Anda di halaman 1dari 35

MPR-602

TATAP MUKA - 9

Semarang, 14 Nopember 2018

MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSIRAS DIPONEGORO
2018
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan masalah tata
ruang yang terkait dengan pembangunan
wilayah dan kota.
Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai
permasalahan tata ruang dan penataan ruang
di Indonesia.
Mahasiswa mampu menggali masalah-masalah
tata ruang yang dapat digunakan untuk
penelitian dari aspek pembangunan wilayah
dan kota.

2
Pengertian Tata Ruang
1. Suatu Proses Rekayasa Lokasi Benda, Kegiatan, dan
Perubahan di Dalam Ruang (Soenarjono Danudjo,1987)
2. Suatu Wujud Tata Guna Bumi, Angkasa, Air, Yang
Ketiganya Disebut Tata Ruang (Soenarjono
Danudjo,1987)
3. Suatu Proses Transformasi Ekonomi, Sosial-budaya, dan
Lingkungan Fisik di Dalam Ruang (T. Wiranto,2004)
4. Suatu Proses Pengarahan Mekanisme Pasar, Politik,
Keswadayaan, atau Gabungannya dalam Dimensi
Tatanan Ruang (Spatial Arrangement). (T.Wiranto,2004).

3
Pengertian Tata Ruang
5. Tata ruang terbentuk dari aliran kegiatan dan
pemanfaatan ruang daratan, perairan, dan
angkasa oleh masyarakat (flow of activity and
space utilization by the people).
6. Tata ruang adalah wujud struktural pemanfaatan
ruang merespon keputusan publik, tindakan
kolektif, dan aliran kegiatan sosial-ekonomi di
dalam ruang.
7. Tata ruang memproduk struktur wilayah dan
permukiman untuk mewadahi kehidupan manusia
(human settlement).

4
Penataan Ruang
1. COMPONENT
1. Human & Society (Manusia & Masyarakat)
2. Nature (Alami)
3. Shells (Kehidupan)
4. Flow (Aliran)
5. Networks (Jaringan) Struktur Ruang
6. Space (Ruang)  Pola ruang
2. SCOPE
1. Cultivated And Non Cultivated Space (Ruang Budi
Daya dan Bukan Budidaya)
2. Region And Area (Wilayah dan Kawasan)
3. Neighborhood (Lingkungan Hunian)
5
Penataan Ruang
3. SUBSTANCE
1. Spatial planning (perencanaan tata ruang)
 Normative
 Policy guidance
 Design concept
 General/structural plan
 Detail technical plan
2. Spatial utilization (pemanfaatan tata ruang)
3. Spatial controlling (pengendalian tata ruang)

6
7
EVALUATION/
REVIEW
Spatial Plan Clasification
1. National Spatial Plan (Strategic Policies For
Regional Development)
2. Regional Spatial Plan (Strategic Planning For
Regional And Human Settlements Development)
3. Local Spatial Plan (Technical Planning For Human
Settlements Development)

Institutional Arrangement
1. Central Government
2. Provincial Government
3. Local Government
4. Private And Community Organization
9
Kebutuhan Penataan Ruang
1. New Housing Area Development
2. Housing Area Improvement
3. Local Infrastructure Services
4. Urban Area Expantion And Renewal
5. New Town Development
6. Natural Resources And Land Utilization
7. Regional Infrastructure Development
8. Tourism Area Development
9. Hard Corp Area Development
10. River Basin Development
11. Coastal And Marine Area Development
12. Mining Area Development
13. Security Area Development
14. Boarder Area Development,
15. Etc
10
11
12
13
Masalah Penataan Ruang
1. FAILURE IN PLANNING PROCESS
 Wrong Problem Identification
 Wrong Prediction In Macro/Global Trend
 Wrong Assesment Of Local Needs And Market
 Wrong Paradigm And Technical Input
 No Political Negosiation
 No Resource Identification
 No Public Participation

2. FAILURE IN SPATIAL PLANNING PROCESS


 No Understanding Of Social Construct
 No Mechanism To Govern Spatial Planning
 No Mechanisme To Control Spatial Utilization
 No Resource Input To Implement Spatial Plan
 Lack Of Human Skill In Spatial Planning Process
 Lack Of Organizational Capacity In Spatial Planning Process

14
Permasalahan Penataan Ruang
1. Penyelenggaraan Penataan Ruang Yang
Tidak Konsisten Melahirkan Rasa Frustasi
2. Masalah Pembangunan Bukan Semakin
Berkurang, bahkan Semakin Bertambah.
Misal :
– Konflik antara pemanfaatan kawasan lindung dan
budidaya
– Konflik antar kawasan budidaya
– Konflik antar daerah yang saling berbatasan
– Degradasi kualitas lingkungan
– Banjir, longsor, kekeringan dan pencemaran
– Krisis kesehatan, krisis pangan dan krisis energi

15
3. Jumlah Penduduk Terus Bertambah.
4. Peningkatan Angka Urbanisasi.
5. Ketidakpastian Kebijakan
Mengyebabkan Berkurangnya Minat
Investasi, yang dapat
mengkhawatirkan dan mengancam
Keberlanjutan Pembangunan
Nasional.

