Anda di halaman 1dari 7

161

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan keseluruhan hasil perencanaan yang telah
dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Geometrik Jalan
a. Alinyemen Horisontal
ü Ruas jalan Cibolang – Nagrak Utara ini terbentuk
dengan klasifikasi jalan sebagai arteri sekunder (emax
= 10% dan en = 2%). Direncanakan dengan kecepatan
50 Km/jam, dengan type jalan 2 lajur 2 arah (2/2
UD). Mempunyai lebar jalan = 2 x 3.5 m, lebar bahu
jalan = 2 m dan ROW = 15 m.

ü Alinyemen horisontal ruas jalan ini terbentuk


sepanjang 12,27 Km dan terdiri dari 21 PI (Point of
Intersection), yang terdiri dari 21 lengkung horizontal
S-C-S (Spiral-Circle-Spiral).

ü Terdapat 16 titik persilangan sebidang dengan jalan.


Dan terdapat 23 titik persilangan dengan air (sungai),
yang terdiri dari 7 buah gorong-gorong dan 16 buah
jembatan, dengan panjang segmen yang bervariasi
(lihat gambar plan profile pada lampiran).

ü Untuk daerah kebebasan samping di tikungan, lereng


dengan kemiringan 1 : 2 masih mencukupi untuk
pandangan pengemudi, yang dihitung berdasarkan
JPH. Dan nilai jarak kebebasan samping ini
bervariasi dari 2.79m s.d 6.65m untuk semua
tikungan.
162

ü Untuk pelebaran perkerasan jalan, dengan


menggunakan kendaraan sedang sebagai kendaraan
rencana, maka didapat lebar perkerasan tamabahan
yang dibutuhkan bervariasi di setiap PI-nya, dengan
kisaran lebar 1.2 s.d 2 m.

b. Alinyemen Vertikal
ü Alinyemen vertikal ruas jalan ini direncanakan
dengan kelandaian maksimum sebesar 5%. Sehingga
terbentuk PPV sebanyak 31 buah, yang terdiri dari 17
PPV lengkung cekung, dan 14 PPV lengkung
cembung. Yang direncanakan berdasarkan referensi
jarak pandang yang berbeda-beda (baik JPH maupun
JPM) tergantung kondisi alinyemen horisontal, tata
guna lahan dan kontur tanah yang tersedia.

2. Tebal Konstruksi Perkerasan


Untuk perencanaan tebal perkerasan, dengan LER (Lintas
Ekivalen Rencana) = 2898 > 1000 kendaraan per hari (umur
rencana 10 tahun) ; persentase kendaraan berat 33.55% >
30% ; dan nilai CBR tanah dasar 3.23%, maka didapat :
a. Lapisan Surface Laston (MS 744) dengan tebal 20cm.
b. Lapisan Base Batu Pecah Kelas B dengan tebal 20cm.
c. Lapisan Sub-Base Sirtu/Pitrun Kelas C dengan tebal
31cm.

3. Saluran Tepi Jalan


Untuk perencanaan dimensi saluran tepi jalan, dengan tinggi
hujan rencana 636.551 mm (periode ulang selama 10 tahun),
dengan kriteria : material pembentuk saluran menggunakan
beton (nsaluran=0.018), kecepatan rencana sal (V = 3-4 m/dt),
dan menggunakan profil saluran persegi, maka didapat : lebar
saluran (b) = 1m dan tinggi saluran total (h+w) = 0.8 m, tebal
beton 10cm. Dan nilai dimensi tersebut disamakan di kedua
sisi sepanjang jalan untuk mempermudah pengerjaan.
163

4. Volume Galian dan Timbunan


Pembangunan ruas jalan Cibolang – Nagrak Utara ini
memerlukan 1,339,023.7 m3 galian tanah dan 347,708.16 m3
timbunan tanah pilihan.

5. Perhitungan Biaya
a. Ada pekerjaan utilitas jalan yang harus diperhatikan
untuk perhitungan biaya ini, diantaranya :
ü Rambu
Terdapat 4 jenis rambu dasar yang dipasang di ruas
jalan ini, yaitu rambu peringatan, larangan, perintah
dan petunjuk. Dan jumlah dari semua rambu yang ada
ini adalah 78 buah.

ü Marka
Terdapat 2 jenis marka yang dipakai di ruas jalan ini,
yaitu marka putus-putus dan menerus pada as jalan.
Marka menerus ini khusus dipakai di tikungan. Dan
luas marka total ini berjumlah 981.13 m2.

