Anda di halaman 1dari 4

CU AMANAH TONGAS

MEMBANGUN EKONOMI UMAT

Latar belakang Credit Union (CU) Amanah Tongas berdiri karena dipicu oleh rasa
keprihatinan dari sebagian warga Nahdlatul Ulama (NU) yang melihat bahwa banyak warga
di Tongas yang sangat lemah ekonomi bahkan banyak yang miskin. Sebagian besar dari
mereka adalah para petani dan nelayan yang justru pemasok pangan dan ikan terbesar,
namun nasib mereka sungguh mengenaskan. Oleh karena itu pada tahun 2000, Lembaga
Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia NU (Lakpesdam NU) Kab. Probolinggo
yang baru pertama kali dibentuk, menangkap kegelisahan dan rasa keprihatinan sebagian
warga NU tersebut dengan mengadakan pemberdayaan pada masyarakat Petani dan
Nelayan yang dipusatkan di Kecamatan Tongas, Kab. Probolinggo Jawa Timur.
Usaha Lakpesdam NU Kab. Probolinggo ini kemudian mendapat Apresiasi dari
Sekretariat Pelayanan Tani Nelayan Hari Pangan Sedunia (SPTN-HPS) Yogyakarta untuk
bekerja sama dalam proses pemberdayaan masyarakat Tani dan Nelayan dengan
mengadakan pendampingan secara Intensif yang juga dimulai pada tahun 2000. Bentuk-
bentuk pemberdayaan telah banyak yang dilakukan terutama untuk menciptakan pertanian
organik dan nelayan lestari yang lebih mengedepankan kearifan lokal dan kelestarian alam.
Dalam proses pendampingan selama dua tahun (2000-2002) ternyata masih belum
menujukkan perubahan yang cukup signifikan terutama tentang masalah ekonomi. Hal ini
kemudian dikaji lebih dalam untuk mengetahui penyebab dari kurang bertumbuhnya
ekonomi bagi mereka. Sesuai dengan kajian SPTN-HPS Yogyakarta dan Lakpesdam NU
Kab. Probolinggo menyimpulkan bahwa para Petani dan Nelayan ini tidak berdaya secara
ekonomi karena mereka ini terjerat kepada sistem mereka sendiri yaitu :
1. Para Petani terjerat kepada para Ijon
Sistemnya adalah ketika para petani kecil ini tidak punya modal untuk biaya tanam, maka
mereka meminjam modal kepada tukang Ijon (baik berupa uang atau bibit, pupuk dan lain-
lain) dengan kompensasi bahwa setelah panen, maka hasil panennya harus dijual kepada
si Tukang Ijon tadi dengan harga yang ditetapkan oleh si Tukang Ijon. Hal inilah yang
menyebabkan mereka (para petani) tidak berdaya secara ekonomi sehingga kehidupan
mereka selalu berputar seperti itu sehingga pada akhirnya terjebak kepada sistem rentenir,
hal inilah yang menjadikan mereka miskin.
2. Para Nelayan terjerat kepada Tengkulak

Hal. 1
Sistem yang terjadi para nelayan hampir sama, yaitu ketika para nelayan mau melaut,
mereka pinjam modal untuk biaya melaut (terutama untuk beli solar) kepada Tengkulak
dengan kompensasi bahwa hasil tangkapannya (ikan) harus dijual kepada si Tengkulak itu
dengan harga yang ditetapkan oleh si Tengkulak, sehingga para nelayan tidak bisa menjual
secara bebas hasil tangkapannya dengan harga yang diatur oleh si nelayan sendiri. Hal
inilah yang membuat si nelayan selalu terjerat dan tidak berdaya secara ekonomi yang
pada akhirnya mereka tetap miskin.
Dengan adanya sistem kehidupan yang tidak berkeadilan itulah maka PC
Lakpesdam NU Kabupaten Probolinggo dan SPTN HPS Yogyakarta kemudian melakukan
survey serta mencari solusi agar para tani nelayan ini berdaya secara ekonomi yang pada
intinya untuk memutus mereka (Tani-Nelayan) dengan sistem seperti itu (terjerat kepada
tukang Ijon dan tengkulak). Tani – Nelayan diharapkan nanti meminjam modal usaha dari
lembaga keuangan yang akan kita gagas dan menghilangkan ketergantungannya kepada
Ijon dan tengkulak. Dalam melakukan proses ini, PC Lakpesdam NU Kab. Probolinggo
menggandeng FOSNU (Forum Silaturrahim Warga Nahdlatul Ulama) Probolinggo untuk
menekuni dan belajar secara sungguh-sungguh tentang usaha bersama dibidang ekonomi.
Proses selanjutnya dilaksanakan oleh Fosnu Probolinggo untuk menindak lanjuti hasil
survey tersebut, sementara itu PC Lakpesdam NU Kab Probolinggo mulai melepaskan
proses pendampingan Tani Nelayan di Tongas dan lebih fokus kepada program-program
lain. Proses pendampingan Tani Nelayan di Tongas dilanjutkan oleh Fosnu Probolinggo
termasuk tetap melanjutkan hubungan kerjasama dengan SPTN HPS Yogyakarta.
Berdasarkan hasil survey tersebut, Fosnu Probolinggo dan SPTN HPS Yogyakarta
memutuskan untuk membuat sebuah usaha yang bergerak di bidang permodalan. Akhirnya
setelah belajar dengan semua sistem pemberdayaan ekonomi dan permodalan yang ada
maka yang paling tepat adalah membentuk lembaga keuangan sendiri dengan bentuk
“Koperasi”. Sesuai hasil kajian terhadap semua jenis koperasi yang ada terutama di
lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) seperti Koperasi Annisak (binaan Muslimat NU), Koptanu
(Koperasi Pertanian NU binaan Lembaga Pengembangan Pertanian NU), Kopsim (Koperasi
Syirkah Mu’awanah), Kowina (Koperasi Wira Usaha Ansor binaan GP Ansor NU), dan
koperasi lain, maka pilihan koperasi yang tepat adalah berbentuk CU (Credit Union) dengan
sistem yang jelas dan aturan ketat, lebih mengutamakan pemberdayaan anggota melalui
“Pendidikan”. CU mengemban dua misi utama yaitu Pemberdayaan melalui pendidikan
dan Pembiayaan melalui penyaluran kredit.

Hal. 2
Melalui berbagai rangkaian kegiatan persiapan akhirnya CU Amanah Tongas ini
berdiri pada tanggal 12 Pebruari 2004, dan selanjutnya mulai melakukan misi-misi CU yaitu
pemberdayaan dan pembiayaan. Pelayanan yang semula hanya untuk kalangan petani dan
nelayan, pada perkembangannya juga melayani para pelaku Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) yang pada akhirnya sangat mendominasi. Pemberdayaan ekonomi anggota ini
dilakukan melalui berbagai serangkaian kegiatan terutama pendidikan yang terus menerus
dan berkelanjutan. Melalui pemahaman bahwa “kita bukan bekerja untuk uang tapi uang
yang bekerja untuk kita” maka anggota mulai memahami pentingnya membangun ekonomi
keluarga menuju kemandirian ekonomi.
Dalam perkembangan selanjutnya bahwa pelayanan juga merambah kepada para
guru dan buruh pabrik terutama dikota Probolinggo. Dua kelompok anggota ini memiliki
keunikan tersendiri terutama menyangkut kebutuhan hidup mereka, dengan gaji bulanan
yang diterima melahirkan budaya hidup yang agak konsumtif terutama yang buruh pabrik.
Melalui pendekatan yang intensif dan pendidikan khusus, pada akhirnya mereka menyadari
bahwa penyiapan hari tua dan di saat sudah tidak produktif perlu untuk dipikirkan. Pola-pola
penyadaran seperti inilah yang terus dilakukan oleh CU Amanah Tongas dalam upaya
untuk pemberdayaan umat terutama pemberdayaan ekonomi.
Pola-pola pemberdayaan ekonomi anggota tidak selalu melalui sektor pembiayaan,
namun tak kalah pentingnya adalah melalui pelatihan dan pendidikan khusus disektor
usaha. Pemahaman membangun usaha yang baik dan benar inilah yang menjadi bekal
bagi mereka untuk merintis dan memulai usaha. Bagi anggota yang sudah memiliki usaha
harus dibantu melalui sistem manajemen yang profesional dan akuntabel terutama dalam
hal manajemen usaha, manajemen keuangan dan manajemen pemasaran. Dengan bekal
pengetahuan yang memadai tentang usaha, diharapkan anggota semakin mahir dan trampil
dalam melakukan usaha sehingga terus berkelanjutan dan menjadi penopang ekonomi
keluarga yang pada akhirnya bisa mandiri secara ekonomi. Melalui pemberdayaan ekonomi
anggota ini diharapkan bisa memiliki efek yang sangat luas kepada masyarakat dan dengan
sendirinya pembangunan ekonomi umat yang mandiri akan terwujud.

Oleh : Nur Hadi, S.Ag, MM


Jabatan : Bendahara CU Amanah Tongas
Nomor BA : 0.02.00369

Hal. 3

Anda mungkin juga menyukai