ABSTRAK
I. Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang sangat ber-
potensi mengalami bencana geologi. Hal ini
dapat terlihat dari letak geologis Negara In-
donesia yang berada di antara pertemuan
tiga buah lempeng tektonik, yakni lempeng Gambar 1: Lempeng Tektonik Indonesia (Wa-
Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo hyuni, 2011)
Australia. Selain itu, Indonesia juga terma-
suk dalam kawasan cincin api pasifik, yang
tidak lain gugusan gunung api di dunia. Ti- terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi Se-
dak hanya di Indonesia, hampir seluruh ne- latan dengan ibukota Makale. Berdasarkan
gara pernah mengalami bencana alam dalam data Badan Penanggulangan Bencana Daerah
skala kecil maupun besar. Kabupaten Tana (BPBD) kabupaten ini telah mengalami gem-
Toraja merupakan salah satu kabupaten yang pabumi pada bulan Desember 2018. Gempa-
33
Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018
bumi yang terjadi membuka mata pemerintah bumi, pembentukan pegunungan dan se-
dan stackholder pentingnya mitigasi bencana bagainya yang secara umum berupa ge-
bagi masyarakat khusunya yang tinggal di da- rakan dalam bumi padat. Gempa bumi
erah rawan bencana. Bencana geologi yang tektonik ini merupakan yang signifikan
sering terjadi di kabupaten tana toraja adalah terjadi di bumi secara menyeluruh.
bencana gempabumi dan tanah longsor.
Mitigasi bencana merupakan suatu aktivi-
B. Tanah Longsor
tas yang berperan sebagai tindakan pengu-
rangan dampak bencana, atau usaha-usaha Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris di-
yang dilakukan untuk megurangi korban keti- sebut Landslide, adalah perpindahan materi-
ka bencana terjadi, baik korban jiwa maupun al pembentuk lereng berupa batuan, bahan
harta. rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar le-
reng. Proses terjadinya tanah longsor dapat
II. Potensi Bencana di diterangkan sebagai berikut: air yang mere-
Indonesia sap ke dalam tanah akan menambah bobot
tanah. Jika air tersebut menembus sampai
A. Gempabumi tanah kedap air yang berperan sebagai bi-
dang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
Gempabumi merupakan salah satu sumber tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
yang dapat menimbulkan terjadinya penjalar- mengikuti lereng dan keluar lereng.
an gelombang seismik. Menurut Teori Elastic Berdasarkan peta rawan longsor Kementri-
Rebound yang dikemukakan oleh seismolog an Sumber Daya Mineral 2018 menunjukan
Amerika, Reid, gempabumi merupakan gejala bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia
alam yang disebabkan oleh pelepasan ener- memiliki potensi rawan akan bencana longsor.
gi regangan elastis batuan yang disebabkan
oleh akumulasi energi elastik dari peristiwa
tekanan (stress) dan tarikan (strain) pada
kulit bumi yang terus-menerus sehingga me-
nyebabkan daya dukung pada batuan akan
mencapai batas maksimum yang selanjutnya
dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk ge-
lombang elastik yang menjalar ke segala arah.
Hoernes (1878) dari Jerman mengklasifika-
sikan gempabumi berdasarkan sumber penye-
bab terjadinya yaitu:
Gambar 2: Peta Rawan Longsor Indonesia
1. Gempabumi runtuhan (Collapse Ear-
thquake) adalah gempabumi yang dise-
babkan oleh runtuhnya lubang-lubang di
dalam bumi, seperti gua, tambang dan C. Banjir
sebagainya.
