Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Nama : Liana Mustika Sari

Kelas : 3 TS 2

NIM : 922018050

Tes Formatif 2

1. Jelaskan yang dimaksud dengan :


a. Eutropchication
b. Biological magnification
c. Self purification
Jawab :

a. Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh


limbah fosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air tawar. 

b. Biological magnification artinya penumpukan (akumulasi) senyawa-senyawa


kimia (terutama logam berat) pada konsumen tingkat akhir. Misalnya pada
perairan yang tercemar logam berat, fitoplankton dan zooplanton akan
tercemar juga, jika plankton ini dimakan ikan kecil maka kandungan logam
berat pada ikan kecil ini akan lebih besar.
Semoga membantu.

c. Purifikasi alami (self purification) adalah kemampuan alam untuk


“membersihkan” pencemar melalui proses-proses kimia-fisik-biologi yang
berlangsung secara alami dalam badan air.

2. Mengapa di ekosistem perairan dapat terjadi peristiwa akumulasi dan penggandaan biologic
suatu zat pencemar? Apa akibat yang ditimbulkan oleh pertistiwa tersebut?
Jawab :
 Pada rantai makanan ekosistem perairan dapat terjadi peristiwa yang disebut akumulasi
biologik dan penggandaan biologik (biological accumulation and magnification).
 Pada saat suatu predator memakan mangsa, maka zat anorganik tertentu atau substansi
kimia misalnya ddt yang berasal dari tubuh mangsa itu akan diakumulasi oleh pemangsa
/ predator.
 Pasangan mangsa-predator adalah bagian dari suatu rantai makanan sebagai “mata
rantai”.
 Predator pada suatu rantai makanan menjadi mangsa bagi predator lainnya dan
seterusnya, sehingga diujung rantai makanan konsentrasi suatu zat atau substansi kimia
yang terbawa bersama makanan akan berlipat ganda, peristiwa ini disebut penggandaan
biologi.
 Dengan demikian adalah mungkin untuk menghindari kemungkinan terkontaminasi
makanan yang mengandung bahan berbahaya beracun (B3), caranya dengan tidak
memakan hanya satu jenis dan / atau dari satu sumber makanan saja.
 Menganekaragamkan jenis makanan dapat mengurangi kemungkinan keracunan B3
karena dengan menu yang berganti ganti kita terhindar menjadi ujung suatu rantai
makanan tertentu.

3. Mengapa di ekosistem perairan dapat terjadi peristiwa eutrofication? Apa akibat yang
ditimbulkan oleh peristiwa tersebut?
Jawab :
Penyebab Eutrofication:
 Hadirnya komponen anorganik telarut
 Limbah organik
 Kenaikan suhu
 Tidak adanya kompetitor tumbuhan makro didalam air
 Bencana alam
 Kehadiran mikroba tertentu
 Penyerapan air laut yang nantinya menghasilkan pencampuran pada perairan yang
menghasilkan beban nutrisi yang tinggi
 Pestisida, obat-obatan dan pakan ternak

Dampak Eutrofication:

Akibat kondisi eutrofik sebuah kawasan air tawar akan memperbesar peluang alga serta
tumbuhan air berukuran mikro tumbuh lebih pesat (blooming). Pertumbuhan pesat tersebut
terjadi karena ketersediaan fostat yang berlebihan. Kondisi ini juga akan mengakibatkan
sejumlah hal lain, seperti:

 Warna air yang menjadi kehijauan, berbau tidak sedap, hingga kekeruhan yang
meningkat menjadi pertanda adanya kondisi eutrofik.
 Banyaknya enceng gondok di rawa dan danau-danau juga disebabkan karena fostat
yang berlebihan. Kualitas air di banyak ekosistem air pun menjadi menurun.
 Ikan dan makhluk hidup air lainnya juga tidak dapat bertahan karena konsentrasi
oksigen terlarut rendah bahkan sampai batas nol.
 Rantai makanan akan terganggu karena komponen dalam rantai makanan hilang
sehingga memutus mata rantai di ekosistem air tawar.
 Pertumbuhan alga secara pesat juga bisa menyebabkan hilangnya nilai estetika,
konservasi, reaksional, serta pariwisata. Tentu saja perlu biaya sosial dan ekonomi
yang tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan tersebut.

4. Jelaskan bagaimana fungsi ekosistem mangrove, terumbu karang dan hutan hujan tropis
bagi lingkungan hidup di Indonesia?
Jawab :
Fungsi ekosistem mangrove :
 Mencegah Intrusi Air Laut
Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau
sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
 Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
Erosi merupakan pengikisan permukaan tanah oleh aliran air sedangkan abrasi
merupakan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut. Hutan Mangrove
memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga dapat
menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
 Sebagai pencegah dan penyaring alami
Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur.
Akar tersebut dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah
pantai.Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu
mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan
diterjen, dan merupakan enghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim
tertentu.
 Sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa
Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak
hewan seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya. Beberapa
jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini.
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi
hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap
di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari
predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan
darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
 Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan
tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi
tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah
vivipar yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan
menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang
habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
Fungsi terumbu karang :
Pelindung pantai dari hempasan ombak
Fungsi hutan hujan tropis :
 Pengatur tata air
 Penyerap karbon dioksida
 Habitat satwa
 Penciptaan iklim mikro
 Bioindikator terjadinya hujan asam dan pencemaran udara lain
 Pencegar erosi dan banjir
5. Terangkan tentang hukum konservasi energi, termasuk kaitan hukum tersebut dengan proses
terjadinya perubahan iklim mikro?
Jawab :
konservasi energi merupakan upaya yang sistematis terencana dan terpadu guna
melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya. Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber
daya alam yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan
pemanfaatan energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan
penyediaan energi.
Latar belakang pelaksanaan konservasi energi adalah adanya global warming
(pemanasan global) yang disebabkan adanya climate change (perubahan iklim), krisis
energi yang semakin terbatas yang menganggu aktifitas konsumen, dan kebutuhan atau
keinginan dunia untuk keberlangsungan generasi mendatang yang lebih baik.
Penyebab terjadinya perubahan iklim adalah karena meningkatnya temperatur dan
konsentrasi CO2 serta meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca. Pertambahan populasi penduduk dan pesatnya
pertumbuhan teknologi dan industri memberikan kontribusi besar pada pertambahan gas
rumah kaca. Perubahan iklim dapat mengakibatkan mencairnya es di kutub utara
dan selatan, naiknya permukaan laut, banjir, meningkatnya intensitas badai tropis,
meningkatnya suhu udara, kekeringan, gelombang panas, serta kebakaran hutan dan lahan.
Pemanfaatan energi secara berlebihan, terutama energi fosil, merupakan penyebab
utama terjadinya perubahan iklim secara global. Hutan yang semakin rusak, baik karena
kejadian alam maupun penebangan liar, juga menambah jumlah gas rumah kaca
yang dilepaskan ke atmosfer secara signifikan serta fungsi hutan sebagai penyerap emisi gas
rumah kaca. Selain itu, pertanian dan peternakan serta sampah berperan sebagai
penyumbang gas rumah kaca berupa gas metana (CH4).
Dalam mengantisipasi perubahan iklim, terdapat 2 (dua) usaha yang harus dilakukan,
yaitu upaya-upaya mitigasi, yaitu usaha-usaha penurunan emisi gas-gas rumah kaca dan
upaya-upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Anda mungkin juga menyukai