Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA NELAYAN BONDET ZENAWI

DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN

Momoh Sulamah, Drs.Suryadi M.Si, Rosita Tandos M.Com.Dev

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)


Fakultas Ushuludin Adab Dakwah (FUAD)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Syekh Nurjati
Cirebon
E-mail: mozhasalsabila@gmail.com, Rtandos2014@gmail.com,

Abstrak
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan program pemberdayaan
masyarakat. Melalui program-program pengentasan kemiskinan masyarakat yang diharapkan
dapat memberdayakan masyarakat. Program KUB sudah lama dibentuk oleh pemerintah
sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan suatu program KUB dapat
dilihat dari bagaimana program tersebut dapat berpengaruh besar terhadap masyarakat yang
menjadi anggota KUB. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah melalui metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan Desa Grogol
mengalami berbagai persoalan struktural, Pelaksanaan program Kelompok Usaha Bersama di
Desa Grogol belum sepenuhnya berjalan dengan efektif, dan Pendampingan yang dilakukan
sudah sesuai dengan indikator pedoman KUB.

Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, program KUB, implementasi, kesejahteraan

PENDAHULUAN mencari hasil tangkapan laut berupa rajungan serta


A. Latar Belakang melakukan kegiatan usaha perikanan tangkap.
Masyarakat nelayan pada umunya atau Selain itu juga masyarakat nelayan Desa Grogol
masyarakat pesisir merupakan kelompok setiap harinya melakukan sistem produksi dan alur
masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, distribusi melalui berbagai aspek dan pelapisan
sosial (khususnya dalam akses pendidikan dan sosial masyarakat. Dalam hal ini sistem distribusi
layanan kesehatan), dan kultural dibandingkan hasil tangkapan laut di Desa Grogol dikuasai oleh
dengan kelompok lain (Kusnadi, 2007). Dalam tengkulak (pemilik modal). Mereka yang
perspektif antropologis, masyarakat nelayan menempati lapisan sosial atas adalah para pemilik
memiliki sistem budaya tersendiri sebagai produk perahu dan pedagang ikan yang sukses; lapisan
dari proses interaksi mereka dengan tengan ditempati oleh juragan laut atau pemimpin
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun awak perahu; dan lapisan terbawah ditempati oleh
sosial. Selain itu pula dalam konteks membuat nelayan buruh (Kusnadi, 2003).
keseimbangan (equilibrium) fungsi-fungsi pranata Namun, dalam pengembangan usaha sektor
sosial budaya masyarakat nelayan, mereka juga kelautan, masyarakat nelayan menemui berbagai
menciptakan dan mengembangkan pranata lain hambatan dan kesulitan di antaranya yaitu
yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keterbatasan sumber daya manusianya yang
kesejahteraan sosial atau untuk mengatasi rendah, keterbatasan biaya maupun modal serta
kesulitan-kesulitan ekonomi yang mendadak kondisi peralatan untuk melaut yang terkadang
(Kusnadi, 2008: 12-13). kurang memadai misalnya perahu tangkap dan alat
Sebagaimana halnya masyarakat nelayan untuk melaut yang masih tradisional. Selain itu
Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten juga pengelolaan pendapatan hasil melaut maupun
Cirebon. Desa Grogol yang terletak di wilayah kurangnya nelayan dalam mendapatkan informasi
pesisir memiliki potensi laut yang melimpah dan akses untuk memasarkan hasil lautnya.
sebagai sumber potensi pertumbuhan dan Nelayan juga mengalami kesulitan dalam hal
perkembangan ekonomi masyarakat Desa Grogol permodalan untuk melaut hal tersebut
sendiri serta sebagai salah satu sumber mata mengharuskan nelayan meminjam modal kepada
pencarian masyarakat nelayan baik itu berupa bakul atau pemilik modal yang disebut dengan bos
rajungan ikan udang maupun kerang ijo. besar. Kondisi yang demikian mengharuskan
Masyarakat nelayan di Desa Grogol juga nelayan terlibat hutang piutang dengan bakul.
melakukan kegiatan berlayar atau melaut untuk Namun demikian, belenggu struktural dalam
aktivitas perdagangan tersebut bukan merupakan Pengaruh KUB sendiri bagi masyarakat
satu-satunya faktor yang menimbulkan persoalan nelayan adalah nelayan memiliki harga tawar dan
sosial di kalangan masyarakat nelayan, faktor- memiliki simpanan tabungan dari penghasilan
faktor lain yang sinergis, seperti semakin tangkap di KUB. Dalam hal ini peneliti ingin
meningkatnya kelangkaan sumber daya perikanan, mengetahui lebih dalam lagi mengenai bagaimana
kerusakan ekosistem pesisir dan laut, serta pengelolaan program yang meliputi peran dan
keterbatasan kualitas sumber daya manusia, pengaruh kelompok usaha bersama (KUB) nelayan
ketimpangan akses terhadap sumber daya bondet zenawi dalam peningkatan kesejahteraan
perikanan, serta lemahnya proteksi kebijakan dan sosial ekonomi masyarakat nelayan yang berada di
dukungan fasilitas pembangunan untuk masyarakat wilayah sungai Bondet tepatnya di blok Zenawi
nelayan masih menjadi faktor yang menimbulkan Desa Grogol Cirebon. Adanya Kelompok Usaha
persoalan (Kusnadi, 2003: 18-20) Bersama (KUB) yang dibentuk oleh masyarakat
Masalah lainnya yang dialami oleh nelayan nelayan sendiri atas anjuran pemerintah, yang
selain ekosistem laut yang berkurang karena faktor dilaksanakan di kelurahan Grogol Gunung Jati
cuaca dan pengaruh musim adalah nelayan tidak Cirebon adalah menjadi salah satu satu wadah
memiliki harga tawar karena nelayan tersebut untuk mensejahterakan masyarakat nelayan dalam
terlibat hutang piutang dengan pemilik modal bidang pengelolaan hasil tangkapan melaut.
sehingga nelayan tidak bisa memasarkan sendiri B. Tujuan Penelitian
hasil tangkap lautnya. Kondisi masyarakat yang Berdasarkan rumusan masalah yang sudah
demikian telah mengakibatkan rendahnya tingkat di kemukakan di atas dapat dijelaskan bahwa
pendapatan ekonomi masyarakat nelayan dari hasil tujuan penelitian ini adalah:
lautnya serta menjadikan rendah pula tingkat 1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan
kesejahteraan masyarakat nelayan. Kondisi program KUB BONZEN dalam
permasalahan (kesulitan) yang demikian meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat
merupakan salah satu gambaran yang dialami nelayan dalam hal perekonomian masyarakat
masyarakat nelayan di Desa Grogol. Salah satu nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidup
upaya yang dapat dilakukan untuk menangani sehari-hari. Untuk lebih jelasnya penelitian
masalah tersebut adalah dengan meningkankan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
taraf kemampuan nelayan dalam melakukan mengenai pengelolaan program yang
usahanya dalam suatu wadah organisasi yaitu dimensinya adalah (1) Pengembangan
kelompok usaha bersama (KUB). Pada hakikatnya Kapasitas akses pemasaran hasil tangkapan,
KUB sendiri adalah merupakan salah satu media (2) Pengelolaan jenis usaha Kelompok Usaha
untuk membangun kemampuan dalam Bersama (KUBE) yaitu jual beli hasil
memecahkan suatu masalah, memenuhi kebutuhan tangkap nelayan, (3) pengelolaan simpan
hidup nelayan, melaksanakan peran sosial dengan pinjam anggota kelompok.
mengembangkan potensi diri, yang 2. Mengetahui bagaimana pengaruh program
mengintegrasikan aspek sosial dan ekonomi. KUB BONZEN sendiri dalam peningkatan
Sebagaimana halnya kelompok usaha kesejahteraan masyarakat nelayan yang
bersama nelayan Bondet Zenawi (KUB BONZEN) menjadi anggota KUB BONZEN Blok
di Desa Grogol, yang memberikan kontribusi Zenawi Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati
terhadap sistem produksi dan distribusi masyarakat Kabupaten Cirebon. Dimensi kesejahteraan
nelayan sendiri. Pembentukan kelompok usaha yang dimaksud tersebut meliputi (1) Dari segi
bersama (KUB) sebaiknya dikerangkai oleh pendapatan hasil tangkapan dalam
pranata-pranata dan jaringan sosial yang dimiliki pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari (2)
masyarakat nelayan. Eksistensi pranata-pranata kemudian dari segi ekonomi, seperti
dan jaringan sosial tersebut sangat berarti dan melakukan penggalian sumber-sumber dan
strategis bagi rumah tangga nelayan (Kusnadi, potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
2003: 10-11). KUB BONZEN sendiri adalah pengembangan dan kesejahteraan anggota.
