Anda di halaman 1dari 15

GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL

1
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

3
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

IV.2. PEMBAHASAN

Pada Tugas besar ini, mengenai pembuatan trase jalan dapat dianalis bahwa dari
hasil yang telah didapat, pembuatan trase jalan ini dilakukan dengan menggunakan data
yang telah diberikan sebelumnya kemudian akan diolah dengan menggunakan aplikasi
AutoCAD Civil 3D. pada pengolahan yang dilakukan, dapat dilihat hasilnya ada
lampiran diatas. Pada prosesnya, kita akan membuat contour terlebih dahulu, kemudian
atur mayor dan minor dengan fitur smooth.selanjutnya membuat alignment dengan
beberapa pengaturan yang telah ditetapkan. serta proses yang paling penting yaitu
desain dari perancangan drainase dan titik pancang pada area koridor, dimana kita klik
superelevationAOR lalu atur koridor, create sample line group kemudian lakukan juga
pengaturan terkait kontur hingga elevation. Selanjutnya perhiungan dari material untuk
cut and fill, klik compute material, pengaturan EG dan Datum hingga didapatkan hasil
realitstic dengan tools conceptual.

Dari pengolahan yang dilakukan, hasilnya dapat dilihat pada lampiran diatas
Kemudian hasil tersebut akan digunakan untuk perencanaan jalan yang akan dibangun
dan memberikan keamanan dan kenyamanan misalnya visibilitas, izin Mobilitas
kendaraan yang cukup dan koefisien gesekan permukaan jalan cukup. Dimana dalam
proses pembuatan jalan tentunya memerlukan suatu persiapan dimulai dari bagaimana
mengetahui kondisi daerah tersebut kemudian dilakukan suatu proses pengamatan secara
langsung dilapangan. Dalam pengamatan ini, terdapat dua cara yaitu pengamatan secara
langsung dilapangan yang membutuhkan tenaga ahli yang sangat professional dan
pengamatan yang tidak langsung dengan suatu pemetaan untuk mengetahui kontur
permukaan tersebut sebagai landasan yang mendukung untuk pembuatan jalan.

Pada pembuatan jalan ini terdapat peraturan yang dapat digunakan sebagai
acuannya yaitu peraturan Menteri NOMOR 6 TAHUN 2022 tentang (Perencanaan Dan
Pemrograman Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat),
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 (tentang Jalan), Surat Edaran Dirjen Cipta
Karya Nomor : 16/SE/DC/2020 (tentang Standar Teknis Jalan pada Permukiman).

Kemudian, pada klassifikasi jalan ini data dilakukan dengan menyesuaikannya

4
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

terhadap spesifikasiya berdasarkan keilmuwan geomatika yaitu jalan arteri yang terbagi
2 yaitu Arteri Primer yang merupakan jalan yang menghubungkan secara
berkesinambungan antarpusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan ini
Didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 km per jam, lebar badan jalan
minimal 11 meter. lalu lintasnya tidak boleh terganggu lalu lintas ulang alik, lalu lintas
lokal dan kegiatan lokal, jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi, serta tidak
boleh terputus di kawasan perkotaan dan arteri sekunder adalah Jalan yang
menghubungkan antara kawasan primer dengan seluruh kawasan sekunder . jalan ini
didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 30 km per jam dengan lebar badan
jalan minimal 11 meter, dan lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat.

Kemudian Jalan Kolektor adalah yang terbagi dua yaitu Kolektor Primer adalah
Jalan yang menghubungkan secara berkesinambungan dengan pusat kegiatan lokal,
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lokal. Didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 40 km per jam dengan lebar
badan jalan minimal 9 meter, dan jumlah jalan masuk dibatasi dan kolektor sekunder
adalah Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder secara timbal balik. Didesain
dengan kecepatan rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar badan jalan
minimal 9 meter, dan lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
Selanjutnya Jalan Lokal yang terbagi dua yaitu Lokal Primer adalah Jalan yang
menghubungkan secara berkesinambungan antara kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan local secara timbal balik. Didesain dengan kecepatan rencana paling
rendah 20 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter, dan tidak boleh
terputus di kawasan perdesaan dan jalan lokal sekunder adalah Jalan yang
menghubungkan kawasan seluruh jalan sekunder dengan perumahan. Didesain dengan
kecepatan rencana paling rendah 10 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5
meter.

Kemudian Jalan Lingkungan yang terbagi dua yaitu lingkungan primer adalah
jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di
dalam lingkungan kawasan perdesaan. Didesain dengan kecepatan rencana paling rendah

5
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

15 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 6,5 meter untuk jalan yang

diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda 3 atau lebih dan lingkungan sekunder
adalah jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan. Didesain
dengan kecepatan rencana paling rendah 10 km per jam dengan lebar badan jalan
minimal 6,5 meter untuk jalan yang diperuntukkan bagi kendaraanbermotor roda 3 atau
lebih. Sedangkan jalan yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda 3 atau
lebih harus mempunyai lebar badan jalan minimal 3,5 meter. Kemudian jalan tanjakan
nasional adalah jalan yang arahnya menaik keatas mengikuti permukaan dibawahnya
dan merupakan jalan yang menjadi penghubung antar ibu kota provinsi dimana, status
jalan ini diberikan pada jalan strategis nasional dan jalan tol.

