Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


Buletinprovided
Riset Sosek Kelautan
by eJournal Badandan Perikanan
Penelitan Vol. 8 No. 2,Kelautan
dan Pengembangan 2013 dan Perikanan

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT DAN PERAN KIMBis


DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA TEGAL

Yayan Hikmayani
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260
Telp. (021) 53650162, Fax. (021)53650159
e-mail: yayanhikmayani@yahoo.ca
Diterima 3 Juli 2012- Disetujui 22 Nopember 2013

ABSTRAK

Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) adalah wadah komunikasi, advokasi/pendampingan, serta konsultasi antara kelompok
masyarakat nelayan (perikanan) yang beraktivitas di daerah (pesisir) dengan stakeholder terkait, melalui pendekatan techno-
preneurship untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat nelayan (perikanan). KIMBis Kota Tegal telah berdiri sejak tahun
2012. Metode yang digunakan dalam riset aksi, diawali dengan melakukan studi dasar, kemudian merumuskan perlakuan yang
langsung diikuti dengan tindakan nyata dan setelah dievaluasi dan dikaji ulang dikembangkan perlakuan-perlakuan baru. Kegiatan
yang dilakukan bersifat kesinambungan dan evaluasi secara terus menerus. Analisa dilakukan secara evaluatif terhadap berbagai
tujuan terkait dengan aspek pengembangan ekonomi masyarakat di lokasi KIMBis. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa KIMBis telah berperan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan khususnya untuk kelompok
binaan KIMBis..

Kata kunci: KIMBis, pengembangan, ekonomi, masyarakat

Abstract : Problems Faced By The Community and Empowerment Organization (KIMBis) Role in Tegal Society. By Yayan Hikmayani.

Science and Technology for Fisheries Business Clinic ( KIMBis ) is a place of communication , advocacy / assistance,
and consultation between fishermen community with relevant stakeholders , through techno-preneurship approach to
improve the economic capacity of fishing communities. KIMBis Tegal has been established since 2012. Methods used is
action research , beginning with the baseline study , and then formulate treatment to be followed by action and after being
evaluated and reviewed, new treatments are developed. Activities undertaken are sustainable and done with continuous
evaluation. The analysis is carried out against a variety of evaluative purposes associated with aspects of community
economic development at the site KIMBis. From the results of the activities that have been carried out it is known that KIMBis
has been instrumental in developing Community fisheries and maritime economy especially for small-scale group KIMBis.

Keywords : KIMBis, development, economy, society

PENDAHULUAN Hutabarat (2010) menyatakan bahwa dengan


jumlah penduduk di desa-desa pesisir yang mencapai
Kondisi masyarakat nelayan atau masyarakat 16.420.000 orang, maka potensi pengembangan desa
pesisir merupakan kelompok masyarakat yang relatif pesisir sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan
tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya dalam hal masyarakat Indonesia. Program-program pemberdayaan
akses pendidikan dan layanan kesehatan), dibandingkan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dengan kelompok masyarakat lain. Hal ini di perkuat taraf hidup masyarakat telah banyak digulirkan baik
oleh pernyataan Kusnadi (2008) bahwa kemiskinan dan oleh pemerintah, masyarakat atau pihak swasta.
kesulitan hidup nelayan terjadi karena faktor-faktor yang Keberhasilan program pemberdayaan yang dilakukan
kompleks. Kondisi masyarakat pesisir atau masyarakat terletak pada upaya pemberian kesempatan dan atau
nelayan di berbagai kawasan pada umumnya ditandai memfasilitasi kelompok kurang mampu (miskin) agar
oleh adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, memiliki aksesibilitas terhadap sumber daya yang berupa
keterbelakangan sosial budaya, rendahnya sumber daya modal, teknologi, informasi, jaminan pemasaran dan
manusia (SDM) karena sebagian besar penduduknya lainnya agar mampu memajukan dan mengembangkan
hanya lulus sekolah dasar atau belum tamat sekolah usahanya. Mardikanto (2010) menyatakan bahwa
dasar, dan lemahnya fungsi dari keberadaan Kelompok pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu
Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Mikro anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.
(LKM), atau kapasitas berorganisasi (Ferdiansyah, 2008).
Dari data, dinyatakan bahwa terdapat 10.639 desa Salah satu pendekatan yang mampu digunakan
pesisir dengan 16.420.000 jiwa, dan jumlah penduduk untuk meningkatkan kapasitas individu, yaitu melalui
yang miskin sebanyak 7.280.000 jiwa. (Kementerian penyediaan kemudahan akses terhadap teknologi. Hal
Kelautan dan Perikanan (2010); Hutabarat (2010)). ini perlu dilakukan karena berdasarkan fakta bahwa
rendahnya adopsi teknologi oleh nelayan disebabkan

