1. Konsep Pengelolaan Sungai Permasalahan yang terjadi berupa : - Ketersediaan air yang tidak merata : Hal ini bisa menyebabkan kelangkaan air dan banjir. - Pencemaran air : Pencemaran air dapat mengurangi kualitas air, merusak ekosistem, dan membahayakan kesehatan masyarakat yang bergantung pada air tersebut. - Pengelolaan air yang tidak efisien: mengakibatkan penurunan kualitas dan ketersediaan air. - Deforestasi dan erosi: dapat meningkatkan erosi dan sedimentasi di sungai, mengurangi kapasitas sungai untuk menampung air, dan mempengaruhi kualitas air serta habitat flora dan fauna. - Dampak perubahan iklim: menyebabkan perubahan dalam ketersediaan air dan meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan kekeringan. - Konflik penggunaan air: berdampak negatif dari kegiatan satu sektor terhadap sektor lain. - Keterbatasan infrastruktur air dan sanitasi: dapat mengakibatkan kualitas air yang buruk dan akses yang terbatas kepada air bersih dan layanan sanitasi. Hal ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan kualitas hidup 2. Tahap Pembuatan Strategi IWRM
Integrated Water Resources Management (IWRM) adalah suatu pendekatan sistematis
dan terpadu dalam pengelolaan sumber daya air yang bertujuan untuk mencapai penggunaan yang efisien, berkelanjutan, dan adil dari sumber daya air. IWRM mengakui bahwa air adalah sumber daya yang terbatas dan penting untuk berbagai aspek kehidupan, seperti kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, dan ekosistem. Adapun strategi IWRM ini yaitu:
- Pendekatan partisipatif: IWRM mendorong partisipasi aktif dari semua
pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat lokal, dan kelompok-kelompok masyarakat sipil dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan implementasi kebijakan pengelolaan sumber daya air. - Pendekatan partisipatif ini membantu memastikan bahwa kebutuhan dan prioritas berbagai pemangku kepentingan diakomodasi dan konflik antara pengguna air dapat diatasi secara efektif. - Pengelolaan air berbasis DAS (Daerah Aliran Sungai): IWRM mengakui pentingnya mengelola sumber daya air dalam konteks DAS, yang mencakup sungai, danau, waduk, dan sumber air tanah yang saling terkait. - Pengelolaan permintaan air: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendekatan demand management merupakan bagian penting dari IWRM. Ini melibatkan pengurangan konsumsi air yang tidak efisien, penggunaan teknologi yang efisien, serta insentif dan kebijakan yang mendorong penggunaan air yang berkelanjutan. - Keseimbangan antara kebutuhan manusia dan lingkungan: IWRM menekankan pentingnya mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia akan air dan kebutuhan lingkungan. Hal ini melibatkan pengelolaan sumber daya air yang mempertimbangkan kepentingan ekosistem, seperti keanekaragaman hayati, fungsi lahan basah, dan proses hidrologi alami. - Pendekatan adaptif dan fleksibel: IWRM mengakui bahwa kondisi dan kebutuhan dalam pengelolaan sumber daya air akan berubah seiring waktu. Oleh karena itu, pendekatan adaptif dan fleksibel diperlukan untuk merespon perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi, dan dinamika sosial-ekonomi. - Kebijakan dan regulasi yang mendukung: Implementasi IWRM memerlukan kebijakan dan regulasi yang mendukung, seperti pengelolaan hak air, sistem tarif air yang adil, dan pengawasan serta penegakan hukum terkait pencemaran air dan penggunaan sumber daya air yang tidak berkelanjutan. - Pengembangan kapasitas dan peningkatan pengetahuan: IWRM membutuhkan pengembangan kapasitas dan peningkatan pengetahuan di antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air. - Kerjasama antar sektor dan antar wilayah: Mengingat bahwa sumber daya air sering melintasi batas sektor dan wilayah, IWRM mendorong kerjasama antara berbagai sektor (seperti pertanian, industri, dan sektor domestik) dan antara wilayah yang berbagi sumber daya air yang sama - Pendanaan berkelanjutan: Pendanaan yang memadai dan berkelanjutan merupakan komponen penting dalam implementasi IWRM. Demand Management Pendekatan demand management dalam pengelolaan sumber daya air merupakan suatu strategi yang bertujuan untuk mengelola permintaan air dan mengurangi konsumsi air yang tidak efisien, tidak hanya fokus pada peningkatan pasokan air. Pendekatan ini menganggap bahwa sumber daya air terbatas dan perlu dikelola secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan masa depan. 3. Strategi Pengelolaan Sungai di Indonesia - Penataan ruang: Pemerintah mengembangkan rencana tata ruang yang mengatur penggunaan lahan di sekitar sungai untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. - Konservasi dan rehabilitasi: Strategi ini mencakup upaya untuk melestarikan dan memulihkan ekosistem sungai, termasuk penanaman pohon di sekitar sungai dan rehabilitasi lahan yang terdegradasi. - Pengendalian banjir: Indonesia memiliki sejarah banjir yang parah, khususnya di musim hujan. - Peningkatan kualitas air: Untuk mengatasi masalah pencemaran, pemerintah menerapkan peraturan yang lebih ketat terhadap industri dan aktivitas pertanian yang mencemari sungai. - Pengelolaan sumber daya air secara terpadu: Pemerintah Indonesia menerapkan konsep pengelolaan sumber daya air secara terpadu (Integrated Water Resources Management/IWRM) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan sungai. - Penegakan hukum dan regulasi: Pemerintah juga bekerja untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang yang ada yang berkaitan dengan pengelolaan sungai. - Pendidikan dan penyuluhan: Program pendidikan dan penyuluhan dijalankan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sungai yang berkelanjutan. - Kerjasama regional dan internasional: Indonesia bekerja sama dengan negara-negara tetangga dan organisasi internasional dalam pengelolaan sumber daya air dan sungai yang melintasi perbatasan. - Pengembangan teknologi dan inovasi: Pemerintah mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sungai.
- Pendanaan dan investasi: Untuk mendukung pelaksanaan strategi
pengelolaan sungai, pemerintah mengalokasikan dana yang cukup melalui anggaran negara dan sumber pembiayaan lainnya, seperti pinjaman dari lembaga keuangan internasional atau kerjasama dengan sektor swasta. 4. Penerapan Strategi Pengelolaan Sungai di Indonesia Indonesia melalui Kementerian PUPR telah menerapkan Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Terpadu atau Integrated Water Resources Management (IWRM). Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, pengelolaan SDA dapat memanfaatkan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga menghasilkan kualitas pengelolaan yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai Pengelolaan Cerdas Sumber Daya Air atau Smart Water Management (SWM). - SWM adalah optimasi penggunaan TIK yang memungkinkan kita menyediakan data real-timeotomatik kondisi sumber daya air dan lingkungan, serta prakiraan kondisi cuaca dan iklim untuk digunakan dalam menyelesaikan tantangan- tantangan terkait pengelolaan sumber daya air yang telah dilakukan berdasarkan Pengelolaan SDA Terpadu. - SWM dapat digunakan mulai dari tahapan perencanaan hingga operasional, mulai dari penggunaan sehari-hari hingga pengaturan dan menunjang pengambilan kebijakan pada berbagai tingkatan pengelolaan, lintas kelompok pengguna sumber daya air dan lintas wilayah.