Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia, yang
disebabkan oleh perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi berbagai
aspek lingkungan hidup. Sebelum lingkungan hidup menjadi rusak, banjir di Indonesia
jumlahnya sedikit, karena masih seimbangnya ekosistem yang ada dilingkungan.

Latar belakang saya mengambil permasalahan mengenai banjir karena saya merasa ingin
mengetahui lebih jauh lagi tentang kasus musibah bencana Banjir Bandang Doyo Baru pada
tanggal 19 Maret 2019

Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya
peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu
faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak
tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan
sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran
banjir dan sebagainya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah mengenai banjir yang akan dibahas, antara lain:

a) Pengertian banjir
b) Penyebab banjir
c) Akibat banjir
d) Penanganan serta pencegahan banjir

1
1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan pada mata kuliah PSDA. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela
pengetahuan tentang permasalahan yang ada saat ini.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk mengetahui dan lebih mendalami apa itu banjir,
penyebab banjir dan gejala-gejala terjadinya banjir.

1.5 BATASAN MASALAH

Sungai Doyo Baru dan disekitaran kaki Gunung Cyclop

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN :

Pada bab ini berisi mulai dari latar belakang penelitian hingga tujuan penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI :

Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori bencana hingga pengertian secara lengkap tentang
apa itu banjir serta cara penangulangannya

BAB 3 METODE PENELITIAN :

Pada bab ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitisn serta lokasi penelitian

BAB 4 PEMBAHASAN :

Pada bab ini berisi tentang semua hal yang berkaitan dengan banjir pada lokasi tersebut

BAB 5 PENUTUP :

Pada bab ini berisi tentang saran serta kesimpulan tentang pembahasan tentang banjir

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI BENCANA ALAM

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.

Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.
Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi.
Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau


menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
“bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya,
pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia.

Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari
kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak
yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.
Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar
jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

3
Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal
pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana.

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
8. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang.
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
10. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

4
11. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.
12. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
14. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis,
geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka
waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
15. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
16. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana.
17. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya
rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
18. Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar pada saat keadaan darurat.
19. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk
menanggulangi bencana.
20. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat
tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
21. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana.

5
2.2 BENCANA BANJIR

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat
yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air
menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap,
hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan,
tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.

Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau
sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang rendah. Banjir adalah
peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat
terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air
sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang
relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.

Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan
turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air
kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.

Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air pun semakin
banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan saluran air itu tersumbat oleh
sampah dan kotoran, maka banjir bisa terjadi.

Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan
mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya
lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).

6
2.3 JENIS – JENIS BANJIR

Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi


penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau,
dan banjir laut pasang.

a. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap, biasanya terjadi jika ada sampah yang menghambat aliran
sungai
b. Banjir Danau

Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.

c. Banjir Laut pasang

Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.

2.4 PENYEBAB TERJADINYA BANJIR

Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara kita


mungkin ada yang tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin tidak tinggal di
sekitar sungai tapi tetap mengalami banjir. Tahukah kita penyebabnya?

Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Pendangkalan sungai,
 Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliransungai,
 Pembuatan saluran airyang tidak memenuhi syarat,
 Pembuatan tanggulyang kurang baik,
 Curah hujan tinggi
 Banjir kiriman

Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir
sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah
yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai.
Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah
banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung
banyaknya air hujan.
7
Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir
menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada
banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya yaitu:

1. Selamatkan barang-barang berharga.


2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-
orang di sekitar tempat tinggal kita.
3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah
tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng. Jika kita tidak
memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan,
dan bahan makanan sebisanya.

2.5 DAMPAK NEGATIF DARI BANJIR

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:


1. Rusaknya arealpemukiman penduduk;
2. Sulitnya mendapatkan air bersih;
3. Rusaknya saranadan prasarana penduduk;
4. Menghambat proses belajar mengajar;
5. Timbulnya penyakit-penyakit;
6. Menghambat transportasi darat.