67
Yayan Hikmayani

permasalahan yang terus menerus seperti kesulitan Jenis dan Sumberdaya


modal usaha serta lemahnya manajemen usaha
Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder.
sehingga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan
(Syamsir, 2013). Rendahnya adopsi teknologi tersebut
responden kunci yaitu peserta pendampingan teknologi
menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai
yang disampiakan oleh KIMBis Kota Tegal terdiri dari
dengan keinginan pasar, sehingga diperlukan upaya
pengolah makanan dari ikan, pengolah tepung ikan dan
perbaikan melalui aplikasi teknologi dalam kegiatan
produksi oleh masyarakat. nelayan skala kecil

KIMBis di Kota Tegal merupakan salah satu Data yang Dikumpulkan


KIMBis yang dinilai berhasil dalam mengembangkan
Data yang dikumpulkan terdiri dari data keragaan
ekonomi masyarakat di sektor kelautan dan perikanan
usaha sebelum dan sesudah pendampingan teknologi,
(hasil evaluasi internal kegiatan). KIMBIS yang dibentuk
di 15 kabupaten/kota dengan basis wilayah kerjanya akses pasar serta akses permodalan
yaitu desa/kelurahan merupakan kelembagaan yang
difungsikan sebagai wadah untuk penerapan Ilmu Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) oleh masyarakat Metode penelitian diawali dengan melakukan
agar hasil usahanya lebih baik. Dalam melaksanakan studi dasar (identifikasi sosial ekonomi masyarakat
tugasnya, KIMBis Kota Tegal berfungsi sebagai pusat yang ada di lokasi), kemudian merumuskan tindakan/
kegiatan maupun sebagai kelembagaan. Sebagai pusat perlakuan yang langsung diikuti dengan tindakan nyata.
kegiatan KIMBis Kota Tegal berfungsi sebagai wadah Hasil tindakan tersebut kemudian dievaluasi dan dikaji
untuk penyebarluasan teknologi khususnya yang ulang serta dikembangkan perlakuan-perlakuan baru.
dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kegiatan yang dilakukan bersifat berkesinambungan
Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) kepada dan dievaluasi secara terus menerus terhadap hasil dari
masyarakat. Sebagai kelembagaan, KIMBis Kota tindakan yang dilakukan. Menurut Mudjiman (1997),
Tegal akan terus melakukan upaya penguatan dan menyatakan bahwa kaji tindak atau sering disebut riset
pengembangan. Penguatan kelembagaan dilakukan aksi adalah merupakan kegiatan riset melalui tindakan,
melalui upaya sosialisasi terus menerus tentang fungsi riset dengan tindakan, atau riset untuk menunjang
KIMBis Kota Tegal kepada seluruh pelaku dan calon tindakan guna menangani masalah yang penting
mitra. Pengembangan kelembagaan akan dilakukan dan berarti bagi masyarakat. Metode pengambilan
terkait dengan perluasan cakupan wilayah kerja KIMBis responden dilakukan secara sengaja terhadap setiap
Kota Tegal dengan menjalin kerjasama bersama seluruh jenis usaha perikanan yang sudah mendapatkan
institusi yang terkait. pendampingan teknologi. Analisa dilakukan secara
Melalui makalah ini akan diuraikan fungsi KIMBis evaluatif terhadap berbagai tujuan khususnya terkait
sebagai sarana pengembangan ekonomi masyarakat. dengan aspek pengembangan ekonomi masyarakat di
Sebagai sarana pengembangan ekonomi, KIMBis Kota lokasi KIMBis Kota Tegal.
Tegal harus mampu melaksanakan fungsinya sebagai
sarana informasi terkait dengan pasar, manajemen PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT KOTA
usaha, sumber permodalan melalui pendekatan TEGAL
teknologi. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
Dengan kata lain, KIMBis Kota Tegal sebagai sarana kelautan dan perikanan pada umumnya terkait dengan
pengembangan ekonomi masyarakat berbasis Iptek potensi ekonomi yang ada, yaitu: (1) Belum optimalnya
diharapkan mampu menjembatani kebutuhan pelaku pemanfaatan sumberdaya ekonomi potensial lokal; (2)
usaha khususnya teknologi yang dibutuhkan dalam Masih rendahnya tingkat adopsi teknologi dan transfer
upaya meningkatkan kapasitas usahanya melalui upaya teknologi; (3) Masih buruknya budaya kerja dan kinerja
pendampingan terhadap pelaku usaha. Peran KIMBis usahanya; (4) Lambatnya modernisasi atau inovasi
Kota Tegal dalam mendorong pelaku usaha berkembang produk yang dihasilkan.
secara ekonomi akan mampu memberikan efek ganda Sementara itu, isu yang dihadapi dalam
yang akan menggerakkan sektor lainnya sehingga dapat persaingan global, pelaku usaha dihadapkan pada daya
berperan dalam penumbuhan ekonomi, peningkatan saing yang semakin ketat sehingga memaksa pelaku
pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. usaha harus menjalankan usahanya lebih efisien (Zuhal,
2010). Hal tersebut dapat dilakukan oleh pelaku usaha
METODOLOGI salah satunya melalui penguasaan teknologi serta
Lokasi dan Waktu inovasi teknologi yang cepat, mampu menggali potensi
lokal yang ada serta meningkatkan budaya kerja .
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan pada
tahun 2012. Lokasi penelitian di Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal sebagai salah satu wilayah penting di
Jawa Tengah merupakan wilayah penghasil ikan laut
Kota Tegal.

