Anda di halaman 1dari 24

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peningkatan Ekonomi Msyarakat

1. Pengartian ekonomi masyarakat

Menurut KBBI, peningkatan adalah proses, cara, perbuatan

meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya).1 Jadi peningkatan

merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan

atau kemampuan menjadi lebih baik. Sedangkan perekonomian yang

mempunyai kata dasar ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos

adalah rumah tangga dan nomos berarti mengatur. Dari dasar kata

ekonomi tersebut lalu mendapatkan imbuhan per- dan -an sehingga

menjadi kata perekonomian yang memiliki pengertian Tindakan, aturan

atau cara tentang mengelola ekonomi rumah tangga dan tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan hidup.2

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan

Ekonomi Masyarakat adalah cara atau usaha yang dilakukan oleh

Masyarakat dalam mengatur perekonomian rumah tangga untuk menjadi

lebih baik dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan hidup.

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi
Keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 1470
2
Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 158.

14
2. Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Ekonomi rakyat adalah sebuah perekonomian yang dimiliki oleh

Masyarakat kecil dan didominasi oleh Sebagian besar bangsa Indonesia.

Mengembangkan ekonomi Masyarakat berarti mengembangkan sistem

ekonomi yang berasas dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Membangun Ekonomi Masyarakat berarti harus meningkatkan

kemampuan Masyarakat dengan cara mengembangkan dan mendominasi

potensinya, atau dengan kata lain memberdayakan. Upaya pengerahan

sumber daya untuk mengembangkan potensi Ekonomi Masyarakat ini

akan meningkatkan produktivitas Masyarakat, sehingga baik sumber daya

manusia maupun sumber daya alam di sekitar Masyarakat dapat digali dan

dimanfaatkan.3

Masyarakat dan lingkungannya mampu secara partisipatif

menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah yang meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan mereka. Menurut Mubyarto, pengembagan

Ekonomi Masyarakat dapat dilihat dari tiga segi yaitu.4

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

Masyarakat berkembang. Titik tolak pemikirannya adalah pengenalan

bahwa setiap manusia memliki potensi yang dapat dikembangkan.

Tidak ada Masyarakat yang sama sekali tanpa daya.

3
Ismail Humaidi, Skripsi Peningkatan Perekonomian Masyarakat melalui Industri kecil
Studi terhadap Masyarakat di Sentra Industri Kecil di Desa Tutul Kecamatan Balung Kab. Jember
Jawa Timur, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), h. 35. Di akses pada 13 Januari 2023
4
Mubyarto, Ekonomi Rakyat, Program IDT dan Demokrasi Ekonomi Indonesia,
(Yogyakarta: Aditya Media, 1997), h. 37

15
b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimilki oleh Masyarakat itu. Dalam

rangka memperkuat potensi Ekonomi Masyarakat ini, upaya yang

pokok adalah peningkatan taraf Pendidikan dan derajat Kesehatan serta

terbukanya kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang

ekonomi.

c. Mengembangkan Ekonomi Masyarakat juga mengandung arti

melindungi Masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak

seimbang, serta mencegah eksploitasi golongan ekonomi yang kuat atas

yang lemah. Upaya melindungi Masyarakat tersebut tetap dalm rangka

proses pemberdayaan dari pengembangan prakarsa.

B. Budidaya Ikan

1. Pengertian Budidaya Ikan

Budidaya ikan adalah istilah bioteknis sebagai terjemahan dari

istilah kultur ikan yang artinya penggalian, pembangunan dan pembinaan

untuk sesuatu tujuan. Dalam bahasa Indonesia kegiatan budidaya sering

dipakai bahasa “pengelolaan” yang menyangkut juga segi-segi

ketatalaksanaannya (management). Mengingat hal tersebut, maka yang

termasuk dalam usaha budidaya ikan adalah kegiatan dalam pengadaan

benih dan membesarkan sampai ukuran konsumsi.5

Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha

memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di aalam menjadi ikan

peliharaan. Sedangkan dalam pengertian luas, semua usaha yang sudah

dibuat tempat tersendiri dengan adanya campur tangan manusia. Jadi,


5
Suyanto, Budidaya Ikan Lele, (Jakarta : Penebar Swadaya 1999), h. 10

16
pengertian budidaya tidak hanya memelihara ikan di tambak. Namun

secara luas pengertian ini mencakup juga kegiatan mengusahakan

komoditi perikanan di danau, sungai dan laut.6

Merriam, mendefinisikan perikanan sebagai kegiatan, industry atau

musim pemanenan ikan atau hewan laut lainnya. Definisi yang lebih luas

diberikan oleh Lackey, yang mengartikan perikanan sebagai suatu sistem

yang terdiri dari tiga komponen yakni biota perairan, habitat biota, dan

manusia sebagai pengguna sumber daya tersebut. Perikanan budi daya

(Akuakultur) adalah kegiatan memproduksi ikan dalam suatu wadah

terkontrol dan berorientasi kepada keuntungan. Berbeda dengan perikanan

tangkap yang hanya memanen (Capturing) ikan dari perairan. Pada

akuakultur, permanen (harvesting) dilakukan setelah kegiatan

pemeliharaan ikan yang mencakup persiapan wadah pemeliharaan,

penebaran benih, pembelian pakan, pengelolaan kualitas air, serta

penanganan hama dan penyakit. Sedangkan menurut penulis

pembudidayaan ikan adalah kegiatan memelihara dan memproduksi ikan

dari mulai penebaran benih sampai musim pemanenan ikan dalam satu

wadah yang terkontrol.7

2. Pengertian Keramba Jaring Apung

Keramba jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan terbuat

dari jaring yang dibentuk segi empat atau silindris ada diapungkan dalam

air permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau


6
Ibid.
7
Fujaya Y, Fisikologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan, (Jakarta : Rineka
Cipta), h. 11

17
besi, serta sistem penjangkaran. Lokasi yang dipilih bagi usaha

pemeliharaan ikan dalam Keramba Jaring Apung relatif tenang, terhindar

dari badai dan mudah dijangkau. Ikan yang dipelihara bervariasi mulai

dari berbagai jenis kakap, sampai baronang, bahkan tebster. Karamba

Jaring Apung ini juga merupakan proses yang luwes untuk mengubah

nelayan kecil tradisional menjadi pengusaha agribisnis perikanan.8

Keramba Jaring Apung merupakan pola pembesaran ikan yang

banyak dilakukan di danau atau waduk. Jaring yang digunakan untuk

pemeliharaan diapungkan di danau atau waduk dengan bantuan pelampung

berupa drum plastik atau drum baja untuk mencegah Keramba Jaring

Apung tidak berpindah tempat. Petani biasanya menancapkan jangkar di

dasar perairan. Pada Keramba Jaring Apung yang jumlahnya banyak,

petani umumnya membangun rumah di atansya untuk tempat

penampungan pakan dan tempat tinggal para pekerja. Keramba jaring

apung merupakan salah satu metode pemeliharaan ikan dalam kurungan

yang terdiri atas 4 pola dasar pemeliharaan ikan, yaitu :9

a. Kurung tancap: bentuk kurungan ikan yang peletakannya menggunakan

tiang-tiang pancang yang ditancapkan ke dasar perairan.

b. Kurungan terendam: bentuk kurungan ikan yang secara keseluruhan

terendam didalam air dan bergantung kepada pelampung atau rangka

apung.

8
Kementrian Lingkungan Hidup, Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau, (Jakarta :
KHL, 2008), h. 118
9
Ibid. h. 119

18
c. Kurungan lepas dasar: biasanya terbuat dari kotak kayu atau bambu dan

diletakan pada dasar air yang beraliran deras, dan diberi pemberat atau

jangkar.

Keramba jaring apung : jaring kurung apung ini terikat pada suatu

rangka dengan disukung oleh pengapung-pengapung keramaba jaring

apung atau KJA adalah tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan

jaring yang dapat menyebabkan keluar masuknya air dengan leluasa,

sehingga terjadi pertukaran air dari perairan ke perairan sekitarnya, serta

pembuangan limbah atau sisa-sisa proses pemberian pakan dengan mudah.

Keramba Jaring Apung terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut :

1) Konstruksi petak-petak berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7

meter persegi sebagai pembatas petak dibangun pembatas yang dari

konstruksi besi atau bambu. Ukuran lebar konstruksi pembatas ini

adalah sekitar 0,5 meter. Satu unit budidaya minimal terdiri dari 4

petak jaring apung. Konstruksi utama petak dapat dibuat dari bambu

atau besi. Penggunaan konstruksi besi lebih disarankan karena lebih

kuat dan menambah umur pemakaian aset. Konstruksi besi petak

terbuat dari besi tipis dan dibuat dengan lebar sekitar 0,5 meter dan

cukup dilewati oleh orang dewasa. Diantara dua besi utama dipasang

besi-besi pendek yang kerapatannya tergantung pada selera petani

pembudidaya. Sebagai pengganti besi pendek dapat pula digunakan

19
kayu. Selanjutnya diatasnya diberi lagi tambahan bambu-bambu kecil

untuk memudahkan orang berjalan di atasnya.10

2) Tong Pengambang Petak diapungkan dengan menggunakan drum

kosong yang diisi oleh udara. Untuk satu petak digunakan 12 drum

kosong untuk membuat petak tetap dapat mengapung, yaitu 4 drum

diletakan dipojokan petak, dan 2 drum diletakan diantara dua pojokan.

Sedangkan, untuk membuat satu unit budidaya dibutuhkan 33 tong. Di

bagian bawah tong pengambang.11

3) Jaring Didalam petak dikaitkan jaring untuk melokalisasi ikan mas

dengan kedalaman 4 meter. Ditiap-tiap sudut jaring dipasangkan

pemberat untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Ukuran

jaring ikan mas rata-rata adalah 7 x 7 meter persegi. Apabila petani

melakukan tumpang sari budidaya dengan memelihara ikan nila juga,

di bawah jaring ikan mas akan dipasang jaring ikan nila. Ukuran

jaring ikan nila umumnya adalah 7 x 7 x 16 meter kubik dan diletakan

dibawah jaring ikan mas. Dimasing-masing sudut jaring, juga ikatkan

pemberat untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Jaring ini

tidak dijual dalam bentuk bujur sangkar sehingga petani pembudidaya

harus menjahit dulu jaring baru sehingga sesuai dengan bentuk dan

ukuran yang dibutuhkan.12

10
Yuni Ilmi Kurniati, Analisis Kinerja Pelayanan Publik Aparatur Pemerintah Pada
Kantor Camat Labuhan Badas kecamatan Labuhan Badas kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa
TenggaraBarat, program Pascasarjana (Jakarta : Universitas Terbuka 2012), h. 28. Diakses pada
13 Januari 2023
11
Ibid.
12
Ibid. h. 29

20
4) Pemberat/Jangkar Dimasing-masing sudut petak diberikan

pemberat/jangkar. Untuk setiap sudut petak dipasang pemberat yang

terdiri dari batu kali sebesar 200 kg yang dimasukan kedalam karung

dan diikat ke sudut petak. Diantara dua sudut, dipasang juga pemberat

yang lebih kecil yang dibuat dari adukan semen yang dimasukan

kedalam bola plastik.13

5) Peralatan Produksi Peralatan produksi budidaya ikan tidak terlalu

banyak. Peralatan produksi terdiri dari tong tempat menyimpan pakan.

Jaring untuk menyebar pakan, dan jaring untuk panen. Untuk satu

petak biasanya disediakan 1 buah tong tempat menyimpan pakan.14

6) Rumah Tunggu Rumah tunggu digunakan oleh petani pembudidaya

sebagai tempat tinggal selama masa tanam. Rumah tunggu ini

umumnya dibangun secara semi permanen dan terbuat dari dinding

dan lantai kayu, serta atap genting. Luas rumah tunggu ini tidak terlalu

besar hanya cukup menampung dua orang sampai tiga orang. Isi dari

rumah penunggu umumnya terdiri dari perabotan tidur, perabotan

makan, TV, dan kamar mandi. Sebagai sumber listrik digunakan surya

atau dynamo yang digerakan oleh bahan bakar diesel.15

3. Budidaya Ikan Nila

Ikan Nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan

budidaya air tawar di Indonesia. Ikan ini sebenarnya bukan asli perairan

Indonesia, melainkan ikan yang berasal dari Afrika. Secara genetik ikan
13
Ibid
14
Ibid.
15
Ibid. h 30

21
nila GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) telah terbukti

memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan jenis ikan nila lain. Selain itu, ikan nila mempunyai

sifat omnivora, sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien, dalam

biaya pakannya rendah. Padahal Komponen biaya pakan dalam usaha

budidaya mencapai 70% dari biaya produksi. Sebagai perbandingan nilai

efisiensi pakan atau konversi pakan (Food Conversion Ratio), ikan nila

yang dibudidayakan di tambak atau karamba jaring apung adalah 0,5-1,0 ;

sedang ikan mas sekitar 2,2-2,8.16

Ikan nila adalah satu spesies ikan air tawar yang sangat tepat untuk

menunjang ketahanan pangan di Indonesia. Ikan nila memiliki daya hidup

yang sangat tinggi. Ikan nila mulai berproduksi pada umur 4-6 bulan dan

berlaku sepanjang tahun. Ikan nila dapat hidup dalam rentang salinitas

sangat lebar yakni 0 - 40 ppt, dan masih berproduksi teratur pada air

payau. Ikan nila bersifat omnivor (cenderung ke herbivor) sehingga sangat

efisien dalam perpindahan energi ekosistem. Pertumbuhan ikan nila dapat

dipercepat dengan nutrisi yang tepat bahkan dapat disuntingkan

(peniadaan pemberian pakan dalam selang waktu tertentu tanpa

menghilangkan kemampuan tumbuhnya).17

Menurut sejarahnya, ikan Nila pertama kali didatangkan dari

Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor pada tahun 1969.

Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, ikan ini kemudian


16
Bambang Cahyono, Budidaya Ikan DI Perairan Umum, (Yogyakarta : Kanisus 2001),
h. 11
17
Ibid, h. 13

22
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Pemberian nama

“Nila” berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972, jadi

“Nila” adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah

melalui Direktur Jenderal Perikanan. Nama tersebut diambil dari nama

spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi Nila. Para

pakar perikanan memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan

Nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. dan dalam bahasa

Inggris dikenal sebagai Nile tilapia.18

Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk

ikan yang akan dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah

cukup umurnya dan siap memijah. Rasio ideal antara induk jantan dan

betina adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan dengan wadah atau

kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan populasi

tinggi, pertumbuhannya kurang pesat. Hal berikutnya yang perlu

diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan. Kualitas air yang

kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat.

Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:

a. Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme

dan pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang

dikonsumsi organisme perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen

terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada

kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-

18
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_nila Di akses pada 13 Januari 2023

23
37 °C namun suhu yang baik untuk perkembang biakannya berkisar

antara 25-30 °C.

b. Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan. Beberapa

faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas

fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang

ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan

dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8.

c. Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme

akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam

bentuk sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam bentuk plankton dari

bahan organik tersuspens Pembusukan bahan organik, terutama yang

banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+) dan

NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan

lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi

yang membahayakan bagi ikan.

d. Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran

makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain.

Sumber oksigen perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang

terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh

tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal

bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.

e. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga

akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan

24
air disebabkan oleh adanya plankton; air yang kaya plankton dapat

berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak

mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila,

sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena

plankton harus dikendalikan.19

C. Ekonomi Islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

Secara umum pengertian Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial

yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,

distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Di Indonesia

penggunaan istilah ekonomi Islam terkadang digunakan bergantian dengn

istilah ekonomi Syariah. Termasuk dalam penggunaan istilah dalam mata

kuliah atau program studi di Perguruan Tinggi. Ada yang menamakan

dengan Ekonomi Islam ada juga yang menamakan Ekonomi Syariah. Hal

sebabkan karena memang pengertian ekonomi islam juga semakna dengan

pengertian ekonomi Syariah. Ekonomi Islam atau ekonomi syariah telah

didefenisikan oleh para sarjana muslim dengan berbagai definisi.

Keragaman initerjadi karena perbedaan perspektif setiap pakar dalam

bidangnya.20

Pengertian ekonomi Islam menurut M. Akram Kan, berpendapat

bahwa Ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian hidup tentang

19
Bambang Cahyono, Budidaya Ikan DI Perairan Umum, (Yogyakarta : Kanisius. 2001),
h.18
20
Juhaya S Praja, Ekonomi Syariah, (Bandung:Pustaka Setia, 2012), h. 56

25
hidup manusia yang akan dicapai dengan berusaha memanfaatkan sumber

daya alam atas dasar kerja sama dan partisipasi.21

Monzer Kahf, berpendapat bahwa dalam bukunya The Islamic

Economy menjelaskan bahwa ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu

ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian ekonomi syariah

tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang baik dan

mendalam terhadap ilmu-ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu

yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika

dan ushul fiqh.22

Ruenes berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah yang

mempelajari tingkah laku manusia dalam menghadapi kebutuhan-

kebutuhan dengan sarana-sarananya yang terbatas yang mempunyai

berbagai macam fungsi. Marshall berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu

yang mempelajari usaha-usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam

kehidupannya sehari-hari. Secara etimologi, ekonomi berasal dari kata

Greek atau Yunani “oiokonomia” yang terdiri dari dua kata yaitu oikos

yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Jadi, ilmu

ekonomi adalah ilmu ekonomi yang mengatur rumah tangga, yang dalam

Bahasa inggris disebut “economis”.23

Secara termologi menurut Yusuf Halim al-Alim ekonomi Islam

adalah ilmu tentang hukum-hukum syarat aplikatif yang diambil dari dalil-

21
Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic Economics (Ekonomi Syariah Bukan Opsi,
Tetapi Solusi), (Jakarta, Bumi aksara, 2009) h. 325
22
Al Arif.Nur Rianto dan Euis Amaia, teori Mikrobiologi:Suatu perbandingan Ekonomi
Islam dan Ekonomi Konvensional,(Jakarta:Gramata Publishing, 2010) h. 7
23
Ibid.

26
dalil yang terperinci terkait dengan mencari, membelanjakan, dan tata cara

membelanjakan harta. Menurut Muhammad Abdul Mannan

mengemukakan bahwa yang dimaksud ekonomi Syariah adalah ilmu

pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi

masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.24

Defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi Syariah

adalah ilmu yang mempelajari aktivitas atau perilaku manusia secara

aktual dan empirikal, baik dalam produksi, distribusi maupun konsumsi.

Ahmad Muflih Saefuddin mengemukakan, system ekonomi Islam adalah

sebuah ekonomi yang purposive dan tidak netral atau bebas nilai dan

bekerja menurut aksioma dasar dan instrument berdasarkan Al-Qur’an dan

Hadis.25

Q.S An-Naba’/78 : 10-11.

‫َو َج َع ْلنَا النَّهَا َر َم َعا ًشا َو َج َع ْلنَا الَّ ْي َل لِبَاسًا‬

Terjemahnya:

Dan kami jadikan malam sebagai pakaian, dan kami jadikan siang

untuk mencari penghidupan.26

Ayat di atas dapat menjelaskan yakni istirahat dari gerak agar

tubuh kalian menjadi segar Kembali setelah banyak melakukan aktivitas

dalam rangka mencari upaya penghidupan disepanjang siang hari. Kami


24
Abdul Mannan, Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Kewenangan Peradilan
Agama (Cet.II; Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h. 25-28.
25
Andi Bahri, Ekonomi Islam Zakat Ajaran Kesejahteraan dan Keselamatan Ummat
(Cet.I; Stain Parepare, 2013), h.19-20.
26
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2008),
h. 583.

27
menjadikannya terang benderang agar manusia dapat melakukan

aktivitasnya untuk mencari upaya penghidupan dengan bekerja, berniaga,

dan melakukan urusan lainnya.

Q.S Al-Jumu’ah/62 : 10.


‫ م ْن فَضْ ل هّٰللا و ْاذ ُكرُوا هّٰللا‬l‫ فى ااْل َرْ ض وا ْبتَ ُغوْ ا‬l‫فَا َذا قُضيت الص َّٰلوةُ فَا ْنتَشرُوْ ا‬
َ َ ِ ِ ِ َ ِ ِ ِ ِ َِ ِ

َ‫َكثِ ْيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬

Terjemahnya:

Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu


di muka bumi, dan carilah karunia Allah swt dan ingatlah Allah swt
banyak-banyak supaya kamu beruntung.27

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa setelah selesai melakukan sholat,

umat islam boleh bertebaran dimuka bumi untuk melaksanakan urusan

duniawi, dan berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah menunaikan

yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaknya mengingat Allah sebanyak-

banyaknya dalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari

kecurangan, penyelewengan, dan lain-lainnya.

2. Karakteristik Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai ciri khas yang membedakan dengan

yang lain Ekonomi Islam mempunyai karakteristik dasar yang

menjadikannya berbeda dengan ekonomi kapitalis dan sosialis. Ekonomi

Islam memiliki nilai-nilai yang berfokus pada ‘amar ma’ruf dan nahi

mungkar. Walaupun para ahli berbeda dalam menjelaskan karakteristik

ekonomi Syariah, namun terdapat beberapa persamaan umum tentang

27
Ibid. h. 555.

28
karakteristik ekonomi Islam, beberapa karakteristik ekonomi Islam

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ekonomi ketuhanan

Ekonomi Syariah bersumber dari wahyu Allah Azza Wa Jalla

dalam bentuk syariat Islam. Ekonomi Syariah adalah bagian dari

pengamalan agama Islam. Ekonomi Syariah telah ada sejak zaman

Rasulullah Saw.

b. Ekonomi Pertengahan

Ekonomi Syariah mempunyai keseimbangan antara berbagai

aspek, sehingga sering disebut sebagai ekonomi pertengahan.

Ekonomi Syariah mempunyai pandangan terhadap hak individu dan

masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang

dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan

kenyataan, iman dan kekuasaan.

c. Ekonomi Berkeadilan

Ekonomi Syariah sangat memperhatikan aspek keadilan bagi

semua pihak yang terlibat dalam praktek ekonomi Syariah. Hal ini

terkait dengan karakteristik ekonomi Syariah pada poin pertama,

bahwa ekonomi Syariah adalah ekonomi ketuhanan sehingga diyakini

lebih membawa keadilan.28

Masyarakat yang tidak adil, kekayaan dan kemiskinan akan

terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas

selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam


28
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2011), h. 7

29
kemampuan fisik maupun mental. Akan tetapi, kemiskinan dalam

masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan

adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman.

d. Sumber Hukum Ekonomi

Syariah Sebagai bagian dari ajaran syariat Islam, ekonomi

Syariah mempunyai sumber yang sama dengan sumber hukum dalam

Islam secara umum, yaitu:

1) Ekonomi ketuhanan

Ekonomi Syariah bersumber dari wahyu Allah Azza Wa

Jalla dalam bentuk syariat islam. Ekonomi Syariah adalah bagian

dari pengamalan agama Islam. Ekonomi Syariah telah ada sejak

zaman Rasulullah Saw.

2) Ekonomi Pertengahan

Ekonomi Syariah mempunyai keseimbangan antara

berbagai aspek, sehingga sering disebut sebagai ekonomi

pertengahan. Ekonomi Syariah mempunyai pandangan terhadap

hak individu dan masyarakat diletakkan dalam neraca

keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga,

akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuasaan.

30
3) Ekonomi Berkeadilan

Ekonomi Syariah sangat memperhatikan aspek keadilan

bagi semua pihak yang terlibat dalam praktek ekonomi Syariah.

Hal ini terkait dengan karakteristik ekonomi Syariah pada poin

pertama, bahwa ekonomi Syariah adalah ekonomi ketuhanan

sehingga diyakini lebih membawa keadilan.29

Masyarakat yang tidak adil, kekayaan dan kemiskinan akan

terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas

selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam

kemampuan fisik maupun mental. Akan tetapi, kemiskinan dalam

masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan

adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman.

3. Sumber Hukum Ekonomi Islam

Sebagai bagian dari ajaran syariat Islam, ekonomi Syariah

mempunyai sumber yang sama dengan sumber hukum dalam Islam secara

umum, yaitu:

a. Al-Quran

Definisi Al-Qur’an secara terminology, menurut Sebagian besar

ulama Ushul Fiqhi adalah sebagai berikut : Kalam Allah Azza Wajalla

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam

dalam Bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara

29
Ibid. h. 8

31
Matawatir, membacanya merupakan ibadah, tertulis dalam mushaf;

dimulai dari suraat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.30

Al-Qur’an adalah sumber pertama dan utama bagi ekonomi

Syariah, didalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan

ekonomi dan juga hukumnya.31

Sebagai sumber hukum pertama dan utama, Al-Qur’an oleh umat

Islam harus dinomor satukan dalam menemukan dan menarik hukum.

Ayat-ayat Al-Qur’an selama hukum dan jawaban atas permasalahannya

dari luar Al-Qur’an selama hukum dan jawaban tersebut dapa

ditemukan dalam nash-nash Al-Qur’an.32 Menurut Abdul Wahhab

Khalaf, bahwa ayat-ayat hukum dalam bidang muamalah berkisar

antara 230 sampai dengan 250 ayat saja,33 Sedangkan jumlah ayat

dalam Al-Qur’an seluruhnya lebih dari 600 ayat. Jadi jumlah ayat

hukum ekonomi Syariah dalam Al-Qur’an hanya sekitar 3% sampai

dengan 4% saja dari seluruh ayat dalam Al-Qur’an.

b. Hadis

Hadis atau As Sunnah menurut istilah syari’at adalah segala

sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam

bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan/persetujuan),

sifat tubuh, serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasri’

(pensyariatan) bagi ummat Islam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi

30
Syahrul Anwar, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bogor : Gahlia Indonesia, 2010), h. 84
31
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2011), h. 8
32
Faturrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam, (Jakata: Sinar Grafika, 2013), h.74
33
Abdul Al-Wahhab Khailaf, Ilmu Ushul Al Fiqhi, (Jakarta : almajlis ala’la a l-indunisili
alDa’wat al-islamiyyat, 1972), h. 22-23

32
wa sallam sebagai penyampai ajaran Al-Qur’an diberi otoritas untuk

menjelaskan lebih lanjut apa yang telah diwahyukan kepadanya. Ia

berfungsi sebagai penjelas dan pelaksana dari apa yang ditulis dalam

Al-Qur’an.34

Dari sini dapat kita pahami bahwa hadis atau sering disebut juga

As-Sunnah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam. Di

dalamnya dapat kita jumpai khasanah aturan perekonomian Syariah.35

Jumlah hadis yang mengandung muatan hukum sangat terbatas dan

masih kontroversi. Ada yang berpendapat hadis ahkam berjumlah 3000

hadis, ada juga yang berpendapat jumlahnya 1200 hadis, yang lain

mengatakan jumlahnya 500 hadis.36

c. Ijtihad

Al-Syaukani berpendapat dalam kitabnya Irsyad al-Fuhuli, ijtihad

adalah mengarahkan kemampuan dalam memperoleh hukum syar’i

yang bersifat ‘amali melalui cara istinbath. Menurut Ibnu Syubki,

ijtihad adalah pengerahan kemampuan seseorang faqih untuk

menghasilkan dugaan kuat tentang hukum syar’i, sedangkan al-Amidi

memberikan definisi ijtihad sebagai pengerahan kemampuan dalam

memperoleh dugaan kuat tetang hukum syara’ dalam bentuk yang

dirinya merasa tidak mampu berbuat seperti itu.37

34
Faturrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: sinar Grafika, 2013), h. 86
35
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2011), h. 8
36
Ahmad Bahruddin, Utang dan Pendapat Perusahaan dalam kriteria dan penerbit efek
Syariah perspektif Hukum bisnis Syariah, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2015),
h. 23
37
Amir Syafruddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana,2008), h. 226

33
4. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum

maupun individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai

pedoman untuk berfikir atau bertindak.38 Sebuah prinsip merupakan ruh

dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi

dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah objek tertentu. Dalam

pelaksaanaannya ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip

sebagai berikut:39

a. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari

Allah Azza Wa Jalla kepada manusia. Sehingga manusia tidak boleh

semena-mena dengan sumber daya yang ada.

b. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu,

sehingga tidak mutlak kepemilikan individu.

c. Kekuatan penggerak utama ekonomi Syariah adalah kerja sama.

Prinsip berjamaah, kebersamaan serta saling menolong juga menjadi

pondasi dasar Ekonomi Syariah.

d. Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang

dikuasai oleh segelintir orang saja, artinya ekonomi Syariah

38
Muhammad Masrus, Peranan Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah dalam Revolusi
Mental, (Pekalongan; IAIN Pekalongan Press, 2016), h. 434
39
Sudarso, MB, Hendri, Pengantar Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta; Ekonomi,2001),
h. 105

34
menekankan prinsip pemerataan kekayaan, sehingga tidak terjadi

disparitas yang mencolok.

e. Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya

direncanakan untuk kepentingan banyak orang.

f. Seorang muslim harus takut kepada Azza Wa jalla dan hari penentuan

di akhirat nanti, sehingga pertimbangan keputusan dalam ekonomi

Syariah tidak semata-mata keuntungan didunia.

g. Islam melarang riba dalam segala bentuk, dimana saat ini banyak sekali

praktek-praktek variasi dari riba yang perlu kita hindari.

5. Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan akhir Ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari

syariat Islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan

yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Inilah kebahagiaan hakiki

yang di inginkan oleh setiap manusia, bukan kebahagiaan semu yang

sering pada akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan.

Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar

sekaligus tujuan utama dari syariat Islam (mashlahah al ibad), karenanya

juga merupakan tujuan ekonomi Islam.40

Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu

diperoleh, juga ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu.

Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki

40
Munrokhim Misanam, Priyonggo Suseno, & M. Bhekti Hendrieanto, Ekonomi Islam
(Cet. IV; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 54

35
Tuhan, untuk kepentingan umum. Maka, jika terjadi kemiskinan, orang-

orang miskin diberi hak atas Sebagian harta orang-orang kaya, terutama

yang masih dekat dalam hubungan keluarga. Adalah kewajiban negara dan

masyarakat untuk melindungi kehidupan keluarga dan memberinya

bantuan dan dorongan. Sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa

Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia ada tiga,

yaitu:

a. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi

masyarakat dan lingkungannya.

b. Tegaknya keadilan dalam masyarakat, keadilan yang dimaksud

mencakup aspek kehidupan dibidang hukum dan muamalah.

c. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya), para ulama

menyepakati bahwa maslahah yang menjadi puncak sasaran

mencakup lima jaminan dasar:

1) Keselamatan keyakinan agama (Al-din)

2) Keselamatan jiwa (Al-nafs)

3) Keselamatan akal (Al-aql)

4) Keselamatan keluarga dan keturunan (Al-nasl)

5) Keselamatan harta benda (Al-mal)

Lima masalah tersebut dikenal dengan istilah lima kebutuhan dasar

(ad-dharuriyar al-khoms). Dalam hubungan konsep tersebut di atas, dapat

dipahami lebih lanjut mengapa Islam melarang perbuatan-perbuatan kufur,

kemaksiatan, pembunuhan, zina, pencurian dan mabuk-mabukan. Karena

36
perbuatan semacam itu mengancam kemaslahatan dan pelestarian lima

kebutuhan dasar tersebut. Demikian pula Islam memerintahkan usaha-

usaha yang dapat menanggulangi kemiskinan melalui kerja keras,

pemerataan, kemakmuran dengan cara menunaikan zakat, wakaf,

shadaqah, hibah, waris, wasiat, dan lain sebagainya agar tidak terjadi

akumulasi kekayaan hanya pada beberapa orang kaya saja. Kunci

pemeliharaan dari kelima tujuan dasar ini terletak pada penyediaan tingkat

pertama, yaitu kebutuhan seperti makan, pakaian, dan perumahan.41

41
Ibid. h. 55

37

Anda mungkin juga menyukai