PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Bencana alam geologi merupakan salah satu jenis bencana yang harus
ditanggulangi dalam rangka menyelamatkan jiwa manusia, harta benda serta
lingkungan hidup. Menurut Carter (1992) manajemen penanggulangan
bencana (disaster management) adalah an applied science wich seeks, by the
systematic observation and analysis of disasters, to improve measures
relating to prevention, mitigation, preparedness, emergency response and
recovery (suatu ilmu terapan yang berupaya untuk meningkatkan usaha
penanggulangan melalui pengamatan secara sistematis dan analisis berbagai
macam bencana berupa tindakan pencegahan, mitigasi, kesiap-siagaan,
tanggap darurat dan rehabilitasi). Manajemen penanggulangan bencana ini
sangat penting artinya karena dengan adanya manajemen bencana maka
penanggulangan bencana dapat diorganisir dengan baik, rapi, tertib dan
lancar.
Bencana alam di wilayah Negara Kepulauan Republik Indonesia adalah
suatu fenomena yang akan terus menjadi persoalan bagi segenap lapisan
masyarakat. Sebab secara geotektonik Indonesia merupakan suatu kawasan
dunia yang hyper aktif karena dikepung oleh zona-zona tumbukan Lempeng
Benua Eurasia dengan Lempeng Samudra India, serta didorong oleh Lempeng
Samudra Pasifik yang memancung Lempeng Australia. Di samping itu
Kepulauan Indonesia juga dililit oleh dua jalur utama gunung api dunia, yaitu
jalur vulkanis Mediterania dari sebelah barat dan lintasan gunung api Sirkum
Pasifik di bagian timur.
Gerak dan dinamika elemen-elemen geotektonik di atas berpotensi
melahirkan bencana alam besar: gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
semburan atau lelehan produk gunung api, banjir lahar, tanah longsor, badai,
banjir bandang, dan lain-lain. Hal tersebut diperparah lagi oleh ulah manusia
yang mengeksploitasi sumber daya alam; khususnya sumber daya hutan,
mineral dan bahan galian yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip
kelestarian lingkungan dan strategi pembangunan yang berkelanjutan.
Usaha mitigasi bencana yang dapat dilakukan ditentukan oleh jenis dan
lokasi bencana, kepadatan penduduk yang terlanda bencana dan sarana dan
prasarana yang tersedia (Anonim 2005: Bakornas). Dalam hal ini, Anonim
(2005 melalui Bakornas) menentukan jenis-jenis bencana yang termasuk
bencana geologi meliputi gempa bumi, badai gelombang pantai, angin badai,
5
Kecepatan angin
km/jam
120-153
154-177
178-209
210-249
>250
Tingkat kerusakan
Sedikit
Sedang
Luas
Hebat
Sangat hebat
b)
c)
d)
e)
2.2
2.3
2.4
bencana III. Kawasan rawan bencana I ini dibedakan menjadi dua berdasar
sifat bahayanya, yaitu:
a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa, berupa lahar, banjir,
longsoran, dan kemungkinan perluasan awan panas dan lava, apabila
intensitas letusannya membesar.
b. Kawasan rawan bencana terhadap hujan abu tanpa memperhatikan arah
tiupan angin dan kemungkinan perluasan lontaran batu (pijar) pada saat
letusan gunung api.
Di kawasan rawan bencana I, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan
jika terjadi erupsi/letusan gunung api dan atau hujan lebat, melaporkan
kejadian bahaya yang mengancam keselamatan jiwa dan kerusakan harta
benda sambil menunggu instruksi dari pemerintah daerah, sesuai ketentuan
yang berlaku.
Kawasan rawan bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan
panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), aliran lahar dan gas
beracun. Kawasan II ini juga dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa awan panas,
aliran lava, guguran batu (pijar), aliran lahar dan gas beracun.
b. Kawasan rawan bencana terhadap bahan lontaran batu (pijar), hujan abu
(lebat), dan hujan lumpur (panas).
Pada kawasan rawan bencana II ini masyarakat diharuskan mengungsi jika
terjadi peningkatan proses geologi yang mengancam keselamatan jiwa dan
akan melanda daerah pemukiman mereka. Penduduk dapat kembali apabila
daerah bencana sudah dinyatakan aman kembali.
Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan
panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun. Pada
kawasan rawan bencana III ini tidak direkomendasikan untuk pemukiman
tetap dan pada saat proses geologi meningkat maka masyarakat umum
dilarang untuk melakukan kegiatan apapun yang mengancam keselamatan
jiwa mereka.
Peta kawasan rawan bencana gunung api tersebut hanya berlaku untuk
kegiatan-kegiatan berskala kecil sampai menengah. Nilai indeks letusan
gunung api (VEI) lebih kecil atau sama dengan 3 dengan tipe letusan
sebesar-besarnya adalah Tipe Volkano. Peta tersebut tidak berlaku apabila
terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut, misalnya letusan membesar
mengarah ke pembentukan kaldera, atau titik letusan berpindah atau
membentuk lubang letusan baru.
2.5
13
2.6
15
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Geologi berasal dari kata geo yang berarti bumi dan logos yang berarti
pengetahuan, jadi dapat disimpulkan bahwa geologi adalah ilmu yang
mempelajari dan menyelidiki lapisan-lapisan batuan yang ada dalam kerak
bumi. Geologi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang susunan
unsur-unsur bumi serta bentuk dari bumi.
Kebanyakan bencana geologi merupakan bencana alam yang tidak dapat
dicegah.
Keberadaan
indonesia
pada
tatanan
tektonik
aktif
didunia,
dapat
yang
diminimalisir.
memadai,
Dengan
jumlah
korban
manajemen
jiwa
dan
penanggulangan
kerugian
yang
16