DIKAITKAN DENGAN
MIGRASI 16
Faktor Berpengaruh Pada
Penataan Ruang
1. NEW APPROACH IN PLANNING PROCESS
 Macro-micro or Local-global Perspective
 Public-private Participation
 Multi-resource Mobilization
 Multi-actors Coordination
 Partnership In Decision Making, Technical
 Solution,and Collective Action
2. NEW APPROACH IN SPATIAL PLANNING PROCESS
 Linking Structural Plan With Behaviour Plan
 Linking The Spatial Plan With Colective Action
 Linking The Spatial Plan With Investment
 Linking The Methodology And Procedure With
 Institutional Capacity
 Linking Spatial Plan With Governing Processes

17
3. SYSTEM
 Technocratic
 Public Intervention
 Political Negosiations
 Advocacy
 Participatory
 Lobbying

4. SUBSTANCE
 Policy Guidance
 Structural Plan (Land Use, environmental, public
Infrastructure & Utilities, zoning)
 Technical Plan And Guideline
 Action Plan And Invesment

18
19
Classification Of Planner
1. Strategic Development Planner
2. Regional Economic Planner
3. Urban And Regional Planner
4. Environmental Planner
5. Estate Development Planner
6. Infrastructure Development Planner
7. Community And Neighborhood Planner

Planning Institutions
1. Public Organization
2. Private Consultant Company
3. Non Government Organization
4. Community Based Organization
5. Individual Expert
20
Paradigm In Spatial Planning
1. Planning As Political Process
2. Planning As Public Policy And Societal Guidance
3. Planning As Social Transformation And Collective Action
4. Spatial Planing As A Tool Of Governing The Market
5. Spatial Planning As A Tool Of Collective Action
6. Spatial Planning As A Tool Of Regional And Human Settlements
Development

Institutional Reform In Spatial


Planning
1. System, Methodology And Procedure
2. Institutional Capacity Building
3. Resource Input Mobilization
4. Individual Competency And Organizational Capacity In Spatial
Planning Activities.

21
The Future Scenario Of Spatial
Development
1. Regional And Human Settlement Development
2. Urban Development And Infrastructure
3. Zoning Area Development
4. Urban Design And Building Architecture
5. Landscape Development

The Future Of Institutional


Arrangement In Spatial Planning
1. Financial Engineering & Resources Mobilization
2. Capacity Building In Governing And Management
3. Public-private Partnership
4. Community Empowerment
5. Land And Environmental Management
22
The Implication Toward Spatial
Planning (Urban And Regional
Planning)
THE BASIC CRITERIA
1. Integrating National Economy And State
Souverignity
2. Increasing The Competiveness And Location Asset
To Attract Investment And Value Added
3. Empowering The Society And Poor Community
4. Balancing The Growth Of Regions
5. Improving Quality Of Life And Living Condition
6. Creating Wealth Together And Justice
7. Creating New Behaviour, Culture And Civilization
8. Sustaining Environmental And Natural Resources
23
The Policy Implications Of Urban
And Regional Development
1. To Develop The Urban System And Inter-regional
Infrastructure, And Human Settlement
2. To Develop The Internal Structure Of Urban Area
3. To Develop The Rural Economy
4. To Strengthen The Rural-urban Linkages
(Economy,sosial,infrasructure, And Institution)
5. Local-global Relationship (Comunication, Information,
Investment, Trade And Market Networks)
6. Partnership Of Government, Private Bussiness,
Society)

24
PENGATURAN RUANG
SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK
Rencana Tata Ruang diperlukan karena
pelaku pembangunan cenderung bertindak
mengoptimalisasi kepentingan individu :
 Mementingkan diri sendiri (rent seeking)
 Keterbatasan informasi (asimetric information)
 Kekurang mampuan mencerna informasi
 Atau …. Kegagalan Pemerintah !!!
Rencana Tata Ruang merupakan bentuk
kesepakatan publik atau keputusan kolektif
25
PENGATURAN RUANG
SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK
TATA RUANG
Pada dasarnya berupa alokasi, letak, luas
dan atribut lainnya ( mis: jenis dan intensi-
tas kegiatan) pada suatu wilayah / kota
Rencana Tata Ruang merupakan syarat :
 Meminimalkan konflik antar kegiatan
 Menjamin keberlanjutan usaha
 Efisiensi yang lebih tinggi
 Menjamin kepastian investasi
26
Paradigma baru
pembangunan kota

