Anda di halaman 1dari 40

BAHAN AJAR

MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU KELAUTAN PERIKANAN


PRODI : PSDP
SEMESTER : IV
PENYUSUN : CITRA PUSPITANINGRUM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG


2020/2021
PERTEMUAN I
PENGANTAR PIKP

a. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran matakuliah ini yaitu untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan dasar mahasiswa tentang pengetahuan dasar
pada bidang kelautan dan perikanan.

b. Materi
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan
diantaranya, ikan, ambifi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan
wilayah yang berdekatan serta lingkungannya. Ilmu Perikanan merupakan
disiplin akademik yang bertujuan untuk memahami dan mengelola perikanan.
Ilmu perikanan memanfaakan berbagai disiplin ilmu untuk memberikan
gambaran terpadu tentang perikanan diantaranya (Burhanudin, 2018) :
- Oseanografi
- Biologi laut
- Konservasi laut
- Ekologi
- Hukum
- Ekonomi dan sosiologi
- Manajemen
- Dinamika populasi
Belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya laut di Indonesia sehingga jika
dilihat dari segi pendapatan perkapita penduduk masih jauh dari Negara
tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand. Dengan
demikian arah pembangunan perikanan Indonesia di masa depan mengacu
pada pencapaian pemanfaatan sumberdaya perikanan Indonesia yang
optimal dan mensejahterakan masyarakat.

Pengelolaan sumberdaya perikanan tidak terlepas dari tujuan pembangunan


sektor perikanan, yakni memanfaatkan sumberdaya perikanan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran bangsa (amanat pasal 33 UUD 1945). Pengelolaan
perikanan dapat dicapai melalui sistem bisnis perikanan yang terdiri dari tiga
sektor yaitu (Littik, et al):
- Sektor primer penghasil produk perikanan dari kegiatan pengakapan ikan
dan budidaya ikan
- Sektor sekunder, (pengolahan produk perikanan)
- Sektor tersier, pemasaran atau distribusi produk ke konsumen

Kelautan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan di laut yang


meliputi dasar laut dan tanh dibawahnya, badan air, landas kontinen termasuk
sumber kekayaan di dalamnya, kegiatan dipermukaan laut dan ruang
diatasnya. Ilmu kelautan merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
menyangkut segala sesuatu tentang dinamika laut dari berbagai aspek biologi
laut serta faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan hayati dilaut seperti
plankton, nekton, benthos, lamun, mangrove, terumbu karang dan kerang-
kerangan.

c. Rangkuman
 Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan
 Pengelolaan perikanan dapat dicapai melalui sistem bisnis perikanan
yang terdiri dari tiga sektor, yaitu sektor primer, sekunder dan tersier
 Ilmu Kelautan merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
menyangkut segala sesuatu tentang dinamika laut dari berbagai aspek
biologi laut serta faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan hayati
dilaut

d. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu menganalisis dan menjawab
pertanyaan terkait perkembangan perikanan dan kelautan di Indonesia,
sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami dan tanggap mengenai isu
permasalahan perikanan saat ini. Kegiatan dilakukan dengan melakukan
tatap muka secara daring melalui aplikasi seperti Zoom atau Google Meet.
e. Soal Latihan
Jelaskan definisi tentang perikanan dan kelautan?
PERTEMUAN 2
SISTEM PERIKANAN

a. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran matakuliah ini yaitu untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang konsep sistem secara umum, sistem alam,
sistem buatan dan sistem perikanan

b. Materi
Sistem perikanan pada awalnya ialah suatu sistem alami – terdiri dari
komponen ikan, bintang air lainnya, tumbuhan, bakteri, air dan komponen
dasar perairan (abiotik). Masing-masing komponen saling tergantung dan
berinteraksi satu sama lain. Semua komponen sistem perikanan tersebut
berjalan secara alami dan membentuk keseimbangan. Jika terjadi perubahan
alam yang ekstrem (seperti kemarau atau hujan berkepanjangan), sistem
alami bisa berfluktuasi atau bergoyang. Namun, pada akhirnya sistem
tersebut membentuk keseimbangan baru yang hampir sama dengan
sebelumnya.
Sistem perikanan alami berubah ketika manusia berusaha untuk
memanipulasi sistem perikanan alami dengan tujuan tertent. Sistem alami
tidak mempunyai tujuan, keluaran dari sistem alami dianggap sebagai tujuan
dari sistem tersebut). Tujuan pertama dari masuknya manusia kepada sistem
alami ialah mendapatkan ikan konsumsi (memenuhi kebutuhan energi, untuk
tumbuh dan berkembang). Pada tingkat lanjut, manusia mengambil ikan pada
laju melebihi kemampuan ikan untuk melakukan pemulihan – terjadilah
peristiwa tangkap lebih.
Ikan ialah salah satu komponen dalam sistem perairan yang berinteraksi
dengan komponen di dalam sistem perairan. Ketika komponen ikan
berkurang (karena tangkap lebih), sistem alami tentu saja akan mengalami
goncangan atau gangguan. Berkurangnya ikan menyebabkan berkurangnya
jumlah yang bisa ditangkap oleh manusia. Jika dibiarkan terus, manusia yang
berada di luar sistem alami akan mengalami gangguan. Melalui rekayasa ilmu
pengetahuan, manusia memulai memanipulasi sistem alami perairan
(perikanan) dengan mengembangkan budidaya perairan. Dengan cara ini,
manusia bisa melakukan kompensasi untuk memenuhi kebutuhan energi
dalam rangka untuk tumbuh dan berkembang.

Sejak dimulainya penangkapan (teknologi yang pertama) dan budidaya ikan


(teknologi kedua), manusia mulai terkotak-kotak dalam spesialisasi tertentu.
Beberapa orang atau kelompok mempunyai keahlian khusus menangkap
ikan. Kelompok lainnya mempunyai keahlian membudidaya ikan. Kelompok
lain juga ahli dan terspesialisasi dalam bidang lain, selain perikanan. Keahlian
ini, semakin lama semakin dirasa kurang lengkap karena meningkatnya jenis
kebutuhan manusia. Munculah ide masing-masing kelompok untuk saling
mempertukarkan produksi dari masing-masing keahlian dengan kelompok
lainnya. Timbulah sistem barter yang kemudian berkembang menjadi, salah
satunya ialah ekonomi perikanan. Karena luasnya sistem barter, mencakup
wilayah yang sangat jauh, produk ikan yang saling dipertukarkan menjadi
tidak bernilai. Ikan sebagai nilai barter cepat busuk dan tidak bisa diterima
oleh mitra barter karena manfaatnya sudah berkurang atau hilang. Mulai saat
itu, berkembanglah ide untuk mempertahankan kualitas dalam waktu yang
relatif lama, sampai terjadinya proses barter (ekonomi).

