
3. Gempabumi Tektonik (Tectonic Earthqu- kondisi debit aliran air secara normal. Hal
ake) adalah gempabumi yang disebabkan ini terjadi karena hujan yang turun di hulu
oleh penyesaran karena perlipatan kerak terjadi secara terus menerus mengakibatkan

NEUTRINO 34 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

air tersebut tidak dapat ditampung mengaki-


batkan air sungai melimpah dan menggenangi
daerah disekitarnya (Peraturan Dirjen RLPS
No.04 thn 2009).
Banjir dapat pula diartikan sebagai peristi-
wa tergenangnya air di daratan yang biasanya
kering menjadi tergenang air (bukan rawa)
setelah turun hujan dengan curah hujan yang Gambar 4: Potensi Tsunami Indonesia (BM-
KG)
sangat tinggi dan didukung oleh kondisi topo-
grafi wilayah berupa dataran rendah hingga
cekung. Banjir dapat pula disebabkan oleh III. Mitigasi Bencana Dalam
meluapnya air permukaan dengan volume me-
lebihi kapasitas sistem drainase aliran sungai. Usaha Mengurangi Risiko
Kejadian banjir juga dapat pula terjadi aki- Bencana
bat rendahnya kemampuan infiltrasi tanah
yang berdampak pada ketidak mampuan ta- A. Acuan Perundang-undangan
nah untuk menyerapa air. (Ligal, 2008).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Ben-
cana menimbulkan perubahan paradigma pe-
nanggulangan bencana yang sangat mendasar.
Kegiatan penanggulangan bencana dilaksa-
nakan melalui penetapan kebijakan pemba-
ngunan yang beresiko timbulnya bencana, ke-
giatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi. Pembangunan dilaksanakan
seiring dengan upaya untuk mengurangi resi-
Gambar 3: Potensi banjir Indonesia
ko bencana. Komponen penting manajemen
bencana adalah mitigasi.
Mitigasi adalah suatu aktivitas yang ber-
D. Tsunami peran sebagai tindakan pengurangan dampak
bencana atau usaha mengurangi korban keti-
Tsunami adalah salah satu efek sekunder gem- ka bencana terjadi. Menurut undang-undang
pa bumi yang paling banyak memakan korban no 24 tahun 2007, Bab I Ketentuan Umum,
harta dan jiwa. Badan Meteorologi Klima- Pasal 1 angka 9 (PP No 21 Tahun 2008, Bab
tologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan I Ketentuan Umum, Pasal 6 angka 6, penger-
10 wilayah di Indonesia yang rawan gempa tian mitigasi, yakni “serangkaian upaya un-
dan berpotensi tsunami. 10 wilayah perair- tuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
an Indonesia yang berpotensi tsunami itu pembanguan fisik maupun melalui penyadar-
ada disepanjang pantai yang membentang an dan peningkatan kemampuan menghadapi
di barat, utara serta timur. Pantai Barat ancaman bencana”. Adapun mitigasi seba-
Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Pantai Selat- gaimana dimaksud dalam pasal 44 huruf c
an NTT, Pantai Utara NTT, Pantai Utara dilakukan untuk mengurangi resiko bencana
Papua, Pantai Timur Menado, Pantai Ba- bagi masyarakat yang berada pada kawas-
rat Maluku, Pantai Utara Sulawesi, Toli-Toli, an rawan bencana. Mitigasi bencana seba-
Pantai bagian Barat Sulawesi dan Kepulauan gaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c
Ambon seperti terlihat pada Gambar 4 peta dilakukan untuk mengurangi risiko dan dam-
potensi tsunami yang dibuat oleh BMKG dan pak yang diakibatkan oleh bencana terhadap
lembaga terkait. masyarakat yang berada pada kawasan raw-