ü Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU)


LPJU yang digunakan pada jalan alternatif ini adalah
tipe Lengan Tunggal yang ditempatkan pada bahu
jalan. LPJU ini dipasang per 100 m per sisi jalan.
Dengan kata lain, jarak lampu aktual adalah 50m,
dengan posisi berlawanan. Sehingga LPJU ini
berjumlah 2 x 123 = 246 buah.

b. Perhitungan biaya dalam pengerjaan ruas jalan ini


mengacu pada harga pekerjaan yang berlaku di
Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008. Terdiri dari 4
poin pekerjaan utama, yaitu pekerjaan tanah, pekerjaan
perkerasan jalan, pekerjaan drainase, dan pekerjaan
utilitas jalan. Sehingga total harga yang diperlukan adalah
Rp. 138,339,082,438.49.
164

6.2. SARAN
Saran yang dapat diberikan penulis, setelah serangkaian
perencanaan dalam tugas akhir ini, adalah sebagai berikut :

1. Untuk jalan arteri, sebenarnya type jalan yang ideal adalah 4


lajur 2 arah, baik itu 4/2 UD maupun 4/2 D. Hal ini tidak
dapat perencana lakukan karena terbentur dengan masalah
pembebasan lahan yang sulit dilakukan pemerintah, yaitu
dengan membatasi ROW = 15m.

2. Untuk alinyemen horizontal, persilangan dengan air (sungai)


harus diusahakan tegak lurus, agar tidak membuat bangunan
persilangan menjadi lebih panjang. Dan idealnya tidak ada
persilangan dengan air (sungai) di sepanjang lengkung
peralihan dan lengkung circle. Hal ini berlaku juga untuk
persilangan sebidang dengan jalan eksisting.

3. Untuk alinyemen vertikal, kelandaian maksimum yang


diinginkan harus benar-benar memperhatikan bentuk kontur
tanah yang dihadapi. Bila perencanaan masih dirasa kurang,
semisal terlalu banyak membuat jembatan dengan bentang
yang panjang, volume galian dan timbunan yang sangat
masif, dll, bisa dilakukan perencanaan ulang.

4. Untuk perencanaan tebal perkerasan, bila output hasil dari


metode Bina Marga masih kurang memuaskan, bisa
dilakukan review desain menggunakan metode lainnya.

5. Untuk dimensi saluran tepi jalan, bila lebar ROW mencukupi,


dapat dicoba material pembentuk dari tanah yang diperkeras
dengan dimensi trapesium. Hal ini akan sangat berguna untuk
menekan harga supaya lebih murah.
165

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Faisal. (2009). Rambu Lalu Lintas Jalan Di Indonesia.


Jakarta
Anonim. (1987). Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. SKBI
2.3.26.1987.UDC: 625.73 (02). Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (1997) Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Anonim. (1987). Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan.
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Anonim. (1991). Spesifikasi Penguatan Tebing No. 11 SBNKT
1991. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (1991). Tata Cara Pemasangan Rambu Dan Marka
Jalan Perkotaan NO. 01/P/BNKT/1991. Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Anonim. (1994). Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan, SNI 03-3424-1994. Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (1997). Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Kota No: 038/T/BM/1997. Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (2004). Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun
2004 Tentang Jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Hendarsin, S.L. (2000). Perencanaan Teknik Jalan Raya.
Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
Munawar, A. (2005). Dasar-dasar Teknik Transportasi. Beta
Offset, Yogyakarta.
166

Prastyanto, C.A, Kartika, A.A.G, Buana, C. (2006). Modul Ajar


Kuliah Rekayasa Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS. Surabaya.
Saodang, H. (2004). Konstruksi Jalan Raya. Nova, Bandung.
Sofia, Fifi. (2006). Modul Ajar Kuliah Rekayasa Sumber Daya
Air. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan ITS. Surabaya.
Sukirman, S. (1999). Dasar-dasar Perencanaan Geometrik
Jalan. Nova, Bandung.
Sukirman, S. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova,
Bandung.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Sukabumi, Jawa


Barat pada tanggal 31 Maret 1988,
merupakan anak ke-dua dari tiga
bersaudara. Setelah menempuh
pendidikan formal, yaitu di SDN Ir. H.
Djuanda Sukabumi, SLTPN 2 Sukabumi,
SMUN 3 Sukabumi (mengambil program
akselerasi), dan lulus pada tahun 2004,
selanjutnya penulis diterima di program S1 Jurusan Teknik
Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,
melalui progam reguler (SPMB) pada tahun yang sama.
Penulis di program S1 Jurusan Teknik Sipil ITS ini
mengambil Judul Tugas Akhir di bidang Transportasi, untuk
perencanaan jalan. Penulis juga sempat bekerja praktek di
Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Nagreg di Kabupaten
Bandung pada tahun 2007.

Anda mungkin juga menyukai