Anda di halaman 1dari 133

MATERI KULIAH

EKONOMI PERIKANAN

OLEH :
IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN


FAKULTAS PERIKANAN
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
KONSEP UMUM
EKONOMI PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Pengertian Ekonomi
 Pengertian ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana manusia mencukupi kebutuhan
hidupnya. Ini didasarkan dari asal kata ekonomi yang
berasal dari bahasa Yunani.
 Dalam Bahasa Yunani, Pengertian ekonomi berasal dari
kata oikos (rumah tangga) dan nomos (ilmu).
 Jadi, pengertian ekonomi secara mendasar adalah ilmu
yang mengatur rumah tangga. 
Pengertian Ekonomi
 Ilmu ekonomi merupakan studi tentang bagaimana
masyarakat memilih penggunaan sumber-sumber daya
produktif langka yang mempunyai beberapa alternatif
penggunaan, untuk menghasilkan berbagai jenis komoditi,
dan mendistribusikannya kepada berbagai kelompok.

 Secara umum, ilmu ekonomi adalah studi tentang alokasi


sumberdaya yang langka diantara penggunaan-penggunaan
akhir yang bersaing (Nicholson, 1995)
Pengertian Ekonomi

Ilmu ekonomi berkembang sebagai akibat timbulnya


masalah ekonomi dan kebutuhan untuk membuat pilihan.

Akibat adanya “kelangkaan”

seseorang atau masyarakat membuat keputusan untuk


menjalankan kegiatan ekonomi dengan cara yang terbaik.
Pengertian Ekonomi
 Kelangkaan berlaku sebagai akibat dari ketidak
seimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan
ketersediaan sumberdaya / factor produksi yang tersedia
dalam masyarakat.
 Dengan adanya kelangkaan tersebut, maka akan tercipta
barang ekonomi yaitu barang yang :
1. diinginkan oleh banyak orang
2. jumlahnya terbatas
3. memerlukan pengorbanan untuk mendapatkan barang
tersebut.
Alasan Ilmu Ekonomi Dipelajari
 Untuk memahami segala masalah yang dihadapi
masyarakat dan rumah tangga,
 Untuk membantu pemerintah menunjang pertumbuhan
dan memperbaiki kualitas hidup, serta menghindari
timbulnya depresi dan inflasi,
 Untuk menganalisis pola perilaku masyarakat.
 Oleh karena setiap pertanyaan ekonomi terlilbat dalam
seluruh kehidupan sehari-hari maupun masalah nasional,
maka pemahaman ilmu ekonomi sangatlah penting.
Pengertian Perikanan
 Menurut UU no 45 tahun 2009 (Pasal 1 angka 1) yang
dimaksud perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan
Pengertian Perikanan
 Berdasarkan pasal tersebut, maka dapat kita artikan pengertian
perikanan mencakup 2 kegiatan utama yaitu:
a. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumberdaya ikan dan
lingkungannya termasuk didalamnya tanah, air dan lautan yang
merupakan lingkungan hidup ikan. Sumberdaya ikan dan
lingkungan merupakan faktor produksi sumberdaya alam.
b. Kegiatan praproduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran
yang dilaksanakan dalam suatu system bisnis perikanan,
merupakan rangkaian kegiatan dalam agribisnis perikanan
mulai dari hulu (bahan baku/ sarana produksi) hingga hilir
(konsumen akhir).
 Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
sumberdaya ikan dan lingkungannya dimaksudkan agar
dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan
dan lingkungan, dilakukan secara arif dan bijaksana agar
berkesinambungan dan lestari. Hal ini diatur dalam pasal
2 UU no 45 tahun 2009 yang berbunyi :

“Pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan asas


manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan,
kemandirian, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan,
efisiensi, kelestarian,dan pembangunan yang
berkelanjutan”.
Pengertian Ekonomi Perikanan
 Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka yang
dimaksud dengan Ilmu Ekonomi Perikanan adalah
“Cabang dari ilmu Perikanan yang menyangkut persoalan
Sosial dan Ekonomi dari persoalan-persoalan yang
dipelajari dalam Ilmu Perikanan”.
 Ilmu Ekonomi Perikanan merupakan bagian dari ilmu
ekonomi yang mempelajari fenomena dan persoalan yang
berhubungan dengan perikanan baik mikro maupun makro
Ekonomi Mikro dan Makro
Ekonomi Mikro mengupas ilmu ekonomi dari sudut pandang
‘kepentingan unit-unit ekonomi terkecil’
Misalnya membahas :
 perilaku rumah tangga konsumen
 perilaku rumah tangga produsen
 dan perilaku pasar secara individual

