Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alda Nadia Ciptaningrum

NIM : 11190950000002
Kelas : 5A PSDA

UAS

Essai
1. Pemanasan global, penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, hujan asam, banjir,
meningkatnya limbah, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi plastik, penggundulan
hutan dan polusi udara.
2. Menurut Undang-Undang No. 7/2004 tentang sumber daya air, pengelolaan sumber
daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air dengan tujuan menjaga kelangsungan keberadaan daya
dukung, daya tampung, daya fungsi SDA.
Konservasi SDA meliputi perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air
serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pendayaginaan SDA
meliputi penatagunaan, penyediaan, pengunaan, pengembangan, dan pengusahaan.
Pengendalian daya rusak air meliputi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.
Upaya pengelolaan dilakykan kegiatan proses SIDLACOM (Survey, Investigasi,
Desain, Land Aquisition, Construction, Operation dan Maintenance) yang disebut
proyek “Project Cycle”.
Prinsip konservasi SDA dilakukan terhadap tiga sasaran, yaitu :
a) Sumber air: dengan perlindungan dan pelestarian agar tidak rusak sehingga
terpelihara fungsinya baik sebagai resapan air maupun sebagai wadah air.
b) Fisik air: dengan pengawetan agar terpelihara keberadaan dan ketersediaan air baik
untuk masa sekarang maupun yg akan datang dengan cara menyimpan (misalnya dlm
waduk) dan menggunakan air secara efisien.
c) Kualitas air: dengan pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air yakni
mencegah masuknya pencemaran air pd sumber air dan prasarananya.
Siklus proyek : gagasan pola pengelolaan SDA, rencana SDA, studi kelayakan, desain,
konstruksi, operasi pemeliharaan dan monitoring evaluasi
Pengelolaan sumber daya air di Indonesia membutuhkan Analisa-analisa yang perlu
dilakukan secara menyeluruh (perencanaan, pelaksanaan, monitor dan evaluasi,
kontruksi pendayagunaan, pengendalian) terpadu (stakeholders, antar sektor, wilayah)
dan berwawasan lingkungan hidup (keseimbangan ekosistem dan daya dukung
lingkungan) dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan (antar generasi) untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. PSDAT perlu
dilakukan dengan sebab-sebab berikut ini :
• Ketersediaan air alamiah Indonesia mencapai 1,957 M m3 /th, namun
penyebarannya tidak merata
• Saat ini Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara telah defisit air.
• 93 WS dari 133 WS di Indonesia dipakai bersama/lintas negara, provinsi,
kabupaten/kota.
• Hampir semua sungai di Jawa, Bali tercemar dan meningkatkan timbulnya
penyakit.
• 90% bencana alam pada tahun 1990-an terkait dengan air.
• Peningkatan jumlah penduduk akan menjadi penggerak utama pengelolaan sumber
daya air untuk 50 tahun mendatang.
Proses Pengelolaan SDA secara global yang memadukan antara sumber daya air dengan
sumber daya terkait lainnya antar sektor, antar wilayah secara berkelanjutan tanpa harus
mengorban-kan lingkungan dan diselenggarakan dengan pendekatan partisipatif
3. Valuasi ekonomi merupakan suatu kegiatan ekonomi yang memberikan nilai kuantitatif
terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam, lingkungan, baik atas
dasar nilai pasar (market value) maupun nilai non-pasar (non market value). Valuasi
ekonomi terhadap manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan sangat diperlukan bagi pengambilan kebijakan dan analisis
ekonomi. Dalam valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan, manfaat serta
dampak faktor yang perlu diperhatikan adalah determinasi manfaat, dampak fisik dan
valuasinya dalam aspek moneter.
Cost Benefit Ratio (CBR) adalah metode evaluasi ekonomi untuk membandingkan
biaya dan manfaat proyek yang berbeda atau pilihan kebijakan. Ukuran perbandingan
antara pendapatan dengan total biaya produksi sebuah badan usaha. Berdasarkan hasil
perhitungan cbr (cost benefit ratio) dari hutan rumpin mempunyai nilai kurang dari 1,
maka secara investasi tidak ekonomis. Kegiatan penambangan liar di Rumpin tidak
dapat dilanjutkan ketika sumber daya alam tambang yang berada di rumpin mempunyai
nilai jual yang rendah sehingga para penambang tidak mengalami kerugian yang
semakin tinggi. Selain itu, para penambang juga mengambil keuntungan sesuai barang
yang telah ditambang. Pertimbangan dalam pengambilan keuntungan yaitu biaya yang
dikeluarkan, tren harga barang hasil tambang sesuai pasaran (cenderung naik atau
turun), ada tidaknya modal, kinerja yang harus dibayar.
Selain itu, kegiatan penambangan liar atau pertambangan milik rakyat tanpa izin
memperbesar potensi kerusakan lingkungan pada lahan terbuka. Hal tersebut karena
mereka tak punya kewajiban mengikuti mekanisme peringkat kinerja perusahaan
khusus tambang terbuka. Kegiatan tersebut juga tidak memikirkan dampak yang akan
terjadi kepada lingkungan. Dampak pertambangan terhadap lingkungan adalah
penurunan produktivitas lahan, kepadatan tanah bertambah, terjadinya erosi dan
sedimentasi, terjadinya gerakan tanah atau longsoran, terganggunya flora dan fauna,
terganggunya kesehatan masyarakat serta berdampak terhadap perubahan iklim mikro

Anda mungkin juga menyukai