Perkembangan teknologi ke-empat ini kemudian disebut dengan teknologi


hasil perikanan. Ketika manusia mulai mempengaruhi sistem alami perikanan,
pada saat itu pula sistem alami mengalami gangguan atau goncangan.
Sayangnya, manusia tidak memberi kesempatan pada sistem alami untuk
membentuk keseimbangan yang baru. Hal ini disebabkan karena sejak mulai
eksploitasi perairan, manusia tidak pernah memberikan sistem alami untuk
beristirahat. Manusia mulai melakukan manipulasi sistem alami untuk
mendapatkan hasil yang lebih banyak – menangkap ikan dilakukan dengan
potasium, racun atau bom ikan. Budidaya ikan dilakukan dengan memberikan
pakan secara berlebihan.

Kualitas ikan dipertahankan dengan memberikan bahan-bahan pengawet


secara berlebihan. Sistem barter berkembang dan melibatkan kelompok
masyarakat yang sangat jauh dari kegiatan produksi ikan. Semua manipulasi
teknologi tersebut (penangkapan, budidaya, pengolahan dan ekonomi), selain
menurunkan sistem alam, juga merugikan manusia. Setelah mengalami
kesulitan mendapatkan ikan (proses produksi), manusia mulai belajar bahwa
ikan ialah komponen yang saling berinteraksi dalam suatu sistem alam
perairan. Kita mulai menyadari bahwa jika diambil secara berlebihan,
jumlahnya akan berkurang. jika ikan diberi pakan secara berlebih, sisa pakan
akan mempengaruhi air dan menyebabkan tumbuhnya penyakit yang
menyerang ikan. Menangkap ikan dengan racun pada akhirnya merusak
karang dan berdampak negatif bagi ikan. Bahan pengawet yang digunakan
dalam proses pengolahan ikan juga berdampak negatif bagi lingkungan
disekitarnya. Manusia dalam masyarakat harus menerapkan etika sosial
(memperhatikan kepentingan orang lain) dalam bertingkah laku, termasuk
dalam mengambil ikan. Proses-proses ini berkembang sedemikian rupa
menjadi tatanan sosial perikanan.

c. Rangkuman
Ikan bisa dikatakan sebagai satu dari set komponen-komponen yang
membentuk sistem alami perikanan. Sistem ini membentuk keseimbangan,
atau jika terguncang, akan segera membentuk keseimbangan baru. Manusia
mulai merubah sistem alami perikanan melalui empat rekayasa atau motivasi:
penangkapan, budidaya, pengolahan dan ekonomi.

d. Soal Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan sistem perikanan?
2. Sebutkan 3 komponen penyusun perikanan?
3. Sebutkan 3 sistem perikanan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan?
PERTEMUAN 3
SUBSISTEM KELAUTAN

a. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran matakuliah ini yaitu untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang bidang kelautan.

b. Materi
Secara umum luas keseluruhan wilayah laut yang menutupi bumi adalah
3,61 x 10 km2 dengan kedalaman rata-rata 3.800 m dan menyediakan
sekitar 97 % dari keseluruhan ruang kehidupan dibumi. Secara umum
kelautan adalah hal beraitan dengan kegiatan di laut meliputi dasar laut
dan tanah dibawahnya, badan air, landas kontinen termasuk seumber
kekayaan didalamnya, kegiatan di permukaan laut dan ruang diatasnya.
Ilmu kelautan menyangkut segala sesuatu tentang dinamika laut dari
berbagai aspek yaitu:
- Biologi laut (ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
kehidupan hayati dilaut seperti plankton, benthos, nekton, lamun,
mangrove, terumbu karang dan kerang-kerangan
- Fisika laut ( ilmu yang mempelajari tentang dinamika fisik yang terjadi
dilaut seperti arus, gelombang, pasang surut, proses upwelling, ilmu
geologi, dan termasuk sistem arus-arus yang terdapat dilautan.
- Kimia laut (ilmu yang mempelajari unsur-unsur kimia di laut dan reaksi
pembentukan senyawa untuk kepentigan kehidupan hayati dan
pembentukan kimia anorganik.

Wilayah pesisir dan laut di Indonesia yang memiliki beragam sumberdaya


alam telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu
sumber bahan makanan utama yaitu protein hewani, kekayaan hidrokarbon
dan mineral juga telah dimanfaatkan untuk pembangunan seperti
transportasi dan pelabuhan, rekreasi dan pariwisata. Namun dibalik potensi
kelautan yang menjanjikan tersebut, pembangunan sumberdaya pesisir
dan laut masih cenderung mengarah pada pola yang merusak daya
dukung lingkungan dan tidak lestari. Termasuk pencemaran, penangkapan
berlebih, degradasi habitat pesisir khususnya terumbu karang dan
mangrove dan abrasi pantai. Selain pembangunan sumberdaya alam yang
belum optimal dan berkelanjutan, penyebab lainnya yaitu perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sumberdaya alam tersebut selama ini
dilakukan secara sektoral dan terpisah-pisah.

c. Rangkuman
Ilmu kelautan menyangkut aspek biologi, fisika dan kimia laut.
Sumberdaya wilayah pesisir merupakan salah satu sumberdaya alam
utama yang dijadikan bahan makanan diantaranya berasal dari protein
hewani, mineral serta kekayaan hidrokarbon.

d. Soal Latihan
Sebutkan aspek-aspek yang termasuk dalam ilmu kelautan !
PERTEMUAN 4
SISTEM PERAIRAN TAWAR

a. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran matakuliah ini yaitu untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang perairan tawar.

b. Materi
Secara umum perairan darat dengan berbagai cara akan dipengaruhi
oleh sifat daratan yang ada di sekelilingnya sehingga pada perairan
darat tertentu dapat mempunyai ciri-ciri khusus yang khas. Yang
dimaksud dengan ekosistem perairan tawar adalah lingkungan perairan
yang terdapat di daratan. Perairan air tawar terdapat didaratan mulai
dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah dekat pantai
Perairan darat adalah perairan yang terdapat di permukaan daratan
dan umumnya letaknya lebih tinggi dari permukaan laut. Perairan darat
ini pula mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah,
sampai setinggiair di permukaan laut.

Perairan darat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu perairan tergenang


(lotik) dan perairan mengalir (lentik). Perbedaan mendasar dari
keduanya adalah adanya aliran air yang terdapat di dalamnya. Kolam,
danau, waduk adalah sebagian contoh dari perairan tergenang
meskipun masih ada aliran masuk dan aliran keuar,tetapi karena relatif
kecil dibanding kapasitasnya masih dikategorikan tergenangSedangkan
sungai, parit merupakan contoh dari perairan mengalir.

