Anda di halaman 1dari 36

!

BATASAN
Limnologi merupakan cabang ilmu ekologi dan mengungkapkan
hubungan fungsional antarkomponen ekosistem perairan darat
yang mencakup komponen abiotik dan biotik. Secara rinci,
sistem itu terdiri atas air, habitat, dan komunitas biota akuatik.
Perairan darat yang dimaksud mencakup semua perairan yang
berada di daratan mulai dari batas garis pantai ke arah darat
L I M N O L O G I
PENDAHULUAN
! PERANAN LIMNOLOGI
Limnologi berperan dalam identifikasi dan evaluasi:
1). Morfologi dan tipologi perairan
2). Sifat fisika dan kimia air yang merupakan faktor penentu kualitas
air, tingkat pencemaran, dan produktivitas hayati perairan
3). Kemantapan perairan dan kepekaannya pada pembebanan
masukan atau pemanfaatan sumberdaya tersebut
! RUANG LINGKUP LIMNOLOGI
Limnologi menelaah struktur dan interaksi proses antara komponen
abiotik dan biotik yang masing-masing terwujud dalam bentuk
struktur komunitas, siklus energi dan materi, serta proses
perkembangan ekosistem perairan.
Sasaran formal utama dari limnologi adalah identifikasi dan evaluasi
faktor fisika dan kimia air yang berperanan sebagai penentu
produktivitas hayati, kualitas air, kepekaan, dan kemantapan
perairan pada beban masukan.
Perkembangan limnologi dari bentuk deskripsi menjadi ilmu
dengan kemampuan prediksi. Limnologi menjadi lebih mantap
sebagai ilmu terapan, sehingga dapat:
1) menunjang pengukuran
2) mengevaluasi dampak tindakan manusia dan keberhasilan
pengelolaan sumberdaya perairan atau tindakan pengendalian
untuk mempertahankan potensi perairan itu.

Oleh karena itu, hal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) penguasaan metode ilmiah,
2) kemampuan analisis, dan
3) kemampuan melakukan kegiatan interdisipliner.

Pada saat ini, limnologi telah berkembang dari disiplin ilmu yang
bersifat teoritis (dasar) menjadi ilmu terapan. Keadaan ini
memungkinkan peningkatan peranan limnologi, terutama dalam
pengelolaan perairan berkaitan dengan pengendalian kualitas air,
manajemen sumberdaya perikanan, dan pelestarian
sumberdaya perairan.
Luas perairan umum di Indonesia adalah lebih kurang 14 juta ha terdiri
atas 11,95 juta ha sungai, rawa, dan lebak lebung; 1,78 juta ha danau
alam; serta 0,03 juta ha danau buatan.
Apabila dibandingkan dengan luas lahan perairan umum se-ASEAN,
maka Indonesia memiliki 72,5% dari seluruh luas total perairan yang
ada di ASEAN.
Tidak kurang dari 220 sungai dan 50 danau yang tergolong kategori
sedang sampai besar tersebar di beberapa pulau.
Indonesia juga memiliki jumlah jenis ikan perairan umum yang terkaya
dengan lebih dari 600 spesies. Plankton yang terdapat dalam waduk
dan danau terdiri atas 294 species yang tergolong dalam 120 genera.
Demikian pula tanaman airnya, Rawa Pening saja terdapat lebih dari
215 species. Namun di balik itu, pemanfaatannya masih jauh kurang
memadai karena hanya sekitar 3% luas perairan umum yang sudah
dikelola dengan baik.
Potensi perikanan perairan umum adalah sekitar 800 ribu ton
(57-65 kg/ha/th), tetapi yang tergali baru sekitar 280 ribu ton (18,5 kg/
ha/th) atau baru 30%. Untuk peningkatan yang nyata, terobosan baru
dalam IPTEK dan penanganan masalah ekonomi diperlukan.
Limnologi di Indonesia
Jumlah penduduk di Indonesia yang terus meningkat berikut
segala aktivitas ekonominya menyebabkan permintaan akan air
terus meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan potensi aliran
mantap cenderung menurun. Sementara itu, sumberdaya yang ada
mengalami tekanan yang semakin berat pada air dan biotanya.
Kasus-kasus pencemaran semakin sering dan meluas karena
limbah industri (berupa berbagai jenis bahan beracun, limbah
panas), pertanian (pestisida), pemukiman (bahan organik), dan
pengolahan lahan daratan yang buruk (pelumpuran).
Di lain pihak, eutrofikasi yang merugikan terjadi di mana-mana
karena penyuburan (pengayaan) yang berlebihan dari limbah
pertanian dan sebagian pemukiman. Ledakan populasi tumbuhan
air yang diakibatkan oleh planktonik (Mycrocystis) dan tumbuhan
yang mengambang (Eichornia crassipes, Salvinia natans, dan kayu
apu) mempengaruhi kualitas dan kuantitas air.
Luas perairan yang tertutup oleh gulma air ini tidak sedikit, sehingga
potensi pemanfaatannya untuk pelayaran, pembangkit tenaga
listrik, perikanan, dan rekreasi menjadi berkurang.
Untuk lebih memahami dan menanggulangi masalah pemanfaatan
serta pelestarian sumberdaya air seperti diuraikan di atas, informasi
limnologi mutlak diperlukan dan perlu diberi peran yang lebih besar
dalam pembangunan mendatang.
Kita dapat belajar dari pengalaman-pengalaman di luar negeri bahwa
pelaksanaan proyek-proyek pembangunan besar dalam pemanfaatan
sumberdaya air ketika tidak memasukkan unsur limnologi sejak
perencanaan akan dapat menimbulkan berbagai masalah di kemudian
hari.
Pembangunan waduk (misalnya) tidak dapat dilihat hanya dari segi
teknis engineering. Salah satu contoh klasik ialah pembuatan Waduk
Aswan yang membendung Sungai Nil di Mesir.
Waduk tersebut yang semula diharapkan dapat meningkatkan produksi
pertanian ternyata kemudian menimbulkan masalah pemiskinan zat
hara di daerah hilirnya, sehingga daerah pertanian di daerah itu justru
perlu disubsidi dengan pupuk yang banyak dan harganya mahal.
Demikian pula akibat lanjutannya, pemiskinan hara yang mematikan
perikanan di daerah muara dan pantai. Sebaliknya di daerah hulu,
perubahan ekosistem yang besar terjadi dari sistem air yang mengalir
menjadi sistem air menggenang dan sangat luas. Ledakan populasi
Eichornia crassipes terjadi di mana-mana dan penyakit yang
sebarannya melalui air seperti Schistosomiasis makin merajalela.
Limnologi telah dikenal atau setidaknya telah dilakukan di Indonesia
sejak tahun 1928 dalam Ekspedisi Limnologi Sunda (1928-1929).