68
Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 8 No. 2, 2013

terbesar nomor tiga di Jawa Tengah. Disamping itu,


sektor perikanan di Kota Tegal juga menjadi sumber
matapencaharian utama sebagian besar penduduknya.
Pembangunan infrastruktur pendukung dilakukan
dengan pembangunan sebanyak 4 buah Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) serta Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP). Keseriusan pemerintah untuk mendukung
peningkatan produksi tersebut dengan dibangunnya
sentra produksi fillet ikan di Tegalsari.
Isu serta permasalahan perikanan tangkap di
Kota Tegal, seperti halnya yang terjadi di Pantai Utara
pada umumnya yaitu kelangkaan sumberdaya ikan.
Fakta semakin berkurangnya sumberdaya ikan tersebut
secara langsung telah berdampak pada penurunan hasil
tangkapan nelayan.
Isu serta permasalahan pada usaha budidaya ikan
diakibatkan semakin menurunnya produktivitas lahan
budidaya seperti lahan tambak, penurunan kualitas
benih ikan serta penyakit ikan. Budidaya ikan yang
dilakukan di Kota Tegal pada awalnya, yaitu periode
sebelum tahun 2000 hanya terdiri dari budidaya di
lahan tambak dengan komoditas yang dibudidayakan
terdiri dari polikultur udang dan bandeng. Seiring
dengan perkembangan informasi dan pasar, pada tahun
2010 mulai disosialisasikan budidaya rumput laut Gambar 1. Skema Pengolahan Tepung Ikan sebelum
Gracillaria sp di tambak. Dengan harga rumput laut Penggunaan Teknologi.
saat itu yaitu Rp. 10.000/kg, budidaya rumput laut Sumber: Pengamatan lapangan (2012)
tersebut sangat menarik keinginan masyarakat
untuk menjadi usaha budidayanya. Sementara
para pembudidaya ikan di Kota Tegal menghadapi di Kota Tegal. Proses pembuatan tepung ikan yang
permasalahan penurunan kualitas benih bandeng yang dilakukan di Kota Tegal sebelum penggunaan teknologi
menyebabkan lamanya pemeliharaan. Demikian pula terlihat pada Gambar 1.
dengan budidaya udang juga di beberapa lokasi sudah
Teknologi pengolahan ikan modern di Kota Tegal
tidak dapat dilakukan karena kematian.
tergolong masih belum berkembang. Bentuk olahan
Budidaya ikan air tawar mulai diperkenalkan ikan didominasi oleh olahan tradisional seperti ikan
pada tahun 2011 melalui program bantuan PUMP pindang, asin dan terasi. Atas dasar permasalahan dan
(Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan), yaitu budidaya isu yang ada, sangat dibutuhkan peningkatan kualitas
lele di terpal. Sampai saat ini usaha budidaya ikan sumberdaya manusia di sektor kelautan dan perikanan
lele tersebut masih berlangsung walaupun dengan Kota Tegal yakni penguasaan ilmu pengetahuan,
menggunakan teknologi sederhana dan masih banyak keterampilan, sikap, perilaku serta etos kerja.
yang harus diperbaiki. Disamping itu, peningkatan peran perangkat teknis
(antara lain mesin dan peralatan) yang diciptakan/
Pembuatan sentra pengolahan fillet di Tegalsari
direncanakan untuk peningkatan nilai tambah atau
masih mendatangkan permasalahan terhadap
produktivitas. Faktor lainnya, yaitu perangkat organisasi
lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari usaha fillet
yang memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja
tersebut tidak kurang dari 100 ton setiap hari. Sarana
dan produktivitas terhadap organisasi juga perangkat
pengolahan yang belum memenuhi standar rumah
informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan
olahan ikan menyebabkan pembuangan limbah
teknologi yang diterapkan. Kegiatan terkait dengan
masih belum tertata dan menyebabkan polusi bau.
peningkatan kapasitas usaha masyarakat di Kota Tegal
Pengolahan limbah fillet menjadi tepung tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan (1) Program
ikan di Kota Tegal sudah dimulai sejak tahun 2005. pendidikan dan latihan, (2) Program magang, (3)
Jumlah pengolah limbah tersebut terus meningkat Program pendampingan, dan (4) Program katalisator
sejalan dengan semakin terbukanya pasar tepung (ikut berpartisipasi langsung pada pelaku usaha sebagai
ikan. Permasalahannya teknologi pengolahan limbah konsultan, manajer, dan lain-lain).
tersebut hanya mengandalkan dari panas matahari
Berkaitan dengan hal-hal tersebut, Klinik Iptek
melalui penjemuran. Hal ini menyebabkan polusi
Minabisnis (KIMBis) dalam menjalankan fungsinya
bau serta limbah cair yang mengganggu masyarakat