2.6 PENANGANAN ATAU PENCEGAHAN

Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah sudah
menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada salahnya kalau
pencegahan banjir dimulai dari diri kita masing-masing.

A. Buang sampah pada tempatnya.

Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya. Sampah yang
berserakan bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat. Akibatnya, air sungai tidak bisa
mengalir dengan lancar ke laut, sehingga meluap menjadi banjir.

8
B. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah.

Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi sebagai daerah
resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik untuk musim kemarau untuk
menyimpan cadangan air.

C. Rajin membersihkan selokan depan rumah.

Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut mengalir. Karena kotoran
yang ada di selokan bisa memperbesar peluang terjadinya banjir.

D. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.

Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir.

E. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
F. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
G. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
H. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

 Yang harus dilakukan ditingkat warga


 Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda,
terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
 Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur
umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait,
bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
 Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan
banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir.
 Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan
tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
 Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari
informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.

9
 Yang harus dilakukan di tingkat keluarga
 Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah
hujan dan posisi air pada pintu air.
 Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin,
selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
 Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi,
gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
 Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
 Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan,
sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.

 Yang harus dilakukan ketika banjir


 Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di
wilayah yang terkena bencana,
 Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan
untuk diseberangi.
 Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera
mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
 Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana
seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

 Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir


 Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan
gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
 Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering
berjangkit setelah kejadian banjir.
 Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang
penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
 Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

10
2.7 PENANGGULANGAN BANJIR

2.6.1 Siklus Penanggulangan Banjir


Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum
banjir (prevention), penanganan saat banjir (response/intervention), dan pemulihan
setelah banjir (recovery).3 Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan
penanggulangan banjir yang berkesinambungan, sebagaimana digambarkan pada Gambar
1 yang mencakup beberapa jenis kegiatan seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.
Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai
dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan (prevention)
sebelum bencana banjir terjadi kembali.

Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti


pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai (in-stream) sampai wilayah dataran
banjir (off-stream), dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai
sistem peringatan dini bencana banjir.

11
Tabel 1

Setelah pencegahan dilaksanakan, dirancang pula tindakan penanganan


(response/intervention) pada saat bencana banjir terjadi. Tindakan penanganan bencana
banjir, antara lain pemberitahuan dan penyebaran informasi tentang prakiraan banjir
(flood forecasting information and dissemination), tanggap darurat, bantuan peralatan
perlengkapan logistik penanganan banjir (flood emergency response and assistance), dan
perlawanan terhadap banjir (flood fighting).
Pemulihan setelah banjir dilakukan sesegera mungkin, untuk mempercepat
perbaikan agar kondisi umum berjalan normal. Tindakan pemulihan, dilaksanakan mulai
dari bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, perbaikan sarana-prasarana
(aftermath assistance and relief), rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik dan non-fisik
(flood 5 adaptation and rehabilitation), penilaian kerugian materi dan non-materi,
asuransi bencana banjir (flood damage assessment and insurance), dan pengkajian cepat
penyebab banjir untuk masukan dalam tindakan pencegahan (flood quick reconnaissance
study).

2.6.2 Partisipasi Masyarakat


Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi kesempatan dan
wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat mampu memecahkan berbagai
persoalan bersama-sama. Pembagian kewenangan ini dilakukan berdasarkan tingkat
keikutsertaan (level of involvement) masyarakat dalam kegiatan tersebut.