kelompok usaha bersama nelayan yang menaungi (3) Tercapainya swasembada, dalam arti
masyarakat nelayan Blok Zenawi Desa Grogol kemampuan masyarakat yang bersangkutan
yang menjadi anggota KUB. Dalam pengeloaan untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan-
program KUB, pemerintah berperan sebagai badan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan
hukum yang membentuk dan memberi kontribusi papan, (4) Diperolehnya suasana kebebasan,
pada kelompok yang dibentuk tersebut dengan dalam arti adanya kesempatan dan
tujuan memberdayakan masyarakat nelayan. kemampuan untuk mengembangkan dan
Kemudian pemerintah memberikan bimbingan untuk memilih alternatif- alternatif yang
dalam bentuk pendampingan terhadap KUB untuk dapat dan boleh dilakukan untuk
menjalankan kinerja KUB. mewujudkan perbaikan mutu-hidup atau
kesejahteraan yang terus-menerus bagi kegiatan KUB BONZEN. Informan yang
masyarakat tersebut. mengetahui dan menguasai berbagai informasi
keorganisasian KUB dalam pemanfaatan
METODE PENELITIAN program KUB. Informan dalam kepengurusan
Pendekatan Penelitian KUB ini baik meliputi ketua, sekretaris,
Dalam hal ini, penelitian terhadap bendahara dan pihak-pihak yang tercantum
pengelolaan program kelompok usaha bersama dalam struktur organisasi KUB. Informan
(KUB) dilakukan dengan cara menggunakan tersebut dipilih karena pengurus KUB yang
metodologi penelitian deskriptif kualitatif dengan lebih mengetahui berbagai program kegiatan
melihat studi kasus yang terjadi. Penelitian ini yang di buat oleh anggota maupun pengurus
dilakukan di Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati KUB sendiri.
Kabupaten Cirebon. Hal ini karena Desa Grogol b. Masyarakat nelayan, semua elemen yang
berada di wilayah pesisir dan memiliki suatu terlibat dan mengikuti program KUB. Baik itu
organisasi kelompok usaha bersama nelayan nelayan anggota KUB yang secara langsung
(KUB). KUB di sini adalah sebuah kelompok yang terlibat sebagai pengurus maupun anggota
menaungi masyarakat nelayan yang tergabung KUB ataupun masyarakat yang tidak terlibat
dalam anggota KUB. dengan KUB. Hal ini diambil karena dari
Penelitian ini menggunakan metode masyarakatlah peneliti mendapatkan informasi
kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data- sekaligus dapat membuktikan kesesuaian
data yang diperoleh dari proses wawancara dan program yang diberikan kepada masyarakat
pengamatan yang dilakukan di lapangan. nelayan. Kemudian dari responden tersebutlah
Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah peneliti bisa melihat ada atau tidaknya
deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan kesenjangan data yang sesuai dan tidak sesuai
menjelaskan program yang dilaksanakan oleh dengan kenyataan.
KUB di Desa Grogol. Penelitian ini akan c. Tengkulak dan juragan, secara langsung
membahas mengenai pengelolaan program KUB ataupun tidak langsung tengkulak atau juragan
serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan terlibat dengan kegiatan KUB, karena hasil
kesejahteraan masyarakat nelayan. Penjelasan penjualan tangkap dari nelayan akan dijual
mengenai program tersebut dilakukan untuk kembali oleh KUB kepada tengkulak sekitar.
melihat sejauh mana keberhasilan program KUB menjual hasil tangkap nelayan kepada
pemberdayaan masyarakat nelayan melalui KUB enam tengkulak yang ada di wilayah tersebut,
dengan mengkaji terlebih dahulu persoalan yang dengan ketentuan yang disepakati oleh
terjadi pada masyarakat nelayan tersebut. keduabelah pihak.
d. Aparat pemerintah Desa Grogol utamanya
Lokasi Penelitian kepala desa, sekretaris desa, kaur
Lokasi penelitian adalah di Blok Zenawi pemerintahan, dan kepala dusun Blok Zenawi.
Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Aparat desa dipilih karena melalui aparat desa
Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada Kelompok peneliti mendapatkan informasi data mengenai
Usaha Bersama Bondet Zenawi (KUB BONZEN) KUB setempat. Kemudian pemerintah sendiri
yang ada di Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati adalah sebagai fasilitator dan bagian pelindung
Kabupaten Cirebon. Pemilihan desa tersebut untuk KUB BONZEN sendiri.
sebagai lokasi penelitian didasari pada e. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
karakteristik perairan tangkap yang berupa Cirebon. Responden yang diambil meliputi
perairan umum (laut lepas) dan perairan pesisir. kepala bagian dinas kelautan dan perikanan,
dan kepala bagian bidang tangkap yang terkait
Informan Penelitian dalam pembentukan suatu program
Informan dalam penelitian ini ditetapkan pemberdayaan masyarakat pesisir terutama
secara purposive yakni dengan menetapkan kriteria dalam pembentukan KUB. Dinas kelautan dan
keterlibatan nelayan dalam organisasi KUB perikanan dipilih karena dinas kelautan dan
tersebut. Teknik pemilihan informan dilakukan perikanan tersebut terkait sebagai pihak yang
dengan mengidentifikasi anggota KUB yang terkait dalam pembentukan KUB, oleh
mengetahui dan terlibat langsung dengan KUB karenanya dinas kelautan ini menjadi penting
baik secara aktif yang termanifestasi dalam untuk dijadikan sebagai salah satu informan
kepengurusan KUB, maupun nelayan anggota penelitian karena dari dinas kelautan ini data
sebagai pemanfaat program KUB. Adapun yang berkenaan dengan program KUB secara
informan dalam penelitian ini terbagi kedalam lima umum dan spesifik bisa didapatkan.
unsur, yaitu sebagai berikut:
a. Pengurus KUB BONZEN, semua individu
yang terlibat dalam kepengurusan jalannya
Metode Pengumpulan Data 2. Wawancara: Metode pengumpulan data juga
Teknik pengumpulan data merupakan dilakukan dengan cara wawancara serta tanya
langkah yang paling strategis dalam penelitian, jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik
karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data apabila peneliti ingin
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik melakukan studi pendahuluan untuk
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan menemukan permasalahan yang harus diteliti,
mendapatkan data yang memenuhi standar data tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui
yang ditetapkan. Metode pengumpulan data dalam hal-hal lainnya dari responden yang lebih
penelitian ini adalah dengan cara melakukan mendalam (Sugiyono: 2012). Peneliti
penelitian langsung dan tinggal bersama (live in) melakukan tanya jawab serta pendekatan secara
masyarakat Grogol untuk mengetahui secara jelas langsung dengan pihak terkait dalam penelitian
permasalahan yang dialami masyarakat dengan mengenai sejauh mana KUB berperan dan
cara mengikuti semua bentuk kegiatan yang berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat
dilakukan masyarakat nelayan sehari-hari. Dalam nelayan. Hal ini dilakukan karena untuk
penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan mengetahui bagaimana persoalan yang terjadi
pada natural setting (kondisi alamiah), sumber terkait dengan tema yang diambil dalam
data primer, dan teknik pengumpulan data lebih proposal penelitian ini, dari wawancara yang
banyak pada observasi berperan serta (participan dilakukan akan lebih memungkinkan peneliti
observation), wawancara mendalam (in depth untuk mengetahui lebih mendalam mengenai
interiview), dan dokumentasi (Sugiyono, 2012: masalah yang terjadi sehingga memudahkan
225). Selain itu, (Sugiyono, 2012: 225) analisis tentang tema yang diambil. Dalam hal
menjelaskan bahwa secara umum terdapat empat ini peneliti juga memberikan kebebasan kepada
macam teknik pengumpulan data diantaranya yaitu informan untuk menyampaikan dan
observasi, wawancara, dokumentasi dan gabugan menjelaskan informasi yang dibutuhkan oleh
atau trianggulasi. Metode yang digunakan dalam peneliti sesuai dengan kemampuannya. Supaya
penelitian adalah dengan menggunakan metode hasil wawancara dapat terekam dan tersimpan
sebagai berikut : dengan baik, dan peneliti memiliki bukti
1. Observasi: Nasution (1988) menyatakan penelitian yang dilakukan yaitu wawancara
bahwa, observasi adalah dasar dari semua ilmu kepada informan atau responden ataupun
pengetahuan. Teknik pengumpulan data ini sumber data, maka diperlukan bantual alat-alat
dilakukan dengan cara melakukan observasi untuk wawancara yaitu, buku catatan yang
atau penelitian lebih mendalam, hal ini akan berfungsi sebagai media untuk menyimpan dan
lebih memungkinkan peneliti mengetahui apa mencatat semua percakapan dengan informan.
yang sebenarnya terjadi. Kemudian, peneliti Tape recorder yang berfungsi untuk merekam
akan berinteraksi langsung dengan obyek suara informan atau sumber data yang
penelitian dan juga secara tidak langsung akan bersangkutan. Kemudian selanjutnya yaitu
terlibat dalam kegiatan yang berhubungan kamera yang berfungsi untuk memotret
dengan penelitian yang diambil. penelitian.