Pada pembahasan ini, trase jalan adalah seri dari garis-garis lurus yang
merupakan rencana dalam sumbu jalan. Dalam penentuan lokasi jalan, terdapat dua
kegiatan yaitu, tahap pertama adalah studi penyuluhan untuk menentukan koridor yang
memenuhi syarat dan Tahap kedua adalah meliputi suatu tinjauan yang lebih mendalam
dari alternatif-alternatif koridor yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Pada
hasil yang diperoleh, trase jalan ini sebaiknya digunakan pada klasifikasi jalan lokal
yang jenisnya terbagi dua yaitu Lokal Primer adalah Jalan yang menghubungkan secara
berkesinambungan antara kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan local secara
timbal balik. Didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 20 km per jam dengan
lebar badan jalan minimal 7,5 meter, dan tidak boleh terputus di kawasan perdesaan dan
jalan lokal sekunder adalah Jalan yang menghubungkan kawasan seluruh jalan sekunder
dengan perumahan. Didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 10 km per jam
dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter.

Pada pelaksanaan tugas ini juga, harus memperhatikan beberapa hal mengenai
geometri dari suatu perencanaan pembuatan trase jalan tersebut yaitu, harus diusahakan
lurus, mengikuti keadaan topografi, Pada trase jalan yang relatif lurus dan panjang
jangan tiba-tiba terdapat tikung- an yang tajam, jika terpaksa sebaiknya didahului oleh
tikungan yang tumpul, kemudian menghindari penggunaan jari-jari tikungan kecil serta
menghindari tikungan ganda dan tikungan berbalik dengan mendadak. sehiungga hasil

6
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

rase jalan yang didapatkan memenuhi syarat sesuai yang diharapkan. Namun pada
pelaksanaan pembuatan trase jalan ini tidak adanya survey lapangan secara langsung,
sehingga kita tidak menegtahui secara jelas perbandingan hasil yang diperoleh dengan
keadaan sebenarnya dilapangan karena hal ini mempengaruhi pembuatan kontur dari
dan pemilihan alignment yang sesuai dengan daerah tersebut.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1. Pada praktikum modul 10 ini, membahas tentang pembuatan trase jalan.


pembuatan trase jalan ini merupakan proses untuk membuat Geometri Jalan yang
meliputi alinyemen horizontal yang mana merupakan garis proyeksi sumbu jalan
tegak lurus bidang datar peta beserta perlengkapannya.

2. Pada proses pengolahan datanya dengan aplikasi AutoCAD Civil 3D dimana kita
akan membuat contour terlebih dahulu, kemudian atur mayor dan minor dengan
fitur smooth.selanjutnya membuat alignment dengan beberapa pengaturan yang
telah ditetapkan. serta proses yang paling penting yaitu desain dari perancangan
drainase dan titik pancang pada area koridor, dimana kita klik
superelevationAOR lalu atur koridor, create sample line group kemudian
lakukan juga pengaturan terkait kontur hingga elevation. Selanjutnya perhiungan
dari material untuk cut and fill, klik compute material, pengaturan EG dan
Datum hingga didapatkan hasil realitstic dengan tools conceptual.

3. Dari pengolahan yang dilakukan, hasilnya dapat dilihat pada lampiran diatas.
Hasil yang didapat dalam pembuatan trase jalan tersebut dapat digunakan dalam
pembangunan kontruksi jalan yang pastinya datanya memiki ketelitian yang baik
sesuai dengan keadaan dilapangan dan memberukan keamanan dan kenyamanan
misalnya visibilitas, izin Mobilitas kendaraan yang cukup dan koefisien gesekan
permukaan jalan cukup.

4. Pada hasil yang diperoleh, trase jalan ini sebaiknya digunakan pada klasifikasi
jalan lokal yang jenisnya terbagi dua yaitu lokal Primer dan jalan lokal sekunder

7
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

sebagaimana klasifikasi ini sudah disesuaikan berdasarkan defenisi dari jalan


lokal ini.

5. Pada pembuatan jalan ini terdapat peraturan yang dapat digunakan sebagai
acuannya yaitu peraturan Menteri NOMOR 6 TAHUN

2022 tentang (Perencanaan Dan Pemrograman Pembangunan Infrastruktur


Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat), Undang-Undang Nomor 38 Tahun
2004 (tentang Jalan), Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor : 16/SE/DC/2020
(tentang Standar Teknis Jalan pada Permukiman).

6. Pada praktikum ini, terdapat hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan trase
ini yaitu, memerlukan kaidah-kaidah seperti unsur topografi,lingkungan,hingga
tata guna lahannya. Sehingga hasilnya terdapat kekurangan dari penggambaran
yang dilakukan karena tidak adanya survey lapangan.

7. Pada praktikum kali ini, pengolahan data juga harus sesuai dengan langkah kerja
yang telah ditetapkan supaya hasilnya tidak jauh dari keadaan yang
sesungguhnya dilapangan.
V.2 Saran

Adapun saran dari praktikum modul 10 Pembuatan Trase Jalan adalah:

1. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum ini harus memahami modul dan materi yang
mencakup kegiatan praktikum sehingga tidak ada kendala dalam pengerjaanya.

2. Diharapkan mahasiswa melakukan pengukuran mematuhi standard operasioal prosedur


yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan semua pihak.
3. Diharapkan mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan benar dan teliti.

4. Diharapkan mahasiswa dapat melakukan pengolahan yang baik dan benar sesuai
dengan Langkah kerja yang telah diberikan oleh asisten pratikum sebelumnya.

5. Dalam melakukan pengolahan datanya harus sesuai dengan Langkah-langkah

8
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

yang telah ditentukan supaya pengolahan dapat

dilakukan tanpa adanya kendala sehingga hasil yang didapatkan

memiliki akurasi yang baik dan sesuai dengan keadaan dilapangan.

9
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

DAFTAR PUSTAKA

10
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data

11
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

12
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

13
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

14
GT3224 | SURVEI KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

15

Anda mungkin juga menyukai