2. Gempabumi vulkanik (Volcanic Earthqu- Pengertian banjir secara umum dapat didefini-
ake) adalah gempabumi yang berasal da- sikan sebagai aliran air sungai dengan jumlah
ri gerakan magma karena aktivitas gunu- yang tinggi, atau debit air sungai yang me-
ngapi. nunjukkan debit yang relatif lebih besar dari
3. Gempabumi Tektonik (Tectonic Earthqu- kondisi debit aliran air secara normal. Hal
ake) adalah gempabumi yang disebabkan ini terjadi karena hujan yang turun di hulu
oleh penyesaran karena perlipatan kerak terjadi secara terus menerus mengakibatkan
an bencana. (PP No 21 Tahun 2008 Pasal alat pendeteksi aktivitas gunung bera-
20 ayat (1)baik bencana alam, bencana ulah pi, bangunan yang bersifat tahan gempa,
manusia maupun gabungan dari keduanya ataupun Early Warning System yang di-
dalam suatu negara atau masyarakat. Dalam gunakan untuk memprediksi terjadinya
konteks bencana, dekenal dua macam yaitu gelombang tsunami. Mitigasi struktu-
(1) bencana alam yang merupakan suatu se- ral adalah upaya untuk mengurangi ke-
rangkaian peristiwa bencana yang disebabkan rentanan (vulnerability) terhadap ben-
oleh fakto alam, yaitu berupa gempa, tsuna- cana dengan cara rekayasa teknis ba-
mi, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin ngunan tahan bencana. Bangunan tah-
topan tanah longsor, dll. (2) bencana sosial an bencana adalah bangunan dengan
merupakan suatu bencana yang diakibatkan struktur yang direncanakan sedemikian
oleh manusia, seperti konflik social, penyakit rupa sehingga bangunan tersebut mam-
masyarakat dan teror. Mitigasi bencana me- pu bertahan atau mengalami kerusakan
rupakan langkah yang sangat perlu dilakukan yang tidak membahayakan apabila ben-
sebagai suatu titik tolak utama dari manaje- cana yang bersangkutan terjadi. Rekaya-
men bencana. Jadi, secara umum pengerti- sa teknis adalah prosedur perancangan
an mitigasi adalah pengurangan, pencegahan struktur bangunan yang telah memperhi-
atau bisa dikatakan sebagai proses mengu- tungkan karakteristik aksi dari bencana.
payakan berbagai tindakan preventif untuk 2. Mitigagi Non-Struktural
meminimalisasi dampak negatif bencana yang Mitigasi non-struktural adalah upaya
akan terjadi. mengurangi dampak bencana selain dari
Dalam mitigasi bencana ada empat hal pen- upaya tersebut di atas. Bisa dalam ling-
ting, yaitu: kup upaya pembuatan kebijakan seperti
pembuatan suatu peraturan. Undang-
1. Tersedia informasi dan peta kawasan ra-
Undang Penanggulangan Bencana (UU
wan bencana untuk tiap jenis bencana.
PB) adalah upaya non-struktural di bi-
2. Sosialisasi untuk meningkatkan pema-
dang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh
haman dan kesadaran masyarakat dalam
lainnya adalah pembuatan tata ruang ko-
menghadapi bencana, karena bermukim
ta, capacity building masyarakat, bahkan
di daerah rawan bencana.
sampai menghidupkan berbagai aktivi-
3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan
tas lain yang berguna bagi penguatan
dan dihindari, serta mengetahui cara pe-
kapasitas masyarakat, juga bagian dari
nyelamatan diri jika bencana timbul, dan
mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk,
4. Pengaturan dan penataan kawasan raw-
oleh dan di masyarakat yang hidup di
an bencana untuk mengurangi ancaman
sekitar daerah rawan bencana.
bencana.
Kebijakan non-struktural meliputi legislasi,
B. Jenis-Jenis Mitigasi Bencana perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebi-
jakan non-struktural lebih berkaitan dengan
Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu
kebijakan yang bertujuan untuk menghindari
mitigasi struktural dan mitigasi non struktu-
risiko yang tidak perlu dan merusak. Tentu,
ral
sebelum perlu dilakukan identifikasi risiko ter-
1. Mitigasi Struktural lebih dahulu. Penilaian risiko fisik meliputi
Mitigasi strukural merupakan upaya un- proses identifikasi dan evaluasi tentang ke-
tuk meminimalkan bencana yang dila- mungkinan terjadinya bencana dan dampak
kukan melalui pembangunan berbagai yang mungkin ditimbulkannya.
prasarana fisik dan menggunakan pen- Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struk-
dekatan teknologi, seperti pembuatan tural maupun yang bersifat non struktural
kanal khusus untuk pencegahan banjir, harus saling mendukung antara satu dengan