12
Partisipasi masyarakat bertujuan untuk mencari solusi permasalahan lebih baik
dalam suatu komunitas, dengan membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat
untuk memberi kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien,
dan berkelanjutan. Stakeholder penanggulangan banjir secara umum dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
(1) beneficiaries, masyarakat yang mendapat manfaat/dampak secara langsung
maupun tidak langsung;
(2) intermediaries, kelompok masyarakat atau perseorangan yang dapat memberi
pertimbangan atau fasilitasi dalam penanggulangan banjir, antara lain: konsultan,
pakar, LSM, dan profesional di bidang SDA.;
(3) decision/ policy makers, lembaga/institusi yang berwenang mebuat keputusan dan
landasan hukum, seperti lembaga pemerintahan dan dewan sumberdaya air.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan keterbukaan dalam program-program


pemerintah, maka akuntabilitas pemerintah dapat dinilai dari sejauh mana partisipasi
masyarakat dan pihak terkait (stakeholder) dalam program pembangunan. Partisipasi
masyarakat, mulai dari tahap kegiatan pembuatan konsep, konstruksi, operasional
pemeliharaan, serta evaluasi dan pengawasan. Penentuan dan pemilahan stakeholder
dilakukan dengan metode Stakeholders Analysis yang terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) identifikasi stakeholder;
(2) penilaian ketertarikan stakeholder terhadap kegiatan penanggulangan banjir;
(3) penilaian tingkat pengaruh dan kepentingan setiap stakeholder;
(4) perumusan rencana strategi partisipasi stakeholder dalam penanggulangan banjir
pada setiap fase kegiatan.

4 Semua proses dilakukan dengan mempromosikan kegiatan pembelajaran dan


peningkatan potensi masyarakat, agar secara aktif berpartisipasi, serta menyediakan
kesempatan untuk ikut ambil bagian, dan memiliki kewenangan dalam proses
pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan penanggulangan banjir.

13
Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan banjir terdiri dari
tujuh tingkat yang didasarkan pada mekanisme interaksinya, yaitu:
(1) penolakan (resistance/opposition);
(2) pertukaran informasi (information-sharing);
(3) konsultasi (consultation with no commitment);
(4) konsensus dan pengambilan kesepakatan bersama (concensus building and
agreement);
(5) kolaborasi (collaboration);
(6) pemberdayaan dengan pembagian risiko (empowerment-risk sharing);
(7) pemberdayaan dan kemitraan (empowerment and partnership).

2.6.3 Jenis Kebijakan/Kegiatan


Jenis dan tingkat partisipasi masyarakat akan berbeda, tergantung pada jenis
kebijakan atau kegiatan. Untuk memudahkan identifikasi jenis dan tingkat partisipasi
masyarakat dalam kebijakan atau kegiatan, Bank Dunia memperkenalkan social
assessment yang umumnya mengelompokkan empat jenis kebijakan atau kegiatan
berdasarkan karakteristik hasil dan dampak sosialnya, yaitu:
(1) indirect social benefits and direct social costs;
(2) significant uncertainty or risks;
(3) large number of beneficiaries and few social cost; dan
(4) targeted assistance.

6 6 Indirect benefits, direct social cost, kebijakan atau kegiatan yang memberi
manfaat tidak langsung kepada masyarakat, tetapi menimbulkan biaya sosial. Contohnya,
antara lain pembangunan insfrastruktur, keanekaragaman hayati, structural adjustment,
dan privatisasi. Significant uncertainty or risk, kebijakan untuk menyelesaikan masalah
yang bentuk penyelesaiannya belum jelas dan tidak cukup tersedia informasi serta
komitmen dari kelompok sasaran.

14
Contohnya, antara lain intervensi/ pembangunan wilayah pasca konflik. Large
number of beneficiaries and few social cost, kebijakan atau kegiatan yang jumlah
penerima manfaat atau dampaknya sangat besar, tetapi hanya sedikit menimbulkan biaya
sosial. Contoh kegiatan ini antara lain pembangunan kesehatan, pendidikan, penyuluhan
pertanian, dan desentralisasi. Targeted assistance, kebijakan atau kegiatan yang kelompok
dan jumlah penerima manfaat atau dampaknya telah terdefinisikan secara jelas. Contoh
kegiatan ini antara lain penanggulangan kemiskinan di suatu wilayah, penanganan
pengungsi, reformasi kelembagaan (institutional reform), dan korban bencana alam.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 METODE

Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu untuk
menjelaskan hubungan kausal antara penggunaan lahan dan banjir bandang di daerah Doyo Baru,
Sentani, Papua. Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan wilayah karena situasi saat terjadinya banjir musiman ini berada hanya di daerah
Jayapura khusunya di Doyo Baru

3.2 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Sungai Doyo Baru dan disekitaran kaki Gunung Cyclop

3.3 VARIABEL PENELITIAN

Ada dua variable dalam laporan ini, yaitu :

 Variabel control, yaitu fenomena banjir musiman Doyo Sentani.