NEUTRINO 35 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

an bencana. (PP No 21 Tahun 2008 Pasal alat pendeteksi aktivitas gunung bera-
20 ayat (1)baik bencana alam, bencana ulah pi, bangunan yang bersifat tahan gempa,
manusia maupun gabungan dari keduanya ataupun Early Warning System yang di-
dalam suatu negara atau masyarakat. Dalam gunakan untuk memprediksi terjadinya
konteks bencana, dekenal dua macam yaitu gelombang tsunami. Mitigasi struktu-
(1) bencana alam yang merupakan suatu se- ral adalah upaya untuk mengurangi ke-
rangkaian peristiwa bencana yang disebabkan rentanan (vulnerability) terhadap ben-
oleh fakto alam, yaitu berupa gempa, tsuna- cana dengan cara rekayasa teknis ba-
mi, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin ngunan tahan bencana. Bangunan tah-
topan tanah longsor, dll. (2) bencana sosial an bencana adalah bangunan dengan
merupakan suatu bencana yang diakibatkan struktur yang direncanakan sedemikian
oleh manusia, seperti konflik social, penyakit rupa sehingga bangunan tersebut mam-
masyarakat dan teror. Mitigasi bencana me- pu bertahan atau mengalami kerusakan
rupakan langkah yang sangat perlu dilakukan yang tidak membahayakan apabila ben-
sebagai suatu titik tolak utama dari manaje- cana yang bersangkutan terjadi. Rekaya-
men bencana. Jadi, secara umum pengerti- sa teknis adalah prosedur perancangan
an mitigasi adalah pengurangan, pencegahan struktur bangunan yang telah memperhi-
atau bisa dikatakan sebagai proses mengu- tungkan karakteristik aksi dari bencana.
payakan berbagai tindakan preventif untuk 2. Mitigagi Non-Struktural
meminimalisasi dampak negatif bencana yang Mitigasi non-struktural adalah upaya
akan terjadi. mengurangi dampak bencana selain dari
Dalam mitigasi bencana ada empat hal pen- upaya tersebut di atas. Bisa dalam ling-
ting, yaitu: kup upaya pembuatan kebijakan seperti
pembuatan suatu peraturan. Undang-
1. Tersedia informasi dan peta kawasan ra-
Undang Penanggulangan Bencana (UU
wan bencana untuk tiap jenis bencana.
PB) adalah upaya non-struktural di bi-
2. Sosialisasi untuk meningkatkan pema-
dang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh
haman dan kesadaran masyarakat dalam
lainnya adalah pembuatan tata ruang ko-
menghadapi bencana, karena bermukim
ta, capacity building masyarakat, bahkan
di daerah rawan bencana.
sampai menghidupkan berbagai aktivi-
3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan
tas lain yang berguna bagi penguatan
dan dihindari, serta mengetahui cara pe-
kapasitas masyarakat, juga bagian dari
nyelamatan diri jika bencana timbul, dan
mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk,
4. Pengaturan dan penataan kawasan raw-
oleh dan di masyarakat yang hidup di
an bencana untuk mengurangi ancaman
sekitar daerah rawan bencana.
bencana.
Kebijakan non-struktural meliputi legislasi,
B. Jenis-Jenis Mitigasi Bencana perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebi-
jakan non-struktural lebih berkaitan dengan
Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu
kebijakan yang bertujuan untuk menghindari
mitigasi struktural dan mitigasi non struktu-
risiko yang tidak perlu dan merusak. Tentu,
ral
sebelum perlu dilakukan identifikasi risiko ter-
1. Mitigasi Struktural lebih dahulu. Penilaian risiko fisik meliputi
Mitigasi strukural merupakan upaya un- proses identifikasi dan evaluasi tentang ke-
tuk meminimalkan bencana yang dila- mungkinan terjadinya bencana dan dampak
kukan melalui pembangunan berbagai yang mungkin ditimbulkannya.
prasarana fisik dan menggunakan pen- Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struk-
dekatan teknologi, seperti pembuatan tural maupun yang bersifat non struktural
kanal khusus untuk pencegahan banjir, harus saling mendukung antara satu dengan

