STUDI KASUS
Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir:
Pengalaman Pendampingan terhadap Kelompok Nelayan
Latar Belakang
Program kerjasama ini dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Sementara itu wilayah
dampingan terbagi dalam 3 kecamatan, 2 kecamatan di PPU (Penajam dan Waru) dan 1
kecamatan di Kukar (Marang Kayu). Pelaksanaan program berlangsung selama 16 bulan,
dimulai bulan Februari 2010 hingga Mei 2011. Pada awalnya Bina Swadaya Konsultan
mendampingi 34 KSM, namun dalam perkembangannya mendampingi 40 KSM, ada
peningkatan 6 KSM diakhirproyek.
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
Outputs
Secara garis besar, ada 3 kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Tim Bina Swadaya Konsultan,
yaitu (1) Need Assessment. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi masyarakat, potensi sumberdaya alam yang dimiliki dan kebutuhan masyarakat, (2)
kegiatan pendampingan dalam bentuk bimbingan dan konsultansi yang dilakukan secara rutin
dan intensif terhadap kelompok dampingan, dan (3) Kegiatan pelatihan baik pelatihan
manajemen kelompok maupun pelatihanteknis.
Hampir sebagian besar masyarakat dampingan mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan
(merengge, bagang, pancing, rumput laut), dan petani (kebun dan sawah). Namun dalam
perjalanannya, 60% nelayan beralih ke usaha bercocok tanam. Hal ini terjadi karena dalam 1
tahun ada bulan-bulan tertentu dimana ombak laut sangat besar sehingga nelayan tidak bisa
melaut, dan bercocok tanam menjadi alternatif usaha mereka dikala kondisi ombak laut
membesar.
Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dampingan juga menjadi bagian penting dalam
program ini baik untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan perubahan sikap melalui
pelatihan teknis maupun manajemen. Penentuan jenis dan topik-topik pelatihan mendasarkan
hasil penjajagan di awal kegiatan, memperhatikan masukan masyarakat, dan kebutuhan di
lapangan. Beberapa materi/topik pelatihan yang diberikan antara lain, pelatihan kompos (pupuk
organik), dasar-dasar kelompok swadaya, teknis budidaya rumput laut, pemanfaatan limbah
sabut kelapa, belajar antar petani rumput laut, budidaya mangrove, pengelolaan pasca panen
rumput laut, marketing dan networking. Kegiatan-kegiatan demplot yang dilakukan seperti
demplot budidaya rumput laut jenis Glacillaria sp. dan sebanyak 2 ton dikembangkan di areal
tambak, penanaman mangrove sebanyak 4000 pohon hasil pelatihan budidaya mangrove, dan
pembuatan instalasi pengeringan rumputlaut.
Lessons Learned
Pelajaran dan pengalaman yang bisa dipetik dari pelaksanaan pendampingan dan pembinaan
terhadap kelompok dampingan/masyarakat pesisir selama periode Februari 2010 – Mei 2011
adalah sebagai berikut:
Sebagian besar wilayah pesisir sudah banyak nelayan mengembangkan pertanian di darat
baik berkebun maupun bertani sawah. Hal ini menjadi salah satu solusi yang dilakukan
mengingat semakin sulitnya penghasilan dari nelayan, tangkapan ikan setiap hari semakin
berkurang terutama jenis-jenis ikan yang bernilai jualtinggi.
Selama 4-6 bulan para nelayan tidak melaut (karena gelombak laut cukup besar), mereka
beralih ke sektor pertanian dan perkebunan sebagai alternatif matapencaharian untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk jangka pendek mereka menanam padi dan palawija
serta jangka panjang menanam karet dansawit.
Di tingkat kelompok nelayan juga sudah ada diversifikasi (inovasi) produk untuk
meningkatkan nilai tambah, seperti ikan tangkapan dijadikan ikan kering/ikan asin, tepung
ikan, nira kepala menjadi gula merah, gula merah menjadi kue, olahan rumput dijadikan
manisan, buah mangrove jenis Bruguera sp dan Sonneratia sp dijadikan bahan makanan dan
minuman, daun waru laut untuk pengganti ragi tempe, buah nipah digunakan untuk bahan
pembuatan sabun/sampo,dll.
Dari hasil penjajagan kebutuhan di awal program teridentifikasi bahwa hasil tambak semakin
hari semakin menurun karena dipengaruhi beberapa faktor, yakni menurunnya kualitas air
dan kualitas udara sekitar, derajad keasaman tanah semakin tinggi, kualitas bibit menurun.
Sehingga beberapa desa dampingan produktivitas tambaknya menurun bahkan tidak
produktif lagi, seperti di Desa Kersik, Sebuntal Marang Kayu, Kelurahan Tanjung Tengah,
dan Kelurahan KampungBaru.
BudidayarumputlautjenisGracillariasp.ternyatamemberikannilaitambah(keuntungan)
dan manfaat bagi kehidupan para nelayan. Disamping meningkatkan penghasilan (nilai
ekonominya cukup tinggi), jenis Gracillaria sp juga mempunyai beberapa manfaat lain,
seperti menyerap polutan air tambak, bila dilakukan tumpang sari dengan ikan/udang
(sylvofishery) akan menjadikan sumber pakan bagi ikan dan sarang yang baik bagi udang,
struktur tanah secara tidak langsung akan membaik.
Pengembangan program disatu wilayah ternyata kurang efektif jika dilakukan secara
terpisah-pisah tidak dalam satu kesatuan yang utuh, sebagai contoh budidaya rumput laut di
tambak. Dalam pengembangan usaha tersebut perlunya dukungan, bantuan dan keterlibatan
pemerintah daerah dan sektor swasta dalam memberikan bantuan kelompok berupa sarana
budidaya yang memadahi, peningkatan kapasitas pengetahuan dan ketrampilan teknis bagi
para nelayan/petani tambak,dll
Sikap ulet, gigih dan sabar para petani tambak/nelayan dengan memperhatikan kearifan lokal
ternyata berdampak positif dan sangat membantu dalam meningkatkan dan mengembangkan
usaha mereka ataupun keswadayaankelompok
1. Buatlah rumusan tujuan evaluasi dan luaran yang diharapkan dari evaluasi programdiatas.
2. Buatlah indikator evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dengan mengisi
kolom dibawahini:
Kondisi Awal 1.
2. dst
Input 1.
2. dst
Proses/Aktivitas 1.
2. dst
Outputs 1.
2. dst
Outcomes 1.
2. dst
Impacts 1.
2. dst
3. Jika anda diminta untuk mengevaluasi program diatas, model evaluasi apa yang akan
gunakan? Sertakan argumen anda, mengapa model evaluasi tersebut cocokdigunakan?
4. Instrumen apa yang akan anda gunakan untuk mendapatkan data dan informasi, baik yag
bersifat kualitatif ataupun kuantitatif dalam mengevaluasi program diatas. Berikan penjelasan
mengapa instrumen tersebut cocok digunakan dan kepada siapa instrumen tersebutditujukan.
5. Jika anda memiliki data kualitatif, apa prosedur atau langkah-langkah yang anda lakukan
dalam menganalisis dan menginterpretasi data kualitatiftersebut?
Diusulkan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Tanggal/Bulan/Tahun 16 Juni 2021 16 Juni 2021 16 Juni 2021