Ekonomi Makro mengupas perilaku perekonomian sebagai


suatu ‘keseluruhan’ (agregat) dan mengabaikan masalah-
masalah yang dihadapi oleh unit-unit individu.
Pokok Bahasan Ekonomi Perikanan
1. Potensi dan pengelolaan sumberdaya perikanan
indonesia
2. Persoalan-persoalan perikanan di indonesia
3. Kelembagaan perikanan
4. Kebijakan pengelolaan berwawasan lingkungan
5. Perilaku ekonomi perikanan skala kecil
6. Modal dalam produksi perikanan
7. Tenaga kerja produksi perikanan
8. Prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
9. Permintaan
10. Penawaran
SEKIAN
TERIMAKASIH
POTENSI DAN PENGELOLAAN
PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Potensi Perikanan
1. Perikanan Laut
2. Perikanan Pesisir
3. Perikanan Air Tawar (Darat)
Potensi Wilayah Perikanan Laut
 Potensi wilayah perikanan laut memiliki kekayaan
sumberdaya ikan yang dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Sumberdaya Ikan Demersal
2. Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil
3. Sumberdaya Ikan Pelagis Besar
Perikanan Pesisir
 Pengelolaan perikanan Pesisir antara lain:
a. Tambak ikan baik intensif, semi intensif dan
tradisional
b. Tambak garam

Beberapa jenis komoditas ekonomis penting yang


dihasilkan dari pengelolaan perikanan pesisir antara
lain udang vannamei, udang windu, bandeng, rumput
laut, garam dan lain sebagainya
Perikanan Air Tawar
1. Kolam ikan
2. Danau
3. Sungai

Beberapa jenis komoditas ekonomis penting yang


dihasilkan dari pengelolaan perikanan air tawar antara
lain : lele, nila, gurame, belut, patin, dan lain
sebagainya
Pengelolaan Perikanan
 Pengelolaan perikanan oleh FAO (1997) diartikan sebagai proses
yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis,
perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi
sumberdaya dan implementasi dari aturan-aturan main dibidang
ikan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumber,
dan pencapaian tujuan perikanan lainnya.
 Dalam Undang–undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan,
dijelaskan bahwa pengelolaan perikanan adalah semua upaya,
termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi,
analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi
sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari
peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang
dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk
mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan
dan tujuan yang telah disepakati.
Tujuan Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan
(Gulland,1982)

1. Tujuan yang bersifat ekologis, yaitu dicapainya keseimbangan


ekosistem perairan dan biota di dalamnya.
2. Tujuan yang bersifat ekonomi, yaitu tercapainya keuntungan
maksimum dari pemanfaatan sumberdaya ikan atau
maksimalisasi profit (net income) dari perikanan.
3. Tujuan yang bersifat sosial, yaitu tercapainya keuntungan sosial
yang maksimal, misalnya maksimalisasi penyediaan pekerjaan,
menghilangkan adanya konflik kepentingan diantara nelayan
dan anggota masyarakat lainnya.
Upaya Pengelolaan Sediaan Ikan
o Pengendalian jumlah upaya penangkapan: tujuannya adalah
mengatur jumlah alat tangkap sampai pada jumlah tertentu.
o Pengendalian alat tangkap: tujuannya adalah agar usaha
penangkapan ikan hanya ditujukan untuk menangkap ikan
yang telah mencapai umur dan ukuran tertentu.
o Pengaturan Musim Penangkapan : dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan kepada sumberdaya ikan untuk
berkembang biak
o Penutupan Daerah Penangkapan : dimaksudkan untuk
memberi kesempatan pada sumberdaya ikan yang
mendekati kepunahan untuk berkembang kembali
sehingga stoknya dapat bertambah.
Kendalam Dalam Upaya Pengelolaan
SDI
1. belum adanya kesadaran nelayan tentang pentingnya
menjaga kelestarian sumberdaya ikan yang ada,
2. lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh aparat,
3. terbatasnya sarana pengawasan.
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Berkelanjutan
 Konsep dasar dari sustainability adalah penggunaan suatu
sumberdaya alam sedemikian rupa sehingga tidak terkuras
atau rusak secara permanen.
 Untuk mendukung keberlanjutan perikanan diperlukan
keberlanjutan dari aspek :
a. Berkelanjutan ekologi
b. Berkelnjutan sosio-ekonomi,
c. Berkelanjutan komunitas dan
d. Berkelanjutan institusi
SEKIAN
TERIMAKASIH
ISU DAN PERMASALAHAN
PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Permasalahan Umum Perikanan
 Permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam
mewujudkan kegiatan perikanan berkelanjutan di Indonesia
adalah:
1. Pengelolaan perikanan (fisheries management)
2. Penegakan hukum (law enforcement); dan
3. Pelaku usaha perikanan
Permasalahan Perikanan Tangkap
 Untuk mengetahui akar permasalahan yang menghambat
dalam mewujudkan perikanan tangkap berkelanjutan, dapat
dilakukan analisis berdasarkan sebab akibat dengan
menggunakan diagram tulang ikan (fish-bone diagram).
 Analisis didasarkan pada hasil desk study, diskusi intensif
dengan para pemangku kepentingan terkait (seperti: Kepala
Pelabuhan Perikanan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan,
dan Kepala PSDKP di lokasi survei) dengan panduan
kuisioner dan kunjungan lapangan
Diagram Tulang Ikan
 Kemudian, dari hasil analisis Diagram tulang ikan tersebut,
maka disusun beberapa isu dan permasalahan utama yang
menghambat pembangunan perikanan tangkap berkelanjutan
berdasarkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan
kelembagaan,
Hasil Analisis Permasalahan Diagram Tulang Ikan
untuk Perikanan Budidaya Nasiona
SEKIAN
TERIMAKASIH
KELEMBAGAAN PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Definisi
 Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan atau norma-
norma baik formal maupun informal sebagai pedoman untuk
mengatur perilaku segenap anggota masyarakat, baik dalam
kegiatan sehari-hari maupun dalam usahanya mencapai suatu
tujuan tertentu
Kelembagaan Perikanan
1. Kelembagaan Formal
2. Kelembagaan informal
Kelembagaan Formal
a. Koperasi
b. Perbankan
c. Pemerintahan
d. Perguruan Tinggi
Manfaat Kelembagaan Formal