69
Yayan Hikmayani

melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung sumber informasi dan pasar. Dalam penumbuhan iklim
peningkatan kapasitas usaha masyarakat yaitu melalui usaha tersebut, KIMBis Kota Tegal mempunyai peluang
usaha pendidikan dan latihan, magang maupun untuk memberikan masukan kepada pemerintah
program pendampingan teknologi kepada masyarakat. daerah maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Tegal untuk merumuskan, membuat serta
PERAN KIMBIS DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI mensosialisasikan regulasi serta deregulasi untuk
MASYARAKAT pengembangan ekonomi masyarakat di lokasi.
Dalam menjalankan perannya, KIMBis berfungsi Kota Tegal merupakan sentra produksi fillet
selain sebagai pusat kegiatan juga berfungsi sebagai ikan di Jawa Tengah. Produksi total fillet ikan patin
kelembagaan. Sebagai pusat kegiatan KIMBis berperan mencapai 60 ton per hari. Sebagai lokasi sentra
sebagai wadah transfer teknologi yang dibutuhkan fillet terbesar, diharapkan mampu memberikan
masyarakat. Sebagai kelembagaan, maka peran kontribusi yang besar bagi peningkatan kesejahteraan
yang dilakukan adalah dengan penguatan dan masyarakatnya terutama melalui peningkatan
pengembangan. Penguatan KIMBis dilakukan melalui kesempatan kerja di perusahaan-perusahaan
sosialisasi peran dan fungsi KIMBis kepada seluruh fillet. Fillet sebagai bahan baku olahan berbagai
elemen yang memiliki potensi untuk kerjasama dengan makanan dari ikan, juga menjadi peluang untuk
KIMBis. Pengembangan KIMBis dilakukan dengan tumbuhnya usaha-usaha olahan ikan seperti
menambah cakupan wilayah kerja di lokasi lain dengan bakso ikan, nugget, sosis, lumpia, abon ikan dan
melibatkan seluruh instansi terkait. sebagainya. Keberadaan unit olahan fillet tersebut
Menurut Zulham (2012) keberadaan KIMBis di masih belum dimanfaatkan oleh pengolah ikan
masyarakat diharapkan mampu menjalankan perannya setempat untuk dimanfatkan lebih lanjut. Kenyataannya,
yaitu : produk fillet ikan tersebut sebagian besar masih
dipasarkan di luar kota di antaranya Bandung, Jakarta,
1. Sebagai sarana pemberdayaan masyarakat berbasis
Surabaya, Semarang bahkan ke luar Jawa seperti
IPTEK
Palembang.
2. Sebagai sarana pengembangan ekonomi masyarakat
berbasis IPTEK Penciptaan iklim usaha yang kondusif dapat
digambarkan dengan adanya kepastian dan kejelasan
3. Sebagai sarana kerjasama peneliti-perekayasa-
prosedur perizinan, praktek bisnis dan persaingan
penyuluh dalam penerapan dan penyebaran IPTEK
usaha yang sehat, koordinasi yang baik antar institusi
serta memperoleh umpan balik
dalam pemberdayaan masyarakat. Peran KIMBis
4. Sebagai mitra kolaborasi (lembaga yang sudah ada, Kota Tegal dalam menumbuhkan iklim usaha yang
Satuan Kerja Perangkat Pusat (SKPP), Satuan Kerja kondusif di sektor kelautan dan perikanan secara rinci
Perangkat Daerah (SKPD), Swasta dan Lembaga disajikan pada Tabel 1.
Swadaya Masyarakat (LSM)) dalam pemberdayaan
dan pengembangan ekonomi masyarakat Meningkatkan Akses Masyarakat pada Sumber
5. Sebagai laboratorium lapangan data sosek Finansial
kelautan dan perikanan dalam rangka mendukung KIMBis dapat berfungsi sebagai sarana atau
pembangunanan kelautan dan perikanan wadah untuk meningkatkan akses pada sumberdaya
finansial. Permasalahan yang selalu timbul pada usaha
KIMBis Kota Tegal sebagai sarana pengembangan
kecil, tidak hanya terletak pada permodalan semata,
ekonomi bertujuan untuk memacu aktivitas ekonomi
melainkan terkait dengan pasar produk yang dihasilkan
masyarakat terutama yang kurang mampu, yang
justru tidak ada atau pasarnya sedikit sehingga tidak
memiliki keterbatasan aksesibilitas dan kemampuan
terjual. Keberadaan KIMBis kota Tegal, semestinya
secara ekonomi untuk mengikuti mekanisme pasar.
mampu melakukan perannya dalam memberi masukan
Sebagai sarana pengembangan ekonomi masyarakat,
kepada pihak terkait dalam menggulirkan berbagai
maka KIMBis Kota Tegal melakukan tugasnya dalam
dana bantuan/hibah untuk pelaku usaha ataupun
menumbuhkan iklim usaha, peningkatan akses terhadap
melalui pendampingan agar memiliki kemampuan untuk
sumberdaya finansial, peningkatan akses pasar dan
menerobos lembaga permodalan/ finansial.
peningkatan jiwa kewirausahaan dan kemampuan
pelaku usaha. Sulitnya lembaga permodalan/ finansial dalam
memberikan akses kepada usaha kecil karena seringkali
Menumbuhkan Iklim Usaha yang Kondusif persyaratan yang ditentukan lembaga tersebut tidak
KIMBis Kota Tegal sebagai sarana untuk dapat dipenuhi oleh para pelaku pasar. Selain itu, juga
menumbuhkan iklim usaha yang kondusif, ditujukan dianggap usaha yang dilakukan masih berisiko tinggi.
untuk memberikan kesempatan yang sama kepada Karena masih lemah dalam penguasaan teknologi,
masyarakat dan pelaku usaha dalam mengembangkan manajemen, informasi dan pasar. Menghadapi
usahanya, termasuk akses kepada sumberdaya permasalahan tersebut pemerintah telah banyak
produktif yaitu terhadap permodalan, teknologi, menggulirkan bantuan yang sifatnya sebagai pancingan

70
Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 8 No. 2, 2013

Tabel 1. Peran KIMBis Kota Tegal dalam Menumbuhkan Iklim yang Kondusif Bagi Pengolah makanan dari Ikan
di Kota Tegal tahun 2012.

Kegiatan Produk yang Dihasilkan Institusi yang Terlibat


Menciptakan kepastian dan - Kemudahan pengurusan Perizinan Dinas Perindustrian
kejelasan prosedur perizinan P-IRT, sertifikat Halal Perdagangan Koperasi dan
yang bertujuan mengurangi UMKM (Disperindagkop
beban administratif dan UMKM), Dinas Kesehatan,
hambatan usaha Dinas Propinsi, Majelis
Ulama Indonesia (MUI)
Mendorong kinerja bisnis dan - Spesialisasi produk anggota Kelompok pengolah
persaingan usaha yang sehat kelompok makanan dari ikan, Baitul
- Standarisasi bahan baku Maal wa Tamil (BMT)BUM
pembuatan olahan ikan (Bina Umat Mandiri)
- Pemasaran di satu outlet
Meningkatkan koordinasi antara - Pendampingan dalam rangka Disperindagkop UMKM,
institusi Bisnis/usaha dengan pengembangan kapasitas Dinas Kelautan dan
pemerintah dan masyarakat pengolah Perikanan, Dinas Propinsi,
MUI
Sumber : Hasil pengamatan lapangan (2012)

untuk dapat mengungkit usaha yang dilakukan. dihasilkan sehingga sesuai dengan kebutuhan dan
Kredit-kredit murah yang tersedia dengan bunga keinginan pasar.
ringan diantaranya KUR (Kredit Usaha Rakyat, Kredit
Peran KIMBis Kota Tegal untuk meningkatkan
pangan atau bantuan yang sifatnya natura seperti
akses pasar produk dari pelaku usaha dilakukan melalui
PUMP (Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan) dari
pendampingan untuk meningkatkan keterampilan
Kementerian kelautan dan Perikanan yang ditujukan
dan manajemen usaha. Hal ini dimaksudkan untuk
untuk nelayan, pengolah dan pembudidaya ikan.
meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam
Demikian pula dengan KIMBis kota Tegal, yang telah
memproduksi produk berkualitas dan sesuai dengan
melakukan berbagai upaya untuk membantu mengurangi
kebutuhan konsumen. Di samping pelatihan, temu
permasalahan tersebut, yaitu seperti terlihat pada
bisnis dan pameran produk yang dihasilkan harus
Tabel 2.
terus dilakukan. Secara rinci peran KIMBis kota Tegal
Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Pasar dalam meningkatkan akses pasar dapat disajikan pada
Tabel 3.
Peningkatan akses pasar dapat dilakukan melalui
upaya promosi atau pameran, peningkatan kualitas, Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan Pelaku Usaha
desain, dan harga yang bersaing. Kesulitan akses pasar
akan berdampak pada kecilnya pemasaran produk usaha Menurut As`ad (2003), wirausahawan adalah
kecil. Peningkatan akses pasar dapat dilakukan melalui individu yang memiliki kemampuan dan sikap mandiri,
penyederhanaan regulasi yang dibuat dan dikeluarkan kreatif, inovatif, ulet, berpandangan jauh ke depan,
oleh pemerintah. Dari pelaku usaha juga dibutuhkan pengambilan risiko yang sedang dan tanpa mengabaikan
kemampuan terus melakukan inovasi produk yang orang lain dalam bidangnya atau masyarakat. Seseorang

Tabel 2. Peran KIMBis dalam Meningkatkan Akses Masyarakat Pada Sumberdaya Finansial Bagi Pengolah
Ikan dan Nelayan Skala Kecil di Kota Tegal Tahun 2012.

Upaya Produk yang dihasilkan Institusi yang terlibat


Perbaikan Manajemen Aplikasi akuntansi Pembukuan pada BMT, KIMBis, Koperasi Sari Ulam,
Usaha kelompok Diversifikasi olahan ikan Kelompok Pengolah Sari Ulam
(Kelompok Sari Ulam)

Pengelolaan Keuangan Aplikasi pengguliran dana bantuan Penyuluh Badan Penyuluh Perikanan
Dana Bantuan program PUMP oleh nelayan penerima dan Pertanian Kehutanan (BP4K),
program (modal mandiri) KIMBis, Dinas Kelautan dan Pertanian,
Kelompok Nelayan

Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2012)

71
Yayan Hikmayani

Tabel 3. Peran KIMBis dalam Meningkatkan akses pasar di Kota Tegal Tahun 2012.

Kegiatan Produk yang dihasilkan Institusi yang terlibat


Meningkatkan mutu - Diversifikasi produk olahan - Dinas Koperasi, UMKM, Dinas
produk olahan - Perbaikan tampilan/desain kemasan Kelautan dan Pertanian, PEDEF,
dan packaging Kelompok pengolah, KIMBis
Keikutsertaan dalam - Pameran dalam kota ( HUT Kota Tegal,
pameran dan promosi Tegal Bahari)
- Pameran tingkat propinsi
- Pameran yang dilakukan oleh KIMBis
Pusat (KIMBis Expo)
Perbaikan Sarana - Pemberian sepeda motor yang - Dirjen P2HP, Dinas KP,
Prasarana dilengkapi coolbox. Mesin pengaduk, -Disperindagkop UMKM
mesin pembuat bakso dan lain lain
Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2012)

dikatakan sebagai wirausahawan jika memiliki sifat/ unit usaha baru berbasis pengetahuan dan teknologi,
karakter, sikap dan kemampuan wirausaha serta mampu berkembangnya ragam produk unggulan usaha kecil
mewujudkannya yang ditunjukkan dengan kinerjanya sesuai dengan potensi daerahnya dan menjadikan usaha
(Nurhayati et al., 2011). kecil yang feasible menjadi bankable.
Rendahnya kewirausahaan dapat dilihat dari Memberdayakan Usaha Mikro
kurangnya kreativitas dan inovasi serta keberanian
Usaha perikanan sebagian besar masih merupakan
dalam pengambilan keputusan. KIMBis kota Tegal
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sesuai
harus mampu mengembangkan wirausaha-wirausaha
dengan kondisinya, usaha mikro kecil tersebut memiliki
yang tangguh yang berbasis pada sumber daya lokal
ciri terbatasnya teknologi, kemampuan sumberdaya
atau resources based; mendorong wirausaha dari
manusia, akses terhadap pasar serta permodalan.
kelompok pelaku usaha yang berbasiskan teknologi
Keterbatasan tersebut menyebabkan usahanya sulit
(IPTEK). Menurut Sriyana (2010), menyatakan bahwa
berkembang. Usaha pemberdayaaan terhadap pelaku
penguasaan teknologi merupakan salah satu faktor
usaha mikro kecil banyak dilakukan oleh pemerintah,
penting bagi pengembangan usaha kecil menengah.
melalui berbagai fasilitasi seperti kemitraan maupun
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong akses terhadap perbankan.
pengembangan inkubator bisnis, baik dengan
Pemberdayaan usaha mikro melalui KIMBis
perguruan tinggi yang ada di lokasi KIMBis maupun
dilakukan melalui upaya yang dilakukan dalam
melalui peran dunia usaha besar. Sasaran yang akan
meningkatkan kapasitas pelaku tersebut dalam
dicapai adalah berkembangnya pengetahuan serta sikap
menjalankan usahanya. Hal ini dilakukan berdasarkan
wirausaha, meningkatnya produktivitas, tumbuhnya

Tabel 4. Peran KIMBis dalam Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan dan Kemampuan Pelaku Usaha di Kota Tegal
Tahun 2012.
Kegiatan Produk yang dihasilkan Institusi yang terlibat
Perluasan informasi pasar - Penggunaan media promosi - Kelompok pengolah dan KIMBis
dan pemesanan produk dengan
menggunakan jejaring sosial
Perluasan jejaring usaha - Pengembangan jejaring - Disperindagkop Umkm, Dinas
pemasaran produk olahan Pertanian, Peternakan dan
- Tumbuh usaha-usaha baru Kelautan, PEDEF
pengolahan ikan
Perluasana pengetahuan - Penggunaan teknologi - KIMBis, Disperindagkop UMKM,
terhadap teknologi pengolahan dalam praktek Dinas Pertanian, Peternakan
usahanya dan Kelautan, PEDEF

Pengembangan inkubator - Penciptaan jejaring kerja dg - Disperindagkop UMKM,


bisnis Carrefour Carrefour
Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2012)

72
Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 8 No. 2, 2013

Tabel 5. Peran KIMBis dalam Memberdayakan Usaha Mikro di Kota Tegal Tahun 2012.

Kegiatan Produk yang dihasilkan Instansi yang terlibat


Meningkatkan - Ragam olahan meningkat - KIMBis, Disperindagkop UMKM,
kapasitas usaha dengan - Jumlah hasil olahan Dinas Pertanian, Peternakan dan
implementasi teknologi meningkat Kelautan, Swasta (Rizky food),
pengolahan Kelompok pengolah
Meningkatkan - Peningkatan akses produk - PEDEF, KIMBis, Disperindagkop
Keterampilan Pengelolaan ke pasar UMKM, Dinas Pertanian, Peternakan
Usaha - Peningkatan omzet dan Kelautan
produksi
Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2012)

rendahnya kompetensi kewirausahaan pelaku usaha pemberdayaan...Untuk itu, diperlukan terjadinya


kecil yang ada. Peningkatan produktivitas usaha komunikasi yang baik antara berbagai pengambil
kecil sangat diperlukan untuk mengatasi ketimpangan kebijakan baik pusat dan daerah dalam mensinkronkan
antarpelaku, antargolongan pendapatan dan kegiatan pemberdayaan yang ada di lokasi
antardaerah, termasuk penanggulangan kemiskinan.
Sasaran dari peran KIMBis Kota Tegal dalam DAFTAR PUSTAKA
memberdayakan usaha mikro, yaitu meningkatnya
kapasitas usaha kecil, meningkatnya ketrampilan As`ad. 2003. Seri Ilmu dan Sumber Daya Manusia:
pengelolaan usaha, dan terselenggaranya kepastian, Psikologi Industri dan Organisasi. Yogyakarta:
perlindungan, serta pembinaan usaha. Liberty. Yogyakarta.
Ferdiansyah, A.M. 2008. Evaluasi Kinerja Program
KESIMPULAN Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
(PEMP) Di Kecamatan Tugu, Semarang. Skripsi.
KIMBis Kota Tegal sebagai lembaga bentukan baru
Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
bukan sebagai pesaing yang sudah ada namun menjadi
Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Diponegoro.
mitra kerja yang bertujuan sama untuk meningkatkan
Semarang:
kapasitas masyarakat pelaku usaha khususnya di
sektor kelautan dan perikanan. Pendekatan upaya Hutabarat, S. 2010. Pengembangan Desa Pesisir Harus
yang dilakukan oleh KIMBis Kota Tegal melalui upaya Optimal. www.kkp.go.id. diakses pada tanggal
transfer teknologi untuk memperbaiki teknologi 2 Nopember 2012.
yang sudah ada dan digunakan oleh masyarakat agar Irianto, H.E dan I. Susilo. 2007. Dukungan Teknologi
lebih efisien dan berdaya saing. Dalam melakukan Penyediaan Produk Perikanan. Makalah
fungsinya tersebut, KIMBis bekerja sebagai mitra disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan
seluruh elemen baik pemerintah maupun swasta Sedunia 2007 di Auditorium II Kampus Penelitian
yang ada di lokasi KIMBis, baik tingkat pusat maupun Pertanian Cimanggu Bogor, 21 November 2007.
daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Pertanian. Jakarta.
Sebagai sarana pengembangan ekonomi, KIMBis
Kota Tegal melakukan perannya berdasarkan atas isu serta Kusnadi. 2008. Akar kemiskinan Nelayan. LKIS
permasalahan yang ada dan dihadapi oleh masyarakat Jogjakarta. 148 halaman
yang berusaha di sektor kelautan dan perikanan. Peran Mardikanto, T., E. Lestary, S. Anantanyu, K. Saddono.
KIMBis Kota Tegal dalam pengembangan ekonomi 2010. Konsep-konsep pemberdayaan
masyarakat tersebut, yaitu (1) Sebagai sarana untuk masyarakat: acuan bagi aparat birokrasi,
menumbuhkan iklim usaha yang kondusif, (2) Sebagai akademi, praktisi, dan peminat/pemerhati
sarana untuk peningkatan akses pada sumberdaya pemberdayaan masyarakat. Fakultas Pertanian.
finansial; (3) Sebagai sarana untuk peningkatan akses Universitas Sebelas Maret. 392 hal
pasar; (4) Sebagai sarana untuk peningkatan jiwa Mudjiman, H. 1997 dalam Ravik Karsidi (2001). Riset aksi
kewirausahaan dan kemampuan pelaku usaha; dan (5) sebagai Metode Pembinaan Masyarakat Desa.
Sebagai sarana pemberdayaan usaha mikro. Pidato Pengukuhan Guru Besar di Universitas
KIMBis sebagai mitra kerja institusi yag ada Sebelas Maret.
khususnya di lokasi akan berjalan baik apabila terjadi Nurhayati, P., Sarianti T., Daryanto, H.T., Muflikh,
sinkronisasi program khususnya program-program Y.N. 2011. Analisis Pengaruh Karakteristik
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Wirausaha

73
Yayan Hikmayani

Pada Unit Usaha Kecil Menengah (UKM) Bantul. Makalah yang dipresentasikan pada
Agroindustri Di Kabupaten Bogor. Pros. Sem. acara Simposium Nasional 2010: Menuju
Penelitian Unggulan Departmen Agribisnis. Purworejo Dinamis dan Kreatif - Fakultas
FEM, Departemen Agribisnis. IPB. Bogor. 225- Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
255 hal Yogyakarta.
Karsidi, R. 2001. Kaji Tindak: Bentuk Aplikasi Syamsir, R.E. 2013. Adopsi Teknologi Nelayan Masih
Pemberdayakan Masyarakat Oleh Perguruan Rendah. http://kepri. antaranews. com /
Tinggi. Disampaikan Dalam Pelatihan berita/27009/adopsi-teknologi-nelayan-masih-
Metodologi Pengabdian Kepada Masyarakat rendah. Diakses tanggal 30 Nopember 2013.
Bagi Dosen Ptn-Pts Se-Surakarta, LPM UNS, Solo Zuhal. 2010. Knowledge & Innovation : Platform
12-13 Nopember 2001. Kekuatan Daya Saing. PT Gramedia Pustaka
Soetomo. 2011. Pemberdayaan masyarakat Utama. Jakarta. 485 hal
“mungkinkah muncul antitesisnya. Pustaka Zulham, A. 2012. Peran Tugas dan Fungsi Klinik IPTEK
Pelajar. Yogyakarta. 280 hal. Mina Bisnis. Modul Peningkatan Kapasitas
Sriyana, J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Kelembagaan KIMBis Tahun 2012. BBPSEKP.
Dan Menengah (UKM): Studi Kasus Di Kabupaten Jakarta.

74

Anda mungkin juga menyukai