Dalam kondisi alami bentuk – bentuk perairan tawar yang lazim disebut
perairan umum yaitu:
- Danau dan Waduk
- Rawa
- Sungai
- Pesisir (mangrove, terumbu karang, padang lamu

Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada ekosistem air tawar :


- Suhu
- Kekeruhan/Turbiditas
- Cahaya
- Arus
- Gas terlarut dalam air

c. Rangkuman
Perairan darat adalah perairan yang terdapat di permukaan daratan
dan umumnya letaknya lebih tinggi dari permukaan laut. Perairan darat
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu perairan tergenang (lotik) dan
perairan mengalir (lentik).

d. Soal Latihan
Jelaskan apa yang dimaksud dengan perairan tawar !
PERTEMUAN 5
SUMBERDAYA IKAN
(IKAN BERSIRIP)

a. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran matakuliah ini yaitu untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang sumberdaya ikan (ikan bersirip)

b. Materi
Berdasarakan ketentuan perikanan (Undang Undang No 31 tahun 2004), ikan
didefinisikan sebagai semua jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari
siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Rumput laut,Eucheuma
cottonii (Webber van Bosse, 1913) dengan demikian, secara hukum bisa
disebut ikan, atau, ialah komoditas perikanan. Secara ilmiah, definisi ini tentu
saja tidak bisa diterima, dan bisa merubah sistem nomenklatur yang selama
ini sudah disepakati secara global.

Sumberdaya ikan adalah potensi semua organisme laut yang terdiri dari ikan
(finfish), binatang berkulit keras (krustasea) seperti udang dan kepiting,
moluska seperti cumi dan gurita, binatang air lainnya seperti penyu dan paus,
rumput laut serta lamun laut, yang tergolong dalam sumberdaya yang dapat
diperbaharui (renewable resources), artinya jika sumberdaya ini dimanfaatkan
sebagian, sisa ikan yang tertinggal mempunyai kemampuan untuk
memperbaharui dirinya dengan berkembang biak.

Berdasarkan ketentuan statistik yang dikeluarkan Pemerintah, klasifikasi jenis


hasil tangkapan dari perikanan laut dibedakan menurut kategori berikut:

- Ikan Bersirip (45 kategori)

- Binatang Berkulit Keras (8 kategori

- Binatang Berkulit Lunak (8 kategori)


- Binatang Air lain (4 kategori)

- Tanaman Air (1 kategori)

Masing-masing kategori diberikan penjelasan secara morfologis dengan


karakteristik habitat tempat hidupnya, seperti: kelompok ikan Pelagis Demersal,
Oseanik, Neritik, substrat keras, lunak, Terumbu Karang, Bakau, Lamun.

Ikan bersirip ialah vertebrata air dengan tingkat yang rendah, berdarah
dingin, serta mempunyai sirip dan sisik. Bagian-bagian Tubuh Ikan, pada
umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian yaitu:

Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong terdepan sampai
dengan ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian kepala terdapat
mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup
insang, otak, jantung, dan sebagainya.

Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian belakang
sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan terdapat sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-organ dalam seperti hati,
empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa, dan
sebagainya.

Cauda: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai dengan
ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ekor terdapat anus, sirip
dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang juga terdapat scute dan finlet. Bagian
tubuh ikan mempunyai ukuran yang sangat bervariasi .

c. Rangkuman
Sumberdaya ikan adalah potensi semua organisme laut yang terdiri dari ikan
(finfish), binatang berkulit keras (krustasea) seperti udang dan kepiting, moluska
seperti cumi dan gurita, binatang air lainnya seperti penyu dan paus, rumput laut
serta lamun laut, yang tergolong dalam sumberdaya yang dapat diperbaharui
(renewable resources). Ikan bersirip ialah vertebrata air dengan tingkat yang
rendah, berdarah dingin, serta mempunyai sirip dan sisik.

d. Soal Latihan
Sebutkan contoh ikan bersirip beserta morfologi, habitat dan penyebarannya!
PERTEMUAN 6
SUMBERDAYA IKAN

a. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran matakuliah ini yaitu untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang sumberdaya ikan (binatang bekulit keras
dan lunak).

b. Materi
1. Bintang berkulit keras
Crustacea adalah kelompok hewan tidak bertulang belakang (avertebrata)
yang merupakan bagian dari filum Arthropoda (Hewan betubuh ruas). Hewan-
hewan laut yang termasuk jenis Crustacea misalnya adalah kepiting, lobster,
udang, dan teritip. Crustacea seperti lobster dan kepiting memiliki kerangka
luar yang keras untuk melindungi diri dari pemangsa. Secara rutin saat
tumbuh, mereka merontokkan cangkang mereka dan menumbuhkan
cangkang baru.

Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (Abdomen). Bagian
sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas (Cangkang;
Exoskeleton) dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped)
dan 4 pasang kaki jalan. Berikut ini adalah ciri-ciri dari Crustacea :
1) Perkembangan Crustacea melalui fase larva
2) Mempunyai dua lubang kelamin pada belakang dada
3) Badan belakang pada udang melengkung diakhiri dengan ekor
4) Bernapas dengan insang
5) Pada bagian kepala dilindungi oleh kulit keras atau karapas
6) Sistem peredaran darah terbuka
7) Fertilisasi internal
Kepiting Bakau, Mangrove Crabs Portunidae
Karakteristik: kulit luar (cangkang) keras. Terdapat duri (anterolateral tooth)
pada setiap sisi dari ujung kulit luar, namun duri terkahir ukurannya sama.
Kulit mempunyai tonjolan-tonjolan kecil. Kaki depan mempunyai tonjolan
seperti duri. Warna kulit dominan hijau. Jenis yang paling umum ditemukan
adalah scylla serrate Habitat: jenis Kepiting ini hidup di hutan bakau; termasuk
jenis demersal dan melakukan proses ganti kulit setiap 15 hari sekali (proses
pertumbuhan). Jenis makanannya adalah Detritus. Perikanan: nelayan
menangkap jenis. Kepiting ini tidak menggunakan alat khusus. Mereka hanya
menggunakan sepotong kayu Bakau untuk menusuk lubang yang ditinggali
oleh Kepiting. Penangkapan umumnya dilakukan pada malam hari. Jenis
Kepiting bakau akhir-akhir ini termasuk jenis komoditas ekspor maupun dijual
segar untuk konsumsi restoran.

2. Binatang berkulit lunak


Cumi-cumi dan Sotong
Karakteristik: badan bulat panjang (Cumi-cumi), bulat telur dan pendek (untuk
Sotong). Pada masing-masing sisi tubuh terdapat sirip (berupa daging) yang
bersatu dengan tubuh. Bagian punggung keras karena di dalamnya disangga
oleh kerangka tulang dari kapur. Di sekitar mulut terdapat 8 tangan pendek
dengan dua buah baris lobang penghisap. Juga terdapat dua tangan panjang
dengan empat baris tangan penghisap. Warna tubuh umumnya putih
denganbintik merah kehitaman. Habitat: Cumi-cumi dan Sotong tersebar pada
seluruh wilayah Perairan Pantai Indonesia. Jenis khewan ini bersifat pelagis
dan tertarik dengan cahaya lampu.