 Penyedia permodalan
 Memfasilitasi masyarakat perikanan untuk menjadi lebih
sejahtera
 Memberikan informasi pengetahuan dan teknologi bagi
masyarakat perikanan
 Memberikan bantuan teknis
Kelembagaan Informal Perikanan
 Kelembagaan pelaku utama perikanan informal adalah
kumpulan para pelaku utama yang terdiri dari nelayan,
pembudi daya ikan, dan pengolah ikan yang terikat secara
informal atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta di
dalam lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang ketua
kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan.
Kelembagaan Informal Perikanan
1) KUB dibentuk oleh nelayan
2) POKDAKAN dibentuk oleh pembudi daya ikan;
3) POKLAHSAR dibentuk oleh pengolah dan pemasar ikan.
4) KUGAR dibentuk oleh petambak garam
5) POKMASWAS dibentuk oleh masyarakat untuk
pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan.
Fungsi Lembaga Informal Perikanan
 Lembaga informal perikanan berupa kelompok mempunyai
fungsi secara umum, sebagai berikut:
a) Wadah Proses Pembelajaran
b) Wahana kerjasama
c) Unit Penyedia Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan
d) Unit Produksi Perikanan
e) Unit Pengolahan dan Pemasaran
f) Unit Jasa Penunjang
g) Organisasi Kegiatan Bersama
h) Kesatuan Swadaya dan Swadana
Unsur-unsur Pengikat Menjalankan
Lembaga Informal
◦ Adanya kepentingan yang sama;
◦ Adanya motivasi untuk berkembang diantara mereka;
◦ Adanya sentra/kluster/kawasan/areal/zona yang menjadi tanggung jawab
bersama diantara anggotanya;
◦ Adanya struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas;
◦ Adanya pengelolaan administrasi, sarana dan prasarana serta keuangan
secara bersama;
◦ Adanya kegiatan yang dapat memberi manfaat bagi sebagian besar
anggotanya;
◦ Adanya jejaring kerja/usaha serta akses terhadap kelembagaan keuangan
dan pasar;
◦ Memiliki akses terhadap teknologi dan informasi; dan
◦ Unsur pengikat lainnya.
SEKIAN
TERIMAKASIH
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Pengertian
 Kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan yang
berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana
menggunakan dan mengelola sumberdaya perikanan secara
bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup
masyarakat.
 Pengelolaan perikanan berwawasan lingkungan adalah
pengelolaan perikanan berkelanjutan yang mengoptimalkan
manfaat sumber daya perikanan dan sumber daya manusia
dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan
kemampuan sumber daya perikanan untuk menopangnya.
Ciri-ciri Pengelolaan
Berwawasan Lingkungan
 Pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan memiliki karakteristik yang khas dan berbeda
dengan pola pembangunan lainnya yang selama ini
dilaksanakan. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut.
1. Menggunakan pendekatan integratif
2. Menggunakan pandangan jangka panjang
3. Menjamin pemerataan dan keadilan
4. Menghargai keanekaragaman hayati
Tujuan Pengelolaan Perikanan
Berwawasan Lingkungan
a. Tujuan ekonomi
b. Tujuan sosial dan
c. Tujuan ekologi
Landasan Hukun Pengelolaan Perikanan
di Indonesia
1. Undang-undang dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33
2. Konvensi Hukum Laut (United Nation Convention of Law of
the Sea) tahun 1982 pasal 61
3. United Nation Stock Agreement oleh FAO tahun 1995
4. Undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan
Kebijakan Pengelolaan Perikanan
Berwawasan Lingkungan di Indonesia
 Penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya ikan
 Penentuan potensi dan alokasi sumberdaya ikan.
 Penentuan dan pengaturan jumlah tangkapan yang diperbolehkan.
 Penentuan jenis, jumlah, ukuran alat tangkap penangkap ikan.
 Penentuan jenis, jumlah, ukuran dan penempatan alat bantu
penangkapan ikan.
 Penentuan daerah, jalur, dan waktu atau musim penangkapan ikan.
 Penetapan persyaratan atau standar prosedur operasional penangkapan
ikan.
 Penetapan sistem pemantauan kapal perikanan.
Lanjutan……
 Penentuan jenis ikan dan wilayah penebaran kembali serta
penangkapan ikan berbasis budidaya.
 Pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan serta
lingkungannya.
 Rehabilitasi dan peningkatan sumberdaya ikan serta
lingkungannya.
 Penentuan ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh
ditangkap.
 Penentuan suaka perikanan.
 Penentuan jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan,
dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari wilayah Indonesia.
 Penentuan jenis-jenis ikan yang dilindungi.
SEKIAN
TERIMAKASIH
PERILAKU EKONOMI PERIKANAN
SKALA KECIL