 Variabel terikat, yaitu akibat yang ditimbulkan terhadap masyarakat

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. Studi pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mengkaji berbagai teori, prinsip, kosep, dan
hukum –hukum yang berlaku dalam ilmu geografi. Data yang diperoleh bersumber dari
buku buku, internet, dan warga sekitar.

b. Observasi

Pengumpulan data dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat langsung
tentang gejala dan masalah geografis.

16
3.5 LOKASI
Berlokasi di Jl. Raya Doyo Baru, Doyo Baru, Waibu, Jayapura, Papua

Gambar 3.1 Kondisi bandara advend setelah banjir

Gambar 3.2 Peta Administrasi Kab. Jayapura

17
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 KRONOLOGI BENCANA

Cagar Alam Cycloop termasuk cagar alam terbesar di Indonesia. Kawasan hutan ini
memiliki luas 31.479,9 hektar. Perambahan hutan yang memicu banjir ini, sebenarnya telah
berlangsung selama 2 dekade. Perambahan hutan di sana telah berlangsung sejak 2003 oleh 753
keluarga atau 43.030 jiwa. BNPB menyebut pegunungan yang mustinya jadi resapan air malah
jadi pemukiman sampai pertanian. Hal yang juga memprihatinkan bahwa lahan setempat dibuka
untuk pertanian dan kayu besi yang ada di hutan itu dijual untuk jadi arang dan dijual ke
restoran-restoean dan warung-warung di Jayapura. Untuk menangani masalah ini, Pemda
Jayapura mengeluarkan Perda Perlindungan Kawasan Penyangga Cycloop di tahun 2015. Namun
kenyataannya pada 2018, luasan deforestasi temuan WWF bertambah: 9.470,9 hektar lahan
kritis. Banjir bandang sebenarnya pernah terjadi sebelum banjir ini, tepatnya pada tahun 2003
dan 2007, yang memakan korban jiwa dan kerusakan. Banjir pada tahun 2007 menyebabkan
kerusakan bangunan yang lebih besar dari banjir ini, hanya saja korban jiwanya lebih kecil dari
banjir kali ini. Kejadian pembalakan di atas juga yang membuat Jayapura rawan longsor dan
banjir. Pada tahun 2013, di jalur yang sama, banjir terjadi. 1 orang tewas.

4.2 PENYEBAB TERJADINYA BANJIR

Paul Finsen Mayor, Ketua Dewan Adat Papua, mencurigai adanya pembalakan liar di
Pegunungan Cycloops, karena dalam banjir bandang terdapat kayu gelondongan. Senada dengan
pernyataan di atas, bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyatakan bahwa banjir yang terjadi
juga merupakan kerusakan di pegunungan.

18
4.3 KEJADIAN

Beberapa tempo sebelum munculnya banjir ini, kawasan Sentani telah diguyur hujan
deras pada pukul 17.00 WIT. Ketika itu, curah hujan ekstrem (235,1 milimeter per hari) memang
turun sebelum banjir bandang. Hujan sempat turun secara fluktuatif, sampai pada akhirnya antara
pukul 22.00-00.00 hujan deras yang terjadi di sekitar pehuluan di Pegunungan
Cycloop menyebabkan longsor menahan alur-alur sungai sehingga dampak banjir ini semakin
parah, yang menurut Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB, ada gelondongan kayu dan
bebatuan sedimen yang dialurkan ke hilirnya. Dan memang, di daerah Jalan Doyo di Jayapura,
banjir itu membawa sebuah gelondongan kayu besar yang menghalangi jalan. Lebih dari itu,
material banjir berupa lumpur setinggi 40-50 meter dan sampah yang berhamburan dari bukit
Cycloop juga ikut turun. Banjir ini melanda utara dan selatan Jayapura, dan Sentani dengan luas
daerah tangkapan air banjir 15.199,83 hektar. 9 kelurahan di Jayapura menjadi lokasi terdampak
banjir. Daerah yang terdampak paling parah ialah kawasan kelurahan Donbosolo, Doyobaru dan
Hime Kombe. Di tempat lain di Jayapura, terjadi pula longsor yang menyebabkan 7 orang
meninggal dunia, setelah sebelumnya dikabarkan 4 orang meninggal dunia.

4.4 KORBAN JIWA

Jumlah korban jiwa sejauh ini mencapai 83 orang. 75 orang luka ringan dan 84 orang
luka berat. Korban terbanyak berasal dari Distrik Sentani. Adapun korban hilang yang dilaporkan
kepada posko-posko setempat berjumlah 74 orang. Namun begitu, dari 74 korban ini masih akan
dicocokkan lagi ke 40 jenazah RS Bhayangkara setempat.

Seminggu setelah banjir itu terjadi, pada 25 Maret 2019 sebanyak 112 orang didapati
meninggal dunia. 105 orang di Kabupaten Jayapura, dan 7 di Kodya. Per Mei 2019, diketahui
153 orang luka berat, 768 orang luka ringan, dan 17 orang masih belum ditemukan.

19
4.5 DAMPAK

Bencana ini menyebabkan 350 rumah rusak terseret arus air, 3 jembatan, 8 drainase, 4
jalan, 2 gereja, 1 masjid, 8 sekolah, 104 ruko, dan 1 pasar kesemuanya mengalami rusak
berat, dan 4.273 warga mengungsi. Peristiwa banjir ini membuat sebanyak 11.725 keluarga
terdampak. Sampai Mei 2019, 1.639 rumah warga di pinggiran Sentani masih tergenang air
karena danau meluap. Total kerugian banjir bandang di Kabupaten Jayapura ini dilaporkan
mencapai Rp 506 miliar. Sementara ongkos pemulihan banjir bandang Sentani diperkirakan Rp
1,7 triliun.

Dilaporkan pula sebuah pesawat twin otter yang sedang parkir di Lapangan Terbang
Adventis Doyo dan sebuah helikopter rusak karena adanya banjir ini. Sejumlah lokasi juga
terdampak pemadaman listrik sebagai akibat dari banjir ini. Pada tanggal 19
Maret, PLN melaporkan dari 104 gardu listrik tercatat padam, 69 telah berhasil dipulihkan.
Dilaporkan juga bahwa beberapa menara transmisi tegangan tinggi mengalami
kerusakan. Operasional Bandar Udara Sentani, pascabanjir tetap normal dan beroperasi dengan
baik.

4.6 RESPON PEMERINTAH

Lewat Instagramnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan duka citanya yang


mendalam kepada keluarga dari korban yang meninggal. Penanganan bencana banjir juga
langsung dikerjakan oleh tim gabungan Kementerian PUPR, BNPB dan BPBD Papua, TNI,
Polri, relawan dan warga setempat. Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB, juga menyampaikan
2 arahan presiden lainnya, yakni untuk mengevakuasi korban dan merehabilitasi lahan dan
pegunungan agar kejadian serupa ini tak terjadi lagi. Untuk masa tanggap darurat bencana banjir
ini, pemerintah menetapkan waktu selama 14 hari.

Pasca banjir, pemerintah lewat Kemen PU-PR juga telah menyiapkan langkah rehabilitasi
dan rekonstruksi. Untuk tahap awal, akan diadakan pengembalian air ke badan-badan sungai dan
membuat badan penahan material seperti sabo dam.