Jenis makanannya adalah ikan kecil. Perikanan: Dulunya Selat Malaka


merupakan lokasi penangkapan yang ideal. Setelah itu lokasi penangkapan
bergeser ke perairan Selat Bali dan Lombok. Saat ini, lokasi yang cukup
terkenal adalah perairan di sekitar Pulau Sumba. Alat tangkap paling dominan
menangkap jenis ini adalah Bagan dengan bantuan lampu. Operasi
penangkapan terutamadilakukan pada saat bulan mati. Jenis ini juga bisa
ditangkap dengan menggunakan alat pancing, namun tidak bersifat komersial
seperti Bagan.

3. Tanaman Air
Kelp adalah rumput laut yang kaya akan nutrisi. Tanaman ini masuk dalam
keluarga algae dan membutuhkan temperatur antara 6 hingga 14 derajat
celcius untuk bisa tumbuh. Pertumbuhan Kelp terbilang cukup cepat dan telah
dimanfaatkan oleh banyak organisme lain sebagai tempat berkembang
biak.Selain itu peneltian menunjukkan bahwa kelp bisa dimanfaatkan sebagai
sumber energi terbarukan dan tidak memerlukan irigasi. Namun sayang,
polusi dan perubahan lingkungan membuat tanaman ini kian langka.

Posidonia biasanya ditemukan di laut Mediterania dan Australia dan


diketahui setidaknya memiliki sembilan varietas berbeda. Tanaman ini hanya
bisa tumbuh di perairan higienis dan keberadaan mereka menandakan bahwa
perairan tersebut amat bersih serta bebas polusi. Posidonia merupakan
bahan dasar dari beberapa produk seperti chalkones dan flavonols.

c. Rangkuman
Crustacea adalah kelompok hewan tidak bertulang belakang (avertebrata)
yang merupakan bagian dari filum Arthropoda (Hewan betubuh ruas).
d. Soal Latihan
Sebutkan contoh binatang berkulit keras, berkulit lunak dan tanaman air
berserta ciri-cirinya!
PERTEMUAN 7
Perikanan Tangkap (1)

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang perikanan
tangkap.

b. Materi
Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan
yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,
termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau
mengawetkannya. Kegiatan menangkap ikan merupakan suatu kegiatan
untuk menangkap makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki keunikan
masing-masing dalam menjalani kehidupannya. Ikan sebagai makhluk hidup
menyukai kondisi tertentu yang paling sesuai untuk kehidupan ikan tersebut.
Untuk membuat suatu alat tangkap dibutuhkan berbagai bahan alat
tangkap (fishing gear material). Bahan-bahan alat tangkap dibuat menjadi
jaring, benang, tali, pancing,danpelampung. Meskipun alat penangkap ikan
sangat banyak jenis dan ragamnya, namun pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi:
- Alat tangkap yang terbuat dari jaring (net)
- Alat tangkap yang terdiri atas tali dan pancing (lines and hooks)
- Alat tangkap yang terbuat dari bahan lainnya
No Nama Alat
Pasif
Adalah alat tangkap yang menetap, yang Pancing
1 mana ikan mendatangi alat tersebut Gillnet
sehingga tertangkap. Ikan yang Perangkap
memburu alat tangkap.
Aktif
Adalah alat tangkap yang digerakkan Pukat Udang
memburu ikan, yang mana alat tangkap Pukat Ikan
2 yang mendatangi ikan sehingga Pukat Kantong
tertangkap. Purse Seine
Jaring Angkat
Semi aktif
Adalah alat tangkap yang awalnya Pole And Line
bersifat pasif karena ada gerakkan Pancing Tonda
disentak atau ditarik sehingga ikan Trammel Net
tertangkap

Adapun alat tangkap menurut klasifikasi statistik internasional standar FAO :.


1. Surrounding net (Jaring Lingkar) Jaring Lingkar/Puse seine
Dari sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat
tangkap surrounding net, dua kriteria yang kurang memenuhi sebagai
persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut
adalah:
- Selektifitas
- Biaya investasi yang tinggi dalam satu unit penangkapan
2. Seine net (Pukat) Pukat pantai/Beach seine
Dari sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat
tangkap pukat pantai, terdapat satu kriteria yang kurang memenuhi sebagai
persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut
adalah:
- Selektifitas
3. Trawl Pukat dasar/bottom trawl
Pada alat tangkap trawl ini saat dioperasikan sesuai dengan habitat
pengoperasiannya yaitu didaerah pasir atau lumpur maka, kriteria yang
kurang memenuhi persyaratan sebagai botttom trawl yang ramah lingkungan,
adalah:
- Selektifitasnya rendah
- By-catchnya rendah, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga
terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
- Dampak pada biodiversity tinggi, sering juga tertangkap biota yang
dilindungi seperti penyu,dll
- Kadang menimbulkan koflik sosial, terutama dengan nelayan bubu

4. Dredge (Penggaruk)Scoop Nets


Pada alat tangkap ini Ke-sembilan kriteria memenuhi persyaratan sebagai
alat tangkap yang ramah lingkungan.
5. Lift net (Jaring Angkat) Bagan perahu
Pada alat tangkap bagan perahu ini kriteria yang kurang memenuhi
persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah
- Selektifitasnya rendah, khususnya ikan teri, bagan apung cukup selektif
terhadap ikan ini
- By-catch tinggi, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga
terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
- Konsumsi BBM
6. Falling gear (alat yang dijatuhkan) Jala Lempar/Hand cast nets
Pada alat tangkap jala lempar ini apabila dioperasikan di daerah pasir atau
lumpur tidak dioperasikan di daerah karang
7. Gill net, entangling nets (jaring insang dan jaring puntal) Trammel nets
Pada alat tangkap ini delapan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat
tangkap yang ramah lingkungan
8. Bubu (perangkap)
9. Hook and line (pancing)Pancing (Hand line)
10. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Tombak/Harpoon
11. Harvesting machine (mesin pemanen) Pump fishing
Yang dimaksud dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa
menggunakan jaring tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot
ikan,udang,cumi-cumi dan krill plankton masuk ke dalam kapal
12. Alat tangkap lainnya. Tangan , pisau dan sabit

c. Rangkuman
Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk
kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,
mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya. Untuk
membuat suatu alat tangkap dibutuhkan berbagai bahan alat tangkap (fishing
gear material). Bahan-bahan alat tangkap dibuat menjadi jaring, benang, tali,
pancing,dan pelampung.