Menurut (Spradley dalam Sugiyono: 2012) 3. Dokumentasi: Metode selanjutnya yang
mengemukakan bahwa observasi ditunjukan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
seperti berikut. Tahapan observasi ada tiga menggunakan metode dokumentasi, baik itu
yaitu a) observasi deskriptif, b) observasi berupa gambar maupun arsip yang
terfokus, c) observasi terseleksi. Tahap berhubungan dengan tema penelitian.
observasi deskriptif dilakukan pada saat Dokumentasi bisa berupa tulisan, gambar, atau
peneliti berada pada obyek penelitian yaitu karya-karya monumental seseorang (Sugiyono,
tempat penelitian, pelaku penelitian, dan 2012: 240). Studi dokumen merupakan
berbagai aktifitas masyarakat. Kemudian pada pelengkap dari metode observasi dan
tahap ini peneliti memiliki data sementara yang wawancara dalam penelitian kualitatif
telah diperoleh di lapangan. Oleh karena itu (Sugiyono, 2012: 240). Mendokumentasikan
hasil dari observasi tersebut dapat disimpulkan data dan informasi yang didapatkan baik
dalam sebuah data yang belum tertata. melalui metode wawancara mendalam maupun
Kemudian pada tahap observasi terfokus observasi dalam bentuk audio visual atau
peneliti sudah melakukan penelitian yang rekaman berupa suara maupun dokumentasi
sudah difokuskan pada obyek tertentu. Pada berupa gambar. Rekaman berupa suara
tahap observasi terseleksi peneliti sudah membantu dan memudahkan peneliti untuk
menguraikan fokus penelitian yang telah mengulang berulang kali data yang diperoleh
ditemukan sehingga peneliti membuat data dari informan untuk kembali memastikan
secara lebih rinci. kebenaran data yang berhubungan dengan data
penelitian sehingga data lebih akurat. Peneliti
merekam hasil wawancara dengan informan membuat kategori tentang (huruf besar, huruf
atau sember data. Begitupun dengan kecil, angka), membuang data yang tidak dipakai
dokumentasi berupa kegiatan maupun data atau yang tidak penting. Dengan reduksi data pula,
yang difoto. Hal ini dilakukan agar maka peneliti merangkum, mengambil data yang
memudahkan peneliti dalam mengolah data pokok dan penting, membuat kategorisasi,
yang telah diperoleh dari informan juga dapat berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka
memberikan kebebasan pada peneliti untuk (Sugiyono, 2014).
menyajikan data yang telah diperoleh dari Selanjutnya, dilakukan dalam penyajian
temuan lapangan sesuai kebutuhan yang data (display data). Setelah data direduksi, maka
dibutuhkan oleh peneliti. Penggunaan teknik langkah selanjutnya adalah mendisplaykan atau
pengumpulan data dengan menggunakan penyajian data. Dengan mendisplaykan data, maka
metode berupa dokumentasi baik berupa akan memudahkan untuk memahami apa yang
gambar maupun suara berfungsi untuk terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
memperkuat data hasil wawancara dan berdasarkan apa yang telah difahami tersebut
observasi dan sebagai bukti penelitian yang (Sugiyono, 2012). Dengan cara ini dapat dilakukan
dilakukan oleh peneliti. dalam berbagai metode seperti bagan grafik, tabel,
uraian singkat dalam bentuk narasi dan lain
Metode Analisis Data sebagainya. Setelah tahap tersebut selesai maka
Analisis data dalam penelitian kualitatif, menggunakan tahap selanjutnya dengan penyajian
dilakukan pada saat pengumpulan data data agar memudahkan peneliti untuk memahami
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data permasalahan yang terjadi. Penyajian data tersebut
dalam periode tertentu (Sugiyono, 2012). Metode biasanya bersifat naratif atau menguraikan data
analisa data dilakukan dengan menggunakan dua yang diperoleh ketika di lapangan berdasarkan
tahapan yakni tahap analisa data ketika di lapangan reduksi data yang sudah dilakukan sebelumnya.
dan analisa data setelah di lapangan. Metode Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti
analisa data yang peneliti lakukan ketika di melakukan penyajian data dalam bentuk naratif
lapangan menggunakan metode analisa dari Miles bahkan untuk memudahkannya pula peneliti
and Huberman. Miles and Huberman menggunakan grafik dan tabel dalam menguraikan
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data tersebut. Meskipun dalam penyajian data
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan tersebut masih menghasilkan kesimpulan yang
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, bersifat sementara. Tahap selanjutnya yaitu
sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam verifikasi atau pemeriksaan, pada tahap ini semua
analisa data, yaitu data reduction, data display, data yang telah diuraikan dan dianalisis kemudian
dan conclution drawing/ verification (sugiyono, dipaparkan sesuai dengan fakta yang ada dan
2012: 246). mendukung. Sehingga peneliti bisa menemukan
Metode analisa data dilakukan secara data yang kurang sesuai dengan kebutuhan, dan
deskriptif melalui 4 tahap, yaitu diantaranya memungkinkan peneliti untuk menggali dan
dengan catatan lapangan kemudian dilanjutkan menganalisis kembali data yang sudah didapatkan.
dengan reduksi data, menyajikan kedalam bentuk Ketika pada tahap awal dalam pengambilan
pola atau display data, dan verifikasi. Pada tahap kesimpulan peneliti bisa saja tidak menemukan
pertama adalah dengan tahap catatan lapangan. keafsahan data yang dibutuhkan sehingga
Dalam catatan lapangan melalui pengumpulan data mengharuskan peneliti kembali ke lapangan untuk
yang dilakukan ketika di lapangan dari data mengambil atau mencari data yang dirasa kurang
mentah, kemudian diolah dan diidentifikasi akurat. Setelah data yang dikumpulkan sesuai
sehingga menjadi data yang diharapkan dan sudah dengan apa yang dibutuhkan, maka peneliti dapat
menjawab pertanyaan penelitian. Apabila data mengambil suatu kesimpulan akhir dari data yang
tersebut dirasa belum cukup maka peneliti akan lebih akurat dan terjamin keafsahan data tersebut,
melakukan pengambilan data kembali ke lapangan sehingga kesimpulan akhir dari data yang
sampai data yang didapatkan atau yang dibutuhkan diperoleh lebih berkualitas.
oleh peneliti cukup sesuai. Kemudian perlu adanya
kajian dengan menggunakan reduksi data, hal ini HASIL DAN PEMBAHASAN
bisa membantu peneliti dalam memilah dan Sejarah Desa Grogol
memilih data yang telah diperoleh sehingga Desa Grogol merupakan desa yang terletak
peneliti bisa melihat kekurangan data maupun di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon dan
ketidak sesuaian data yang diperoleh dari merupakan pemekaran dari Desa Mertasinga.
lapangan. Reduksi data dengan cara memilah dan Sebelah utara Desa Grogol berbatasan dengan
memilih data yang dianggap lebih penting untuk Sungai Bondet, sebelah selatan berbatasan dengan
bahan penelitian dan untuk dilakukan analisis data Desa Wanakaya, sebelah timur berbatasan dengan
melalui reduksi data. Memilih yang penting, laut Jawa dan sebelah Barat berbatasan dengan
Desa Babadan. Desa Grogol merupakan salah satu
desa yang mempunyai potensi alam yang sangat Kependudukan
kaya, baik dari potensi hasil lautnya maupun dari Jumlah penduduk secara keseluruhan di
lahan pertanian. Namun kekayaan potensi Desa Desa Grogol adalah 4962 jiwa penduduk dengan
Grogol yang menonjol adalah pada sektor jumlah keseluruhan laki-laki 2,476 jiwa penduduk
kelautannya, hal ini dapat dilihat dari profesi dan perempuan 2,486 jiwa penduduk. Dengan
mayoritas masyarakat Grogol yaitu sebagai demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah
nelayan. Hasil potensi laut yang dimanfaatkan oleh penduduk perempuan lebih mendominasi jika
masyarakat nelayan Desa Grogol diantaranya yaitu dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.
rajungan, ikan, kerang ijo, dan udang. Namun, Karakeristik masyarakat Desa Grogol pada
mayoritas masyarakat berprofesi sebagai nelayan umumnya bermata pencaharian disektor
rajungan yang setiap harinya hanya mencari pemanfaatan sumber daya kelautan. Masyarakat
rajungan ke laut lepas sebagai salah satu sumber Desa Grogol mengedepankan sikap bergotong
mata pencaharian. Namun ada juga yang bermata royong dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
pencaharian di bidang pertanian namun hanya Baik itu ketika ada kegiatan desa maupun kegiatan
sebagian kecil masyarakat yang berprofesi sebagai kelompok serta masing-masing individu setiap
buruh tani. masyarakatnya. Sikap gotong royong tersebut
Desa grogol merupakan pemekaran dari sampai saat ini masih diterapkan oleh masyarakat
Desa Mertasinga. Pemekaran tersebut terjadi pada karena masyarakat menyadari bahwa mereka hidup
tahun 1983 dan perumusannya dilakukan di rumah berdampinganan dan saling membutuhkan satu
elang H. Eeng yang juga merupakan pengusung sama lainnya.
dari nama Grogol. Ada 6 tokoh yang menjadi Potensi Kekayaan Desa Grogol
perencana dari pemekaran Desa Mertasinga Sebagian besar wilayah Desa Grogol
dintaranya yaitu Abdul Manaf, Elang H. Eeng, Kabupaten Cirebon adalah perairan laut yang
Purwadi, Jani, H. Madhalimah, dan H. Toat. hampir seluruhnya dikelilingi oleh perairan laut
Desa Grogol sendiri awalnya merupakan lahan yakni laut jawa. Desa Grogol mempunyai potensi
yang semulanya di tanami tanaman palawija dan kekayaan hasil lautnya yang melimpah.
luasnya pun hanya berkisar seperempat dari Desa Diantaranya dibidang kelautan yaitu rajungan,
Mertasinga dengan luas 173 ha. 1 Pemilihan nama udang, dan ikan selain hasil lautnya desa Grogol
desa sendiri dilakukan dengan cara pengundian juga memiliki aset dibidang pertanian. Namun,
seperti arisan dan dilakukan oleh aparatur potensi yang ada tersebut menyesuaikan
pemerintah Desa Grogol beserta tokoh-tokoh (tergantung musim/ angin) dengan musim wilayah
masyarakat. Setelah dilakukan tiga kali Grogol, ketika musim bagus maka hasil laut akan
pengundian dari ke tiga nama tersebut tiga kali melimpah namun ketika musim sedang paceklik
pula nama Grogol yang keluar sebagai pilihan maka hasil laut dan pertanian akan berkurang.
desa. Setelah tiga kali nama Grogol yang keluar, Namun hampir 90% potensi yang dimiliki Desa
maka pergantian nama pun dibatalkan dan tetap Grogol adalah pada sektor kelautan khususnya
dengan nama semula setelah pemekaran yaitu Desa hasil tangkap berupa rajungan.
Grogol.
Mekanisme Masyarakat Nelayan Grogol dalam
Batasan Wilayah Melaut
Secara administratif, Desa Grogol Masyarakat nelayan Grogol memiliki
berbatasan dengan beberapa wilayah diantaranya kebiasaan melaut yang rutin setiap harinya. Jadwal
yaitu sebelah utara berbatasan dengan Sungai beragkat menuju ke laut yang dilakukan oleh
Bondet, sebelah selatan berbatasan dengan Desa nelayan terbagi ke dalam dua bagian yaitu
Wanakaya atau Kalisapu, sebalah timur berbatasan pemberangkatan yang dilakukan pada malam hari
dengan Laut jawa, dan untuk sebelah barat kemudian pemberangkatan yang dilakukan pada
berbatasan dengan Desa Babadan. siang hari. Pemberangkatan pada malam hari,
biasanya masyarakat nelayan berangkat menuju ke
laut pada pukul 23.00 WIB dini hari kemudian
kembali ke daratan pada pukul 10.00 -11.00 WIB.
Pada mekanisme pemberangkatan siang hari,
masyarakat nelayan berangkat menuju laut lepas
pada pukul 12.30 siang, untuk sampai ke tengah
laut lepas nelayan membutuhkan waktu selama dua
jam untuk sampai di tempat tujuan atau lebih
tepatnya pada pukul 14.00. kemudian selama
1
Wawancara: Bapak Elang H. Eeng waktu; Senin, 05 Des kurang lebih satu jam nelayan menyiapkan
2014, H. Eeng selaku sesepuh Desa Grogol yang mengetahui keperluan untuk menangkap rajungan. pada pukul
asal mula berdirinya Desa Grogol
17.00 nelayan memasang atau membentangkan Maksud dan Tujuan KUB BONZEN
jaring disepanjang kawasan di laut lepas. Setelah Maksud dan tujuan dibentuknya KUB
beberapa jam jaring dipasang, nelayan mengangkat BONZEN adalah untuk menyatukan pendapat,
jaring ke atas perahu yaitu sekitar pada pukul pemikiran secara bersama-sama untuk mencapai
23.00. kemudian setelah semua jaring terangkat ke tujuan yang sama pula yaitu terciptanya
perahu nelayan akan kembali ke dermaga dan kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Adapun
pulang pada sekitar pukul 08.00-09.00 pagi. tujuan secara umum adalah untuk meningkatkan
Kemudian dari pada itu, dalam satu bulan nelayan kesejahteraan masyarakat nelayan secara merata
hanya melaut sekitar 15 sampai 20 hari. melalui pengembangan jual beli hasil tangkap,
penguatan kelembagaan, dan peningkatan
Program Pemberdayaan Masyarakat Di Desa partisipasi masyarakat untuk pengembangan potensi
Grogol yang dimiliki.
Dalam mengatasi permasalahan kemiskinan
di wilayah pesisir dan pengembangan usaha Kepengurusan Kelompok Usaha Bersama
masyarakat pesisir berbasis sumberdaya lokal, Bondet Zenawi (KUB BONZEN)
maka Pemerintah melalui dinas kelautan dan Pengurus KUB dipilih dari anggota
perikanan mengeluarkan suatu program untuk kelompok sendiri yang mendukung pengembangan
membentuk suatu kelompok sebagai salah satu KUB, memiliki kualitas seperti kesediaan
cara atau wadah suatu kelompok tersebut untuk mengabdi, rasa tanggungjawab dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki mengorganisasikan dan mengkoordinasikan
masayarakat dan mengembangkan kemandirian kegiatan anggota KUB, mempunyai keuletan, dan
masyarakat pesisir. Pembentukan kelompok usaha yang terpenting adalah merupakan hasil pemilihan
bersama (KUB) tersebut didasarkan pada suatu dari anggota KUB sendiri. Hal tersebut ditujukan
tujuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan agar para pengurus yang dipilih oleh anggota
masyarakat pesisir melalui penguatan suatu kelompok sendiri lebih memahami kebutuhan dan
kelembagaan sosial yang ada di wilayah tersebut. mengerti keluhan anggota nelayan. Struktur
Salah satu desa yang mendapatkan program organisasi kepengurusan KUB BONZEN adalah
pembentukan KUB adalah Desa Grogol. Dengan sebagai berikut :
alasan di Desa Grogol sudah terdapat suatu I. Pelindung
kelompok nelayan yang sudah terbilang maju dan a. MUSPIKA GUNUNG JATI
berkembang kelompok nelayan tersebut yaitu b. Kuwu Desa Grogol
kelompok BONZEN (bondet zenawi). Setelah c. Ketua KUD Mina Waluyo Bondet
mengikuti program pembentukan KUb jadilah d. Ketua Ketua PokmasWas Mina Cita Lestari
kelompok tersebut bernama KUB BONZEN. II. Pembina
a. Kecamatan Gunung Djati
Kelompok Usaha Bersama (KUB) b. Perikanan Kecamatan Gunung Jati
Kelompok Usaha Bersama Bondet Zenawi III. Pengurus
(KUB BONZEN) berdiri pada hari kamis 26 juli a. Ketua : Sujana
2007. KUB BONZEN dibentuk atas dasar anjuran b. Sekertaris : Mulyanto
dari pemerintah setempat melalui program dinas c. Bendahara : Wadir
kelautan dan perikanan kabupaten mengenai Seksi kepengurusan :
pembentukan KUB. KUB BONZEN sudah berdiri a. Produksi : Sakri
kurang lebih selama 9 Tahun, yang kemudian di b. Pemasaran : Abdul Ghani
bentuk dan direalisasikan oleh masyarakat nelayan c. Humas : Solikin
sendiri.2 Pada awal sejarah KUB BONZEN, hanya d. Keamanan : Nuryadi
merupakan suatu komunitas atau sekelompok Pemilihan pengurus bersifat demokratis
masyarakat nelayan yang pada saat itu belum yaitu berdasarkan hasil musyawarah persetujuan
memiliki wadah untuk menampung semua aspirasi anggota nelayan sendiri. Pemilihan disepakati
dan permasalahan yang di alami oleh masyarakat bersama dengan memungut suara pilihan
nelayan. Kemudian masyarakat nelayan berinisiatif penentuan pengurus. Struktur kepengurusan KUB
untuk membentuk sebuah wadah bagi mereka, lainnya diserahkan sepenuhnya pada kelompok
yang pada saat itu hanya di beri nama BONZEN. KUB karena hal ini bergantung pada kegiatan yang
Nama BONZEN sendiri diambil dari nama sungai akan dilaksanakan. Pengurus memiliki tugas untuk
di Desa Grogol yaitu Sungai Bondet dan diambil mengayomi dan mengarahkan jalannya suatu
dari nama blok yaitu Zenawi dan terbentuklah kegiatan yang telah direncanakan bersama.
perkumpulan nelayan tersebut dengan nama Mendengarkan dan menampung aspirasi anggota
BONZEN (Bondet Zenawi). nelayan untuk nantinya didiskusikan dan mencari
solusi bersama dalam menyelesaikan permasalahan
2
anggota.
Wawancara: Pak Mulyanto, Kamis 10 Des 2015
Asset Kepemilikian KUB BONZEN pemasaran hasil perikanan, baik yang berdiri
Aset yang dimiliki KUB BONZEN dari sendiri maupun berpadu dengan unit usaha
awal berdiri sampai berkembang saat ini, seperti KUB penangkapan atau pengolahan hasil
tempat penimbangan, doking (lapangan untuk perikanan. Ketika nelayan menjual rajungan ke
memperbaiki jaring rajungan), perahu, jaring, KUB menjualnya ke bakul masing-masing
mesin disel, dan pancing. memiliki perbedaan harga, perbedaan harga
 Armada tangkap : 30 (tiga puluh) unit tersebut kisaran antara Rp. 3000 sampai Rp.
perahu dibawah 5 GT 5000. Ketika nelayan dalam setahun mampu
 Mesin : 30 (tiga puluh) unit menjual rajungan dengan jumlah banyak
ukuran 16-30 PK (besar) ke KUB maka besar pula keuntungan
 Doking perahu yang nelayan peroleh, karena secara tidak
 Tempat bongkar muat perahu (semacam langsung nelayan mempunyai tabungan atau
pendaratan/ penjualan hasil tangkap) sekaligus simpanan anggota dari hasil penjualan KUB.
tempat pemasaran. c. Bidang simpan pinjam
 PUULBOOK : 3 (tiga) buah Simpan pinjam dalam KUB hanya
 Alat timbang : 3 (tiga) buah diberlakukan bagi semua anggota KUB
Sistem Produksi dan Distribusi hasil tangkapan BONZEN dan masyarakat nelayan setempat
laut yang dilakukan KUB BONZEN yang memerlukan bantuan untuk kepentingan
Bagan 1. Alur Distribusi Penjualan Hasil Tangkap melaut. Simpanan yang diberlakukan KUB
Rajungan Antara Nelayan, KUB Dan Bakul. adalah berupa simpanan pokok, dan simpanan
anggota. Simpanan pokok adalah simpanan
yang pada awal menjadi anggota, nelayan
menabung ke KUB sebagai simpanan awal
anggota. Kemudian simpanan anggota, dimana
setiap anggota memiliki simpanan dari
Proses produksi hasil tangkapan nelayan keuntungan hasil penjualan rajungan ke KUB.
juga dilakukan oleh para pelaku produksi dalam Sistem peminjaman di KUB. KUB menerapkan
hal ini adalah nelayan, KUB dan bakul. KUB dan sistem simpan pinjam tidak hanya untuk
bakul masih mendapatkan hasil tangkapan dalam anggota saja melainkan untuk masyarakat
bentuk yang masih mentah atau berangkas. Dalam nelayan sekitar yang bukan merupakan
proses produksinya KUB membeli rajungan dari anggota. Sistem peminjaman tidak berlaku bagi
nelayan, kemudian menjualnya kembali kebakul. masyarakat yang bukan nelayan hal ini karena
Distribusi penjualan rajungan dari nelayan ke KUB kebijakan yang dibuat KUB demi kebaikan dan
kemudian dari KUB ke bakul, KUB menjual hasil kemajuan KUB sendiri. Kemudian KUB
tangkapannya dalam bentuk brankas (utuh). Dalam memberlakukan sistem pemabayaran pinjaman
sistem produksi distribusi penjualan rajungan KUB dengan sistem cicilan berjangka dan dengan
ke bakul penentuan harga tawar sendiri ditentukan bunga. Pembayaran pinjaman tersebut harus di
oleh KUB. kembalikan nelayan ke KUB dalam kurun
waktu selama dua tahun dengan bunga 0,5%
Program KUB BONZEN atau setara dengan Rp.50.000,-00 dalam setiap
KUB BONZEN sendiri memiliki fokus peminjaman. Selain itu juga KUB memberikan
kegiatan atau program kerja yang terdiri dari tiga bantuan kepada setiap anggotanya yang ketika
program kerja. Diantaranya adalah sebagai berikut: mengalami musibah, kecelakaan melaut atau
a. Bidang usaha penangkapan hasil laut ada anggota keluarga nelayan yang meninggal.
Usaha penangkapan dapat dilakukan dengan Konpensasi dan bantuan yang diberikan oleh
berbagai jenis alat tangkap yang secara legal KUB berupa uang tunai sebasar Rp.100.000,-
diperbolehkan dan teknologinya dikuasai oleh 00.
setiap anggota KUB. Usaha penangkapan ikan
dapat dibedakan berdasarkan jenis alat tangkap Implementasi Program KUB BONZEN
dan skala armada perikanan tangkap yang Pelaksanaan KUB di Desa Grogol yang
digunakan. Usaha penangkapan hasil laut yang dimulai pada tahun 2007 sampai sekarang sudah
dapat dilakukan oleh KUB penangkapan bejalan dengan baik sampai mencapai kemajuan,
dengan spesifikasi jenis alat tangkap antara lain baik itu dalam administratif maupun keanggotaan.
adalah: Dalam pelaksanaan program yang dilakukan oleh
 Usaha penangkapan hasil laut dengan jaring KUB, melibatkan semua pengurus dan anggota,
 Usaha penangkapan hasil laut dengan bubu bahkan masyarakat nelayan yang bukan anggota
b. Bidang pemasaran hasil tangkap laut KUB ikut berpartisipasi dalam menjalankan
Pemasaran hasil perikanan merupakan program program KUB. Kemudian dilakukan pula
KUB yang bergerak dalam kegiatan usaha pendampingan sebagai langkah awal berjalannya
kegiatan KUB. Pendampingan dilaksanakan oleh pemerintah berupa bantuan modal untuk
pihak dinas kelautan dan perikanan Kabupaten pengembangan awal kelompok usaha bersama
Cirebon. Pendampingan dilakukan bertujuan agar (KUB). Pemberian bantuan modal yang diberikan
pembentukan KUB berjalan sesuai dengan pemerintah dan sudah diterima oleh KUB,
keinginan dan sesuai prosedur pembentukan suatau kemudian dibagikan secara merata kepada
kelompok. Setiap KUB memiliki 2 sampai 3 orang masyarakat nelayan yang menjadi anggota KUB
pendamping yang akan membantu dalam sesuai dengan rencana usaha bersama (RUB) yang
keberlangsungan kegiatan program KUB serta telah ditentukan, agar dapat dipergunakan dengan
sebagai tim monitoring dari Dinas kelautan dan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang
perikanan Kabupaten Cirebon. Kegiatan dibuat oleh kelompok dan disepakati bersama
pendampingan mencakup semua kegiatan masyarakat nelayan. Bantuan yang berupa
peningkatan kemampuan dan kreatifitas pengurus peralatan melaut, yaitu seperti lampu gantung
maupun anggota KUBE. Kegiatan pendampingan untuk melaut KUB memberikannya kepada
hanya mencakup pemberian pengarahan, saran dan anggota yang aktif, dalam artian anggota selalu
masukan ketika KUB mengalami kesulitan. berkontribusi pada KUB. Hal ini sebagaimana
Dalam pelaksanaaan kegiatan KUB di Desa dijelaskan oleh sekretaris KUB dalam kutipan
Grogol, KUB yang terbentuk mendapatkan wawancara berikut.
bantuan dari pemerintah yaitu berupa uang tunai “ya bantuan peralatan melaut buat
dan peralatan perlengkapan nelayan dalam melaut. anggota kaya kemaren kita dapat lampu
Uang tunai yang diberikan kepada KUB BONZEN gantung 30 unit, kita bagikan ke anggota
sebesar Rp 100.000.000 yang digunakan sebagai yang aktif seperti itu. Karena buat apa
dana awal pengembangan KUB dan untuk ngasih bantuan ke anggota yang aktif
menunjang kebutuhan KUB dalam menjalankan yang tidak berkontribusi kepada KUB iya
kegiatan program yang telah dibuat, serta untuk kan. Nah untuk yang tidak kebagiannya
memenuhi kebutuhan anggota dalam hal kami memberikan pengertian bahwa nanti
permodalam untuk melaut. Kemudian untuk ketika mendapatkan bantuan selanjutnya
bantuan berupa peralatan KUB BONZEN itu bergilir bagi yang belum dapat
mendapatkan bantuan sebagaimana tabel berikut. bantuan sekarang seperti itu.”
Tabel 2. Jenis dan Jumlah Bantuan Sarana KUBE
Dalam pelaksanaan kegiatan, kelompok
No Jenis Barang Jumlah usaha bersama (KUB) memiliki berbagai program
Mesin perahu ukuran 16-30 kegiatan yang dijalankan diantaranya, kegiatan
1. 30 Unit usaha penangkapan ikan, program pemasaran hasil
PK
Doking Perahu tangkapan laut dan program simpan pinjam. Pada
2. 1 Buah
awalnya pelakasanaaan kegiatan KUB hanya
3. PUULBOOK 3 Buah memiliki satu program yaitu program simpan
4. Alat Timbang 3 Set pinjam saja. Kemudian pengurus mencoba
Lampu gantung kegiatan dibidang pemasaran jual beli hasil
5. 5 Unit
tangkapan laut nelayan, gagasan utama kegiatan
Sumber data: data primer dari data KUB BONZEN pemasaran berawal dari kegelisahan para
Dalam pelaksanaan kegiatan, hubungan pengurusnya.
KUB dengan nelayan sendiri sangat baik karena “ya kita juga awalnya hanya program
dengan adanya KUB dapat membantu masyarakat simpan pinjam, kenapa seperti itu kita
nelayan yang menjadi anggota KUB tersebut. juga berfikir kan awalnya simpan pinjam
Salah satu bentuk bantuan yang diberikan KUB kita pengurus tidak dapat honor hanya
sendiri pada nelayan adalah ketika 1.) Nelayan untuk penambahan modal KUB saja. Kita
membutuhkan modal untuk pembuatan jaring nyoba ke pemasaran hasil tangkap
kemudian nelayan membutuhkan bantuan anggota kami kita tampung dan kita jual
pinjaman sebesar Rp. 1.000.000 maka cara nah akhirnya dari situ kami pengurus pun
membayar pinjaman tersebut dengan memotong dapat honor, dan misalkan anggota
harga dari penghasilan nelayan perharinya yaitu nelayan yang disitu yang tidak ikut melaut
sebesar Rp1.000 sampai Rp.2000, 2.) Memberikan ikut membantu juga dan kita bayar
bantuan kepada nelayan yang menjadi anggot juga.”3
KUB, ketika ada keluarga anggota KUB yang Dari kutipan wawancara diatas dapat
meninggal. Bantuan tersebut berupan uang sebesar disimpulkan bahwa program pemasaran pada
Rp. 100.000. awalnya bukan berdasarkan anjuran atau hasil
Pada tahap awal pembuatan dan pemikiran anggota melainkan hasil pemikiran para
perencanaan program kelompok usaha bersama
(KUB), KUB BONZEN mendapatkan bantuan dari
3
Wawancara dengan bapak Mulyanto, senin 28 maret 2016.
pengurus KUB, yang tidak memiliki peningkatan
pedapatan program simpan pinjam saja. karena
dari program simpan pinjam pegurus KUB tidak
memiliki pendapatan. Sedangkan melalui program
pemasaran hasil tangkapan pengurus KUB
memiliki keuntungan dari hasil penjualan. Karena Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
setiap penjualan oleh nelayan ke KUB, KUB produksi hasil perikanan tangkap di KUB pada
kembali menjualnya ke bakul. Penjualan ke bakul tahun 2015 mengalami penurunan, hal tersebut
tersebut yang memberikan keuntungan kepada dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
KUB sebesar Rp.3000. keuntungan tersebut yaitu faktor cuaca, pergantian angin barat laut
Rp.1000 untuk simpanan anggota, Rp.1000 untuk (musim), dan musim paceklik sehingga
pengurus, dan Rp. 1000 untuk pengembangan dana berpengaruh pada penghasilan pendapatan
KUB. Keuntungan Rp1000 tersebut yang menjadi masyarakat nelayan, serta berpengaruh pula pada
simpanan pendapatan bagi pengurus KUB. tingkat pendapatan pemasukan hasil tangkap ke
Program KUB BONZEN di Desa Grogol KUB sehingga kurang maksimal dalam hal
Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon administrasinya. Namun kegiatan penangkapan
diimplementasikan dari tahun 2008 sampai hasil laut nelayan berkurang ketika memasuki
sekarang. Kegiatan program KUB yang dilakukan musim paceklik. Hal tersebut diakibatkan karena
adalah sebagai berikut: faktor alam yang sudah tidak asing lagi bagi
1. Bidang usaha penangkapan ikan nelayan.
Usaha penangkapan dapat dilakukan dengan 2. Bidang pemasaran
berbagai jenis alat tangkap yang secara legal Pemasaran hasil perikanan merupakan
diperbolehkan dan teknologinya dikuasai oleh program KUB yang bergerak dalam kegiatan usaha
setiap anggota KUB. Usaha penangkapan ikan pemasaran hasil perikanan tangkap, baik yang
dapat dibedakan berdasarkan jenis alat tangkap dan berdiri sendiri maupun berpadu dengan unit usaha
skala armada perikanan tangkap yang digunakan. KUB penangkapan atau pengolahan hasil
Usaha penangkapan hasil laut yang dapat perikanan. Adapun penjabaran pemasaran yang
dilakukan oleh KUB penangkapan dengan dilakukan KUB adalah sebagai berikut:
spesifikasi jenis alat tangkap antara lain adalah: a. Dalam kegiatan usahanya KUB mengelola
a. Usaha penangkapan hasil laut dengan jaring unit pemasaran ikan hasil tangkapan
b. Usaha penangkapan hasil laut dengan bubu anggotanya.
Tangkapan hasil laut yang dilakukan KUB, b. KUB mengkhususkan diri untuk
KUB membeli dari nelayan kemudian memasarkan hasil perikanan setiap
didistribusikan kembali kebakul-bakul setempat. anggotanya.
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara di c. Pada kegiatan usaha pemasaran hasil
tempat penelitian. perikanan, KUB berfungsi untuk
“Anggota kami itu kan menangkap hasil meningkatkan posisi harga tawar dari bakul.
tangkapan di laut, terus jual ke KUB terus Serta penentuan harga di tentukan oleh
KUB yang membeli dan memasarkan.di KUB.
pasarkan ke mini plan atau pengupas. d. KUB menjual hasil tangkapan perikanan
Itulah yang dimaksud dengan program anggotanya kepada bakul.
penangkapan hasil laut.”4 Alur distribusi penjualan hasil tangkapan
Penjualan hasil tangkapan dari nelayan ke rajungan yang dilakukan di KUB antara lain
KUB dilakukan di sekretariat KUB. Setiap anggota melibatkan nelayan, KUB dan bakul. Penjualan
nelayan yang sudah kembali ke darat, langsung hasil tangkapan rajungan di jual oleh nelayan ke
menjual hasil tangkapannya kepada KUB dan KUB, dengan pembayaran langsung tunai di
dibayaran oleh KUB secara tunai. Kemudian tempan jual beli. Kemudian dari KUB di pasarkan
laporan pembukuan KUB tersebut setiap tahunnya kembali kepada bakul-bakul yang ada di wilayah
dievaluasi dan dilaporkan kepada anggota KUB. setempat. Berikut bagan distribusi ketiga elemen
Adapun sebaran rajungan yang diperoleh oleh dalam penjualan rajungan.
anggota mengalami peningkatan dan penurunan Bagan 2. Bagan alur distribusi yang dilakukan di
hasil tangkapan, hal tersebut dikarenakan faktor KUB
cuaca dan musim rajungan yang tidak menentu.
Berikut adalah tabel pendapatan rajungan di KUB
BONZEN.
3. Bidang simpan pinjam
Program selanjutnya yang dijalankan KUB
4
adalah simpan pinjam. Simpan pinjam dalam KUB
Wawancara dengan bapak Mulyanto. Waktu: 2 februari hanya diberlakukan bagi semua anggota KUB
2016.
BONZEN dan masyarakat nelayan setempat yang ini sering disebut tabungan masyarakat oleh
memerlukan bantuan untuk kepentingan kegiatan nelayan. Dari hasil penjualan hasil tangkapan laut
melaut. Simpanan yang diberlakukan oleh KUB mereka sisihkan untuk simpanan sukarela, KUB
adalah berupa simpanan pokok, simpanan sukarela tidak memaksakan masyarakat untuk mengikuti
dan simpanan anggota. Simpanan pokok adalah simpanan sukarela tapi KUB lebih memberikan
simpanan yang pada awal menjadi anggota, penyadaran kepada masyarakat agar memiliki
nelayan menabung ke KUB sebagai simpanan awal simpanan jika sewaktu-waktu membutuhkan biaya
anggota, bahkan KUB tidak menentukan nominal untuk apapun. Sehingga masyarakat nelayanpun
untuk penyimpanan awal anggota, berapapun menyadari pentingnya menyisihkan penghasilan
anggota akan menyimpan simapanan pokok untuk kebutuhan yang tidak terduga jika
tersebut karena uang tersebut akan kembali ke dikemudian hari dibutuhkan. Simpanan sukarela
masyarakat nelayan. Kemudian simpanan ataupun manasuka bisa diambil kapanpun nelayan
anggota, dimana setiap anggota memiliki membutuhkan, karena itu berasal dari penghasilan
simpanan dari keuntungan hasil penjualan nelayan sendiri.
rajungan yang dilakukan dari nelayan ke KUB Simpanan sukarela ini terbagi menjadi dua
kemudian dari KUB ke bakul. Keuntungan macam yaitu simpanan sukarela anggota dan
tersebut diperoleh sebesar Rp.3000 dari penjualan simpanan sukarela masyarakat yang bukan
KUB ke bakul. Dari hasil Rp 3000 tersebut anggota. Simpanan sukarela masyarakat itu bukan
keuntungan untuk nelayan Rp1000, keuntungan anggota, hanya masyarakat nelayan yang ikut
untuk pengurus Rp1000 dan keuntungan untuk menyimpan tabungan ke KUB. Bagi simpanan
pengembangan kegiatan KUB sebesar Rp 1000. sukarela masyarakat tidak ada Bunga ataupun
KUB membeli rajungan dari nelayan potongan biaya administrasi. KUB memberikan
dengan harga Rp.40.000 kemudian dijual kembali kemudahan untuk masyarakat nelayan yang bukan
ke bakul-bakul yang ada di Desa Grogol dengan anggota yang menabung di KUB dengan cara
harga Rp.43.000 (sesuai dengan harga pasar). kapan pun mereka membutuhkan uang tabungan
KUB tidak mengolah atau mempekerjakan tersebut KUB akan memberikan. Karena simpanan
pengupas rajungan dikarenakan sumber daya sukarela bersifat bebas pembagian hasilnya tidak
manusia (SDM) nya yang masih bisa dibilang seperti simpanan pokok yaitu pembagian
rendah, oleh karena itu KUB menjual lagi ke keuntungan dari simpanan pokok akan diberikan di
bakul. Ketika KUB menjual rajungan kebakul akhir tahun menjelang hari raya idul fitri.
dengan harga Rp.43.000 pihak KUB hanya Begitupun dengan simpanan sukarela anggota
mengambil keuntungan sebesar 30% saja. Dari kapan pun anggota membutuhkan KUB akan
30% tersebut 10% untuk simpanan anggota, 10% memberikan simpanan tabungan tersebut.
untuk pengurus dan 10% untuk kebutuhan KUB.
Dari 100% keuntungan setiap tahunnya akan Pengaruh Program KUB BONZEN Terhadap
dibagikan kepada setiap anggota nelayan sebesar Kesejahteraan Masyarakat
30%, untuk elompok 30% dan untuk pengrus Kegiatan program KUB telah memiliki
sebesar 40%. Keuntungan tersebut akan di berikan pengaruh yang cukup besar terhadap kesejahteraan
setiap tahunnya tepat satu minggu sebelum hari masyarakat nelayan. Kesejahteraan di sini dalam
raya idul fitri. arti telah berpengaruh dalam tercapainya
“Nah keuntungan KUB itu kan Rp.3000 per swasembada masyarakat nelayan seperti
kilonya, dari keuntungan tersebut Rp.1000 terpenuhinya kebutuhan dan perubahan sosial
untuk simpanan saya sebagai anggota, budaya ekonomi, terperolehnya rasa percaya diri
Rp.1000 lagi untuk pengurus dan Rp.1000 yang menimbulkan sifat kemandirian pada
lagi untuk simpanan KUB. Nah yang masyarakat nelayan, serta memiliki kebebasan
Rp.1000 lagi keuntungan simpanan KUB di dalam pemanfaatan sumber daya perikanan.
bagikan lagi Rp.300 untuk keuntungan Dari segi pendapatan, sebelum nelayan
anggota, Rp.300 untuk pengurus, Rp.400 mengikuti program KUB, penentuan harga dan
lagi untuk kelompok. Dibagikan kepengurus pendapatan tertinggi diperoleh bakul dan terendah
dan anggota nya itu pertahun, jadi diperoleh nelayan. Hal ini disebabkan bakul lebih
pertahunnya itu anggota punya simpanan memiliki harga tawar yang tinggi dibandingkan
tabungan, menjelang hari raya dengan nelayan karena bakul yang dominan dalam
diberikannya.”5 menentukan harga. Selain itu, sebagian besar
Jenis simpanan yang terakhir adalah anggota nelayan pada saat itu sangat bergantung
simpanan sukarela atau simpanan manasukan terhadap bakul, karena nelayan membutuhkan
dimana simpanan ini berasal dari simpanan modal pinjaman untuk kebutuhan dan oprasional
sukarela masyarakat nelayan. Simpanan sukarela kegiatan melaut seperti pembuatan perahu, jaring,
dan perbekalan melaut. Modal yang didapatkan
5
tersebut berasal dari pinjaman kepada bakul,
Wawancara dengan bapak Sadina. Waktu: 16 februari 2016
dengan dalih agar nelayan memiliki hutang kepada Beberapa anggota KUB mengakui adanya
bakul dan supaya nelayan menjual hasil tangkapan KUB, bahwa dengan adanya KUB ini menjadi
lautnya kepada bakul. Dengan catatan harga jual wadah yang sangat baik untuk mereka dapat
ditentukan oleh bakul dan ditambah potongan mengembangkan potensi perikanan yang ada di
biaya peminjaman hutang. Hal tersebut wilayah sekitar tempat tinggal mereka, kemudian
mengakibatkan semakin minimnya pendapatan menjadi salah satu wadah untuk menampung
yang diperoleh oleh nelayan. Hubungan antara semua aspirasi masyarakat nelayan dan menjadi
bakul dan nelayan seperti ini sudah terjalin erat salah satu sarana dalam membantu
sejak lama atau bisa dikatakan bersifat turun mensejahterakan kehidupan sosial ekonomi
temurun dan sudah menjadi sebuah tradisi dalam masyarakat nelayan.
bentuk patron client (pola hubungan antara Berdasarkan data yang diperoleh
seseorang dengan orang lain). dilapangan yang menjadi tolak ukur KUB dalam
Setelah adanya KUB, nelayan menjadi kesejahteraan anggotanya yaitu tercapainya
anggota KUB dan mengikuti kegiatan program peningkatan pendapatan anggota, tercapainya
KUB, nelayan mengalami peningkatan dalam hal kebebasan dan keberdayaan diri, dan terpenuhinya
pendapatan, karena setelah mengikuti program kebutuhan sehari-hari. Diakui oleh beberapa
KUB nelayan memilki keuntungan dari hasil anggota kelompok yang mengatakan bahwa
penjualan yang menjadi simpanan anggota di dengan adanya KUB ini menjadi wadah yang
KUB. Kemudian, tidak ada pemotongan dengan sangat baik untuk mereka mengembangkan potensi
jumlah nominal tertentu, peminjaman modal ke yang dimiliki bahkan dapat melatih mereka dalam
KUB tidak membatasi anggota untuk membayar kegiatan organisasi, serta menjadi sarana dalam
pinjaman setiap harinya. Dengan demikian, membantu mensejahterakan kehidupan anggota.
program KUB berdampak positif terhadap Berbagai perubahan dirasaka oleh anggota
peningkatan pendapatan anggota nelayan sebagai sebelum setelah mengikuti program KUB. Hal ini
penerima program di KUB BONZEN Desa digambarkan dalam tabel berikut.
Grogol. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu anggota KUB di lokasi Tabel 4. Aset Nyata Yang Dirasakan Anggota
penelitian. Sebelum dan Sesudah Mengikuti Program KUB
“pendapatan sebelum dan sesudah
ikut KUB itu yang saya rasakan
berubah ya, dalam arti manajemen
keuangannya lebih baik begitu.
Peningkatan pedapatan nelayan
bagus, terus keuangannya dapat
terbagi dengan baik, untuk keluarga
sekian, pembayaran cicilan
pinjaman sekian, tabungan sekian,
jadi ada perubahan.”6
Selain itu, KUB memberikan kemudahan
dalam akses permodalan dengan memberikan
pinjaman dan jangka pembayaran pelunasan Jika dilihat dari tabel di atas
hutang sesuai kemampuan anggota nelayan agar menggambarkan bahwa sebelum dan sesudah iku
tidak memberatkan anggota. Beberapa manfaat program KUB terdapat perubahan seperti adanya
yang dirasakan oleh anggota nelayan dengan peningkatan pendapatan anggota, memiliki
mengikuti kegiatan KUB di antaranya yaitu tabungan dari keuntungan penjualan, memiliki
memiliki simpanan tabungan tahunan dalam harga tawar, memudahkan peminjaman modal dan
kelompok, peminjaman modal ketika nelayan memilki kebebasan diri dari keterikatan struktur
membutuhkan modal untuk kegiatan melaut tidak yang tidak memihak. Hal ini membuktikan setelah
dipersulit, seperti peminjaman modal untuk anngota mengikuti program KUB BONZEN
membetulkan jaring yang rusak dan keperluan memberikan memberikan perubahan bagi anggota.
kegiatan melaut lainnya. Salah satu alasan nelayan Dengan mengikuti KUB telah memotivasi anggota
ikut menjadi anggota KUB adalah nelayan ingin memiliki dalam rasa percaya diri dalam anggota,
merubah dan menambah suatu penghasilan untuk sehingga anggota lebih partisipatif dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, kemudian melaksanakan kegiatan program yang telah
selain dari pada itu nelayan juga dapat dengan direncanakan demi mencapai satu tujuan yang
mudah mendapat pinjaman modal. sama yaitu mensejahterakan kehidupan
masyarakat.
6
Wawancara dengan bapak Sunadi. Senin, 21 maret 2016.
Bapak Sunadi merupakan anggota KUB
KESIMPULAN
Desa Grogol merupakan desa yang terletak DAFTAR PUSTAKA
di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon dan
merupakan pemekaran dari Desa Mertasinga. Edi Suharto. 2006. Membangun Masyarakat
Sebelah utara Desa Grogol berbatasan dengan desa Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT
Mertasinga, sebelah selatan berbatasan dengan Refika Aditama.
Wanakaya, sebelah timur berbatasan dengan laut
Jawa dan sebelah Barat berbatasan dengan Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia
Babadan. Dengan jumlah penduduk 4962 jiwa
Indonesia.
penduduk. Desa grogol merupakan salah satu desa
yang mempunyai potensi alam yang sangat kaya,
baik dari laut maupun dari lahan pertanian. Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan
Nelayan di Desa Grogol memiliki suatu Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia
kelompok nelayan, kelompok tersebut bernama
BONZEN. Kelompok BONZEN adalah suatu Himpunan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:
komunitas yang berfungsi sebagai tempat 534
bernaung dan menampung aspirasi masyarakat
nelayan yang menjadi anggota kelompok. Setelah Kadar Nurzaman. 2014. Manajemen Perusahaan.
ada program dari pemerintah, BONZEN dibentuk Bandung: Pustaka Setia
menjadi sebuah kelompok usaha bersama (KUB
BONZEN). Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kusnadi. 2008. Akar Kemiskinan Nelayan.
adalah kelompok warga atau keluarga binaan Yogyakarta: LkiS Yogyakarta hlm. 12-13
sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga
binaan sosial yang telah dibina melalui proses
Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial Nelayan.
kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan
Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi
dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya7. Kusnadi. 2007. Strategi Hidup Masyarakat
Program KUB secara administratis telah Nelayan. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
efektif dan sesuai dengan kebutuhan anggota
nelayan dalam meningkatkan pendapatan Kusnadi, 2014. Pengelolaan Wilayah Pesisir.
masyarakat nelayan. Namun, efektivitas program Bandung: Alfabeta
KUBE sebetulnya masih dapat ditingkatkan lagi
sehingga program tersebut dapat lebih berpengaruh Miftah Thoha, 2014. Perilaku Organisasi Konsep
dalam meningkatkan taraf kesejahteraan Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
masyarakat nelayan. Berdasarkan hasil penelitian, Pers
diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan adalah frekuensi Pedoman Kelompok Usaha Bersama (KUB). 2010.
pendampingan yang dilakukan dinas kelautan dan
perikanan secara bertahap, sistem pembukuan
administrasi KUB yang terencana dan tersusun Soetomo. 2014. Kesejahteraan dan Upaya
rapih, serta partisipasi anggota nelayan dalam Mewujudkannya dalam Perspektif
menjalankan program KUB. Masayarakat Lokal. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil temuan di lokasi PUSTAKA PELAJAR
penelitian, ternyata KUB yang ada di Desa Grogol
ini, sudah berjalan dengan baik. Terbukti dengan Soetomo. 2013. Strategi- Strategi Pembangunan
pertemuan yang selalu diadakan setiap jadwal yang Masyarakat. Yogyakarta: PUSTAKA
ditentukan, bahkan hasil produksi yang ada PELAJAR
peningkatan. Diakui oleh beberapa anggota
kelompok yang mengatakan bahwa dengan adanya Sugiyono. 2012. Metode Peneltian Kuantitatif,
KUB ini menjadi wadah yang sangat baik untuk Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
mereka mengembangkan potensi perikanan yang
ada di daerah ini bahkan dapat melatih mereka Totok Mardikanto, Poerwoko Soebianto. 2013.
dalam kegiatan organisasi, serta menjadi sarana Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Dalam
dalam membantu mensejahterakan kehidupan Perspektif Kebijakan Publik. Bandung:
mereka. Alfabeta.

7
PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)

Anda mungkin juga menyukai