NEUTRINO 36 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

yang lainnya. Pemanfaatan teknologi untuk • Jika sedang berkendara, matikan


memprediksi, mengantisipasi dan mengura- kendaraan dan turunlah dari ken-
ngi risiko terjadinya suatu bencana harus di- daraan
imbangi dengan penciptaan dan penegakan • Jauhi Pantai untuk menghindari ba-
perangkat peraturan yang memadai yang di- haya
dukung oleh rencana tata ruang yang sesuai. • Jika anda tinggal di daerah pegu-
Sering terjadinya peristiwa banjir dan tanah nungan,hindari yang mungkin ter-
longsor pada musim hujan dan kekeringan di jadi longsor
beberapa tempat di Indonesia pada musim
3. Setelah terjadi gempa
kemarau sebagian besar diakibatkan oleh le-
mahnya penegakan hukum dan pemanfaatan • Jika masih berada dalam gedung
tata ruang wilayah yang tidak sesuai dengan maka keluar dengan tertib, jangan
kondisi lingkungan sekitar. Teknologi yang menggunakan lift tetapi gunakanlah
digunakan untuk memprediksi, mengantisi- tangga
pasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu • Periksa daerah sekeliling. Apakah
bencana pun harus diusahakan agar tidak ada kerusakan atau korban luka
mengganggu keseimbangan lingkungan pada • Hindari bangunan yang kelihatan
masa depan. berpotensi roboh
• Carilah informasi tentang gempa-
bumi
C. Mitigasi Bencana Gempabumi
Tindakan yang sebaiknya dilakukan sebelum, D. Mitigasi Bencana Tanah Longsor
saat dan setelah terjadi bencana gempabumi,
munurut BMKG adalah: • Pada saat hujan deras jangan Bermain di
bawah lereng curam yang rentan longsor
1. Sebelum terjadi gempa • Jangan membangun rumah di bawah le-
reng curam yang rentan longsor
• KUNCI UTAMA: Kenali apa itu • Apabila sudah terlanjur membangun ru-
gempabumi mah, maka pada saat terdengar gemuruh
• Kenalilah lokasi bangunan tempat gerakan massa tanah segeralah keluar ru-
tinggal atau tempat kerja Anda (le- mah dan lari mencari tempat yang aman
tak pintu, lift, tangga darurat dan • Berikan pertolongan kepada keluarga
tempat aman untuk berlindung). yang rumahnya terkena longsor
• Dirikanlah bangunan kantor, ru-
mah,kampus dsb) sesuai dengan
E. Strategi Penanggulangan Bencana
standar bangunan tahan gempa.
• Tempatkan prabotan pada tempat 1. Penguatan kerangka regulasi
yang proporsional 2. Pemaduan program pengurangan resi-
• Siagakanlah peralatan seperti sen- ko (rpjm,rkp,renstra dan renja kementri-
ter, kotak P3K, makanan instan dsb an/lembaga,rpjmd,rkpd)
3. Pemberdayaan perguruan tinggi
2. Ketika terjadi gempa
4. Penanggulangan bencana berbasis ma-
• Jangan Panik dan kuasai diri syarakat
• Menghindar dari bangunan pohon, 5. Pembentukan satuan reaksi cepat pe-
tiang listrik dan berbagai banguan nanggulangan bencana (rscpb)
yang mudah roboh 6. Program pegurangan resiko untuk kelom-
• Perhatikan tempat berdiri karena pok rentan
gempa yang besar akan memung- 7. Peningkatan peran lsm dan organisasi
kinkan terjadi rekahan tanah mitra pemerintah

NEUTRINO 37 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

IV. Kesimpulan REFERENSI


Bencana alam tidak dapat diketahui kapan [1] Dradjat Suhardjo. 2011. Arti Penting
dan dimana akan terjadi. Mitigasi yang me- Pendidikan Mitigasi Bencana Dalam
rupakan tindakan pengurangan dampak ben- Mengurangi Resiko Bencana. Cakrawala
cana atau usaha mengurangi korban ketika Pendidikan.
bencana terjadi sangat perlu dipahami dan di-
lakukan oleh seluruh masyarakat yang tinggal [2] Irsyam.M., Sengara.I.W., Aldiamar.F.,
di sekitar lokasi rawan bencana alam. Oleh Widiyantoro.S., Triyoso.W., Natawidja-
Kaarena itu sangat pentinng pemran peme- ja.D.M., Kertapati.E., Meilano.I., Suha-
rintah dalam pemberian edukasi sejak dini rdjono, Asrurifak. M., Ridwan.M, 2010,
megenai bencana alam dan mitigasinnya. Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta
Gempa Indonesia 2010. Bandung.
Ucapan Terima Kasih
[3] ——- 2006. Peraturan Menteri dalam
Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang
Ucapan terima kasih saya ucapkan pada Rek-
tor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tora- Pedoman Umum.
ja, Ketua Jurusan dan staff pengajar Pendi- [4] ——– PP No 21 Tahun 2008 Mitigasi
dikan Fisika UKI Toraja, Ketua Prodi Geofi- Bencana
sika Universitas Hasanuddin, BMKG Toraja,
BPBD Toraja, BPBD Wajo dan seluruh civi- [5] Wahyuni A, 2011. Potensi Resonansi Ge-
tas akademika UKI Toraja. taran Lantai Akibat Gempabumi Pada
Gedung Jurusan Fisika Fmipa Ugm Yo-
gyakarta. Electronic Thesis and Diserta-
tion, Gadjah Mada University.

NEUTRINO 38 ISSN: 2620-3561

Anda mungkin juga menyukai