d. Soal Latihan
Sebutkan alat tangkap menurut klasifikasi FAO!
PERTEMUAN 9
Perikanan Tangkap (2)

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang perikanan
tangkap.

b. Materi
Perairan lndonesia adalah perairan tropis yang kaya akan berbagai jenis
ikan. Tiap jenis jumlah individunya relatif sedikit, sangat berbeda dengan
keadaan daerah yang beriklim sedang atau dingin. Sebab itu di perairan
Indonesia timbul bermacam-macam alat penangkap ikan dan cara
penangkapannya yang disesuaikan dengan sifat hidup dan daerah tempat
hidup ikan yang akan ditangkapnya. Berhasil tidaknya tiap usaha
penangkapan ikan di laut pada dasarnya adalah berkaitan dengan usaha
bagaimana mendapatkan daerah penangkapan (Fishing ground),
gerombolan ikan dan keadaan potensinya, untuk kemudian dilakukan
operasi penangkapannya. Unsur-unsur pendukung kegiatan perikanan
tangkap agar berjalan secara optimal adalah:
1. Ketersediaan sumberdaya ikan
2. Alat penangkapan ikan
- Alat tangkap tradisional (sero, cakalak, bandrong, dll)
- Alat tangkap skala menengah (huhate, purse seine, gill net )
- Alat tangkap modern (long line, trawl)
3. Kapal penangkap ikan
4. Tenaga kerja ABK (Anak Buah Kapal)
5. Alat bantu penangkapan ikan (rumpon, lampu, GPS, echo sounder, fish
finder, peta daerah penangkapan ikan)
6. Daerah penangkapan ikan (fishing ground)
7. Pelabuhan ikan
c. Rangkuman
Unsur-unsur pendukung kegiatan perikanan tangkap agar berjalan secara
optimal yaitu ketersediaan sumberdaya ikan, alat penangkapan ikan, kapal
penangkap ikan, tenaga kerja ABK (Anak Buah Kapal), alat bantu
penangkapan ikan (rumpon, lampu, GPS, echo sounder, fish finder, peta
daerah penangkapan ikan), daerah penangkapan ikan (fishing ground),
Pelabuhan ikan.

d. Soal Latihan
Sebutkan unsur-unsur pendukung kegiatan perikanan tangkap !
PERTEMUAN 10
SUBSISTEM BUDIDAYA PERAIRAN (1)

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan apa pengertian
budidaya perikanan, sistem budidaya perikanan dan teknologi budidaya
perikanan.

b. Materi
Kegiatan budidaya perikanan diawali oleh kegiatan perikanan tangkap,
suatu kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia primitif sejak zaman
purba. Produksi perikanan tangkap dibatasi oleh produktivitas alamiah suatu
perairan (laut, sungai, danau atau waduk). Produktivitas (produksi bobot
biomassa biota air per satuan volume air per waktu) alamiah perairan tersebut
dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali oleh budidaya perikanan.
Budidaya perikanan merupakan suatu kegiatan untuk memproduksi
biota (organisme) akuatik secara terkontrol dalam rangka mendapatkan
keuntungan (profit). Dengan penekanan pada kondisi terkontrol dan orientasi
untuk mendapatkan keuntungan tersebut, definisi ini mengandung makna
bahwa kegiatan budidaya perikanan adalah kegiatan ekonomi (prinsip-prinsip
ekonomi) yang mengarah pada industri (tepat waktu, tepat jumlah, tepat
mutu, dan tepat harga).
Tujuan utama budidaya perikanan adalah memproduksi biota akuatik
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan, terutama protein, dan
bukan pangan. Selain itu budidaya perikanan juga bertujuan untuk
memperbaiki stok ikan di alam, yaitu melalui upaya peningkatan stok ikan
(stock enhancement) denganrestockingdi perairan yang mengalami
overfishing. Budidaya perikanan ditujukan untuk memproduksi ikan, di
pembenihan (hatchery), yang akan ditebar ke laut dan perairan umum.
Berdasarkan zonasi darat dan laut dikenal inland aquaculture dan
marine aquaculture (mariculture/marikultur). Inland aquaculture adalah
budidaya perikanan yang dilakukan di darat dengan menggunakan sumber air
berupa air tawar (mata air, sungai, danau, waduk, saluran irigasi, air hujan
dan air sumur, serta genangan air lainnya) atau air payau. Marikultur adalah
kegiatan budidaya perikanan yang dilakukan di laut. Pembagian seperti ini
juga berlaku pada kegiatan penangkapan sehingga dikenal inland
fisheriesatau penangkapan di perairan umum dan marine fisheriesatau
penangkapan di laut. Perairan umum mencakup sungai, saluran irigasi,
danau, waduk, rawa, dan genangan air lainny
Sistem budidaya perikanan merupakan wadah produksi beserta
komponennya dan teknologi yang diterapkan pada wadah tersebut yang
bekerja secara sinergis menghasilkan produksi. Komponen tersebut di dalam
sistem budidaya perikanan bekerja sinergis sehingga tercipta lingkungan
terkontrol dan optimal bagi upaya mempertahankan kelangsungan hidup ikan
dan memacu pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.
Sistem budidaya perikanan dikelompokkan menjadi 2, yaitu: sistem
yang berbasiskan daratan (land-based aquaculture), dan berbasiskan air
(water-based aquaculture). Pada sistem budidaya perikanan berbasiskan
daratan, wadah budidaya berada di daratan dan terpisah dari perairan yang
menjadi sumber air sistem ini. Penyaluran air dari perairan dilakukan dengan
menggunakan saluran atau pipa, dan pengaruh dari perairan tersebut
terhadap ikan dapat direkayasa, bahkan dihilangkan (misal melalui treatment
air) sehingga sistem ini bersifat closed system. Sistem budidaya perikanan
yang berbasiskan daratan ini, antara lain kolam air tenang, kolam air deras,
tambak, bak, akuarium, dan tangki, sedangkan kelompok kedua terdiri dari
jaring apung, jaring tancap, keramba, kombongan, longline, rakit, penculture,
dan enclosure. Sedangkan pada sistem budidaya perikanan yang
berbasiskan air wadah kultur berada dalam badan air. Sistem budidaya ini
bersifat open system dan interaksi antara ikan kultur dengan lingkungan luar
sangat kuat dan hampir tidak ada pembatasan. Dengan kondisi demikian,
kegiatan budidaya perikanan pada sistem ini sangat dipengaruhi dan
mempengaruhi faktor eksternal.
Terdapat tiga jenis usaha budidaya yang dilakukan yaitu budidaya laut
(mariculture), budidaya air payau (brackish waterculture) yang menggunakan
campuran air laut dan air tawar sebagai mediumnya serta budidaya air tawar
(freshwater culture) yang biasanya dilakukan di danau, sungai, dan waduk.
Dalam pengelolaannya budidaya perikanan memiliki tiga prinsip dasar, yaitu
pengaturan/pengelolaan kualitas lingkungan (kualitas air),
pengaturan/pengelolaan pemberian pakan tambahan,dan pengendalian hama
dan penyakit biota yang dibudidayakan. Namun, secara teknis (menyangkut
teknologi terapan) ketiganya memiliki beberapa perbedaan di dalam
penerapan teknologi.