GLOBALISASI  Keterkaitan Kota-kota


 City marketing

 Peningkatan kapasitas
Manajemen Pemerintah
DESENTRALISASI Kota
 Peningkatan pelayanan
 Berbasis pertumbuhan
lokal

27
Paradigma baru
pembangunan kota

 Pembangunan partisipatif
 Tumbuhnya FORUM/
DEMOKRATISASI ASOSIASI Kota
 Pemberdayaan masyarakat

 Good governance
SISTEM  Transparansi kebijakan
PEMERINTAHAN  Enabler & fasilitator
 Control dari stakeholder
& DPRD

28
MASALAH PEMANFAATAN RUANG
DI WILAYAH PERKOTAAN
1. Kesalahan dalam menetapkan lokasi
investasi pembangunan akan berdampak
pada berubahnya tatanan lingkungan
 Berubahnya pergerakan penduduk (traffic jam)
 Menurunnya mutu lingkungan (pencemaran,
banjir, polusi)
2. Kesalahan dalam pengaturan ruang sulit
untuk dikembalikan seperti semula
 Kesalahan yang terus menerus berdampak pada
penderitaan masyarakat dan bertambahnya beban
pemerintah

29
MASALAH PEMANFAATAN RUANG
DI WILAYAH PERKOTAAN

3. Kesalahan-kesalahan selama ini harus dijadikan


koreksi bagi kegiatan penataan ruang yang akan
datang
 Diperlukan perilaku konsisten dari setiap aparat yang
bertugas menata ruang
 Banyak faktor non teknis yang mempengaruhi pembentukan
ruang yang menyimpang dari arahan RTRW
4. Rencana tata ruang sering dijadikan ‘perisai’
untuk pengamanan pemerintah, sekaligus menjadi
obyek kepentingan komersial investor
 Rencana tata ruang berfungsi sebagai payung pembangunan
fisik wilayah

30
MASALAH PEMANFAATAN RUANG
DI WILAYAH PERKOTAAN

5. Kebijakan pengelolaan tata ruang tidak hanya


mengatur ‘yang boleh’ & ‘yang tidak boleh’
dibangun,
 Terkandung aspek kepastian arah pembangunan
 Merubah potensi ekonomi menjadi peluang nyata
 Memproteksi ruang terbuka hijaubbagi keseimbangan
lingkungan
6. Pemerintah berkewajiban mengatur pemanfaatan
ruang melalui distribusi & alokasi menurut
kebutuhan
 Mengelola berbagai kepentingan secara proporsional
 Tidak ada pihak yang selalu dirugikan dan yang selalu
diuntungkan

31
Kesimpulan

 Masalah tata ruang terus berkembang


mengikuti perubahan kompleksitas masalah
dan paradigma pembangunan pada
umumnya.
 Masalah tata ruang berkembang tidak hanya
menyangkut bagaimana membuat rencana
tata ruang, tetapi bagaimana
mengimplementasikan dan mengelola serta
mengendalikan penataan ruang.

32
Daftar Pustaka

 Lynch, K. 1981. A theory of good city form.


The MIT Press, Cambridge, Mass. London.
 Battey, M. and Longley, P. 1994. Fractal
cities, a geometry of form and function,
Academic Press, London.

33
Pertanyaan umpan-balik untuk tugas individu, yang
dikemas dalam suatu tulisan berisi 4 bab, yakni :
Bab I. PENDAHULUAN;
Bab II. PERMASALAHAN;
Bab III. DISKUSI DAN PEMBAHASAN serta
Bab IV. PENUTUP (Kesimpulan dan Rekomendasi.
 Pengertian tata ruang!
 Fungsi penataan ruang!
 Komponen-komponen penataan ruang!
 Permasalahan yang dihadapi di dalam
penataan ruang!
 Beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah penataan ruang.
Tampilan produk :
1. Huruf Arial font 12 (kecuali untuk Judul atau judul bab)
2. Ukuran kuarto, termasuk covernya.
3. Warna cover dominasi biru, dijilid hard cover, dan dikumpulkan per ..............2018
35

Anda mungkin juga menyukai