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Definisi
 Pelaku perikanan skala kecil dapat dibedakan menjadi 2
berdasarkan usaha yang dijalankan yaitu :
1. Nelayan : Yaitu orang yang melakukan kegiatan mengambil
hasil dari alam /penangkapan ikan dan sumberdaya alam
tanpa ada usaha untuk mengembalikan sebagian hasil
tersebut untuk keperluan dikemudian hari.
2. Pembudidaya ikan : Yaitu seseorang yang melakukan
pengelolaan perikanan berdasarkan usaha pemuliaan atau
pembudidayaan. Kegiatan usaha budidaya meliputi usaha
pembenihan dan pembesaran.
Definisi
 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 45
Tahun 2009 (Pasal 1 (11) dan (13)) pelaku perikanan skala
kecil dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Nelayan skala kecil adalah orang yang
matapencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan
kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton
(GT)
2. Pembudi daya ikan kecil adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ciri Perikanan Skala Kecil
 Variabel input kurang tersedia memadai, baik kuantitas
maupun kualitas.
 Modal berproduksi umumnya kecil/rendah. Seringkali tidak
memiliki akses pada lembaga perkreditan formal. Kredit
umumnya diperoleh dari kredit non formal
 Informasi pasar sangat terbatas dan tidak merata, terpotong-
potong dan tidak lengkap.
 Pasar dan komunikasi secara umum tidak terintegrasi. Sangat
dipengaruhi lokasi.
 Keputusan berproduksi melibatkan seluruh anggota keluarga.
Perilaku Ekonomi Rumahtangga Perikanan
 Perilaku ekonomi rumahtangga Diadopsi dari model empiris
rumahtangga petani (agricultural household model): rumahtangga
sebagai produsen, maka mereka akan memaksimumkan keuntungan.
Rumahtangga sebagai konsumen, maka akan memaksimumkan
utilitas.
 Menurut Becker (1965) terdapat dua proses perilaku rumah tangga.
o Pertama proses produksi rumah tangga yang digambarkan dalam
fungsi produksi.
o Kedua, proses konsumsi rumah tangga yang merupakan preferensi
atau pemilihan terhadap barang yang dikonsumsi.
Perilaku Ekonomi Rumahtangga Perikanan
 Secara analisis, pendekatan ekonomi rumahtangga memiliki 4 unsur
utama yang membentuk keterkaitan perilaku ekonomi rumahtangga
antara lain:
a. Proses Produksi: faktor produksi (input) menghasilkan output.
b. Proses konsumsi rumah tangga, merupakan preferensi/ pemilihan
barang yang dikonsumsi. Dalam analisis: ditekankan pada alokasi
waktu rumah tangga, untuk waktu bekerja produktif dan waktu
santai/leisure.
c. Alokasi waktu: individu dihadapkan pada dua pilihan yaitu bekerja
dan tidak bekerja untuk menikmati waktu luangnya.
d. Pendapatan rumah tangga: Beberapa anggota keluarga memberikan
kontribusi terhadap pendapatan rumahtangga nelayan
Teori Konsumsi
Teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu
memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang
dan jasa.