c. Rangkuman
Budidaya perikanan merupakan suatu kegiatan untuk memproduksi biota
(organisme) akuatik secara terkontrol dalam rangka mendapatkan
keuntungan (profit). Tuj1uan utama budidaya perikanan adalah memproduksi
biota akuatik untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan, terutama
protein, dan bukan pangan. Berdasarkan zonasi darat dan laut dikenal inland
aquaculture dan marine aquaculture (mariculture/marikultur). Sistem budidaya
perikanan merupakan wadah produksi beserta komponennya dan teknologi
yang diterapkan pada wadah tersebut yang bekerja secara sinergis
menghasilkan produksi. mempengaruhi faktor eksternal. Terdapat tiga jenis
usaha budidaya yang dilakukan yaitu budidaya laut (mariculture), budidaya air
payau (brackish waterculture) yang menggunakan campuran air laut dan air
tawar sebagai mediumnya serta budidaya air tawar (freshwater culture) yang
biasanya dilakukan di danau,sungai,dan waduk.

d. Soal Latihan
Sebutkan dan jelaskan sistem dan teknologi yang digunakan pada budidaya
perikanan !
PERTEMUAN 11

SUBSISTEM BUDIDAYA PERIKANAN (2)

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang komoditas
budidaya, manipulasi pada sistem budidaya perikanan dan budidaya
perikanan berkelanjutan.
b. Materi
Komoditas budidaya perikanan adalah jenis biota (ikan, dalam arti luas)
yang diproduksi oleh kegiatan budidaya perikanan dan diperdagangkan.
Komoditas budidaya perikanan, seperti telah disinggung di atas, terdiri dari
ikan konsumsi dan ikan hias. Ikan konsumsi ditujukan untuk memenuhi
permintaan pangan, terutama sumber protein, sebagai kebutuhan primer
manusia. Ikan hias ditujukan untuk memenuhi permintaan hiburan (rekreasi),
sebagai kebutuhan sekunder atau tersier manusia. Komoditas budidaya
perikanan kemudian dikelompokkan berdasarkan pada:
- Morfologi
- Habitat
- Taksonomi
- Kebiasaan makan
- Distribusi geografis
Pemilihan komoditas atau spesies budidaya perikanan didasarkan
pada pertimbangan biologi, dan pasar serta sosial ekonomi. Pertimbangan
biologi meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi, ekologi, dan
distribusi biota yang akan dikembangkan sebagai komoditas budidaya
perikanan. Beberapa pertimbangan biologi tersebut, antara lain:
- kemampuan memijah dalam lingkungan budidaya dan memijah secara
buatan
- ukuran dan umur pertama kali matang gonad
- fekunditas
- laju pertumbuhan dan produksi
- tingkat trofik
- toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi
- ketahanan terhadap stres dan penyakit
- kemampuan mengonsumsi pakan buatan
- konversi pakan
- toleransi terhadap penanganan, serta k.dampak terhadap lingkungan.
Pertimbangan ekonomi dan pasar boleh jadi lebih penting dari
pertimbangan biologi dalam memilih spesies untuk dikultur. Pertimbangan
ekonomi dan pasar dalam pemilihan spesies budidaya perikanan mencakup,
antara lain:
- permintaan pasar
- harga dan keuntungan
- sistem pemasaran (marketing)
- ketersediaan sarana dan prasarana produksi
- pendapatan masyarakat.
Manusia melakukan manipulasi terhadap sistem alami ikan dengan
tujuan untuk memaksimalkan produksi. Teknik manipulasi yang pertama
dilakukan ialah dengan meningkatkan kepadatan ikan dari kondisi alami.
Misalkan, pada kondisi alami, kepadatan ikan terjadi pada 1 ekor per m2.
Petani melakukan manipulasi dan merubah kepadatan menjadi 1 ekor per
m2. Sebagai hasilnya, petani mendapatkan panen 50% lebih tinggi dari
kondisi awal. Karena tujuan budidaya ialah untuk memaksimalkan produksi,
teknologi padat tebar mulanya dianggap berhasil dengan baik.Karena
berhasil mencapai tujuan budidaya, petani terus menambahkan level
manipulasi dengan meningkatkan padat tebar menjadi 1,5 ekor, 2 ekor, 2,5
ekor dan 3 ekor per m2. Namun lama kelamaan, petani mengamati adanya
penurunan ikan pada saat panen dengan semakin tingginya padat tebar.
Pada akhirnya, pada padat tebar yang agak tinggi, total produksi petani
menurun dari kondisi sebelumnya.
Dari hasil pengamatan dan pembelajaran teknis, petani mendapat
pengetahuan tentang persaingan sesama ikan target budidaya untuk
mendapatkan makanan alami. Pada saat itu teknologi memberikan dampak
balik (feed back) yang merugikan petaniPada akhirnya, petani melakukan
manipulasi secara kompleks sebagai berikut: peningkatan kepadatan,
penambahan pakan, penambahan oksigen melalui kincir, memberikan anti-
biotik dan mengganti air yang sudah berbau menyengat.
Manipulasi ini kadang memberikan hasil positif. Namun sering kali
tidak berhasil dan petani mengalami kegagalan karena ikan mati sebelum
saatnya untuk dipanen. Dari pengalaman teknis yang relatif kompleks, petani
sekarang paham bahwa beberapa penyakit sudah tahan terhadap anti-biotik.
Karena resisten, penyakit masih bisa menyerang ikan walaupun sudah
diberikan anti-biotik. Pada tingkat paling akhir, kita semua belajar tentang
interaksi dan saling mempengaruhi diantara komponen pada sistem budidaya
Pengelolaan perikanan budidaya berkelanjutan untuk aspek ekonomi
adalah: (1) Menyediakan benih dan pakan dengan jumlah yang cukup dan
harga yang pantas, (2) Meningkatkan sistem penjaminan mutu dan
keamanan pangan pada produk perikanan budidaya, (3) Menciptakan sistem
pemasaran dan distribusi produk perikanan yang efisien, (4) Meningkatkan
efisiensi usaha perikanan budidaya dan memenuhi skala ekonomi, (5)
Meningkatnya daya saing produk industri hasil perikanan budidaya.
Sedangkan untuk aspek sosial strategi yang dilakukan adalah: (10)
Meningkatkan sistem penjaminan sosial untuk pembudidaya dan (11)
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat pembudidaya.Sementara untuk
aspek ekologi strategi yang dapat dilakukan adalah: (6) Mengurangi resiko
kerusakan lingkungan dengan menerapkan sistem budidaya sesuai dengan
daya dukung perairan yang ada, (7) Membangun sistem pengelolaan
pemanfaatan sumber daya ikan yang efektif, efisien, dan transparan, (8)
Mengurangi resiko masuknya Invasive Alien Species (IAS), dan (9)
Meningkatkan efektifitas pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan budidaya
perikanan skala kecil berbasis daya dukung ekosistem. Dan untuk aspek
sosial strategi yang dilakukan meliputi: (12) Meningkatkan kapasitas
kelembagaan produsen untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining power)
pelaku usaha perikanan budidaya skala kecil, (12) Penjaminan tata ruang
untuk usaha budidaya perikanan, dan (13) Sistem pendataan dan informasi
perikanan tangkap yang andal dan terintegrasi.

