Anda di halaman 1dari 15

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN


(POKDAKAN) MINO TIRTOREJO DI DESA TUNJUNGREJO KECAMATAN YOSOWILANGUN
KABUPATEN LUMAJANG

Nuri Arintha Windiarti


S1 Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNESA (arinthanuri@gmail.com)

M. Farid Ma’ruf, S.Sos., M.AP

Abstrak

Pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai perwujudan peningkatan harkat dan martabat lapisan
masyarakat untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan sosial ekonomi. Seperti yang
dilakukan pada sekumpulan masyarakat perikanan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan
(POKDAKAN) dalam mewujudkan keberdayaan ekonomi melalui kegiatan usaha budidaya ikan gurame.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pemberdayaan ekonomi pada kelompok pembudidaya
ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo Di Desa Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara, fokus pada
penelitian ini untuk melihat keberdayaan ekonomi dengan teori model pemberdayaan melalui pendekatan
CIPOO oleh Sulistiyani (2004: 117), yaitu Context, Input, Process,Output dan Outcome.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi pada kelompok pembudidaya ikan
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo yang dilihat dari : 1) Context menyangkut pembagian tugas dan pengakuan
kelompok Mino Tirtorejo, sistem manajemen keuangan, kinerja organisasi yang dapat dinilai dalam pertemuan
kelompok sudah baik dan pemberian materi pemberdayaan terkait budidaya ikan. 2) Input ditemui faktor
pendukung internal yaitu potensi sumber daya manusia kelompok dan faktor eksternal berupa bantuan modal
dan teknologi. 3) Process berkaitan penguatan kapasitas kelembagaan dengan pelatihan yang diwakili ketua,
kemitraan yang dijalin oleh kelompok Mino Tirtorejo, evaluasi yang tujuan untuk menilai kinerja pengurus,
pemberian sosialisasi tentang kegiatan sektor budidaya perikanan. 4) Output menghasilkan peningkatan luas
kolam pembudidaya, mendapatkan pinjaman kredit dari Bank dan akses pasar. 5) Outcome berkaitan dengan
pendapatan pembudidaya ikan gurame. Namun, pemberdayaan ekonomi masih belum optimal seperti pelatihan
manajemen dan pelatihan ketrampilan belum diperoleh seluruh pembudidaya ikan, pemberian materi
pemberdayaan belum melibatkan ahli dan kurangnya aspek pengawasan pada kelompok Mino Tirtorejo.

Kata Kunci : Pemberdayaan Ekonomi, Kelompok, Perikanan.


ECONOMIC EMPOWERMENT OF FISHERY CULTIVATOR GROUP (POKDAKAN) MINO
TIRTOREJO TUNJUNGREJO VILLAGE YOSOWILANGUN LUMAJANG

Nuri Arintha Windiarti


S1 Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNESA (arinthanuri@gmail.com)

M. Farid Ma’ruf, S.Sos., M.AP

Abstract

Economic empowerment could be a way to decreasing poverty. As an embodiment against the socio
economic underdevelopments. A community of fishery societies realized the probability to formed a group of
fishery cultivator (POKDAKAN) through Gurame business activity. The aim of this study is to describe the
economic empowerment of fishery cultivator groups (POKDAKAN) Mino Tirtorejo, Tunjungrejo Village
Yosowilangun - Lumajang.

This research is going with descriptive qualitative approach. As for the source of the data collection
techniques using the technique of interview, observation and documentation. Meanwhile, the focus of this
research to see indenpedency of the economy by empowerment model indicators CIPOO of an argument said by
Sulistiyani (2004: 117) that are covering Context, Input, Process, Output and Outcome.

The result showed that economic empowerment of the fish cultivator (POKDAKAN) in the mino
Tirtorejo, viewed from : 1) Context about the distribution of duties and the confession from Mino Tirtorejo
group, financial management system, organizational performance that can be assessed in the meeting groups
were already great and material distribution related with fish cultivating. 2) Input, it was encountered an internal
supporting factors that were the potential of human resources group and external factors such as grant fund
support and technology. 3) Process, related with strengtheninginstitutional capacity through training represented
by the chairman , a partnership by Mino Tirtorejogroup, an evaluation which aimed to evaluate theperformance
of the management, socialization about fish cultivating activities. 4) Output resulted an increasing of pool wide
in fish cultivating, got a loan from Bank and market access. 5) Outcome, related with the income of gurame
cultivator. However, economic empowerment was still not optimal yet such as the management training and
skills training were yet obtained by all fish cultivator, material distribution of empowerment did not involve the
experts and the lacks of control to Mino Tirtirejo group.

Keyword : Economic Empowerment, Group, Fishery.


I. PENDAHULUAN perikanan dalam bentuk kelompok pembudidaya
ikan (POKDAKAN).
A. Latar Belakang Para pembudidaya ikan bergabung di dalam
Pemberdayaan menjadi hal yang penting dalam suatu wadah yang disebut POKDAKAN (Kelompok
upaya mengantisipasi permasalahan kesenjangan Pembudidaya Ikan). Kelompok pembudidaya ikan
sosial ekonomi masyarakat. Kesenjangan itu adalah (POKDAKAN) adalah kumpulan pembudidaya ikan
akibat dari kepemilikan sumber daya produksi dan yang terorganisir, mempunyai pengurus, aturan-
produktivitas yang tidak sama diantara pelaku aturan serta tumbuh dan berkembang atas dasar
ekonomi. Kelompok masyarakat dengan perasaan saling tertarik, karena kebutuhan akan
kepemilikan faktor produksi terbatas dan tukar menukar informasi untuk saling melengkapi
produktivitas yang rendah menghasilkan tingkat dan kesamaan kepentingan dan kesamaan kondisi
kesejahteraan rendah dibandingkan kelompok lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya) untuk
ekonomi maju, berkembang, dan kuat. Walaupun, mengembangkan usaha perikanan anggotanya.
sistem ekonomi tradisional menuju ke ekonomi Adanya pemberdayaan dilaksanakan untuk
modern sudah berlangsung. Ditandai dengan percepatan pengentasan kemiskinan dan
penggunaan teknologi yang lebih modern dibanding permasalahan mendasar seperti yang sudah
dengan metode manual. Namun, hal tersebut tidak diungkapkan sebelumnya mengenai kualitas
mudah dihilangkan begitu saja terkait masalah masyarakat sektor kelautan dan perikanan khususnya
penguasaan teknologi, kepemilikan modal, akses ke bagi para pembudidaya ikan.
pasar dan kepada sumber-sumber informasi serta Salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki
keterampilan manajemen (Supriatna, 2000: 135- peluang terbuka usaha agribisnis adalah Kabupaten
136). Lumajang. Peluang usaha dengan pemanfaatan
Seiring dengan berkembangnya kondisi potensi alam menjadi salah satu kelebihan. Peneliti
perekonomian menjadikan faktor utama untuk tertarik untuk menggali potensi sektor perikanan
merubah keadaan menjadi lebih baik dengan sebagai salah satu sumber daya potensial di
mengutamakan keberdayaan masyarakat dalam Kabupaten Lumajang khususnya pada kelompok
pemanfaatan potensi sumber daya untuk pembudidaya ikan (POKDAKAN). Jumlah
meningkatkan kesejahteraan melalui peluang usaha. POKDAKAN di Kabupaten Lumajang mencapai
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang 111 kelompok dari 21 Kecamatan.
menentukan serta memilih potensi sumber daya Seperti, pernyataan yang juga dinyatakan oleh
sesuai dengan kemampuannya. Sumber daya alam Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang
potensial banyak ditemui di daerah pedesaan. pada tahun 2013,
Dengan terjangkaunya kondisi fisik dan sosial
masyarakat dalam penggunaan sumber daya alam “Kabupaten Lumajang merupakan salah satu
sebagai sumber pendapatan. Kabupaten di Jawa Timur yang potensi
Mata pencarian masyarakat banyak bergantung perikanannya cukup besar untuk dikembangkan.
di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan Sektor perikanan di Kabupaten Lumajang menjadi
perikanan. Kegiatan usaha ekonomi masyarakat sumber pertumbuhan baru yang sangat strategis
berbasis sumber daya tersebut merupakan unit usaha untuk dikembangkan, guna menghasilkan
terbesar mencapai 48,85% (Sumber: pendapatan asli daerah bagi Kabupaten Lumajang.
www.depkop.go.id, diakses pada bulan Januari Kabupaten Lumajang dapat memprioritaskan
2015). pembangunan daerahnya pada sektor ini. Pentingnya
Menurut Sumodiningrat dalam Guntur (2009:9) mengembangkan sektor perikanan di Kabupaten
menyatakan bahwa, “Perekonomian rakyat adalah Lumajang mengingat daerah ini memiliki potensi
perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. sumber daya perikanan yang cukup besar dan belum
Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat dapat dimanfaatkan secara optimal” (Sumber :
adalah bahwa perekonomian nasional yang berakar www.lumajangkab.go.id, diakses pada bulan
pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas November 2014).
untuk menjalankan roda perekonomian. Dari pernyataan diatas Kabupaten Lumajang
Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk terbukti memiliki potensi perikanan yang mumpuni.
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern dan Tetapi, masih belum dapat dilaksanakan dengan baik
berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang karena terdapat keterbatasan dalam pengelolaan
benar. dalam kelompok usaha. Begitu pula, dengan
Begitu pula, dengan potensi peluang kelompok budidaya ikan di Desa Tunjungrejo yang
pengembangan usaha perikanan yang menunjukkan memiliki keterbatasan pelaku usaha perikanan
prospek baik dan dapat mendorong pemulihan terkait dengan sumber daya manusia, permodalan
ekonomi. Sektor perikanan inilah yang menjadi untuk pengembangan usaha perikanan, dimana
perhatian peneliti, yang menjadi salah satu penelitian belum memiliki sistem manajemen dan pengetahuan
terhadap pemberdayaan ekonomi yang dirancang terkait cara budidaya yang benar sesuai dengan
untuk memberikan fasilitas bagi masyarakat prosedur. Dari sisi pemasaran juga belum
mempunyai relasi, penjualannya pun hanya
mencakup warga sekitar belum sampai keluar Melalui penelitian ini diharapkan
wilayah. Kurangnya modal yang belum mendukung mempunyai makna berdasarkan teori ilmu
pengembangan usaha serta sarana dan prasarana administrasi negara tentang studi
usaha individu yang masih terbatas. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada
Desa Tunjungrejo termasuk dalam wilayah Kelompok pembudidaya ikan
Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang. (POKDAKAN) di Desa Tunjungrejo
Berdasarkan keterangan profil Dinas Kelautan dan Kecamatan Yosowilangun Kabupaten
Perikanan Kabupaten Lumajang pada tahun 2013, Lumajang.
Kecamatan Yosowilangun yang membawahi 12
Desa tersebut, tercatat sebagai lokasi untuk sektor 2. Manfaat Praktis
perikanan gurame. a. Bagi Kelompok Mino Tirtorejo
Saat awal membentuk kelompok pembudidaya Melalui penelitian ini diharapkan
ikan di Desa Tunjungrejo Bapak Insubagyo (selaku semakin mengembangkan usaha
ketua kelompok) menemui tantangan. Beberapa ekonomi sebagai salah satu kegiatan
anggota kelompok belum memiliki keberanian untuk wirausaha yang mandiri dalam kegiatan
berwirausaha di sektor perikanan ini karena takut Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
mengeluarkan modal banyak dan rugi. Oleh karena Pada Kelompok Pembudidaya Ikan
itu, tercetuslah ide bagi masyarakat yang sebenarnya (POKDAKAN) Mino Tirtorejo di Desa
ingin membuka usaha dengan pengelolaan secara Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun
kolektif atau kelompok. Kabupaten Lumajang.
Kelompok pembudidaya ikan yang terdapat di
Desa Tunjungrejo adalah Mino Tirtorejo dapat b. Bagi Dinas Kelautan dan Perikanan
dikategorikan sebagai kumpulan masyarakat yang Kabupaten Lumajang
gemar menekuni usaha khususnya ikan air tawar Melalui penelitian dapat memberikan
gurame. Mino Tirtorejo terdaftar dalam referensi serta masukan kepada
POKDAKAN yang sudah mengikuti kegiatan Dinas/Instansi terkait dalam
pemberdayaan pengembangan usaha mina pedesaan meningkatkan program dan pelayanan
perikanan budidaya (PUMP-PB). Jenis kegiatan di sektor perikanan budidaya khususnya
yang dijalankan oleh kelompok ini yaitu pembesaran bagi kelompok pembudidaya ikan
ikan gurame yang hasilnya akan dijual. (POKDAKAN).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan c. Bagi Mahasiswa
mengkaji penelitian dengan judul Pemberdayaan Melalui penelitian ini diharapkan
Ekonomi Masyarakat Pada Kelompok Pembudidaya dapat memberi pemahaman, tambahan
Ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo Di Desa wawasan dan pengetahuan mahasiswa
Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun Kabupaten tentang Pemberdayaan Ekonomi
Lumajang. Masyarakat Pada Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
B. Rumusan Masalah Mino Tirtorejo di Desa Tunjungrejo
Berdasarkan latar belakang masalah yang Kecamatan Yosowilangun Kabupaten
diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan Lumajang.
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada d. Bagi Universitas
Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Untuk menambah literatur dan
Mino Tirtorejo di Desa Tunjungrejo Kecamatan referensi yang berguna untuk
Yosowilangun Kabupaten Lumajang? penelitian yang sejenis di masa
mendatang yang berkaitan dengan
C. Tujuan Penelitian topik Pemberdayaan Ekonomi
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam Masyarakat Pada Kelompok
penelitian ini berdasarkan latar belakang dan Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
perumusan masalah yang ada, yaitu untuk Mino Tirtorejo di Desa Tunjungrejo
mendeskripsikan Pemberdayaan Ekonomi Kecamatan Yosowilangun Kabupaten
Masyarakat Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Lumajang.
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo di Desa e. Bagi Masyarakat
Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun Melalui penelitian ini dapat
Kabupaten Lumajang. memberikan masukan bagi masyarakat
Desa Tunjugrejo khusunya diluar
D. Manfaat Penelitian kelompok Mino Tirtorejo untuk
Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah : menyadari potensi sumber daya dan
meningkatkan jiwa wirausaha di
1. Manfaat Teoritis sektor usaha perikanan sebagai upaya
merubah kondisi sosial dan ekonomi “Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
menjadi lebih baik. memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi
kemampuan yang mereka miliki. Pemberdayaan
II. KAJIAN PUSTAKA masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok
A. Pemberdayaan Masyarakat yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak
Pemberdayaan atau pemberkuasaan yang diberdayakan berpendapat bahwa pihak yang
(empowerment) berasal dari kata „power‟ (kekuasaan menaruh kepedulian sebagai pihak yang
atau keberdayaan). Karenanya, pemberdayaan memberdayakan”.
bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan terdapat tahap-tahap antara lain: Tahap pertama atau
kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat tahap penyadaran dan pembentukan perilaku
mereka. (Suharto, 2010:57). Beberapa ahli pula merupakan tahap pemberdaya/aktor/pelaku
mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi,
tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses
(Suharto, 2010:58-60): pemberdayaan yang efektif. Tahap kedua yaitu
1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan proses transformasi pengetahuan dan kecakapan-
kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak keterampilan dapat berlangsung baik, penuh
beruntung (Ife, 1995). semangat dan berjalan efektif, jika tahap pertama
2. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan telah terkondisi. Masyarakat akan menjalani proses
mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi belajar tentang pengetahuan dan kecakapan-
dalam berbagi pengontrolan atas dan mempengaruhi keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa
terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang menjadi tuntunan kebutuhan tersebut. Tahap
yang mempengaruhi kehidupannya. pemberdayaan ketiga adalah merupakan tahap pengayaan atau
menekankan bahwa orang memperoleh peningkatan intelektualitas dan kecakapan-
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang keterampilan yang diperlukan, supaya mereka dapat
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan membentuk kemampuan kemandirian.
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Mubyarto (1998) berpendapat bahwa
(Parsons, et.al., 1994). pemberdayaan terkait erat dengan pemberdayaan
3. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana ekonomi rakyat. Kaitannya proses pemberdayaan
rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar masyarakat diarahkan pada pengembangan
mampu menguasai (atau berkuasa atas) sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan
kehidupannya (Rappaport, 1984). peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan
Dalam dunia bisnis, pengertian power masyarakat. Masyarakat dapat menentukan jenis
diartikan dengan kemampuan atau produktivitas. usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat
Sehingga, pemberdayaan atau empowerment menciptakan lembaga dari sistem pelayanan dari,
diartikan sebagai proses peningkatan optimasi oleh dan untuk masyarakat setempat. Pemberdayaan
kemampuan atau produktivitas, individu, organisasi, masyarakat ini kemudian terletak pada
ataupun sistem. Power juga diartikan sebagai pemberdayaan ekonomi rakyat. (dalam Mardikanto
keunggulan bersaing atau posisi tawar (bargaining dan Soebiato, 2013: 52).
position), karena itu pemberdayaan juga diartikan
sebagai penguatan keunggulan bersaing. Dimana B. Konsep Agen Pembaharu
pemberdayaan tersebut memberikan kesempatan Berbicara mengenai pengembangan swadaya
atau memfasilitasi kelompok miskin agar mereka masyarakat dalam agenda setting pemberdayaan
memiliki aksesibilitas terhadap sumberdaya, yang masyarakat ini, agen pembaharu merupakan
berupa: modal, teknologi, informasi, jaminan stakeholder yang harus ditingkatkan
pemasaran, agar mampu memajukan dan keberdayaannya pula. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan usahanya, sehingga memperoleh mengembangkan kemitraan Pemerintah hendaknya
perbaikan pendapatan serta perluasan kesempatan memperhitungkan peran agen pembaharu bahkan
kerja demi perbaikan kehidupan dan prestasi yang pernah dicatat dalam proses
kesejahteraannya (Sumodiningrat, 2003) dalam pembangunan selama ini. Agar peran agen
Mardikanto dan Soebiato (2013: 33-34). pembaharu semakin baik maka perlu diberikan
Konsep pemberdayaan masyarakat adalah upaya penguatan melalui capacity building. (Sulistiyani,
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan 2004:114).
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak
mampu untuk melepaskan diri dari perangkap C. Model Pemberdayaan Agen Pembaharu
kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, Analisis teoritis yang telah dipaparkan tersebut
memberdayakan sebagai bentuk memampukan dan dapat dituangkan dalam bentuk kerangka kerja
memandirikan masyarakat (Mardikanto dan konseptual yang mempergunakan pendekatan
Soebiato, 2013: 51). Menurut Sumodiningrat (dalam CIPOO (context-input-process-output-outcome)
buku Mardikanto dan Soebiato, 2013: 52) dalam Sulistiyani (2004: 117), sebagai berikut :
menyatakan, a. Context,
Context yaitu konteks pemberdayaan agen c) Proses perbaikan kinerja agen
pembaharu program atau kegiatan yang sesuai pembaharu dapat mengantarkan pada
untuk dikembangkan dalam rangka pencapaian tingkat keberdayaan
memberdayakan agen pembaharu. Context sebagai agen pembaharu yang
program yang perlu dituangkan dalam Program memiliki kinerja tinggi.
Pemberdayaan agem pembaharu hendaknya d) Proses substansi KAP dapat
meliputi: mengantarkan pada tingkat
a) Aspek kelembagaan. keberdayaan agen pembaharu sebagai
b) Aspek sistem manajemen. agen pembaharu sebagai agen yang
c) Aspek kinerja organisasi. professional.
d) Aspek penguasaan materi e. Outcome,
pemberdayaan.
b. Input, Outcome adalah nilai manfaat yang
ditimbulkan setelah agen pembaharu memiliki
Input akan menggambarkan sumber daya, tingkat pemberdayaan tertentu, sehingga agen
fasilitas yang diperlukan dalam pembaharu tersebut mampu bertindak sebagai
memberdayakan agen pembaharu. Input adalah agen pembaharu dengan melakukan “peran”
potensi internal yang dimiliki oleh agen dalam proses pemberdayaan masyarakat, yaitu
pembaharu dan eksternal yang berkaitan dengan linear atau berbanding lurus dengan
dengan agen pemabaharu dan memiliki potensi tingkat keberdayaan yang sudah dimiliki
untuk memberikan kontribusi pada proses tersebut.
pemberdayaan agen pembaharu. Adapun tingkat keberdayaan yang diperoleh
c. Process, adalah:
a) Tahap I, agen pembaharu berdaya
Menggambarkan serangkaian langkah atau sebagai mitra kerja/pendamping dalam
tindakan yang ditempuh untuk memberdayakan evaluasi program pemberdayaan
agen pembaharu. Process adalah seluruh masyarakat.
kegiatan/ langkah-langkah secara bertahap b) Tahap II, agen pembaharu berdaya
yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan sebagai mitra kerja/pendamping dalam
agen pembaharu, yakni terdiri atas: implementasi program pemberdayaan
a) Pendekatan capacity building untuk masyarakat.
pemberdayaan kelembagaan agen c) Tahap III, agen pembaharu berdaya
pembaharu. sebagai mitra kerja/pendamping dalam
b) Pendekatan new public management advokasi.
(NPM) untuk meningkatkan kemampuan d) Tahap IV, agen pembaharu berdaya
manajerial agen pembaharu secara internal. sebagai mitra dalam perencanaan hingga
c) Pendekatan kinerja untuk peningkatan evaluasi program pemberdayaan
kinerja organisasional agen pembaharu. masyarakat.
d) Pendekatan substansial melalui
pengorganisasian pembaharu knowledge, D. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
attitude, practice (KAP) agar agen Guntur (2009:9) menjelaskan tulisan
pembaharu menguasai aspek dan substansi Sumodiningrat (1999), mengenai konsep
kemiskinan, mampu menentukan solusi dan pemberdayaan ekonomi secara ringkas sebagai
pendekatan yang tepat untuk menciptakan berikut:
kemandirian masyarakat. 1.Perekonomian rakyat adalah perekonomian
d. Output, yang diselenggarakan oleh rakyat.
Pendekatan ini melihat Output dari proses 2. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha
pemberdayaan tersebut adalah mencapai sosok untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar,
agen pembaharu yang berdaya, yang secara modern dan berdaya saing tinggi dalam
bertahap dapat diwujudkan. Adapun tingkatan mekanisme pasar yang benar. Karena kendala
keberdayaan agen pembaharu tersebut adalah: perkembangan ekonomi rakyat adalah kendala
a) Proses capacity building dapat struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat
menghasilkan agen pembaharu yang harus dilakukan melalui perubahan struktural.
memiliki kemampuan organisasional 3. Perubahan struktural yang dimaksud adalah
yang kuat (establish). perubahan dari ekonomi tradisional ke
b) Proses NPM yang dilakukan dapat ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke
menghasilkan kemampuan manajerial, ekonomi kuat dari ketergatungan ke
dengan demikian tingkat keberdayaan kemandirian. Langkah-langkah proses
yang diperoleh adalah sebagai agen perubahan struktur, meliputi:
pembaharu yang efisien. a.Pengalokasian sumber pemberdayaan
sumber daya;
b. Penguatan kelembagaan; 3). Meningkatkan peran dalam pembangunan
c. Penguasaan teknologi; dan perikanan.
d. Pemberdayaan sumber daya manusia. 4).Mempermudah pembinaan dan
4. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup memperlancar proses pemberdayaan.
hanya dengan peningkatan produktivitas, 5). Meningkatkan rasa kemandirian dan
memberikan kesempatan berusaha yang sama, kebersamaan.
dan hanya memberikan suntikan modal sebagai 6). Menumbuhkan jiwa kepemimpinan
stimulan, tetapi harus dijamin adanya c. Manfaat Ekonomi
kerjasama dan kemitraan antara yang telah 1). Memperkuat posisi tawar dalam hal
maju dengan yang masih lemah dan belum penentuan kestabilan harga.
berkembang. 2). Meningkatkan efisiensi usaha, pemasaran
5. Kebijakannya dalam pemberdayaan ekonomi dan membuka akses permodalan.
rakyat adalah: 3). Menciptakan skala ekonomi yang layak
a. Pemberian peluang atau akses yang lebih untuk pasar.
besar kepada aset produksi (khususnya III. METODE PENELITIAN
modal); Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
b. Memperkuat posisi transaksi usaha adalah deskriptif dengan menggunakan metode
ekonomi rakyat, agar pelaku ekonomi kualitatif. Lokasi yang menjadi tempat Fokus pada
rakyat bukan sekedar price taker; penelitian ini adalah pemberdayaan ekonomi
c. Penguatan industri kecil; masyarakat pada kelompok pembudidaya ikan
d. Mendorong munculnya wirausaha baru; (POKDAKAN) Mino Tirtorejo Kecamatan
dan Yosowilangun Kabupaten Lumjang yang dilihat dengan
6. Pemerataan spasial. pendekatan CIPOO (Context, Input, Proccess,
a. Kegiatan pemberdayaan masyarakat Output,Outcome) yang dikemukakan oleh Sulistiyani
mencakup: (2004: 117). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
1) Peningkatan akses bantuan modal ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
usaha; Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
2) Peningkatan akses pengembangan analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman.
sumber daya manusia; dan
3) Peningkatan akses ke sarana dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
prasarana yang mendukung langsung 1. Deskripsi POKDAKAN Mino Tirtorejo
sosial ekonomi masyarakat lokal. a. Lokasi POKDAKAN Mino Tirtorejo
Desa Tunjungrejo masuk dalam kawasan
E. Konsep Kelompok Pembudidaya Ikan Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
(POKDAKAN) Batas wilayahnya terdapat di sebelah utara Desa
Yosowilangun Lor dan Desa Yosowilangun
Karakteristik Kelompok Pembudidaya Ikan Kidul, sebelah timur Desa Yosowilangun Kidul,
(POKDAKAN), yaitu kelompok dibentuk dari oleh sebelah selatan Desa Wotgalih dan sebelah barat
dan untuk pembudidaya ikan, Mempunyai Desa Wotgalih. Secara administrasi kewilayahan
pembagian tugas dan tanggung jawab, pengurus Desa Tunjungrejo terdiri dari dua dusun, yaitu
dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan Dusun Tunjungrejo Lor dan Dusun Tunjungrejo
mempunyai kepentingan yang sama. Kidul. Desa Tunjungrejo dengan Pusat
Fungsi Kelompok Pembudidaya Ikan Pemerintahan adalah jarak dari pusat
(POKDAKAN) Pemerintahan Kecamatan 8 kilometer dan jarak
a. Sebagai wadah kerjasama antar anggota dan pusat Pemerintahan Kabupaten Lumajang adalah
dengan pihak lain. 23 kilometer.
b. Sebagai wadah membangun solidaritas sesama Mata pencarian sebagai petani. Kondisi
anggota kelompok. tersebut menjadi peluang usaha ekonomi
c. Sebagai unit produksi.. sebagai pembudidaya ikan atau dikenal juga
d. Sebagai tempat belajar. sebagai petani ikan gurame. Meskipun,
Manfaat Kelompok Pembudidaya Ikan terungkap dari data yang diperoleh peneliti di
(POKDAKAN) lapangan diketahui hanya 26 orang saja yang
a. Manfaat Teknis bergabung dalam kelompok pembudidaya ikan
1). Memudahkan pola pengaturan produksi. Mino Tirtorejo. Rinciannya pembudidaya yang
2). Mempercepat proses alih teknologi. tergabung dalam kelompok Mino Tirtorejo
3). Memudahkan penyediaan sarana produksi. sebanyak 16 KK dan 10 KK, sisanya masuk
b. Manfaat Sosial dalam kelompok pembudidaya ikan lele. Dari
1). Jaminan keamanan dalam berusaha. penelusuran selanjutnya diperoleh informasi
2). Memperluas dan mempercepat proses bahwa tidak semua orang memiliki ketekunan
pembelajaran. untuk bergabung dengan kelompok. Selain itu,
keikutsertaan mereka juga dihadapkan pada
kendala tidak dimilikinya lahan untuk kolam pembudidaya aktif membudidaya dengan bukti
ikan dan ketidakaktifan masyarakat untuk ikut banyaknya ikan dalam kolam.
bergabung dengan pokdakan. Tujuannya untuk menyatukan masyarakat
yang gemar membudidayakan ikan gurame dan
b. Profil Kelompok Pembudidaya Ikan membangun solidaritas dalam organisasi dan
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo memperbaiki perekonomian dengan menopang
Kelompok Mino Tirtorejo merupakan kebutuhan hidup melalui usaha budidaya
kelompok yang terdiri dari kumpulan perikanan.
pembudidaya ikan (POKDAKAN) yang Munculnya berbagai kesulitan yang dialami
terbentuk pada tanggal 28 bulan November tahun pembudidaya dalam kemampuan sumber daya
2012. Disaksikan oleh kepala Desa Tunjungrejo, dan permodalan menjadi kendala. Tercetusnya
petugas penyuluh perikanan, petugas Kabupaten ide kelompok perikanan tersebut memberikan
(Dinas Kelautan dan Perikanan) dan para kesempatan kepada pembudidaya untuk
pembudidaya ikan Desa Tunjungrejo. mengembangkan ketrampilan dan pengalaman di
Munculnya pembudidaya ikan di Desa bidang usaha yang dilakukan.
Tunjungrejo, berawal dari tahun 2009. Dimana, Kelompok Pembudidaya Ikan
banyak masyarakat setempat yang membuat (POKDAKAN) Mino Tirtorejo terdapat 16 orang
kolam ikan di area rumah masing-masing hanya anggota. Anggota kelompok Mino Tirtorejo
saja belum terkoordinir. Kemudian, beberapa didominasi oleh Bapak kepala rumah tangga.
masyarakat yang gemar ternak ikan tersebut Mengenai jumlah kelompok yang sedikit
berunding dan berinisiatif untuk membentuk bertujuan untuk memudahkan memantau setiap
kelompok perikanan untuk mengenalkan bidang kegiatan yang dijalankan pembudidaya, yaitu :
usaha budidaya lebih dekat. Inisiatif tersebut Jaya Agung Sugiharto, Usmanadji, Edi Ponco
dimulai dengan mengumpulkan pembudidaya Widianto (wiwid), Sumarmo, Suto Yuwono,
ikan di Desa Tunjungrejo untuk bergabung Insubagyo, Tjipto Hartono, Herni Susilowati,
dalam kelompok. Hal tersebut juga diungkapkan Widhi Sunarno, Yusuf Trang Firman, Eddy
oleh Bapak Insubagyo dalam wawancara pada Prasetyo, Sutriyo, Dini Wigati, Suproyo, Sugeng
November 2014, bahwa : Leksono, dan Tri Priyono.
“Kelompok budidaya ikan ini memang
dibentuk dari inisiatif dan semangat warga c. Struktur Organisasi Kelompok Pembudidaya
sendiri dengan mendirikan kelompok yang Ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo
bisa memberikan kesempatan dan Tabel Susunan Pengurus Kelompok Pembudidaya
pengalaman bagi masyarakat desa Ikan Mino Tirtorejo
Tunjungrejo mengenal dunia usaha.”
Berdasarkan pernyataan wawancara diatas, No. SUSUNAN NAMA KETERANG
kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) PENGURUS AN
Mino Tirtorejo ide membentuk kelompok
tersebut berasal dari pemikiran empat orang 1 KETUA 1 INSUBAGY MERANGKA
kepala keluarga yang sepaham untuk mempunyai O P ANGGOTA
wadah untuk berorganisasi para pembudidaya.
Kegiatan perikanan masyarakat Tunjungrejo 2 KETUA 2 SUTRIYO MERANGKA
dimulai oleh sebagian pembudidaya pernah P ANGGOTA
melakukan kegiatan budidaya lele, namun 3 SEKRETARIS WIDHI MERANGKA
hasilnya tidak sebanding dengan biaya SUNARNO P ANGGOTA
perawatannya dan rugi. Akhirnya, memilih ikan
gurame sedang menjadi sektor usaha perikanan 4 BENDAHARA SUPRACON MERANGKA
yang populer. Harga jual dipasar stabil atau O P ANGGOTA
relatif tinggi sehingga menjadi sektor usaha yang
menarik untuk dikelola. Penjualan ikan gurame 5 SEKSI SAPROKAN MAHARGY MERANGKA
diserahkan kepada tengkulak dengan O P ANGGOTA
menghubungi via telepon dengan menimbang
hasil panen dan uang penjualan dapat diserahkan 6 SEKSI PEMASARAN YUSUF MERANGKA
langsung atau menunggu seminggu kemudian. TRANG P ANGGOTA
Pemasarannya sampai ke Surabaya, Probolinggo, FIRMAN
Banyuwangi dan Bali.
Nama Mino Tirtorejo sendiri berasal dari kata Sumber : Dokumen Berita Acara POKDAKAN Mino
Mino dalam bahasa jawa yang berarti ikan, tirto Tirtorejo tahun 2012
yang berarti air dan rejo yang berarti ramai. Dari 1. Ketua kelompok bertugas tugas dari ketua
pemilihan nama kelompok diharapkan di Desa kelompok adalah untuk memimpin,
Tunjungrejo banya memiliki kolam yang ikan mengkoordinir setiap kegiatan dalam kelompok.
banyak, berarti menunjukkan orang atau Ketua kelompok Mino Tirtorejo dipercayai
karena pernah mengikuti berbagai kegiatan dan Perikanan Kabupaten Lumajang. Hal
dalam bidang perikanan. Sehingga, sedikit tersebut dilakukan guna menghindari kelompok
banyak pengetahuan dan informasi bisa yang dibentuk secara mendadak atau kelompok
diberikan kepada anggota kelompok. Termasuk yang sengaja dibentuk untuk memperoleh
dalam kegiatan pelatihan yang diwakili oleh bantuan saja tanpa memiliki profil organisasi
ketua kelompok dan ilmu yang didapatkan akan yang jelas. Tenaga pendamping penyuluh
diberikan kepada anggota. perikanan kelompok pembudidaya ikan
2. Sekretaris mempunyai tugas untuk mencatat (POKDAKAN) Mino Tirtorejo terletak di kantor
semua kegiatan yang dilakukan dalam kelompok. Kecamatan Yosowilangun oleh Bapak Irfan
Terkait hasil penjualan, mencatat saat sedang Agus Cahyono.
dilakukan pertemuan. Program pemberdayaan kelompok
3. Bendahara memiliki tugas untuk mengatur pembudidaya ikan (POKDAKAN) terangkum
keuangan kelompok. Bendahara mencatat setiap dalam kegiatan pengembangan usaha mina
kegiatan yang berhubungan dengan keluarnya pedesaan perikanan budidaya (PUMP-PB)
dana dan membuat pembukuan untuk data sebagai sarana penyaluran bantuan langsung
penghasilan anggota. masyarakat untuk membangun usaha yang
4. Seksi Saprokan merupakan singkatan dari berkembang bagi seluruh anggota kelompoknya.
sarana produksi perikanan yang tugasnya Tujuan dari pengembangan usaha mina
berkaitan dengan benih dan obat untuk ikan. pedesaaan (PUMP) Perikanan Budidaya adalah
Jadi, seksi saprokan mengurusi kepentingan meningkatkan kemampuan usaha, produksi
sarana dan prasarana usaha perikanan, seperti perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja,
tabur benih, bibit hingga sampai pemasarannya. pendapatan dan kesejahteraan, pengembangan
Untuk mendapatkan bibit bisa membeli pada wirausaha dan memperkuat kelembagaan
kelompok lain atau melalui unit pembenihan POKDAKAN serta meningkatkan kualitas
rakyat (UPR) melalui Dinas Kelautan dan lingkungan.
Perikanan Kabupaten Lumajang. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha
5. Seksi pemasaran. Memiliki tugas untuk Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Budidaya
membantu menjualkan hasil panen para pada tahun 2011 dalam rangka pengentasan
pembudidaya dengan mencari tengkulak dan kemiskinan melalui peningkatan produksi dan
saling berkaitan dengan seksi saprokan untuk produktivitas usaha perikanan skala mikro.
melengkapi kebutuhan pembudidaya. Selain itu, dirancang untuk meningkatkan
kemampuan kelompok pembudidaya ikan
2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada (POKDAKAN) dalam mengembangkan usaha
Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) produktif dibidang pembudidayaan ikan dalam
Mino Tirtorejo rangka mendukung peningkatan produksi,
kemampuan, pendapatan, penyerapan tenaga
Penelitian ini menjelaskan tentang kerja dan penumbuhan wirausaha perikanan
pemberdayaan ekonomi pada sebuah kelompok budidaya.
pembudidaya ikan (POKDAKAN) Mino
Tirtorejo di Desa Tunjungrejo Kecamatan Untuk mendeskripsikan bagaimana
Yosowilangun Kabupaten Lumajang yang pemberdayaan ekonomi pada Kelompok
merupakan kumpulan pembudidaya ikan gurame Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Mino
yang menjalankan usaha yang memiliki tujuan Tirtorejo, maka peneliti menggunakan
untuk memperbaiki perekonomian, pendekatan CIPOO (Context, Input, Process,
mengembangkan jiwa kewirausahaan Output, Outcome) dalam Sulistiyani (2004: 117),
pembudidaya agar semakin produktif dan yaitu :
meningkatkan partisipasi yang tinggi. Kelompok 1. Context
Pembudiaya Ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo Context program atau kegiatan yang perlu
di Desa Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun dituangkan dalam program pemberdayaan agen
Kabupaten Lumajang. pembaharu hendaknya meliputi :
Kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN)
Mino Tirtorejo berada dalam binaan Dinas a. Aspek Kelembagaan
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang.
Untuk tim pembinaan pada kelompok POKDAKAN Mino Tirtorejo diawali
pembudidaya ikan (POKDAKAN) dari Dinas dari inisiatif pembudidaya di Desa
Kelautan dan Perikanan bagian yang membantu Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun
adalah bidang kelembagaan dan sumber daya Kabupaten Lumajang yang memiliki
manusia dan bidang budidaya perikanan. Kedua kemampuan budidaya ikan sebagai salah
seksi tersebut dibentuk agar pembentukan satu wujud pengembangan sumber daya
kelompok pembudidaya ikan di Lumajang dapat manusia dan kegiatan usaha ekonomi.
secara resmi diketahui oleh pihak Dinas Kelautan Berdasarkan hasil penelitian terdapat
pengurus pada kelompok pembudidaya ikan anggota kelompok yang menggunakan
Mino Tirtorejo yang didalamnya terdapat kesempatan mengambil keuntungan sendiri.
ketua, wakil, ketua, sekretaris, bendahara, Selain itu, manajemen kelompok dengan
seksi saprokan dan seksi pemasaran dengan membuka jaringan dengan pihak luar juga
tugas dan fungsi yang diberikan. sudah terjalin dengan baik untuk membantu
Berdasarkan hasil wawancara dan kelompok dalam hal permodalan dan
observasi dengan Bapak Insubagyo binaan terkait pinjaman kredit lunak.
kelompok pembudidaya ikan Mino Dari segi aspek manajamen kelompok
Tirtorejo sudah memiliki aturan berupa pembudidaya ikan (POKDAKAN) Mino
anggaran dasar yang dibuat pada saat Tirtorejo Desa Tunjungrejo sudah
pembentukan pada tahun 2012. Wujud aktif menerapkan manajemen yang baik dalam
kelembagaan kelompok Mino Tirtorejo organisasinya.
didasari adanya pertemuan kelompok yang
rutin diselenggarakan paling tidak setiap c. Aspek Kinerja Organisasi
minggu ketiga dan menjalin komunikasi
antar pembudidaya secara komunikatif. Istilah organisasi dapat mengacu pada
POKDAKAN Mino Tirtorejo memiliki proses pengorganisasian yaitu pengaturan
prestasi berupa piagam pegukuhan sebagai pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan
wujud nyata keberadaan organisasi diantara anggota organisasi sehingga tujuan
masyarakat perikanan yang mandiri. Hal organisasi dapat dicapai efisien.
tersebut membuktikan adanya sikap Pengorganisasian berarti mengkoordinir
kepemimpinan yang baik untuk sumber daya manusia dan sumber daya
mewujudkan kelembagaan yang mandiri bahan yang dimiliki organisasi. Aspek
dan berkembang. organisasi merupakan salah satu aspek yang
dapat melihat keberdayaan sebuah lembaga.
b. Aspek Sistem Manajemen Berdasarkan hasil penelitian pada
POKDAKAN Mino Tirtorejo kinerja
Kelompok tanpa adanya sistem organisasi dipantau berdasarkan pertemuan
manajemen akan menjadi kacau dan bahkan rutin. Pertemuan tersebut biasanya terbagi
gulung tikar. Berdasarkan hasil penelitian khusus untuk pengurus dan keseluruhan
melalui wawancara dengan Bapak pembudidaya. Untuk pengurus tugas yang
Insubagyo pada aspek sistem manajamen diberikan diserahkan kepada fungsi masing-
kelompok pembudidaya ikan masing, sehingga untuk memudahkan
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo belum memantau kinerja biasanya diadakan
mendapatkan pelatihan manajemen. Sistem pertemuan sendiri, beda dari pertemuan
manajemen tumbuh dengan sendirinya, anggota. Berdasarkan hasil wawancara
sesuai dengan pengalaman pribadi masing- terdapat kekurangan dalam pelaksanaan
masing pemgurus kelompok. Namun, kinerja pengurus yang diketahui masih
pantauan dari Dinas tidak pernah lepas mengandalkan ketua kelompok.
untuk melihat laporan hasil kelompok Mino Dari hasil kinerja organisasi kelompok
Tirtorejo. Mino Tirtorejo perlu mendapatkan
Walaupun dalam aspek manajemen perhatian dan kegiatan musyawarah sebagai
kelompok pembudidaya ikan ruang diskusi dan memantau sejauh mana
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo berjalan kinerja pengurus hendaknya dipertahankan
mandiri pada nyatanya hasil yang diperoleh agar hasil kerjanya dapat berguna untuk
baik. Kegiatan sistem manajemen keuangan penguatan kelembagaan perikanan
yang sudah dilakukan di POKDAKAN budidaya dalam mengembangkan usaha
Mino Tirtorejo baik. Sesuai dengan sistem pembudidaya.
manajemen pada kelompok pembudidaya
ikan. Seperti, penarikan uang iuran d. Aspek Penguasaan Materi
kelompok sebesar Rp 5000,00 setiap Pemberdayaan
pertemuan bulanan sebagai uang khas
kelompok yang digunakan untuk kebutuhan Kelompok pembudidaya ikan
administrasi kelompok Mino Tirtorejo. (POKDAKAN) Mino Tirtorejo di Desa
Pembagian dana sebanyak Rp Tunjungrejo sebagai agen pembaharu sudah
65.000.000,00 berupa bantuan modal yang memberikan materi terkait dengan budidaya
didapat pada tahun 2013 bagi tiap anggota ikan gurame. Dimana,penguasaan materi
kelompok Mino Tirtorejo yang aktif dan pemberdayaan sudah baik walaupun
terdaftar sudah diatur dan dijalankan pelaksanaannya hanya berlangsung secara
dengan merata yang pengelolannya otodidak dan bekal dari pengalaman ketua
dikoordinir secara bersamaan. Tidak ada dalam mengikuti pelatihan Di Hotel Oval
Surabaya dengan materi cara budidaya ikan Tirtorejo di Desa Tunjungrejo Kecamatan
yang baik (CBIB). Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
Dari aspek materi pemberdayaan sudah
dilaksakanakan berpedoman pada 3. Process
pengembangan wawasan dan keterampilan Serangkaian langkah atau tindakan yang
pembudidaya ikan untuk perbaikan ditempuh untuk memberdayakan agen
perekonomian rumah tangga melalui pembaharu. Process adalah seluruh kegiatan
POKDAKAN Mino Tirtorejo. Namun, atau langkah-langkah secara bertahap yang
perlu ditingkatkan dengan menggandeng dilakukan dalam rangka pemberdayaan agen
para ahli sebagai pembicara atau pemateri pembaharu, yakni terdiri atas:
agar agen pembaharu menguasai aspek
materi pemberdayaan secara menyeluruh a. Pendekatan capacity building untuk
dan mendapatkan perhatian lagi. pemberdayaan kelembagaan agen
2. Input pembaharu
Pengertian Input menggambarkan sumber
daya, fasilitas yang diperlukan dalam Pembentukan POKDAKAN
memberdayakan agen pembaharu. Input adalah menciptakan sebuah lembaga bagi
potensi internal yang dimiliki oleh agen masyarakat perikanan Desa Tunjungrejo.
pembaharu dan eksternal yang berkaitan Dalam sisi kelembagaan, para pembudidaya
dengan agen pembaharu dan memiliki potensi mendapatkan berbagai bentuk dukungan
untuk memberikan kontribusi pada proses sebagai bantuan yang diberikan melalui
pemberdayaan agen pembaharu. kelompok. Guna meningkatkan kualitas
Berdasarkan potensi sektor perikanan di kemampuan dalam memanen ikan gurame
Kabupaten Lumajang yang memiliki peluang yang baik dan pembentukan kelompok
besar sebagai bidang usaha produktif sesuai dengan prosedur kelembagaaan
masyarakat. Begitu pula dengan, keberadaan perikanan budidaya, para pembudidaya
wadah pembudidaya ikan dalam kelompok diberikan pembinaan dan informasi pada
juga didukung dengan faktor internal yang saat pembentukan POKDAKAN Mino
berkaitan dengan sumber daya manusia. Tirtorejo. Pembinaan dan pelatihan tersebut
Sumber daya manusia pada kelompok Mino sudah diberikan oleh Dinas Kelautan dan
Tirtorejo yaitu keberadaan pengurus, dipilih Perikanan Kabupaten Lumajang berkaitan
oleh anggotanya sendiri. Hal tersebut, dengan teknis budidaya. Para pembudidaya
dicocokan dengan pengalaman yang dimiliki yang semula hanya merawat ikan dan
oleh pengurus dalam organisasi. mengelola usaha dengan wawasan
Untuk memaksimalkan kemampuan dan sederhana yang didapatkan dari pengalaman
keterampilan sebuah kelompok pembudidaya pribadi, dengan munculnya kelembagaan
dalam rangka upaya pemberdayaan sangat kelompok pembudidaya ikan Mino
diperlukan. Kemampuan tersebut diperlukan Tirtorejo memudahkan komunikasi untuk
adanya sumber daya yang mumpuni dan pembinaan atau penyuluhan yang diberikan
fasilitas bagi agen pembaharu. Fasilitas dalam program pemberdayaan. Walaupun,
eksternal yang sudah diperoleh terkait akses pembinaan dan penyuluhan kelembagaan
teknologi canggih seperti mesin dan penguatan yang diberikan sifatnya insidentil dan
modal. belum berkelanjutan untuk pembudidaya
. Melalui agen pembaharu penguasaan ikan di Desa Tunjungrejo.
terhadap penggunaan teknologi untuk kolam Berdasarkan hasil wawancara
dapat mengembangkan pengetahuan kelompok Mino Tirtorejo dengan Bapak
pembudidaya dalam merawat dan memelihara Insubagyo dan Bapak Tjipto menyatakan,
ikan gurame. Selanjutnya, fasilitas yang bahwa belum memperoleh pelatihan secara
diperlukan agen pembaharu adalah dukungan menyeluruh. Pelatihan hanya diikuti oleh
modal usaha. Dukungan tersebut digunakan perwakilan kelompok yang diwakilkan
untuk membantu usaha budidaya yang belum ketua saja. Hal tersebut disayangkan,
maksimal. Pemberian hibah pada tahun karena pembudidaya yang lainnya juga
pertama dan kredit lunak Bank BRI Kabupaten ingin mendapatkan kesempatan pelatihan
Lumajang sebagai dukungan modal usaha yang yang sama, terutama pada bidang
membantu para pembudidaya ikan di Desa pembenihan bibit ikan. Pelatihan yang
Tunjungrejo. Kredit yang diajukan di Bank diperoleh pun berkala dalam jangka waktu
BRI cocok untuk pembudidaya kelompok 1 tahun sampai 2 tahun.
Mino Tirtorejo, karena pengembalian pinjaman
pada tahun pertama tidak diberi bunga baru
pada tahun kedua dikenakan bunga 5,5%.
Salah satunya keberadaan POKDAKAN Mino
b. Pendekatan new public management agen pembaharu menguasai aspek dan
(NPM) untuk meningkatkan substansi kemiskinan, mampu
kemampuan manajerial agen pembaharu menentukan solusi dan pendekatan yang
secara internal tepat untuk menciptakan kemandirian
masyarakat.
Untuk meningkatkan kemampuan Berdasarkan hasil wawancara dengan
manajerial secara internal kelompok Bapak Insubagyo, pemberian wawasan
pembudidaya ikan (POKDAKAN) Mino pengetahuan dengan memberikan
Tirtorejo salah satunya mengadopsi dari sosialisasi kepada masyarakat di Desa
pendekatan new public management Tunjungrejo agar tertarik dan paham
(NPM). Dimana, komponen pendekatan tentang budidaya ikan gurame. Pada
tersebut berisi kinerja manajemen awalnya, pemberian sosialisasi pada sektor
kelompok dengan tujuan yang berkaitan lele dumbo untuk mengenalkan kepada
dengan perekonomian pembudidaya. masyarakat bidang usaha perikanan yang
Pendekatan tersebut dterapkan untuk terorganisir. Sedangkan, untuk budidaya
kepentingan manajerial kelompok belum ikan gurame juga sudah mendapatkan
terealisasikan, Berdasarkan hasil sosialisasi pada saat pembentukan
wawancara dengan Bapak Insubagyo bahwa kelompok Mino Tirtorejo pada tahun 2012.
kegiatan pengurus dan manajemen usaha Kelompok mencoba mengenalkan secara
berjalan dengan sendirinya berdasarkan mandiri masyarakat dan anggota belum
pengalaman pengurus yang terlibat di dilakukan secara spesifik. Hal tersebut,
berbagai kegiatan perikanan. Tentu saja, hal dilakukan karena beberapa masyarakat
tersebut perlu mendapatkan perhatian. Hasil mulai melihat keberhasilan pembudidaya
dari pengalaman manajerial kelompok yang namun belum mau bergabung dengan
dilakukan dalam pertemuan rutin, tetapi kelompok.
untuk lebih memperbarui aktifitas
manajemen kelompok perlu ditunjang Pentingnya pemberian pengetahuan
pelatihan untuk pengurus kelompok. melalui sosialisasi bagi pembudidaya ikan
sebagai sarana untuk lebih mengutamakan
Pendekatan ini juga menjelaskan kualitas usaha yang digeluti agar semakin
hubungan yang sudah terdapat hubungan berkembang dan mampu membuka usaha
kerjasama yang dijalin kelompok Mino ekonomi rumah tangga berdasarkan
Tirtorejo dengan Dinas Kelautan dan kemampuan sumber daya yang dimiliki.
Perikanan Kabupaten Lumajang, rekan
kelompok pembudidaya ikan di wilayah 4. Output
lain serta pengepul hasil panen ikan gurame Sebagai agen pembaharu langkah untuk
di Desa Tunjungrejo dan belum terdapat menjadi agen yang berdaya telah dilalui
hubungan dengan pihak swasta. Selain kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN)
dengan pihak-pihak diatas, hubungan Mino Tirtorejo, hal tersebut terbukti dari
eksternal juga dapat dibina dengan adanya perubahan kegiatan usaha ekonomi
universitas untuk membantu pembudidaya yang dilakukan pembudidaya. Sebelum
memperoleh informasi terkait pakan, obat membentuk kelompok, pembudidaya kesulitan
ikan dan lainnya secara menyeluruh. mendapatkan mitra dan bantuan yang
mendukung untuk kemampuan sumber daya
c. Pendekatan kinerja untuk manusia dan cara budidaya ikan. Setelah
peningkatan kinerja organisasional agen terbentuk dan bergabung dalam kelompok,
pembaharu sangat membantu pembudidaya untuk
Pendekatan kinerja agen pembaharu mengembangkan usaha yang menghasilkan
terkait dengan pembagian fungsi peningkatan signifikan pada luas kolam yang
kepengurusan yang bisa dievalusi pada saat dimiliki pembudidaya, seperti Bapak Tri
pertemuan rutin untuk memberikan Priyono pada masa 2012/2013 luas kolam 57
masukan dan penilaian. m2 dan periode 2013/2014 96 m2. Kelompok
Dengan keberadaan kelompok Mino Tirtorejo menjadi sebuah wadah untuk
pembudidaya ikan (POKDAKAN) Mino memberdayakan masyarakat secara bersama
Tirtorejo mewujudkan sumber daya dengan prestasi kelas madya yang dimiliki
manusia yang terbuka dan bertanggung kelompok menuju masyrakat perikanan yang
jawab terhadap organisasinya. mandiri.
Namun, berdasarkan hasil observasi
d. Pendekatan substansial melalui ditemui anggota kelompok mengalami
pengorganisasian pembaharu penurunan jumlah akibat tidak aktifan dalam
knowledge, attitude, practice (KAP) agar
kelompok dan faktor meninggal sehingga yang 1) Output pemberdayaan level 1,
tersisa saat ini 12 orang. Untuk kelembagaan dengan struktur
Berdasarkan hasil wawancara Bapak organisasi sudah berjalan dengan baik
Insubagyo menyatakan bahwa kelompok Mino dengan pembentukan kepengurusan sesuai
Tirtorejo sudah memiliki perencanaaingin dengan fungsinya masing-masing. Gaya
membangun semacam lumbung untuk tempat kepemimpinan yang visioner juga sudah
pakan ikan yang juga memiliki keinginan dilakukan dengan baik dengan
untuk bekerja sama dengan pihak swasta. memberikan motivsi para pembudidaya.
Monitoring dalam kelompok juga tidak lepas Perencanaan kelompok pembudidaya ikan
dari pantauan terkait pengembalian pinjaman (POKDAKAN) Mino Tirtorejo juga sudah
kredit yang berjalan baik dan tindakan tegas dicanangkan.Hubungan dan komunikasi
apabila anggota tidak menjalankan sesuai interaksi berjalan dengan baik. Kelompok
prosedur. pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Mino
Tetapi, muncul permasalahan yang Tirtorejo melakukan pertemuan insidentil
terkadang masih dirasakan oleh pembudidaya bagi pengurus untuk membahas
terkait tengkulak yang menjualkan hasil panen. keberlangsungan organisasi. Kelompok
Diketahui, sempat terdapat tindakan pembudidaya ikan menjadi salah satu
memanipulasi harga dengan harga jual yang indikator yang sudah berdaya.
rendah oleh tengkulak. Untuk itu penguatan
pengawasan kelompok perlu ditekankan pada 2) Output pemberdayaan level II
POKDAKAN Mino Tirtorejo.
5. Outcome Berkaitan dengan manajemen kelompok
Berdasarkan hasil wawancara, bahwa usaha pembudidaya ikan Mino Tirtorejo sudah
ekonomi pada bidang perikanan budidaya berjalan dengan baik. Terdapat keterbukaan
berdampak pada perekonomian rumah tangga dalam mengatur keuangan kelompok.
anggota kelompok. Hal tersebut terlihat dari Apabila, ada pengurus yang tidak berkenan
meningkatnya hasil produksi usaha dan akan ditindaklanjuti bahkan bisa dinon-
pendapatan setelah pembudidaya membentuk aktifkan menjadi pengurus kelompok Mino
POKDAKAN Mino Tirtorejo dan dilandasi Tirtorejo. Kemitraan memang sudah
pola pemberdayaan. terjalin, namun belum mencakup pihak lain
Adapun tingkat keberdayaan yang diperoleh untuk memberikan materi atau pelatihan
adalah : keterampilan lainnya kepada pembudidaya
a. Tahap I, agen pembaharu berdaya sebagai Mino Tirtorejo.
mitra kerja/pendamping dalam evaluasi
program pemberdayaan masyarakat. Selain itu, kurangnya dukungan
b. Tahap II, agen pembaharu berdaya sebagai pelatihan manajemen usaha untuk
mitra kerja/pendamping dalam implementasi menguatkan dan menjadikan kelompok
program pemberdayaan masyarakat. Mino Tirtorejo menjadi kelompok yang
c. Tahap III, agen pembaharu berdaya sebagai mandiri dengan kapasitas kemampuan yang
mitra kerja/pendamping dalam advokasi. dimiliki pembudidaya dalam menjalankan
d. Tahap IV, agen pembaharu berdaya sebagai organisasi.
mitra dalam perencanaan hingga evaluasi
program pemberdayaan masyarakat. V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok pembudidaya ikan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo, yakni sebagai diatas dapat ditarik kesimpulan berkaitan dengan
agen pembaharu yang bermitra dengan pemberdayaan ekonomi pada kelompok
Pemerintah dalam program pemberdayaan. pembudidaya ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo di
Sebagai agen pembaharu, POKDAKAN Mino Desa Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun
Tirtorejo sebagai organisasi yang establish Kabupaten Lumajang dimana sudah berjalan baik,
sudah tercapai. Dari aspek organisasi walaupun beberapa aspek ditemui masih ada
kelompok Mino Tirtorejo berjalan dengan baik, kekurangan. Adapun rincian hasil penelitian terkait
hal tersebut dilihat dari kegiatan yang dengan keberdayaan ekonomi menggunakan
dilakukan masih aktif walapun pertemuan rutin pendekatan model CIPOO (Context, Input, Process,
dilakukan beberapa bulan sekali dan Ouput dan Outcome) dalam Sulistiyani (2004: 117),
komunikasi antar pengurus maupun anggota yaitu :
berjalan dengan baik. Pertama, berkaitan dengan aspek Context yang
Melihat dari kemampuan yang dimiliki oleh didalamnya terdapat beberapa aspek seperti, aspek
POKDAKAN Mino Tirtorejo telah memenuhi kelembagaan, aspek manajemen, aspek organisasi
syarat menjadi sebuah lembaga yang bermitra dan aspek terkait materi pemberdayaan. Untuk aspek
dengan Pemerintah. kelembagaan sendiri, kelompok pembudidaya ikan
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo mempunyai stuktur untuk pengurus saja. Kelompok Mino Tirtorejo
organisasi dengan rincian pengurus dan beberapa pernah mendapatkan sosialisasi, namun belum
seksi yang menunjang kepengurusan anggota berkelanjutan dan mencoba menarik minat
kelompok dan kinerja yang baik sesuai dengan tugas masyarakat Tunjungrejo secara mandiri.
masing-masing berdasarkan fungsinya dan terdapat Keempat, Output yang dicapai dan dihasilkan
prestasi yang diraih melalui piagam tahap dua atau POKDAKAN Mino Tirtorejo yaitu luas kolam yang
pada kelas madya untuk menuju kelas utama atau semula sedikit kini pembudidaya sudah memiliki
mandiri. Pemberian sudah baik, dengan inisiatif kolam yang banyak dan berdampak pula untuk
ketua kelompok memberikan wawasan budidaya perekonomian keluarga. Selain itu, terdapat
ikan gurame dengan ilmu yang diperoleh. Namun, pelatihan walaupun sifatnya berkala, sudah memiliki
berdasarkan observasi peneliti belum ditemukan gambaran perencanaan untuk pembudidaya ikan
kantor sekretariat dan bagan organisasi. Kekurangan dengan mendirikan lumbung penyimpanan pakan
pada aspek sistem manajemen juga perlu pelatihan ikan. untuk pengembalian kredit sudah berjalan
kegiatan manajemen berdasarkan pengalaman sesuai prosedur dan akses pemasaran sudah sudah
pengurus saja. Kinerja organisasi juga perlu ditangani oleh tengkulak, tetapi memerlukan
diperhatikan pelaksanaannya agar tidak merugikan pengawasan lebih lanjut agar harga panen tidak
beberapa pihak, walaupun hasilnya kinerjanya sudah sembarangan.
baik. Untuk pemberian materi pemberdayaan terkait Kelima, Outcome yang merupakan wujud dari
budidaya ikan pada kelompok perlu diberikan secara peningkatan perekonomian pembudidaya dengan
berkelanjutan dan adanya jalinan kerjasama ahli hasil panen yang diperoleh. Dilihat dari data
untuk memberikan masukan dan pengetahuan bagi pendapatan pembudidaya mendapatkan keuntungan.
pembudidaya setempat. Dari penerapan model pemberdayaan dengan
Kedua, terkait Input merupakan keberadaan pendekatan CIPOO didapati aspek keberdayaan
sumber daya internal dan eksternal yang mumpuni ekonomi kelompok pembudidaya sudah mampu
sebagai agen pembaharu yang berdaya. Sumber daya diwujudkan dengan bukti peningkatan pendapatan
internal yang berada pada kelompok pembudidaya serta permodalan yang memudahkan melalui akses
ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo diwujudkan peminjaman kredit Bank untuk pengembangan usaha
dengan keberadaan pembudidaya yang juga sebagai pembudidaya. Adanya pengembangan usaha melalui
pengurus kelompok dan anggota yang dipilih budidaya ikan gurame menjadi salah satu kegiatan
berdasarkan pengalaman pribadi pengurus.yang ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat dan
sudah berjalan baik. Untuk sumber daya eksternal menjadikan kelompok pembudidaya yang mandiri.
sudah memperoleh fasilitas untuk menunjang
pemberdayaan pada kelompok pembudidaya ikan B. Saran
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo selanjutnya Sesuai dengan kesimpulan yang diperoleh dari
berkaitan dengan bantuan modal dan teknologi bagi penelitian mengenai pemberdayaan ekonomi pada
pembudidaya Mino Tirtorejo yang dibagikan secara Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Mino
rata sesuai dengan anggota yang terdaftar dan masih Tirtorejo diatas, maka peneliti memberikan beberapa
aktif. saran yang dapat dijadikan masukan dan bahan
Ketiga, berkaitan dengan proses pemberdayaan pertimbangan untuk menjalankan kegiatan berikutnya
yang didalamnya terdapat beberapa aspek yang agar lebih baik lagi. Adapun saran-saran tersebut yakni,
dapat mengasah kemampuan dan keterampilan sebagai berikut :
kelompok pembudidaya dalam meningkatkan usaha 1. Merespon dari kekurangan yang terdapat pada
budidaya dengan mengikuti pelatihan cara budidaya indikator Context, maka diperlukan pelatihan atau
ikan yang baik (CBIB) di Surabaya, pelatihan pembinaan manajemen untuk mengasah kemampuan
makanan beku bagi istri pembudidaya dengan dalam organisasi perikanan hendaknya perlu
mengirimkan 2 perwakilan dan study banding diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
melihat perkembangan POKDAKAN di Kabupaten Kabupten Lumajang. Mengingat, kelembagaan
lainnya. Namun, proses pelatihan tersebut belum perikanan dijalankan oleh pembudidaya sendiri
didapatkan secara menyuluruh. Melihat kegiatan dengan kemampuan seadanya dan hendaknya
manajerial kelompok, hanya ditunjang dalam diperhatikan dan ditingkatkan. Dalam POKDAKAN
pertemuan rutin dan didorong pengalaman pribadi Mino Tirtorejo hendaknya memiliki inisiatif
pengurus kelompok. Selain itu, kelompok Mino menjalin kerjasama dengan ahli untuk memberikan
Tirtorejo belum menjalin hubungan kerjasama masukan dan pengetahuan tentang perikanan
dengan pihak swasta. Namun, kelompok Mino budidaya bagi pembudidaya.
Tirtorejo telah menjalin hubungan kerjasama dengan 2. Pada aspek Process hendaknya memberikan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten sosialisasi secara langsung dari instansi terkait yang
Lumajang, Bank BRI Kabupaten Lumajang, sifatnya rutin kepada pembudidaya dan masyarakat
kelompok pembudidaya ikan di luar Desa Desa Tunjungrejo. Sehingga, usaha perikanan
Tunjungrejo dan tengkulak. Selain itu, terdapat budidaya ikan air tawar mampu menumbuhkan
evaluasi yang tujuan untuk menilai kinerja pengurus antusiame masyarakat sekitar dalam bidang usaha
dengan melakukan pertemuan insidentil atau hanya budidaya.
3. Memberikan pelatihan secara menyeluruh yang Mahmudi. 2003. NEW PUBLIC MANAGEMENT
utamanya untuk anggota kelompok pembudidaya (NPM): PENDEKATAN BARU MANAJEMEN
ikan (POKDAKAN) Mino Tirtorejo. Dimana, SEKTOR PUBLIK , Vol. 6 No. 1, 2003 Hal: 69 -
kemampuan pembudidaya pun juga bertambah tidak 76.(http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/artic
hanya pada sektor pembesaran ikan gurame dapat le/view/919), diakses pada tanggal 02 Mei 2015).
merambah pada pembenihan bibit gurame yang
dilakukan sendiri oleh pembudidaya setempat Mardikanto, Totok dan Soebiato. 2013. Pemberdayaan
sehingga mewujudkan masyarakat mandiri. Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan
4. Pada aspek Output dan Outcome, diharapkan Publlik . Bandung: Alfabeta.
pengurus kelompok pembudidaya ikan Miles, Mattew B & Huberman, A. Michael. 1992.
(POKDAKAN) Mino Tirtorejo lebih memperhatikan Analisis Data Kualitatif. Jakarta : University
pada pengawasan baik untuk tengkulak dan hasil Indonesia Press.
panen pembudidaya, agar tidak ditemui lagi Moeloeng, J. Lexy. 2011. Metodologi Penelitian
kecurangan. Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja
DAFTAR PUSTAKA Rosdakarya.

Abdillah, Arif. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Moeloeng, J. Lexy. 2012. Metodologi Penelitian
Di “Kampoeng Batik” Jetis Kabupaten Sidoarjo Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja
(Studi Kasus pada Pengrajin Batik Tulis Jetis). Rosdakarya.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya : Program Omika, Hefri Asra. 2013. Kelompok Sosial. (Online)
Strata Satu Universitas Negeri Surabaya. (https://infosos.wordpress.com/kelas-xi-
Afifudin & Saebani, B.A. 2009. Metodologi Penelitian ips/kelompok-sosial), diakses pada bulan
Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia. 21 April 2015).
Amanah, Nur Putri. 2009. Pemberdayaan Ekonomi Pedoman teknis PUMP Perikanan Budidaya tahun 2013.
Kelompok Usaha Rumah Tangga Berbasis Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Modal Sosial (Studi Kasus: Kelompok Usaha Indonesia Nomor 2/Permen-KP/2013 (Online),
Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat (http://www.djpt.kkp.go.id/index.php/arsip/),
Banten). Skripsi. Bogor : Fakultas Ekologi, diakses pada April 2015.
Manusia Institut Pertanian Bogor. Profil Desa Tunjungrejo tahun 2014 di Kantor Balai
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Desa Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun
Pendekatan Pratik. Jakarta: Rineka Cipta. Kabupaten Lumajang.
Bashith, Abdul. 2012. Ekonomi Kemasyarakatan Visi & Profil Potensi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Strategi Pemberdayaan Sektor Ekonomi Lemah. Lumajang(Online),
Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota (http://lumajangkab.go.id/perikanan.pdf), diakses
IKAPI). pada Januari 2015.
Dokumen Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Sabardi, Agus. 2001. Manajamen Pengantar Edisi
Mino Tirtorejo tahun 2012. Revisi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Guntur, Effendi M. 2009. Kube Sebagai Suatu Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Paradigma Alternatif DalamMembangun Soko
Guru Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Jakarta: Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat
CV Sagung Seto. Memberdayakan Masyarakat Kajian Strategis
http://lumajangkab.go.id/perikanan.pdf, diakses pada Pembangunan Kesejahteraan Sosial &
bulan Januari 2015. Pekerjaan Sosial, Bandung: PT Refika Aditama.
http://www.kompasiana.com/robin_kfc/sumber-daya- Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.
perikanan-sebagai-tulang-punggung- Bandung: Alfabeta.
perekonomian- Sugiyono. 2011. Memahami Penelitian Kuantitatif
indonesia_55111a3b8133116b41bc5feb, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
diakses pada tanggal 14 Juli 2015. Sulistiyani, Ambar. 2004. Kemitraan dan Model-model
http://www.suarasurabaya.net/jaringradio/news/2013/11 Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.
4126-Kabupaten-Lumajang-Terus- Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan Dan
Didorong-Menuju-Minapolitan, diakses Kemiskinan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
tanggal 01 Mei 2015. www.depkop.go.id, diakses pada Januari 2015.
http://uppsembada.blogspot.com/2008/03/model-
pembinaan-kelembagaan-pokdakan_27.html, diakses
pada tanggal 20 Juni 2015.
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor KEP.14/MEN/2012. (Online),
(http://aplikasipupi.kkp.go.id/download/61660_
KEP_14_MEN_2012_PENUMBUHAN_KELE
MBAGAAN_PELAKU_UTAMA_PERIKANA
N.pdf), diakses pada Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai