Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 1

1. Putri Ayu Agustini (2011011093)

2. Annisa Putri Larassati (2251011037)

3. Taufiqurrahman (2011011098)

4. Mumtazun Al Haq (2211011164)

5. N.Jeri Hardinanta (2251011052)

Manajemen Koperasi Dan UMKM

Bidang Koperasi: Pertanian


Koperasi Dalam Negri
Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Subak Guama
Sekilas Sejarah

Subak Guama telah menjadi bagian dari Proyek Pengembangan Padi Terpadu Bali (P3T) sejak tahun
2002. Pimpinin BPLM senilai Rp. 83.200.000,- pengelolaan 3 (tiga) kegiatan yaitu 1) Pengelolaan Padi
Terpadu (P3T) Rp. 98.000.000,-, 2) Integrasi kargo - nilai ternak Rp. 663.500.000,- dan 3) Kegiatan
KUM 81.700.000 Rp. Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Subak Guama didirikan pada
tanggal 1 April 2002 dan Badan Hukum Koperasi No: 22/BH/Diskop/VIII/2003 pada tanggal 1 Agustus
2003.

BPLM yang diterima dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Provinsi Bali, dengan
pendamping BPTP Balitbangtan Bali, pengelolaannya diwujudkan dalam Lembaga Manajemen yang
disebut KUAT (Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu) Subak Guama. KUAT Subak Guama
menggunakan standar manajemen Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dengan pola Akutansi Perusahaan
Modern (APM).

Modal kelompok ini kemudian dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
dan keluarganya sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah yaitu. untuk mendukung
pengembangan program ketahanan pangan dan pertanian rakyat yang mandiri dan berkelanjutan.

Subak Guama terletak di tiga wilayah administrasi desa yaitu Desa Batamnyuhi, Desa Selambawak
dan Desa Peken, dengan topografi 200-215 set yaitu ± 172 ha sawah yang terdiri dari tujuh bagian. . -
Kelompok/Tempek yaitu Tempek Manik Gunung, Tempek Pekilen, Tempek Kekeran Desa, Tempek
Kekeran Carik, Tempek Belusung, Tempek Guama dan Tempek Celuk.
Jumlah anggota Subak Guama sebanyak 544 orang dengan rata-rata kepemilikan sawah ±0,33 ha. Dana
yang dikelola Subak Guama digunakan untuk mengelola unit-unit usaha seperti, integrasi sistem padi –
ternak, kegiatan penyaluran saprodi, Kredit Usaha Mandiri, Usaha penangkaran benih padi yang rata-
rata dalam satu tahun ± 250 – 300 ton, benih di berbagai kelas dan bersertifikat, dan Usaha prosesing
kompos, serta Unit pelayanan jasa alat dan mesin pertanian, seperti hand traktor, power thresher, dan
seeder.

VISI DAN MISI

Visi

• Pengaturan pola tanam dan jadwal tanam


• Penerapan teknologi budidaya tanaman padi dan palawija penyediaan sarana produksi, seperti
benih, pupuk dan pestisida melalui koperasi unit desa yang ada di wilayah persubakan
• Pungutan iuran setelah panen padi untuk pemupukan modal atau kas subak
• Kegiatan simpan pinjam di antara para anggota subak
• Pemasaran hasil pertanian

Misi

• Pengolahan padi menjadi benih bersertifikat


• Pengolahan pupuk organik
• Pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa
• Layanan pemasaran benih
• Layanan pemasaran pupuk organik
• Layanan pemasaran minyak kelapa

Mitra Perbankan

1. Bank Rakyat Indonesia


2. Bank BPD Bali

Mitra Non Perbankan

1. PT Setiatani
2. PT Pupuk Kaltim
3. PT Syngeta
4. BASF dan Bayer
Bidang Koperasi: Pertanian
Koperasi Luar Negri

ZEN-NOH JEPANG
Sekilas Sejarah

Koperasi Zen-Noh adalah Induk Koperasi Pertanian Jepang (National Federation of Agricultural
Cooperative Association) yang berdiri pada 1972. Koperasi ini terdiri dari 10 koperasi pertanian tingkat
menengah/kabupaten (Ekonomi Prefektural/Koperasi), 3 koperasi cabang khusus dan 66 jenis koperasi
yang berbeda. Koperasi Zen-Noh juga memiliki 1.010 koperasi pertanian primer (Multipurposes
cooperatives) yang pada saat ini mempunyai anggota perorangan sebanyak 4.444.800 anggota individu
dan 12.557 karyawan. Selain itu, masih ada koperasi yang menjadi anggota asosiasi.

Tugas utama koperasi adalah memproduksi barang-barang yang diperlukan untuk proses produksi
anggota koperasi pertanian, seperti mesin pertanian, bahan baku minyak atau gas, dan barang konsumsi.
Tugas koperasi juga memasarkan hasil pertanian para anggotanya. Produk yang melayani kebutuhan
anggota diperoleh dari produksi sendiri, bekerja sama dengan pabrik lokal dan melalui impor dan
ekspor. Dari kegiatan usaha ini, Zen-Noh pada 2005 dapat mengumpulkan volume usaha (turn over)
sebesar USD 63.448.881.360, sementara asetnya untuk tahun yang sama mencapai USD 18.449 juta.
Pendapatan ini kemudian menempatkannya pada peringkat satu versi Global 300 ICA.

Berkaitan dengan tanggungjawab sosial, Koperasi Zen-Noh sangat memperhatikan produk makanan,
khususnya beras yang berasal dari bibit yang 100% murni. Kondisi lingkungan juga tak luput dari
perhatian. Ada keharusan menggunakan pupuk kandang atau pupuk organik oleh para anggota petani.

Sebagai lembaga koperasi, maka struktur organisasi Zen-Noh terdiri dari rapat anggota sebagai lembaga
pengambilan keputusan tertinggi, yang memilih dewan pengawas dan dewan auditor. Dewan pengawas
selanjutnya menetapkan dewan direktur sebagai pelaksana organisasi dan usaha.

Misi

• menyediakan barang-barang kebutuhan petani anggotanya, baik untuk proses produksi


maupun konsumsi seperti: pupuk organik dan pupuk kimia, makanan hewan, mesin-mesin
pertanian, kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, gas serta barang-barang konsumsi.
• Penyediaan barang-barang kebutuhan petani anggota ini dilakukan melalui pesanan kepada
pabrik-pabrik lokal, impor.
• berinvestasi pada perusahaan yang dapat menjamin penyediaan barang secara teratur.

Mitra Lembaga

1. Zen-Noh Grain Corporation


2. Nipon Jordan Fertilizer Co. Ltd
3. Zen-Noh Cilo Corporation
4. JA Higasi-Nihon Cooperative Feed and Mills Co. Ltd
5. Zen-Noh Grain Resources Corporation
6. Zen-Noh Logistic Co. Ltd,
7.
Bidang Koperasi: Pertanian
Masalah Koperasi Dalam Negri

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Republik Indonesia tentang Perkoperasian Tahun 1992,


diasumsikan bahwa koperasi berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya
dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Sekaligus sebagai bagian integral dari tatanan dan
keadilan ekonomi nasional yang demokratis.

Koperasi memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan produksi nasional, peningkatan
ekspor, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berwirausaha, serta peningkatan dan pemerataan
pendapatan. Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang tumbuh dari masyarakat, merupakan lembaga
swadaya masyarakat yang lahir dari kemauan, kekuatan dan peran serta masyarakat itu sendiri dalam
menentukan maksud, tujuan dan sarana pelaksanaan kegiatan.

Dalam membangun koperasi, pemangku kepentingan harus mengutamakan pembinaan dan


pengembangan koperasi untuk memperkuat struktur perekonomian nasional. Koperasi merupakan
salah sa

tu cabang ekonomi yang memajukan perekonomian nasional, oleh karena itu program pembangunan
dan peningkatan harus selalu dilaksanakan sesuai dengan permasalahan yang timbul.

Secara kuantitatif keberadaan koperasi cukup menggembirakan, namun secara kualitatif masih
memerlukan perhatian yang serius. Perlu diketahui berbagai permasalahan koperasi yang menghambat
berkembangnya koperasi dan dicari alternatif pemecahannya. Sehingga koperasi dapat mewujudkan
usaha bersama di masa yang akan datang untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya.

Setiap koperasi memiliki karakteristik dan permasalahannya masing-masing. Berbagai keistimewaan


yang hadir merupakan kearifan lokal koperasi yang juga perlu dikelola secara arif dan hati-hati. Berikut
beberapa permasalahan yang ada pada koperasi saat ini :

1. Kualitas Personil (SDM)

Sebagian besar pengurus dan pengawas tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk mengelola
koperasi dengan baik. Oleh karena itu, memperlambat laju pertumbuhan koperasi dan tujuan
kesejahteraan koperasi tidak dapat diwujudkan dengan baik. Pembelajaran kooperatif yang sampai saat
ini diselenggarakan secara mandiri oleh panitia koperasi, kooperatif, kooperatif dan prasekolah
kooperatif, belum memberikan petunjuk yang jelas tentang kurikulum, proses dan hasil pembelajaran.

2. Ketidak berpihakan pemangku kepentingan

Koperasi saat ini harus mandiri dan berdaya saing. Hal ini menyebabkan stakeholder merasa harus
memisahkan koperasi di wilayahnya dan tidak lagi memiliki hubungan yang saling ketergantungan.
Oleh karena itu, beberapa koperasi operasional tidak mendapat rekomendasi dari pimpinan lembaga
ketika mengajukan proposal keuangan ke bank, dan beberapa koperasi harus meninggalkan
kantor/fasilitasnya karena tidak mampu membayar sewa. Sering dikatakan bahwa badan hukum tidak
dapat memiliki badan hukum.
3. Sistem Pengawasan Kelembagaan

Dalam milenium sekarang ini, gerakan koperasi merasa bahwa peran pengurus dalam melayani dan
mengendalikan koperasi masih bersifat tradisional. Dalam banyak kasus, koperasi yang kehilangan
anggaran dasar dan kartu tanda pengenal koperasi mengalami kesulitan menangani salinan untuk
layanan koperasi. Padahal koperasi yang dimaksud sudah menangani surat hilang dari kepolisian. Maka
untuk mengatasi hal tersebut, digitalisasi data dapat dilakukan dengan melakukan scan data pada shared
service. Mengubah informasi berbasis kertas menjadi digital. Untuk memudahkan dan mempercepat
mendapatkan informasi saat dibutuhkan.

Bidang Koperasi: Pertanian


Koperasi Sukses Dalam Negri
Koperasi Edamame Jember

Koperasi keluarga Mitra Tani di Desa Jenggawah, Jember, Jawa Timur, disebut-sebut sebagai contoh
sukses pengelolaan produksi pertanian. Nilai tambah edamame yang masuk ke pasar ekspor diyakini
akan meningkatkan kesejahteraan petani.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kegiatan Keluarga Mitra Tani merupakan
bentuk koperasi pangan ideal yang harus diarahkan secara nasional. Produk edamame yang dihasilkan
petani terintegrasi dan menembus pasar ekspor karena telah bermitra dengan PT Mitra Tani Dua Tujuh
sebagai distributor. Teten mencatat, sejauh ini hanya 11 persen atau 13.821 unit dari 123.0 8 unit di
berbagai daerah yang mengoperasikan koperasi pangan.