c. Rangkuman
Komoditas budidaya perikanan adalah jenis biota (ikan, dalam arti luas) yang
diproduksi oleh kegiatan budidaya perikanan dan diperdagangkan. Komoditas
budidaya perikanan, seperti telah disinggung di atas, terdiri dari ikan
konsumsi dan ikan hias.Pengelolaan perikanan budidaya berkelanjutan dapat
dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi.

d. Soal Latihan
Jelaskan pengertian komoditas budidaya dan sebutkan pengelolaan seperti
apa pada budidaya perikanan yang berkelanjuta
PERTEMUAN 12

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang
sosial ekonomi perikanan dan kelautan yang ada pada masyarakat.

b. Materi
Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktifitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan
konsumsi barang dan jasa. Terdapat 3 prinsip utama pengelolaan
sumberdaya perairan ditinjau dari sosial ekonomi yaitu:
- Pemerataan
- Pelestarian
- Daya guna ekonomi

Sosial ekonomi merupakan salah satu pendukung perikanan yang


mempelajari aspek-aspek sosial dalam masyarakat perikanan yang juga
mempelajari ekonomi dalam lingkup usaha maupun ekonomi sumberdaya
perikanan. Berdasarkan pada peran penting dan manfaat sosial ekonomi
perikanan dibidang perikanan yaitu:
- Memberi ruang lingkup yang lebih luas pada bidang perikanan
tidak hanya dibidang teknik tetapi juga bidang kemasyarakatan dan
ekonomi
- Memberikan rekomendasi tentang kelayakan usaha perikanan
komersial yang akan dimulai atau awal-awal usaha
- Memberikan pertimbangan ekonomi terhadap setiap usaha
perikanan yang komersial baik usaha skala kecil maupun besar
yang telah berjalan
- Memberikan rekomendasi yang bermutu bagi pembangunan
masyarakat nelayan maupun petani ikan
Aspek manusia baik nelayan dan komunitasnya, para pengolah dan
industry pengolahan, industri alat tangkap sangat ditentukan oleh lingkungan
sosial ekonomi. Limgkungan sosial ekonomi meliputi beberapa aspek
demografi (yaitu umur, jenis kelamin, pola migrasi), sosial budaya (sejarah,
tradisi, hubungan bermasyarakat), ekonomi dan kelembagaan.

Kajian sosial dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan


meliputi tinjauan ilmiah tentang pengaturan interaksi dan perilaku manusia
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan. Sebagai subjek
manusia berperan dalam mengelola kemampuan sumberdaya alam agar
dapat mendukung kehidupan manusia yang juga bergantung pada
sumberdaya alam. Sebagai objek manusia berperan dalam mengelola
tingkah laku manusia hubungannya dengan sumberdaya alamm agar
sumberdaya alam tersebut dapat dimanfaatkan secara terus-menerus
(lestari).

c. Rangkuman
Sosial ekonomi merupakan salah satu pendukung perikanan yang
mempelajari aspek-aspek sosial dalam masyarakat perikanan yang juga
mempelajari ekonomi dalam lingkup usaha maupun ekonomi sumberdaya
perikanan. Kajian sosial ekonomi terkait pengelolaan sumberdaya perikanan
dan kelautan sangat erat hubungannya dengan interaksi manusia dengan
sumberdaya alam yang manusia itu sendiri berperan sebagai pengelola
yang memanfaatkan sumberdaya alam.

d. Soal Latihan
Sebutkan peran dan manfaat sosial ekonomi dibidang perikanan !
PERTEMUAN 13

KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERIKANAN

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang kebijakan
dan peraturan-peraturan perikanan yang berlaku di Indonesia