Perilaku Konsumen

Perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar,


menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Pendekatan Marginal Utility/
PENDEKATAN Cardinal
DALAM TEORI
PERILAKU
KONSUMEN Pendekatan Ordinal/ Analisis
Indeference Curve

UTILITY adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang muncul dari


konsumsi. Ini merupakan kemampuan memuaskan keinginan
dari barang, jasa dan aktivitas.
Tujuan konsumen : memaksimalkan utilitas dengan batasan
berupa pendapatan dan harga yang bersangkutan.
Pendekatan Cardinal
Asumsi :
 Bahwa kepuasan seseorang dapat diukur dengan satuan uang
atau satuan lain. Setiap tambahan satu unit barang yang
dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh
konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
 Berlaku Hukum Gossen (Law of Deminishing Marginal
Utility), yaitu semakin banyak satuan barang yang dikonsumsi
oleh konsumen, maka semakin kecil tambahan/ marginal
kepuasan yang diperoleh konsumen atau bahkan nol/ negatif
 Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan
tunduk pada kendala anggaran mereka
 Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimum
Total Utility dan Marginal Utility
Air yg dikonsumsi Total Utility Marginal Utility
(Gelas) (TU) (MU)
0 0 -

1 20 20
2 35 15
3 45 10
4 50 5
5 53 3
6 55 2
7 55 0
8 54 -1
Kurva Total Utility

Utilitas
55

45 TU

3 7 X
Kurva Marginal Utility

Utilitas

MU

X
Perilaku Konsumen dengan
Pendekatan Kurva Indiferen / Ordinal
Pendekatan ini mempunyai asumsi (Koutsoyiannis 1985):
 Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia
memaksimalkan utilitinya berdasarkan dengan pendapatannya
dan harga pasar tertentu. Dan konsumen dianggap mempunyai
pengetahuan sempurna mengenai informasi pasar
 Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup
memberikan rangking atau peringkat kombinasi mana saja
yang ia sukai. Dengan demikian, konsumen tidak perlu
memberikan utils atau satuan kepuassan terhadap barang yang
dikonsumsi.
Lanjutan……..

 Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution


artinya bila konsumen menaikkan konsumsi barang yang satu
akan menyebabkan penurunan konsumsi barang yang lain dan
dapat digambarkan dengan kurva indeferen.
 Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah
barang yang dikonsumsikan.
 Bersifat konsisten dan transitivitas dalam pilihan artinya bila ,
A>B, B>C maka barang A lebih disukai dari B dan barang B
lebih disukai dari C kesimpulannya bahwa A>B>C maka A>C
Kurva Indiferens

Adalah kurva yang menghubungkan titik – titik berbagai


kombinasi antara 2 barang yang dapat memberikan
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Ciri-ciri Kurva Indiferens
 Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi
tingkat kepuasannya
 Kurva Indiferens tidak berpotongan satu sama lain.
 Berslope negatif.
 Cembung terhadap titik origin.
SEKIAN
TERIMAKASIH
MODAL DALAM PRODUKSI
PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Definisi
 Modal dalam usaha perikanan merupakan bentuk kekayaan
berupa uang maupun barang untuk menghasilkan produk atau
jasa.
 Modal dalam bentuk uang digunakan untuk membiayai kegiatan
usaha perikanan.
Modal Usaha Perikanan
 Kebutuhan modal usaha perikanan pada dasarnya, terdiri dari :
1. Modal Investasi merupakan modal usaha perikanan
digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan secara
berulang-ulang. Biasanya umur penggunaannya lebih dari
satu tahun.
2. Modal Kerja merupakan modal usaha perikanan digunakan
untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai dalam satu
proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak
lebih dari satu tahun. Modal kerja terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel.
Sumber Modal
 Sumber modal usaha perikanan bisa dari modal sendiri atau modal
pinjaman (modal asing)
 Modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik usaha.
 Kelebihan menggunakan modal sediri, meliputi :

a. Tidak terdapat biaya tambahan (biaya administrasi, dan bunga)


b. Tidak tergantung kepada pihak lain
c. Tidak membutuhkan syarat dan waktu yang lama dalam
mendapatkannya
d. Tidak ada keharusan mengembalikan modal
 Kekurangan dari menggunakan modal sendiri, meliputi :

a. Jumlah modal yang dimiliki terbatas


b. Motivasi mengembangkan usahanya lebih rendah dari
penggunaan modal asing.
Sumber Modal
 Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh
dari pihak luar usaha perikanan dan biasanya diperoleh dari
pinjaman.
 Kelebihan dari penggunaan modal asing, meliputi :

a. Jumlah modal yang digunakan tidak terbatas


b. Motivasi untuk usaha lebih tinggi karena modal pinjaman
terdapat beban untuk mengembalikan dan mempertahankan
kepercayaan pemberi pinjaman modal.
 Kekurangan dalam menggunakan modal asing, meliputi :

a. Terdapat biaya tambahan (biaya administrasi dan bunga)


b. Harus mengembalikan pinjaman dalam waktu yang disepakati
c. Apabila usaha mengalami kegagalan sehingga utang yang
belum dibayar akan menjadi beban moral.
Definisi Biaya
 Biaya menurut Kusnadi (1997) sebagai manfaat (benefit)
yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan
jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur
dalam rupiah
 Menurut Mulyadi (2005) biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau
yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu.
Macam Biaya
 Biaya Tetap (fixed cost/FC)
 Biaya Variabel (variable cost/VC)
Deprisiasi
 Salah satu Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya tetap
adalah biaya penyusutan alat.
 Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan suatu aset tetap
selama masa manfaat aset itu
 Besarnya biaya penyusutan alat dihitung dengan rumus
(Mulyadi, 1992):
Biaya Total
 Biaya Total (total cost) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel

TC = TFC + TVC
Total Revenue
 TotalRevenue adalah penerimaan total dari hasil penjualan
barang atau output suatu usaha.
 Penerimaan diperoleh dari jumlah produksi dikalikan harga
produk.
TR = P x Q
Profit
 Profit/keuntungan merupakan selisih antara total
penerimaan dengan total biaya yang digunakan.
Efisiensi Usaha Perikanan
 Efisien atau tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar
kecilnya hasil dan besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk
mendapat hasil produksi. (Soekartawi, 1995).
 Menurut Sudarsono (1992) dalam suatu perusahaan, usaha
untuk meningkatkan efisiensi umumnya dihubungkan dengan
biaya yang lebih kecil untuk memperoleh hasil tertentu, atau
dengan biaya tertentu akan mendapatkan keuntungan yang
lebih banyak.
Analisis Efisiensi Usaha
 Untuk mengetahui tingkat efisiensi, maka analisis yang
digunakan adalah R/C ratio (return cost ratio) yaitu
perbandingan antara penerimaan dengan biaya produksi.
Lanjutan………
 Dengan kriteria:
 Bila R/C ratio > 1, maka usaha tersebut efisien dan
menguntungkan.
 Bila R/C ratio < 1, maka usaha tersebut tidak efisien dan
tidak menguntungkan.
 Bila R/C ratio = 1, maka usaha tersebut impas atau tidak
untung dan tidak rugi.
Permasalahan Sumber Modal
 Salah satu penyebab kurang berkembangnya usaha sektor
kelautan dan perikanan selama ini, terutama untuk skala mikro
adalah terbatasnya akses terhadap sumber-sumber permodalan,
khususnya sumber permodalan dari perbankan karena sulitnya
memenuhi persyaratan.
 Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Pemerintah telah
mencanangkan upaya peningkatan akses Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi (UMKM-K) pada sumber
pembiayaan.
Program untuk Sumber Modal
 Terdapat sumber modal berupa program PNPM Mandiri KP
Tahun 2012 dilakukan melalui tiga komponen yaitu :
a. Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan
Tangkap, Perikanan Budidaya dan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan,
b. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)
c. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT).
SEKIAN
TERIMAKASIH
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI
PERIKANAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Definisi
 Tenaga kerja merupakan salahsatu factor produksi selain factor
produksi sumberdaya alam, modal dan keahlian kewirausahaan.
 Dalam pengusahaan perikanan, ketersediaan factor produksi
tenaga kerja dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. ketersediaan tenaga kerja keluarga dalam pengusahaan
perikanan skala rumahtangga
b. ketersediaan tenaga kerja pada pasar tenaga kerja sebagai
factor produksi perusahaan perikanan.
 Pendekatan penggunaan tenaga kerja keluarga sebagai satu
kesatuan kegiatan produksi, dan curahan waktu kerja dapat
didekati dengan teori rumahtangga Chayanov. Sedangkan
ketersediaan tenaga kerja dalam kegiatan perikanan sebagai
pekerja dapat dipelajari melalui teori penawaran dan permintaan
tenaga kerja.
Tenaga Kerja Pada Usaha Perikanan
Skala Rumahtangga
 Tenaga kerja pada usaha perikanan skala rumahtangga sebagian
besar tenaga kerja berasal dari keluarga perikanan sendiri.
Biasanya terdiri atas ayah sebagai kepala rumahtangga, istri dan
anak-anaknya.
 Model ekonomi rumah tangga Chayanov diadopsi Ellis (1989)
menjelaskan bahwa maksimisasi utilitas rumahtangga
difokuskan terutama pada keputusan subyektif petani berkaitan
dengan penggunaan tenaga kerja dalam usaha tani.
 Keputusan subyektif berkisar pada penentuan jumlah tenaga
kerja keluarga yang harus dicurahkan pada aktivitas usahatani
untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan
keluarga. Agar kebutuhan output minimum per kapita yang
diinginkan dapat tercapai, maka anggota keluarga yang bekerja
harus bekerja lebih giat dan memperpanjang jam waktu bekerja.
Tenaga Kerja Pada Perusahaan
Perikanan
 Dalam menganalisis tenaga kerja pada perusahaan perikanan,
dapat kita pelajari dari sisi penawaran tenaga kerja dan
permintaan tenaga kerja.
 Sisi penawaran tenaga kerja: adalah mempelajari ketersediaan
pekerja untuk bekerja pada perusahaan perikanan.
 Penawaran tenaga kerja: hubungan antara tingkat upah dengan
jumlah tenaga kerja yang siap memasuki dunia kerja.
 Permintaan tenaga kerja: hubungan antara tingkat upah dengan
jumlah tenaga kerja dikehendakin produsen utk dipekerjakan
Kurva Penawaran TK

Kurva Penawaran

‘p
s

‘6000

4500


Q
Keterangan: ‘10 ‘20
P = Harga
Q = Jumlah Penawaran
Teori Penawaran TK
 Dasar teori penawaran tenaga tenaga kerja adalah teori alokasi
waktu kerja.
 Alokasi waktu: individu dihadapkan pada dua pilihan yaitu
bekerja dan tidak bekerja untuk menikmati waktu luangnya.
Bekerja berarti menghasilkan upah yang selanjutnya akan
memperoleh pendapatan yang digunakan untuk membeli
barang-barang konsumen dan dapat memberikan kepuasan
 Perbedaan preference tenaga kerja dan waktu luang ditentukan
oleh anggapan tenaga kerja terhadap nilai waktu luang tersebut.
Tenaga kerja yang menganggap tambahan waktu luang bernilai
sangat tinggi akan bersedia mengorbankan pendapatan lebih
besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang menganggap
waktu luang kurang berharga
Kurva Alokasi Waktu
Kurva Permintaan TK

Kurva Permintaan
P Keterangan :
P = Price / upah
Q = Quantity
D = f (P)  D= a - bP
Hubungan antara P dan Q dalam kurva
12.000 permintaan adalah negatif.

10.000

10 12 Q
SEKIAN
TERIMAKASIH
TEORI PERMINTAAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Permintaan

 Teori permintaan yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah


permintaan barang dan harganya dikenal dengan hukum permintaan
yang berbunyi :

“ Makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang
diminta,
sebaliknya
makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang
diminta”.
Permintaan
 Pada dasarnya permintaan dapat dibedakan atas dua macam
yaitu :
a. Permintaan konsumen sebagai individu :
Jumlah dari suatu barang yang hendak dibeli oleh konsumen
tertentu pada berbagai kemungkinan tingkat harga
b. Permintaan pasar :
Jumlah dari suatu barang yang hendak dibeli oleh semua
konsumen pada berbagai kemungkinan tingkat harga pada
periode waktu tertentu.

Jadi permintaan pasar merupakan penjumlahan dari


permintaan konsumen individu.
Faktor Permintaan
1. Harga
barang itu
sendiri

5. Jumlah 2. Harga
penduduk barang lain

3.
4. Selera Pendapatan
Permintaan

Analisis Permintaan

Pendekatan Grafis Pendekatan Matematis

Kurva Permintaan Fungsi Permintaan


Kurva Permintaan

 Kurva permintaan merupakan suatu kurva yang


menggambarkan hubungan antara harga suatu barang dan jumlah
barang tersebut yang diminta oleh para pembeli.
Kurve permintaan suatu barang ber-slope negatif, yang
menunjukkan sifat hubungan terbalik antara harga suatu barang dan
jumlah barang yang diminta.
Fungsi Permintaan

 Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan


hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Qd = f (Pq, Ps.i , Y, S, D)
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan spesifik, misalnya dalam bentuk linear sebagai
berikut:
Fungsi Permintaan

 Jika kita hanya ingin menganalisis hubungan antara jumlah


barang yang diminta dan harga barang itu sendiri, maka
fungsi permintaan umum tersebut dapat ditulis menjadi:
Qd = f (Pq ∣ Ps.i , Y, S, D)
Fungsi Permintaan Dua Variabel

Keterangan :
a : konstanta
b : koefisien (∆Qd / ∆Pd)
Pd : harga barang per unit yang diminta
Qd : banyaknya unit barang yang diminta
Contoh Soal………

 Pada saat harga ikan lele Rp. 5.000 perKg permintaan akan


ikan lele tersebut sebanyak  100 Kg, tetapi pada saat harga
ikan lele meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan
akan ikan lele menurun menjadi  60 Kg,  buatlah fungsi
permintaannya?
Perubahan Permintaan Barang