Sejak saat itu, para pakar yang bergerak di bidang perairan dan
perikanan telah menggunakannya untuk berbagai kepentingan.

Pengembangan limnologi baik sebagai ilmu murni maupun terapan
baru sampai pada tingkat deskripsi dan belum mencapai tingkat
peramalan atau perumusan konsepsi berdasarkan keterikatan
antarpeubah ciri perairan.

Atas dasar ini, tingkat perkembangan limnologi di Indonesia baru
mencapai taraf menguji kebenaran dan pemahaman dan belum
dapat memberikan penjelasan, peramalan, dan pengendalian
fenomena alami.

Namun demikian, berbagai penelitian yang bersifat terapan seperti
dugaan (ramalan) pengembangan perikanan telah dilakukan.
Hal yang menggembirakan bahwa para pelaksana pembangunan di
berbagai sektor makin merasakan perlu dukungan informasi
limnologi untuk mendapatkan hasil yang lebih berdaya-guna,
berhasil-guna, dan lestari dalam pemanfaatan sumberdaya air.
Makin disadari bahwa limnologi adalah suatu bidang penelitian
dan pengembangan yang berdimensi banyak dan menentukan
interaksi dan interrelasi dengan banyak lembaga dalam masa
pembangunan ini.

Keputusan yang merupakan tonggak kemajuan penting dalam
pengembangan limnologi di Indonesia akhirnya ditetapkan dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden RI Nomor 1 Tahun
1986, Tanggal 13 Januari 1986 yang menetapkan organisasi LIPI
yang baru, di mana di dalamnya ditetapkan pula keberadaan Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Limnologi yang
bernaung di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam-LIPI
Arah Pengembangan Limnologi

Mengoptimasi pemanfaatan potensi sumberdaya perairan
berdasarkan asas kelestarian sumberdaya alam
Menjaga, memelihara, serta membina kemantapan
ekosistem perairan berkaitan dengan karakteristik interaksi
antara habitat, populasi, dan produktivitas perairan
Mempertahankan jenis flora-fauna bagi kepentingan ilmu
pengetahuan dan peranan dalam program reaksi ekosistem
terhadap tindakan manusia maupun proses alami serta
sebagai kekayaan alam yang menjadi kebanggan nasional.
Pengendalian Kualitas Air

Pengendalian beban masukan pencemaran
Telaah sebab akibat perubahan kualitas air
Evaluasi dan pendugaan dampak tindakan
manusia
Perencanaan dan evaluasi manajemen
perairan, serta interaksinya dengan
perubahan tataguna lahan
Restorasi dan Rehabilitasi Perairan

Perbaikan habitat limnetik
Pemberantasan gulma air
Pemulihan produktivitas perairan
Reklamasi perairan rawa dan perairan pantai
Pemanfaatan Sumberdaya Perairan

Restrukturisasi
perubahan habitat
ikan
Perencanaan dan evaluasi
pengembangan perikanan
di perairan danau, waduk
maupun sungai
Evaluasi manipulasi
stok/populasi ikan
Evaluasi respon ikan
terhadap perubahan habitat
oleh pencemaran, suksesi
dan penyuburan perairan
Pendugaan struktur
komunitas dan stok
ikan
PEMANFAATAN WADUK YANG MASIH MEMENUHI DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN (KERAMBA DI WADUK WADASLINTANG 2007)
Modelling Ekosistem Perairan

Modelling ekosistem perairan ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman antara komponen
atau proses-proses dalam ekosistem perairan dan peramalan
akibat perubahan yang terjadi oleh proses itu sendiri dan
kegiatan manusia
Pada dasarnya, proses-proses yang terjadi dalam suatu
perairan berkaitan dengan siklus materi dan energi dan
dapat diungkapkan secara matematis. Model-model itu
akan membantu peramalan perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi, terutama bagi sistem perairan yang
kompleks. Model peramalan itu dapat dikembangkan melalui
pendekatan empiris, mekanis, dan stok.
Kemampuan dan ketetapan peramalan menggunakan
model-model itu tergantung kepada teknik ekstrapolasi dan
modifikasi parameter.
Model
keseimbangan
DO-BOD dan
ikan dalam
proses
peningkatan
kesuburan air
Model
ketergantungan
fitoplankton dari
unsur hara
Model
komunitas
fitoplankton
atau ikan
Model
penentuan
tingkat
produktivitas
perairan
Beberapa model proses biologi dan fisika-kimia air
yang dikembangkan:
Total
Bahan
Organik
Kualitas
Air
Urbanisasi
Pertambahan Penduduk
Industri
Penggunaan Air
Berlebih
Pemanfaatan Lahan
Berlebih
Peningkatan
Erosi
Eutofikasi
Bahan Toksik
Siltasi
Biodiversitas
Elevasi Air
Budidaya
Keramba
Jaring
Apung
Terlarut
Dimakan Ikan
Tidak Dimakan
Asimilasi
Sisa Metabolisme
Jenis Ikan
Pakan
Unit KJA
PENGARUH EKSTERNAL DAN INTERNAL THDP KUALITAS AIR WADUK
(SUKIMIN, S. 2004)
Alur estimasi pemanfaatan N dan P pakan untuk memproduksi 1 ton
ikan mas (Cyprinus carpio) di perairan waduk (SUKIMIN, 2004)
Pakan yang
diberikan:
1700 kg atau
56,61 kg N
20,4 kg P

Pakan yang
diberikan:
1530 kg atau:
50,95 kg N
18,36 kg P

Pakan yang
terbuang: 340 kg
atau
11,32 kg N
4,08 kg P
Loading N dan P ke perairan :
53,04 kg N/ton ikan
20,62 kg P/ton ikan
Pakan yang dicerna:
1434,53 kg atau:
47.77 kg N
17,21 kg P
Retensi :

9,17 kg N
1,82 kg P
Ekskresi:

38,54 kg N
15,39 kg P
Feses:

3,18 kg N
1,15 kg P
LIMNOLOGY IS THE STUDY OF FRESH OR SALINE WATERS WHICH ARE
CONTAINED WITHIN CONTINENTAL BOUNDARIES.ETHER WI


EVOLVED INTO A DISTINCT SCIENCE DURING THE LAST TWO CENTURIES
( XIX AND XX), WHEN THE INVENTIONS OF THE MICROSCOPE, THE SILK
PLANKTON NET AND THE THERMOMETER *

L I M N O L O G Y
Antony van Leeuwenhoek
1632 - 1723
MIKROSKOP KUNO
AT PRESENT, LIMNOLOGY PLAYS A ROLE IN THE DECISION-MAKING
PROCESS FOR PROBLEMS OF DAM CONTRUCTION, POLLUTION
CONTROL, AND FISH AND WILDLIFE ENHANCEMENT
AN IMPORTANT GOAL OF EDUCATION IN LIMNOLOGY IS TO
INCREASE THE NUMBER OF PEOPLE WHO CAN UNDERSTAND AND
APPLY ITS GENERAL CONCEPTS TO A BROAD RANGE OF RELATED
DISCIPLINES
THE SCIENCE OF LIMNOLOGY EMBRACES LAKES, STREAMS,
RIVERS, AND ESTUARIES AS WELL AS A HOST OF MICROHABITATS
WHICH ARE OFTEN OVERLOOKED BY THE CAUSAL OBSERVER*
LIMNOLOGY APPLIES TO RUNNING, OR LOTIC, AS WELL AS STANDING,
OR LENTIC WATERS (THE INTERNATIONAL ASSOCIATION OF
THEORITICAL AND APPLIED LIMNOLOGY 1922). IN THIS TEXT
LIMNOLOGY INCLUDES RUNNING AND STANDING WATER, BOTH SALT
AND FRESH, AS LONG AS THE BODY OF WATER IS CONTAINED WITHIN
CONTINENTAL BOUNDARIES.
BRACKISH WATERS CONTAINED IN ESTUARIES CONSTITUTEPORTANCE
ORIGINALLY, THE WORD OF LIMNOLOGY WAS USED IN REFERENCE TO
THE STUDY OF LAKE AND IS DERIVED FROM THE GREEK WORD
LIMNOS, MEANING POOL, LAKE OR SWAMP

F.A. FOREL: ON LAKE GENEVA, SWITZERLAND:
1892, 1895 : GEOLOGY, PHYSICS, AND CHEMISTRY OF LAKE.
1904 : LAKES BIOLOGY,
1905 ,1969 : PUBLISHED PAPER ON BOTTOM FAUNA

FOREL, HAS LONG BEEN CONSIDERED THE FATHER OF LIMNOLOGY.

BIOLOGICAL LIMNOLOGY ORIGINATED: 1674 WITH THE FIRST
MICROSCOPIC DESCRIPTION OF THE FILAMENTOUS GREEN ALGAE
SPIROGYRA FROM BERKELSE-LAKE BY LEEUWENHOEK: SEASONAL
CYCLES OF ALGAE IN LAKES, HINTS ABOUT FOOD-CHAIN DYANAMIC,
AND THE INFLUENCE OF WINDS ON ALGAL ECOLOGY.


PHYSICAL LIMNOLOGY: F DE DUILLIER: MEASURE A SEICHE IN 1730;
SAUSSURE: MADE OBSERVATIONS IN DEEP LAKES 1779-1796.

THE DESCRIPTION OF HOW THE LIGHT, HEAT, WATER TEMP AND WIND
MIXING FROM THE STRUCTURE SO IMPORTANT IN LAKE ECOSYSTEMS:
SIR JOHN LESLIE.
THE DISCOVERY OF ANIMAL PLANKTON WAS ANOTHER INPORTANT IN
THE DEVELOPMENT OF AQUATIC BIOLOGY. JOHANNES MULLER:
EARLIEST STUDY 1845. PETER ERASMUS: MICROSCOPIC CRUSTACEA
IN SOME SWISS LAKES.

THE WORD PLANKTON WHICH MEANS WANDERING : HENSEN 1887 TO
DESCRIBE THE SUSPENDED MICROSCOPIC MATERIAL AT THE MERCY OF
THE WINDS, CURRENT, AND TIDE.

FAR A TIME ONLY THOSE ORGANISM RETAINED BY A FINE SILK NET WERE
KNOWN NANNOPLANKTON : SMALLER ORGANISM PASSED BETWEEN
THE TREADS OF THE CLOTH (DIMENSIONS WERE LESS 0.067 MM).

THE SCIENTIFIC STUDY OF THE FLOWING WATERS OF ESTUARIES :
J.R. LORENZ ; 1860, AT THE SAME TIME, POLLUTION RESEARCH IN THE
THAMES IN ENGLAND.

LIMNOLOGY IN USA:
LOUIS AGASSIZ 1850: PUBLISHED LAKE SUPERIOR. FIRST MAN TO
CONSIDER LAKE AS A FUNCTIONAL ECOLOGICAL SYSTEMS.
STEPPHEN FORBES 1887: THE LAKE AS A MICROCOSM
THE CONCEPT OF AN ECOSYSTEM HAS BEEN PARTICULARY
IMPORTANT IN LIMNOLOGY, THE TERM WAS FIRST USED BY TANSLEY,
INTO POPULAR USAGE IN 1942 BY G.E. HUTCHINSON AND R.L.
LINDEMAN.

AT THE TURN OF THE CENTURY AMERICAN LIMNOLOGY WAS
DOMINATED BY FOUR INVESTIGATORS :
C.A. KOFOID : ILLIONOIS RIVER,
JAMES G. NEEDHAM : NEW YORK LAKES,
E.A. BIRGE AND C. JUDAY: WINCONSIN LAKES.*

THE LIMNOLOGICAL LABORATORY ESTABLISH BY A.D. HASLER ON
THE SHORE OF LAKE MENDOTA

PAUL S. WELCH: WROTE THE FIRST AMERICAN TEXTBOOK ON
LIMNOLOGY IN 1935. THIS SOON BECAME A STANDARD TEXT.

FRANZ RUTTNER : FUNDAMENTAL OF LIMNOLOGY
G.E. HUTCHINSON (1957, 1967, 1975): TREATISE ON LIMNOLOGY
WHICH HAS BECOME A STANDARD
REFERENCE WORK THROUGHT THE WORLD.
BERNARD DUSSART (1966): A TEXT EMPHASIZING BIOLOGY AND
EVOLUTION.

GOLTERMAN (1975) : PHYSIOLOGICAL LIMNOLOGY

R.G.WETZEL (1975) : LIMNOLOGY

TWO TEXS ON STREAMS
HYNES (1972) : THE ECOLOGY OF RUNNING WATERS
WHITTON (1975) : RIVER ECOLOGY

OTHER INTRODUCTORY TEXTS SUCH AS COLE (1979)
REID AND WOOD (1976) COVER THE ECOLOGY OF INLAND WATERS.

A COLLECTION OF ESSAY ON SOME ASPECTS OF PHYSICAL AND
CHEMICAL LIMNOLOGY IS GIVEN IN THE TEXT BY LERMAN (1978).

SEVERAL REVIEWS OF ESTUARINE LIMNOLOGY : HEDGEPETH (1957),
LAUFF (1967), PERKINS (1974), CHAPMAN (1977).

LIMNOLOGY WAS WELL-DEVELOPED IN EUROPE: F SIMONY (1950)
STUDIED THERMAL STRATIFICATION IN AUSTRIAN LAKES.

ANTON FRITCH (1888) BEGAN STUDYING LAKES IN THE BOHEMIAN
FORESTS: IT IS NOW RECOGNIZED THAT TEMPERATUR CHANGE
WITH DEPTH IN WATER BODIES IS ONE OF THE MOST IMPORTANT
CONSIDERATIONS IN LIMNOLOGY.
ON JANUARY 1936 THE LIMNOLOGICAL SOCIETY OF AMERICA WAS
FOUNDED IN 1948. IT WAS REORGANIZED AS THE AMERICAN SOCIETY
OF LIMNOLOGY AND OCEANOGRAPHY, THE JOURNAL LIMNOLOGY
AND OCEANOGRAPHY.

LIMNOLOGY TODAY:
Plays (for example) when a reservoir is being contructed the dam: where
the water should be drawn off, how the basin should be prepared,
location and height of the dam, provides some of the information on
needed to reduce eutrophication, taste, and odor problems.

The experienced limnologist can often predict ecological problems in
most area of the world without even visiting the site.

Morphometry of the reservoir, quality of the water to be held, possible
leakage through the basin, the burden of sediment, sources of pollution,
outlet for optimum use of the water available.


Limnologist are playing an increasing role in decision making.

THE FUTURE OF LIMNOLOGY is closely tied to the general advance of
science and technology.

Areas which offer good prospects are long runs of data, replicated
studies in large enclosure, integrated laboratory and field studies, some
aspects of mathematical modeling.

Data sets, collected specifically for time series analysis, cover more than
50 years in the marine sciences and over 30 years in limnology such as
climate, watersheds, the long term succession, and so acid rain.

Increasing scientific effort is going into better quantifying its effect on both
terrestrial and aquatic ecosystems. The methods are field measurement,
pure culture studies, and analog experiments.




In recent years, a popular fashion in limnobiology has been mathematical
modeling.

The physical, chemical, and biological elements of aquatic systems
change with time and depth, and the study of these variations provides the
basis of limnology.

Additional understanding can be gained when different bodies of water are
compared.

Limnology provides a unique opportunity to combine observations with
both laboratory and field experimentation.

Anda mungkin juga menyukai