b. Materi
Undang-undang dan peraturan yang menjadi landasan hukum dalam
pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia antara lain :
- UUD RI Tahun 1945 Pasal 33 yang menyatakan bahwa tanah, air
dan kekayaan yang terkandung didalamnya digunakan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
- Konvensi Hukum Laut (United Nation Convention of Law of the
Sea, UNCLOS) tahun 1982 asal 61, yaitu negara pantai
berkewajiban diantaranya: memastikan tidak terjadi eksploitasi
yang berlebihan terhadap sumber daya perikanan; menjaga agar
jangan terjadi akibat negatif dari cara penangkapan tertentu
terhadap jenis-jenis kehidupan laut lainnya
- United Nation Fish Stock Agreementoleh FAO tahun 1995 yang
mengamanahkan negara pantai dan negara penangkap ikan jarak
jauh di laut lepas (Distant Water Fishing State, DWFS) wajib:
menerapkan pendekatan kehati-hatian; mempelajari akibat dari
penangkapan ikan; menggunakan upaya-upaya konservasi dan
managemen; melindungi kategori stok target; melindungi
keanekaragaman organisme; menghindari penangkapan ikan dan
kapasitas penangkapan ikan dan kapasitas penangkapan ikan
yang berlebih; memperhatikan kepentingan nelayan kecil;
melaksanakan upaya konservasi dan manajemen melalui
observasi, kontrol dan pemantauan yang efektif, dan lain-lain
- Code of Conduct for Responsible Fisheries(CCRF) oleh FAO tahun
1995 tentang pengelolaan perikanan bertanggung jawab; negara
harus mencegah terjadinya penangkapan yang berlebih; kebijakan
pengelolaan SDI harus menerapkan pendekatan kehati-hatian
(precutionary approach); pengembangan dan penerapan alat
penangkapan ikan yang selektif dan ramah lingkungan; perlu
dilakukan perlindungan terhadap habitat perikanan yang kritis;
negara harus menjamin terlaksananya pengawasan dan kepatuhan
dalam pelaksnaan pengelolaan
UU Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan antara lain:
1. Bab I pasal 1 ayat 7: pengelolaan perikanan adalah semua upaya,
termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi,
analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keptusan, alokasi
sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan yang
dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk
mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan
dan tujuan yang telah disepakati
2. Bab IV pasal 6 ayat 1 menyatakan, pengelolaan perikanan dalam
wilayah pengelolaan perikanan RI dilakukan untuk tercapainya
manfaat yang optimal dan berkelanjutan serta terjaminnya
kelestarian sumber daya ikan, ayat 2 bahwa pengelolaan
perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan
pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat
dan/atau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta
masyarakat.
Permasalahan yang menghambat pelaksanaan pembangunan
perikanan dan kelautan yaitu Faktor Internal antara lain sebagian besar
nelayan merupakan nelayan tradisional dengan karaktersitik sosial budaya
yang belum kondusif untuk kemajuan usaha, sebagian besar struktur
armada yang dimiliki masih didominasi struktur skala kecil dan tradisional
(berteknologi rendah), ketimpangan tingkat pemanfaatan stock ikan antara
kawasan satu dengan kawasan lainnya, masih banyaknya praktek illegal,
unregulated dan unreported fishing,penegakan hukum masih lemah,
terjadinya kerusakan lingkungan ekosistem laut yang disebabkan oleh
pengeboman dan penambangan pasir, terbatasnya sarana prasarana
sosial dan ekonomi (transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan dan
perumahan) dan lemahnya market intelligence yang meliputi penguasaan
informasi tentang segmen pasar, harga dan pesaing. Sedangkan faktor
eksternal yang ikut mempengaruhi lambatnya pembangunan kelautan dan
perikanan adalah khususnya yang terkait dengan kebijakan moneter, fiskal
dan investasi seperti suku bunga pinjaman dan penyediaan kredit
perikanan.
Pengelolaan perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan
pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat dan/atau
kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat, menciptakan
daya saing dan scale of economies serta meminimalkan dampak
lingkungan. Kebijakan Pembangunan Perikanan dan Kelautan yang
diterapkan pemerintah yaitu:
1. Mengembangkan kapasitas skala usaha nelayan, pembudidaya
ikan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya
2. Mengembangkan perikanan budidaya yang berdaya saing dan
berwawasan lingkungan
3. Memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tangkap
nasional secara efisien, lestari, dan berbasis kerakyatan
4. Mengembangkan dan memperkokoh industri penanganan dan
pengolahan serta pemasaran hasil tangkapan
5. Membangun pulau-pulau kecil secara berkelanjutan dan berbasis
masyarakat
6. Meningkatkan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan
dan perikanan
7. memperkuat pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan
8. Meningkatkan upaya penanggulangan illegal fishing
9. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
serta Memperkokoh riset dan iptek kelautan dan perikanan.

c. Rangkuman
Pengelolaan perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan
pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat dan/atau
kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat, menciptakan
daya saing dan scale of economies serta meminimalkan dampak lingkunga
d. Soal Latihan
Jelaskan dan sebutkan kebijakan dan peraturan perikanan !
PERTEMUAN 14

PENGELOLAAN SISTEM PERIKANAN

a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang
pengelolaan sistem perikanan atau manajemen perikanan.

b. Materi
Manajemen secara konvensional mencakup seluruh urutan: planning,
organizing, actuating, controlling dan evaluating. Manajemen dalam bidang
perikanan diartikan setara dengan pengelolaan. Dengan demikian, definisi
perikanan (secara luas) di atas juga mencakup aspek manajemen.
Manajemen perikanan ialah sama dengan mengelola perikanan – mengelola
perikanan ialah mengatur ekstraksi sumberdaya ikan (penangkapan atau
budidaya) agar bermanfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat namun
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya ikan. Dengan kata
lain manajemen yakni mengatur usaha penangkapan atau budidaya ikan
(melalui mekanisme perijinan usaha, pembatasan usaha atau sejnisnya)
untuk mencegah terjadinya tangkap lebih atau kerusakan / pencemaran
lingkungan di sekitarnya, sehingga usaha bisa dilakukan secara berkelanjutan

Secara analog mengelola perikanan tangkap diartikan sebagai usaha untuk


mengatur penangkapan agar tidak terjadi tangkap lebih (over-exploitation).
Pengaturan penangkapan yang dimaksud, paling umum dilakukan melalui
pembatasan jumlah atau kapasitas alat tangkap yang boleh beroperasi di
suatu perairan. Metode pengaturan yang berkembang akhir-akhir ini ialah
dengan melarang usaha penangkapan pada tempat-tempat tertentu yang
diharapkan bisa memperbaiki wilayah sekitarnya. Pendekatan ini disebut
konservasi kawasan. Selanjutnya, manajemen budidaya bisa diartikan
sebagai mengatur aktifitas budidaya agar tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan dan dampak negatif pada sistem budidaya.
c. Rangkuman
Manajemen yakni mengatur usaha penangkapan atau budidaya ikan (melalui
mekanisme perijinan usaha, pembatasan usaha atau sejnisnya) untuk
mencegah terjadinya tangkap lebih atau kerusakan / pencemaran lingkungan
di sekitarnya, sehingga usaha bisa dilakukan secara berkelanjutan

d. Soal Latihan
Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen perikanan !
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, A. I., Nessa M. 2018. Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan.


Deepublish. Yogyakarta.
Littik, Samuel, A, M.,Panjaitan, James, P., Sianipur Pardomuan. 2013.
Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Feliatra et al. 2004. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan. Faperika Press.
Riau.
Hayt, Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan
Perikanan Tangkap di Indonesia. Buku 1: Materi Tatap Muka.
Malang, Conservation International (CI) & Universitas Brawijaya,
377pp
Dahuri dkk, 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta
Fauzi Akhmad. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan, Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Mallawa, A.,Sudirman.2004.Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta:Jakarta.
Supriadi, Alimudin. 2011 Hukum Perikanan Indonesia.,Sinar Grafika, Jakarta
Martasuganda S. 2008. Rumpon. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan. Fakultas perikanan dan ilmu Kelautan. Bogor.
Institut Pertanian Bogor
Kristjonson, H. (1959). Modern Fishing Gear of the World I, II dan III. London:
Fishing News Book
Effendi, I. (2004). Pengantar Akuakultur. p.188. Jakarta: Penebar Swadaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. (2005). Statistik Perikanan Budidaya
Indonesia. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.
Afrianto, E. dan Liviawaty, E.(1988). Beberapa Metode Budidaya Ikan.
Yogyakarta: Kanisius
Widodo, J. Suadi. 2008. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
SUBANI, W. dan H.B. BORUS. 1989. Alat penangkapan ikan dan udang
laut di Indonesia. Ed. khusus Jurnal PenelitianPerikanan
Laut. BPPL. Dept Pertanian Jakarta : 248 hal.

Anda mungkin juga menyukai