20
Juga dilaksanakan penandatangan nota kesepakatan Cagar Alam Cycloop, Danau
Sentani, dan DAS Sentani Tami, yang turut pula disaksikan oleh Presiden Jokowi. Terbaru, pada
Mei 2019, Cagar Alam Cycloop yang akan direhabilitasi mencapai luas 1.500 hektare. 1.000
hektare ada di dalam kawasan cagar alam, dan 500 hektare ada pada kawasan penyangga. Areal
itu tersebar dari Sentani sampai Jayapura. Rehabilitasi itu dipersiapkan oleh Kemenhut lewat
Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Papua dengan total anggaran sebanyak Rp 52
miliar. Selain itu, BKSDA Papua akan merekonstruksi kembali patok batas CA Cycloop
sepanjang 109 km, yang dikabarkan mulai rusak.

4.7 SARAN PENANGGULANGAN

Berdasarkan kejadian diatas diperlukan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


Banjir Berdasarkan Tingkat Kerentanan dengan Metode Ecodrainage penanggulangan bencana
banjir. Salah satu metode yang digunakan untuk penanggulangan banjir adalah metode
ecodrainage (drainase berwawasan lingkungan). Metode ini adalah upaya mengelola limpasan air
hujan yang dikelompokkan menjadi dua tipe fasilitas penahan, yaitu tipe penyimpan dan tipe
peresapan sehingga air hujan yang jatuh dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik agar tidak
menjadi genangan yang merugikan.

21
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana dijelaskan


sebelumnya, maka kesimpulannya sebagai berikut :

Partisipasi masyarakat daam menanggulangi masalah banjir masih sangat kurang. Begitu
juga dengan Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana. Partisipasi
masyarakat yang merupakan critical player pada tahap sebelum bencana, memiliki pengaruh
sangat kecil dalam proses dan implementasi kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi
baru pada tingkat consultation. Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahap
ini masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.

Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan setempat yang
dilaksanakan secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat bencana banjir datang, partisipasi
masyarakat seimbang dengan stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah
partnership, baik secara individu maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi
setelah bencana, pemerintah kembali dominan, terutama dalam kegiatan fisik.

Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk sharing dan
partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan Kebijakan pemerintah daerah tentang
penanggulangan bencana masih sangat terbatas

5.2 SARAN

Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan Terlalu
banyaknya air, Banjir Bisa dicegah Dengan Cara sederhana diantaranya, Menjaga Kebersihan,
terutama di area sungai, Membuat gorong-gorong dan lain-lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran
Manusia Sangat Berpengaruh Pada hal tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk
mengantisipasi bencana banjir.

22
LAMPIRAN

Martin Ja’far Nur Rochman, Irawan Wisnu Wardhana, & )Endro Sutrisno. (2015). PERENCANAAN SISTEM
DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECODRAINAGE). Semarang, Indonesia: Universitas Diponegoro.
Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/192838-ID-perencanaan-sistem-drainase-
berwawasan-l.pdf

PKK, S. (2016). Bagaimana Cara Menanggulangi Banjir. In Pusat Krisis Masyarakat. Mey: PKK, Staff. Retrieved
from http://pusatkrisis.kemkes.go.id/bagaimana-cara-menanggulangi-banjir

Ratmania, Ririn Sunardi, & Rosminrar. (2019). Banjir. In Banjir (pp. 1-16). Makassar: UIN Alaudin Makassar.
Retrieved from https://www.slideshare.net/mHynarLhybra/jurnal-28489176

Rosyidie, A. (2013). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. In Fakta dan Dampaknya, Serta Penngaruh dari
Perubahan Guna Lahan (pp. 1-9). Bandung: ITB.

UNNES. (2019). Penanggulangan Banjir dengan Ecodrainage. Jurnal Geografi, 1-2. Retrieved from
journal.unnes.ac.id

Wikipedia. (2019). Banjir Bandang Doya-Sentani. In Wikipedia, Longsor dan banjir Sentani 2019. Jayapura:
Wikipedia. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Longsor_dan_banjir_Sentani_2019

23

Anda mungkin juga menyukai