Di Indonesia, IWRM diterapkan sebagai kerangka kerja kebijakan dalam mengelola sumber
daya air. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
yang memuat prinsip-prinsip IWRM sebagai dasar pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
Salah satu aspek penting dari IWRM di Indonesia adalah keterlibatan aktif dari seluruh
pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya air.
Pemangku kepentingan meliputi pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan organisasi non-
pemerintah. Keterlibatan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil
mencerminkan kebutuhan dan aspirasi seluruh pemangku kepentingan dan mempromosikan
kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Secara keseluruhan, IWRM adalah pendekatan penting dalam mengelola sumber daya air di
Indonesia yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip IWRM, diharapkan pengelolaan sumber daya air di Indonesia dapat
lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Indonesia memiliki banyak sungai yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat
dan perekonomian. Oleh karena itu, pengelolaan sungai di Indonesia perlu dilakukan dengan
baik untuk memastikan sumber daya air yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan
berkelanjutan. Berikut adalah beberapa strategi pengelolaan sungai di Indonesia:
• Penataan dan pengelolaan sungai: Pengelolaan sungai perlu dilakukan secara terintegrasi
dan berkelanjutan dengan memperhatikan kondisi alam dan sosial di sekitar sungai.
Penataan sungai meliputi penyediaan akses ke air bersih dan sanitasi, pencegahan erosi,
penanganan sampah, dan pengelolaan sungai untuk mitigasi bencana.
• Pengelolaan banjir: Banjir adalah salah satu masalah utama di Indonesia yang perlu
ditangani dengan serius. Strategi pengelolaan banjir meliputi pembangunan tanggul,
normalisasi sungai, drainase, dan pengaturan penggunaan lahan di sekitar sungai.
• Pengelolaan irigasi: Irigasi adalah salah satu bentuk pengelolaan air yang penting di
Indonesia. Pengelolaan irigasi meliputi pengembangan teknologi irigasi, pemeliharaan
infrastruktur irigasi, dan pengaturan penggunaan air irigasi.
• Pengelolaan air limbah: Air limbah dari industri dan rumah tangga dapat mencemari
sungai dan mengancam kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan air limbah
perlu dilakukan dengan baik, seperti dengan memperluas jaringan saluran pembuangan,
pengolahan air limbah, dan penegakan aturan pengelolaan air limbah.
• Peningkatan kesadaran masyarakat: Kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sungai perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam
pengelolaan sumber daya air. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye dan sosialisasi
tentang pengelolaan air, edukasi tentang pentingnya konservasi air dan pemanfaatan
sumber daya air secara berkelanjutan.
Dengan penerapan strategi pengelolaan sungai yang baik dan terintegrasi, diharapkan
pengelolaan sumber daya air di Indonesia dapat lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
WASP (Water Quality Analysis Simulation Program) adalah program komputer yang digunakan
untuk memodelkan kualitas air dan kuantitas air di sungai dan sistem perairan lainnya. Program
ini dapat digunakan untuk menganalisis dampak limbah industri, pertanian, atau perkotaan pada
kualitas air dan kuantitas air di sungai, dan juga dapat digunakan untuk merencanakan tindakan
mitigasi. Contoh penggunaan program WASP antara lain:
• Menganalisis dampak limbah pada kualitas air: Program WASP dapat digunakan untuk
memodelkan perilaku limbah dari industri atau rumah tangga di sungai dan memprediksi
dampaknya pada kualitas air di sepanjang sungai.
• Pemantauan kualitas air: Program WASP dapat digunakan untuk memantau kualitas air
di sungai dan sistem perairan lainnya dengan membandingkan hasil pemodelan dengan
data lapangan.
• Perencanaan pengelolaan air: Program WASP dapat digunakan untuk merencanakan
tindakan mitigasi untuk mengurangi dampak limbah pada kualitas air. Misalnya, dengan
memodelkan efek dari penerapan teknologi pengolahan air limbah atau dengan
memprediksi dampak pengurangan pemakaian pestisida pada kualitas air.
• Pemodelan aliran air: Program WASP juga dapat digunakan untuk memodelkan aliran
air dan ketersediaan air di sungai dan sistem perairan lainnya. Hal ini dapat membantu
dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air, termasuk untuk mengoptimalkan
penggunaan air untuk irigasi atau untuk produksi energi listrik.
Dengan menggunakan program WASP, para pengambil keputusan dapat memperoleh informasi
yang lebih akurat dan terperinci tentang kualitas air dan kuantitas air di sungai dan sistem
perairan lainnya, sehingga dapat membantu dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air
secara lebih efektif dan efisien.
Lampiran Foto