 Hukum permintaan hanya menekankan pengaruh harga barang


itu sendiri terhadap jumlah barang yang diminta. Pada
kenyataannya, permintaan suatu barang juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain

 Perubahan permintaan suatu barang yang dipengaruhi oleh


faktor-faktor selain harga barang itu sendiri, akan ditunjukkan
oleh pergeseran kurve permintaan ke kiri atau ke kanan.
Pergeseran Kurva Permintaan
Akibat Perubahan Pendapatan
End…….
TERIMA KASIH
PENAWARAN DAN
HARGA KESEIMBANGAN

EKONOMI PERIKANAN IKA PURNAMASARI, S.Pi., MP


Penawaran

 Teoripenawaran yang menjelaskan sifat hubungan antara


jumlah barang yang ditawarkan dan harganya dikenal
dengan hukum penawaran yang berbunyi :

“ makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah


barang yang ditawarkan oleh para penjual; sebaliknya makin
rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang
ditawarkan”.
Faktor Penawaran

1. Harga
barang itu
sendiri

5. 2. Harga
Teknologi barang lain

4. Pajak / 3. Biaya
Subsidi produksi
Penawaran

Analisis Penawaran

Pendekatan Grafis Pendekatan Matematis

Kurva Penawaran Fungsi Penawaran


Kurva Penawaran

 Kurve penawaran adalah kurve yang menunjukkan


hubungan antara tingkat harga suatu barang dengan
jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual.
Contoh Kurva Penawaran
Kurva Penawaran

 Kurve penawaran pada umumnya naik dari kiri bawah ke


kanan atas (ber-slope positif), artinya jika harga barang
naik penawaran barang tersebut akan naik dan sebaliknya

 Pengaruh harga barang itu sendiri terhadap penawaran


barang, ditunjukkan oleh gerakan di sepanjang kurve
penawaran.
Fungsi Penawaran
 Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual
dan semua faktor yang mempengaruhinya

Qs = f (Pq, Ps.i , C, O, T)
Fungsi Penawaran
 Fungsi ini dapat untuk menganalisis pengaruh semua faktor
tersebut secara bersama-sama sekaligus, tentu dengan
perhitungan yang lebih rumit. Untuk memudahkan
perhitungan, umumnya dilakukan analisis secara parsial,
yaitu analisis satu demi satu dengan menganggap faktor-
faktor lain ceteris paribus.
 Fungsi penawaran parsial, ditulis sebagai berikut:

Qs = f (Pq ∣ Ps.i , C, O, T)
Fungsi Penawaran Dua Variabel

Keterangan :
a : konstanta
b : koefisien (∆Qs / ∆Ps)
Pq : harga barang per unit yang ditawarkan
Qs : banyaknya unit barang yang ditawrkan
Contoh
 Qs = -300 + 0,004 Pq
Pengaruh Faktor-Faktor Selain
Harga Barang Itu Sendiri
 Harga Barang-Barang Lain.
Kenaikan harga barang lain akan menyebabkan kenaikan penawaran
akan barang itu
 Biaya Produksi.
Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan penurunan penawaran
barang.
 Teknologi.
Terhadap penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan
dua akibat, yaitu :
1. produksi dapat ditingkatkan dengan lebih cepat
2. biaya produksi dapat lebih murah.
Dari kedua akibat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemajuan
teknologi dapat meningkatkan penawaran suatu barang.
 Pengaruh pengaruh kenaikan biaya produksi ditunjukkan oleh
pergeseran kurve penawaran ke kiri.
 Sedangkan kemajuan teknologi terhadap penawaran suatu barang
ditunjukkan oleh pergeseran kurve penawaran ke kanan.
Harga Pasar
 Harga pasar atau harga keseimbangan adalah tingkat harga di
mana jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual sama
dengan jumlah barang yang diminta oleh para pembeli.
 Pada kondisi demikian dikatakan bahwa pasar dalam keadaan
keseimbangan atau ekuilibrium.
Harga Pasar

 Penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan


dalam keadaan keseimbangan dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu dengan
1. Menggunakan tabel (angka)
2. Menggunakan grafik (kurve)
3. Menggunakan Matematik.
Tabel Keadaan Keseimbangan
Grafik Harga Keseimbangan
Menentukan Keadaan Keseimbangan
dengan Matematik

 Dari contoh diperoleh persamaan permintaan dan


penawaran :
Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
Persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 Pq
 Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan
penawaran atau Qd = Qs.
Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang
Itu Sendiri Terhadap Keadaan Keseimbangan
 Contoh :
1) kurve permintaan bergeser ke kanan, kurve penawaran tetap;
2) kurve penawaran bergeser ke kanan, kurve permintaan tetap;
atau
3) kurve permintaan dan kurve penawaran secara serentak
bergeser ke kanan.
End…….
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai