Anda di halaman 1dari 20

PERAN LSM DALAM KEGIATAN PEMBERDAYAAN

NELAYAN
DI PROVINSI RIAU
MISWADI, S.Pi, M.Si
(Mangrove Research Institute)
Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi UU Nomor 7 Tahun 2016 dan Focus Group
Discussion (FGD) Pengembangan Kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan
di Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UR (Pekanbaru), 22 September 2016

PENDAHULUAN

Lembaga Swadaya Masyarakat

Suatu lembaga yang dengan sukarela memfokuskan diri dalam kegiatannya sebagai
wujud partisipasi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat

Kegiatan yang dilakukan diantaranya pendampingan dan pemberdayaan masyarakat


nelayan/pesisir

Nelayan, masyarakat pesisir yang bergerak di bidang usaha:

Perikanan tangkap

Perikanan budidaya

Perikanan pengolahan

Pemberdayaan nelayan lebih kepada pengelolaan sumberdaya alam (pesisir


dan laut) untuk tetap menjadi jaminan hidup nelayan

Isu Pengelolaan Sumberdaya Alam


(Pesisir dan Laut)

Kesejahteraan

Nelayan

Kemandirian

Pemberdayaan
Pendampingan

Lembaga Swadaya Masyarakat


(Organisasi Sosial)

Pengelolaan Sumberdaya Alam


(Pesisir dan Laut) Berkelanjutan

Permasalahan yang dihadapi nelayan

Wilayah kelola (fishing ground)

Kelestarian sumberdaya

Keberlanjutan usaha

Kesejahteraan

Sarana dan prasarana

KEMANDIRIAN NELAYAN

Wilayah Kelola (Fishing Ground)

Fishing ground atau daerah penangkapan ikan menjadi daerah yang selalu diperebutkan oleh nelayan

Kondisi ini didasari oleh jenis ikan hasil tangkapan yang sama sementara alat tangkap untuk memperolehnya
adalah berbeda

Sehingga masing-masing nelayan dengan alat tangkap yang berbeda mengklaim wilayah tersebut sebagai
wilayah kelola

Sebagai contoh kasus seperti konflik alat tangkap rawai (long line) dengan jaring batu (bottom drift gill net) di
perairan Pulau Bengkalis dengan jenis ikan yang menjadi tangkapan nelayan adalah ikan-ikan dasar seperti
kurau, malung, kelampai, gerut, jenak dan sebagainya

Nelayan rawai menghadapi permasalahan rumit dengan adanya modernisasi alat tangkap

Kelestarian Sumberdaya

Menurut nelayan, sumberdaya laut adalah jaminan untuk


kelangsungan hidup nelayan

Kerusakan sumberdaya laut berakibat pada menurunnya hasil


tangkapan nelayan

Selanjutnya berakibat pada menurunnya pendapatan nelayan dan


juga berpengaruh terhadap meningkatnya hutang nelayan pada
tauke (penampung ikan nelayan)

Perlu pengelolaan bijak terhadap sumberdaya laut sehingga tetap


dapat menjadi jaminan hidup nelayan untuk saat ini dan masa
mendatang, untuk generasi saat ini dan bahkan hingga ke anak
cucu

Keberlanjutan Usaha

Umumnya, nelayan akan tetap mempertahankan profesinya sebagai nelayan


untuk menopang keberlangsungan hidup melalui keberlanjutan usaha

Beralihnya profesi nelayan dipengaruhi oleh pandangan kritis (keyakinan)


terhadap peluang usaha dan potensi tingkat pendapatan serta dukungan
pembiayaan

Tidak mudah memberikan peluang Mata Pencaharian Alternatif (MPA) untuk


menambah pendapatan nelayan

Tingkat kesejahteraan nelayan dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya laut

Musim berpengaruh terhadap tingkat perolehan hasil tangkapan ikan dan pendapatan usaha nelayan

Pengaruh lainnya adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai di kawasan nelayan sehingga semakin
mempertahankan kondisi kesejahteraan yang rendah di tingkat nelayan

Kesejahteraan Hidup

Hasil Tangkapan Ikan (dalam kg)


2500

Musim Tangkapan Ikan

2000
1500
1000
500
0

Sumber: Koperasi Perikanan Pantai Madani, 2003

Hasil Tangkapan Ikan (dalam kg)


2500
2000
1500
1000
500
0

Sumber: Koperasi Perikanan Pantai Madani, 2013

Sarana dan Prasarana

Minimnya sarana dan prasarana di


kawasan nelayan yang menopang
keberlanjutan usaha dan perkembangan
nelayan

Sarana dan prasarana ini tidak hanya


berkaitan dengan profesi nelayan itu
sendiri tetapi berkaitan dengan sarana
dan prasarana dasar seperti transportasi,
listrik dan komunikasi

Peran Lembaga Swadaya Masyarakat

Pembentukan organisasi (kelompok)

Peningkatan kapasitas

Advokasi

Pengembangan jaringan

Pengelolaan sumberdaya

Pengelolaan usaha

KEMANDIRIAN NELAYAN

Pembentukan Organisasi (Kelompok)

Organisasi (kelompok)
merupakan wadah bagi
komunitas nelayan untuk
mengembangkan diri

Melalui kelompok terjadi


proses belajar dan terjadi
upaya peningkatan
kapasitas sumberdaya
manusia

Melalui suatu kelompok


juga terhimpun kekuatan
nelayan baik materi
maupun non materi
dalam pencapaian tujuan
kemandirian nelayan

Seperti Solidaritas
Nelayan Kecamatan
Bantan (SNKB) dan
Koperasi Perikanan Pantai
Madani serta kelompokkelompok nelayan lainnya
dalam skala kecil (lokal)

Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan organisasi, pengelolaan usaha dan kegiatan peningkatan kapasitas lainnya terkait nelayan

Dalam upaya ini diarahkan pada peningkatan wawasan dan pengetahuan nelayan

Tidak hanya sebatas pada peningkatan kapasitas sumberdaya manusia tetapi juga diarahkan pada kapasitas
peningkatan dan pengembangan usaha

Pengembangan Jaringan

Nelayan, melalui organisasinya diperkenalkan pada


organisasi lainnya untuk membangun kekuatan
jaringan dalam memperjuangkan isu pengelolaan
sumberdaya dan kemandirian nelayan

Selain dari organisasi non pemerintah juga pada


organisasi pemerintah yang membidangi
pengembangan nelayan dan sumberdaya alam

Advokasi

Kebijakan untuk melindungi nelayan kecil terhadap akses sumberdaya


dilakukan dengan advokasi yang mengarah kepada suatu perubahan kebijakan

Pada kasus konflik nelayan di Bantan Pulau Bengkalis, nelayan berhasil


memperoleh kebijakan pelarangan alat tangkap bottom drift gill net di
wilayah perairan Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau:

SK Bupati Bengkalis Nomor 52 Tahun 2003

Peraturan Gubernur Riau Nomor 17 Tahun 2006

Kebijakan tersebut mengarah kepada suatu perlindungan bagi nelayan rawai


dalam mengakses sumberdaya perikanan dengan meminimalisir gangguan alat
tangkap lainnya pada wilayah tangkap dimaksud

Pengelolaan Sumberdaya

Nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat


diupayakan untuk dapat dibangkitkan dalam
mendukung pengelolaan sumberdaya alam
yang berkelanjutan

Pengelolaan sumberdaya alam diarahkan


pada pengelolaan bijak yang dapat
dimanfaatkan untuk saat ini dan generasi
mendatang

Pengelolaan Usaha

Melalui suatu lembaga usaha nelayan seperti Koperasi Perikanan Pantai Madani,
pengelolaan usaha untuk mendukung perkembangan usaha nelayan terus dilakukan

Selain menampung hasil tangkapan ikan nelayan, juga dilakukan upaya untuk
menunjang operasi penangkapan ikan bagi nelayan seperti penyediaan kebutuhan
nelayan

Dalam proses ini, pendampingan dilakukan terkait penyusunan rencana usaha koperasi
dan penyusunan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungan jawaban organisasi

PEMBELAJARAN
1.

Organisasi merupakan wadah efektif untuk memperjuangkan


kemandirian nelayan

2.

Nilai-nilai lokal yang dimiliki masyarakat mampu digunakan


untuk pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan

3.

Sinergisitas perlu diupayakan antar stakeholder dalam


membangun kemandirian nelayan

4.

Perencanaan advokasi yang baik akan membantu pencapaian


tujuan

5.

Penguatan terhadap organisasi nelayan perlu terus dilakukan


untuk mewujudkan nelayan yang mandiri

PENUTUP
Tanda orang berbudi pekerti, merusak alam
ia jauhi. Tanda ingat ke hari tua, laut dijaga
bumi dipelihara. Kalau hidup hendak selamat,
pelihara laut beserta selat, pelihara tanah
berhutan lebat. Di situ terkandung rezeki dan
rahmat, di situ terkandung tamsil ibarat, di
situ terkandung aneka nikmat, di situ
terkandung
beragam
manfaat,
di
situ
terkandung petuah adat (Tunjuk Ajar Melayu,
Tenas Effendi).

Anak Nelayan Makan Selasih


Pancang Bubu Jadi Rebutan
Cukup Sekian dan Terima Kasih
Khilaf Kata, Terkasar Bahasa, Mohon
Dimaafkan

Anda mungkin juga menyukai