Anda di halaman 1dari 9

NAMA : TRIYANI VARADIBA HASSANI

NIM : H041191071

UJIAN BIOLOGI LAUT

1. Adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku dari hewan reptil


(herpetofauna) yang hidup di laut
 Adaptasi Morfologi
Tubuh dilindungi oleh “cangkang” yang memiliki susunan latar belakangan
kuning dengan kombinasi garis-garis terang dan gelap yang tak teratur baik
yang didominasi oleh warna hitam dan bintik-bintik berwarna cokelat yang
memancar ke arah samping dan terdiri dari dua lempeng tulang utama.
Pada cangkang yang keras tersusun dari keratin. Pada bagian punggung
disebut karapaks dan bagian perut disebut plastron

Ekstremitas depan berbentuk panjang dan pipih yang digunakan sebagai


dayung, merayap dan menggali sarang untuk bertelur. Ekstremitas
belakang berbentuk pipih dan lebar, digunakan sebagai kemudi saat
berenang.
 Adaptasi Fisiologi
Penyu mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar yang berada di
belakang matanya.

 Tingkah Laku
a) Penyu betina melakukan migrasi setiap 2-8 tahun sekali untuk
bertelur. Migrasi ini menempuh jarak ribuan kilometer dari tempat
mencari makan menuju tempat bertelur.
b) Penyu cenderung untuk bersarang di pantai dimana ia ditetaskan.
c) Penyu jantan tidak pernah naik ke darat seumur hidupnya.

2. Dampak dari meningkatnya kandungan nitrat, fosfat, deterjen dan


limbah plastik di laut bagi MANUSIA
 Nitrat
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami. Nitrat sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari
proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Masuknya nitrat
kedalam badan sungai disebabkan manusia yang membuang kotoran dalam
air sungai, kotoran banyak mengandung amonia. Hal lain yang dapat
menyebabkan konsentrasi nitrat tinggi ialah pembusukan sisa tanaman dan
hewan, pembuangan industri, dan kotoran hewan. Dampak yang dapat
terjadi akibat adanya keberadaan kandungan nitrat yang berlebihan
pada suatu perairan adalah dapat menyebabkan kualitas air menurun,
menurunkan oksigen terlarut, penurunan populasi ikan, bau busuk, rasa
tidak enak. Seperti halnya nitrit, nitrat dapat menjadi ancaman bagi
kesehatan manusia terutama untuk bayi, karena dapat menyebabkan kondisi
yang dikenal sebagai methemoglobinemia
 Deterjen
Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme
yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Selain ikan, masih
banyak organisme lain, seperti fitoplankton, zooplankton/protozoa,
cyanobacteria, dan lain-lain. Jika organisme-organisme seperti fitoplankton
mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan, ikan-ikan
pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan
kata lain detergen dan polutan lainnya yang mencemari air dapat
memusnahkan seluruh organisme yang hidup di dalamnya. Besar tidaknya
pengaruh detergen dan polutan lainnya pada ikan dan 35 makhluk hidup
lain tergantung pada konsentrasi polutan tersebut. Semakin tinggi
konsentrasi polutan, semakin besar pengaruhnya. Efek paling nyata yang
disebabkan oleh limbah detergen rumah tangga adalah terjadinya
eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah
detergen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan
pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak
mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara
drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara
meningkat sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem
akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri.
 Limbah Plastik
Sampah plastik dapat memiliki dampak ekologi dan ekonomi yang luas
di perairan tawar dan lingkungan laut. Dampak negatif langsung dari
perkembangan jumlah plastik yang sangat banyak pada organisme laut,
seperti terjerat oleh plastik dan membuat penyumbatan pada saluran
pencernaan. Beberapa ditemukan terjerat dan mengkonsumsi plastik dalam
jumlah besar dan mengakumulasi bahan kimia yang menempel di plastik.
Sampah plastik ukuran besar, megaplastik dan makroplastik, menimbulkan
resiko kesehatan secara langsung bagi hewan air, termasuk ikan, penyu,
burung, serta penyu laut, karena salah konsumsi. Konsumsi plastik oleh
hewan air dapat menyebabkan pendarahan internal dan bisul, serta
penyumbatan pada saluran pencernaan. Efek negatif dari plastik juga dapat
memberikan dampak lain seperti terikatnya invertebrata bentik, burung,
ikan, mamalia dan penyu oleh kabel plastik dan jarring.
3. Kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat dijadikan
sebagai kawasan konservasi laut

Berdasarkan Permen KP No. 31 Tahun 2020, Kawasan Konservasi dibagi menjadi


3 (tiga) kategori, yakni Taman, Suaka, dan Kawasan Konservasi Maritim.
a) Kategori Taman
Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori taman dilakukan
tujuan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati dan/atau sumber daya ikan. Fungsinya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati. Penetapan Kategori Taman
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut
 memiliki luas perairan  yang mendukung keberlangsungan proses ekologis
secara alami dan dapat dikelola secara berkelanjutan
 berpotensi sebagai dunia warisan alami
 memiliki keanekaragaman hayati perairan, keunikan fenomena alam
dan/atau kearifan Lokal yang alami, dan berdaya tarik tinggi, serta
berpeluang besar untuk menunjang pengembangan pariwisata alam
perairan yang berkelanjutan
 memiliki luas Wilayah Pesisir dan/atau Pulau Kecil yang cukup untuk
menjamin kelestarian potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil
 kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan
pariwisata alam perairan, perikanan berkelanjutan, penangkapan ikan
tradisional, dan pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan
 memiliki keterwakilan Ekosistem di Wilayah Pesisir yang masih asli
dan/atau alami.
b) Kategori Suaka
Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori suaka dilakukan
tujuan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati dan/atau sumber daya ikan. Fungsinya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas sumber daya ikan. Penetapan Kategori Suaka dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut:
 memiliki satu jenis ikan yang khas, unik, langka, endemik, dan/atau yang
terancam punah di habitatnya yang memerlukan upaya perlindungan dan
pelestarian agar dapat terjamin keberlangsungan perkembangannya secara
alami
 memiliki luas habitat dari spesies target yang mendukung keberlangsungan
siklus hidup spesies target
 memiliki satu tipe Ekosistem sebagai habitat jenis ikan tertentu yang relatif
masih alami;
 kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan
perikanan berkelanjutan
c) Kategori Kawasan Konservasi Maritim
Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori kawasan konservasi
maritim dilakukan tujuan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan
Situs Budaya Tradisional. Fungsinya untuk mempertahankan dan
meningkatkan nilai warisan budaya maritim dan nilai-nilai tradisional atau
kearifan Lokal. Penetapan Kategori kawasan konservasi maritim dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut:
 wilayah kelola Masyarakat Hukum Adat yang telah diserahkan
pengelolaannya
 wilayah Pesisir dan/atau pulau-pulau kecil yang diatur dengan adat tertentu,
Kearifan Lokal, dan/atau hak tradisional
 tempat tenggelamnya kapal yang mempunyai nilai arkeologi
 situs sejarah kemaritiman
 tempat ritual keagamaan atau adat.

4. Sumberdaya alam (terbarui, tidak terbarui, tidak terbatas) di daerah


pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang berpotensi dimanfaatkan sebagai
sumber energi listrik
1) Air, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang di
bangun di Ambon dapat dijadikan sebagai contoh bagi pengembangan
sistem kelistrikan di daerah pesisir atau kepulauan.
2) Pembangkit listrik tenaga arus laut, Prinsip yang dikembangkan pada
aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah melalui konversi
tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik

3) Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL). Sebuah tabung


beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya
dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang
ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian
tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat
ombat surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang
dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah
pembangkit listrik. Terdapat alat khusus yang dipasang pada turbin
sehingga turbin berputar hanya pada satu arah walaupun arus udara.
4) Pembangkit listrik tenaga arus, energi arus laut merupakan salah satu
upaya penting dalam mengekplorasi sumber energi non konvesional
dari laut. Energi arus laut sebagai energi terbarukan adalah energi yang
cukup potensial di wilayah pesisir terutama pulau-pulau kecil di
kawasan timur

5) Pemanfaatan Energi Laut: Panas Laut yaitu Ocean Thermal Energy


Conversion (OTEC) atau Konversi energi panas laut, menggunakan air
laut untuk mengubah energi matahari menjadi listrik. Itu bergantung
pada gradien termal lautan
6) Energi Alternatif Gelombang Laut (wave energy), energi alternatif
gelombang laut ini memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh
gelombang yang besar. Energi ini bisa diubah menjadi energi listrik.
Adapun prinsip kerjanya sendiri adalah dengan mengumpulkan energi
dari gelombang laut yang nantinya digunakan untuk memutar turbin
dari generator.

7) Pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), suatu pembangkitan


energi listrik yang merubah energi mekanik gelombang ombak menjadi
energi listrik. Merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui
efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang,
yang mana pembangkitan energi ini akan terjadi di lepas pantai yang
memiliki laju ombak besar (stabil)
8) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi
listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator
yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari
uap panas/kering

9) Pembangkit listrik tenaga angin (PLTA), prinsip kerja Energi angin


yang memutar kincir diteruskan untuk memutar baling-baling pada
generator di bagian belakang kincir angin, sehingga menghasilkan
energi listrik. Contohnya tempat untuk pendirian turbin angin harus
pada daerah yang kecepatan anginnya konstan yaitu kecepatan angin
yang dibilang stabil jika dirata rata. Pada daerah pesisir pantai dan
pegunungan merupakan daerah dengan sumber angina besar dan
melimpah.

10) Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPS), menghasilkan listrik


selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar
(surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya

Anda mungkin juga menyukai