1 Latar Belakang
Kelompok Nelayan di Desa Tompe pada dasarnya orang yang sangat berjasa
khususnya bagi Kecamatan Sirenja dikarenakan mereka bekerja menangkap ikan atau
biota lainnya yang hidup di laut untuk memenuhi permintaan masyarakat yang
mengkonsumsi ikan sebagai lauk untuk kebutuhannya. Manfaat nelayan begitu berarti
bagi masyarakat yang jauh dari laut. tanpa nelayan, maka akan sulit bagi masyarakat
untuk bisa makan ikan dan hasil laut lainya. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam
ikannya yang berdampak baik terhadap pengusaha rumah makan maupun usaha
Usaha Nelayan. Selain itu, hasil tangkapan yang rendah ini juga disebabkan karena
perahu yang digunakan sangat kecil sehingga jarak yang di tempuh untuk menangkap
ikan tidak jauh berkisar di bawah 12 mil (1 mil=1,609 kilometer) sehingga hasil
tangkapan nelayan sedikit. Hasil tangkapan ikan tidak sebanding dengan harga
jualnya, harga jual ikan di Kecamatan Tompe sangat murah ini disebabkan karena
sebagian nelayan menjual hasil tangkapnya tidak langsung kepada konsumen pasar,
memainkan harga. Dengan harga beli yang sangat murah, pengepul menjual ke kota-
kota besar seperti di Palu dengan harga lebih tinggi. Selain itu, harga jual ikan para
nelayan juga sering mengalami kondisi di mana pada saat hasil tangkapan nelayan
1
baik (melimpah) harga jual ikan turun secara drastis, sebaliknya ketika hasil
komunitasnya untuk menuju kearah yang lebih baik, namun potensi itu terkadang
diperlukan dorongan-dorongan atau gagasan awal untuk menyadar kembali peran dan
dengan bertanya apa yang di butuhkan nelayan untuk meningkatkan kemampuan dan
Desa Tompe Kecamatan Sirenja ini merupakan kawasan pesisir yang terletak
di tepi pantai Teluk Palu dan juga Desa Tompe merupakan pusat pemerintahan
warga Desa Tompe adalah Nelayan disana terdapat Kelompk Usaha Nelayan yang
Etnik Kaili memiliki Bahasa daerah yang disebut memiliki Bahasa “Kaili” dan
ada beberapa kosakata sama dengan kosakata etnik lainnya di Sulawesi Selatan
2
seperti kata: Ikan atau Bau bagi etnik Kaili dan Mandar, kata Mangga atau Taipa dan
Makassar dan lain-lain. Dengan adanya persamaan kosakata tersebut, maka dikatakan
bahwa etnik kaili masih memiliki hubungan kekerabatan dengan etnik lainnya
(Sumber Buku)
Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala dengan luas wilayah mencapai kurang lebih
400Ha yang terbagi atas 3 (Tiga) dusun yaitu Dusun Ujuna (Dusun I), Dusun Tompe
(Dusun II), dan Dusun Talinti (Dusun III) dan terbagi menjadi 10 RT. Desa Tompe
dapat dikategorikan sebagai wilayah Usahawan Tani dan Nelayan dimana mayoritas
Namun karena keterbatasan kemampuan dan kondisi wilayah yang kurang luas
Selain itu di desa Tompe daerah pesisir tepatnya di Dusun III dan Dusun I
Ujuna yang mata pencaharian warga adalah para nelayan, alat tangkap melaut yang
mereka pakai masih dapat dikatakan tradisional tidak memungkinkan para nelayan
untuk bertahan lama dilaut sehingga para nelayan tidak dapat memanfaatkan sumber
daya alam dari laut secara maksimal. Kondisi ini juga diperburuk dengan kurangnya
pengetahuan dan kemampuan para nelayan dalam mengelolah hasil tangkapan dan
terbatasnya ruang dalam menjual hasil tangkapan mereka ditempat lain. Dengan
berbagai permasalahan yang ada hingga menyebabkan kesulitan bagi nelayan untuk
3
tahun terakhir. Program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan di desa
Tompe kecamatan Sirenja tepatnya di dusun III dan Dusun I Ujuna daerah pesisir
pantai telah mendapatkan pemberdayaan bantuan dari pemerintah berupa pukat dan
perahu.
Di Desa Tompe Kecamatan Sirenja masih sering terjadi bencara banjir rob
dampak dari bencana pada tanggal 28 September 2018 yaitu gempa dan tsunami.
Banjir rob ini adalah banjir yang diakibatkan oleh pasangnya air laut sehingga
menggenangi daratan. Genagan banjir rob ini dapat bertahan lama bahkan sampai
satu minggu dengan tinggi genangan air laut yang berbeda-beda setiap harinya
dikarenakan adanya gaya gravitasi yang menyebabkan air akan mengalir ke daerah
yang lebih rendah. Dampak dari banjir rob terhadap masyakarat kelompok usaha
nelayan menyebabkan masyarakat harus lebih bekerja keras lagi untuk dapat
4
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat pemberdayaan
1. Tujuan Penelitian
Kelompok Usaha Nelayan Etnik Kaili di Desa Tompe Kecamatan Sirenja Kabupaten
Donggala
2. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dilakukan dengan harapan bahwa penelitian ini dapat memberi
manfaat, bagi peneliti maupun oran lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
a. Manfaat Teoritis
1. Manfaat Praktis
a) Bagi Pemerintah
5
b) Bagi Masyarakat
ekonomi.
1. Pemberdayaan Masyarakat
bernisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri. Di sisi lain, salah satu kata kunci pada saat ini yang sering
didengungkan oleh semua lapisan masyarakat adalah kata peningkatan sumber daya
manusia. Kata tersebut mempunyai makna lebih spesifik lagi menyangkut bagaimana
mengangkat kondisi masyarakat yang ada menjadi lebih baik dimasa mendatang
(Ritonga, 2015).
pemeberdayaan berasal dari kata dasar “power” yang berarti kekuatan untuk berbuat,
mencapai, atau melakukan. Awalan “em” dalam kata empowerment dapat berarti
kekuatan yang terdapat dalam diri manusia atau suatu sumber kreativitas (Abror,
2022)
kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka
6
memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya dan
yang terkait dengan pekerjaan, aktivitas sosial dan lain-lain (Rahmatulliza, 2017).
untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,
keterampilan dan sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa
khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau
7
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, dan berpartisipasi
memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas
penguatan posisi tawar masyarakat kelas bawah terhadap kekuatan tekanan di segala
Konsep pemberdayaan (masyarakat desa) juga dapat dipahami dari dua sudut.
aktor (agen atau partisipan) negara yang bertindak secara independent (Noor, 2011)
8
menentukan proses politik di wilayah negara. Masyarakat berpartisipasi dalam
a. Kesetaraan
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemerdayaan masyarakat adalah
laki dan perempuan. Tidak ada dominasi antar pihak-pihak tersebut. Dinamika
saling belajar.
b. Partisipatif
dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat tersebut perlu
c. Keswadayaan
9
Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan
masyarakat dari pada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang
miskin sebagai obyek yang tidak berkemampuan, melainkan sebagai subyek yang
yang sudah lama dipatuhinya. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar
d. Berkelanjutan
secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan
Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah badan usaha yang dibentuk oleh
Nelayan Kecil berdasarkan hasil kesepakatan atau musyawarah seluruh anggota yang
10
dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan anggota
(Boari, 2022)
a) Kelompok Perikanan
kelompok
2) mempunyai tujuan, minat dan kepentingan yang sama terutama dalam bidang
usaha perikanan
4) bersifat informal
11
Kelembagaan pelaku utama perikanan yang madiri dapat terjadi karena adanya
3) adanya saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab, dan
Bersama
7) adanya kader yang berdedikasi untuk menggerakkan para pelaku utama dan
8) adanya kegiatan yang dapat memberi manfaat bagi sebagian besar anggotanya
10) adanya jejaring kerja/usaha serta akses terhadap kelembagaan keuangan dan
pasar
12
a. Nelayan penuh. Nelayan tipe ini memiliki satu mata pencaharian, yaitu
sebagai nelayan dan tidak memiliki pekerjaan dan keahlian selain menjadi
seorang nelayan.
b. Nelayan sambilan utama. Nelayan tipe ini mereka menjadikan nelayan sebagai
b. Juragan atau pemilik. Orang atau badan hokum yang dengan hak apapun
alat penangkapan ikan yang digunakan dalam usaha penangkapan ikan, yang
dioperasikan oleh orang lain. Jika pemilik tidak melaut maka disebut juragan
atau pengusaha. Jika pemilik sekaligus bekerja melaut menangkap ikan maka
13
a. Nelayan perorangan. Nelayan yang memiliki peralatan tangkap ikan sendiri,
c. Nelayan perusahaan adalah nelayan pekerja atau pelaut perikanan yang terikat
penelitian yang mendalam dan menyeluruh atas apa yang akan diteliti. Selain itu,
peneliti menggunakan metode ini karena subjek dari penelitian ini adalah masyarakat
nelayan etnik kaili, agar prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi
peneliti memilih kualitatif dengan pencarian data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi.
informasi sebanyak mungkin dari para masyarakat nelayan yang berada di Desa
saya selaku penulis melakukan penelitian, lalu membentuk informasi ini menjadi
kategori- kategori atau tema-tema tertentu. Tema ini kemudian menjadi teori-teori
14
untuk nantinya diperbandingkan dengan pengalaman pribadi atau dengan literatur-
a. Lokasi Penelitian
Donggala karena di Desa Tompe masih ada kelompok usaha nelayan etnik kaili
b. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Kelompok usaha nelayan di Desa Tompe
c. Penentuan Informan
purposive sampling yang ditetapkan secara sengaja atas dasar kriteria atau
Tompe. Salah satu dari nelayan tersebut adalah ketua persatuan nelayan yang
15
Untuk mendapatkan informasi atau data yang mampu menjawab permasalahan
penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka berdasarkan judul yang di angkat,
a. Studi Pustaka
b. Penelitian Lapangan
berikut :
a) Wawancara
yang kemudian hasilnya dicatat dengan baik. Wawancara ini saya lakukan
wawancara saya selaku peneliti sudah membuat janji terlebih dahulu pada
16
setiap informan untuk melakukan wawancara sebanyak dua kali agar tidak
informan dan dalam penelitian ini melalui tahap wawancara secara bebas
b) Pengamatan (Observasi)
yang dimaksud seperti persiapan dan cuaca untuk pergi melaut, hal ini
digalih dari para kelompok usaha nelayan yang ada di Desa Tompe, seperti
c) Dokumentasi
pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang
17
ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan, penulis
aktivitasnya.
membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang lebih obyektif dan konkrit.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
melakukan sintesa, menyusun kedalaman pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
menggunakan teknik analisis induktif. Teknik analisis induktif adalah analisis yang
berpijak dari pengertian – pengertian atau fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian
diteliti dari menghasilkan pengertian umum. Analisa data induktif adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan,
a. Penyuntingan Data
18
Nelayan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
b. Kategorisasi Data
ajukan.
d. Penarikan Kesimpulan
Bab 1 Pendahuluan. Dalam Bab ini terdapat pembahasan latar belakang, rumusan
19
Bab II Tinjauan Pustaka. Dalam Bab ini akan menjelaskan tentang apa itu
Bab III Gambaran Umum. Di Bab ini akan membahas mengenai Gambaran Umum
Bab IV Hasil dan Pembahasan. Dalam Bab ini akan Membahas hasil yang
Bab V Penutup. Pada Bab terakhir berisi kesimpulan dan saran peneliti sendiri
20
DAFTAR RENCANA ISI
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABLE
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Tujuan Penelitian
b. Manfaat Penelitian
D. Kerangka Konseptual
E. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Subjeck Penelitian
3. Penentuan Informan
1. Studi Pustaka
2. Penelitian Lapangan
a) Wawancara
b) Pengamatan (Observasi)
c) Dokumentasi
21
d. Teknik Analisis Data
1. Penyuntingan Data
2. Kategorisasi Data
3. Penafsiran Makna Dasar
4. Penarikan Kesimpulan
e. Sistematika Penulisan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
22