Hal ini dikarenakan koperasi belum memiliki model bisnis dan belum terintegrasi dalam produksinya.
Sayang jika kenyataan ini diabaikan, karena situasi pandemi Covid-19 telah memberikan dorongan bagi
koperasi pangan untuk berkembang dan menjadi pemain global. Dibanding sektor lain, pangan tumbuh
positif di masa pandemi.

Bidang Koperasi: Pertanian


Koperasi gagal Dalam Negri
Gagalnya Koperasi Di Kota Batam

Di Kota Batam yang disebut sebagai kota industri tercatat secara resmi hingga 922 koperasi, namun
mengapa dari jumlah tersebut malah 526 koperasi (57%) tidak aktif bahkan terancam bubar. Kota
industri merupakan salah satu peluang yang paling menjanjikan untuk segala jenis usaha, baik kecil
maupun besar. Selain itu, kota ini terletak di tengah kekayaan bahari yang bisa dipoles menjadi
segalanya hanya dengan usaha kecil.

Hasil paparan Kepala Dinas PMP-KUKM Batam pada Maret 2015 memaparkan permasalahan
yang berlarut-larutdalam tubuh perkoperasian di Kota Batam sesuai dengan survey, diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Minimnya jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bidang Kelembagaan
Koperasi dan UKM (Subandi, 2011; 133).

2. Tidak terdapat pembinaan dan pendampingan khusus kepada koperasi oleh PNS
maupun stakeholders.

3. Jumlah kopersiyang tidak aktifselalu bertambah tiap tahun, tercatat Tahun 2014
sebanyak 526 koperasi tidak aktif dan terancam akan bubar dengan sendirinya.

4. Tidak tersedianya sarana dan prasarana komunikasi khusus pelayanan koperasi dan
UMKM.

5. Tidak maksimalnya komunikasi dan koordinasi anatara stakeholders guna


memberikan

Masalah-masalah ini tidak asing, bahkan apabila dibandingkan dengan penelitian-penelitian


sebelumnya yangdilakukan dikota lain di Indonesia, masalah yang sama yang selalu menjadi
kendala utama ditambah dengan masalah-masalah seperti:

1. Rendahnya komitmen pemerintah untuk terlibat penuh.

2. Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang-orang
Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi
menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan punya daya saing dengan
perusahaan-perusahaan besar.

3. Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas
(top down), artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran
masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke
bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi 177 terbentuk karena adanya
kesadaran masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan
mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal
menjadi pendukung dan pelindung saja.

4.Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang
belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu
hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau
pinjaman.

5. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi
yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

6. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat
dana-dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun
tidak wajib dikembalikan.

7. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri,


meningkatkan kesejahteraanya, atau mengembangkan diri secara mandiri.

8. Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.Itulah penyebab-penyebab


kenapa perkembangan koperasi di Indonesia belum maksimal.

Sekarang yang menjadi sorotan utama penelitian ini adalah apakah permasalahan yang
diutarakan oleh Dinas Koperasi Batam yang menjadi pemicu utama sebanyak 526 koperasi menjadi
tidak aktif dan bahkan akan terancam bubar.

Berdasarkan data dan permasalahan yang dipaparkan diatas maka untuk langkah selanjutnya
peneliti ingin melanjutkan dalam proses penelitian dalamjudul Analisis Gagalnya KoperasidiKota
Batam. Secara spesifik tujuan dari penelitian adalah: Untuk mengetahui sumbangsih jumlah Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Bidang Kelembagaan Koperasi terhadap aktifnya koperasi di Kota
Batam.Untuk mengetahui sumbangsihpembinaan dan pendampingan khusus kepada koperasi oleh
PNS maupun stakeholders terhadap aktifnya koperasi di Kota Batam. Untuk mengetahui
sumbangsih tidak sarana dan prasarana komunikasi khusus pelayanan koperasi terhadap aktifnya
koperasi di Kota Batam. Untuk mengetahui sumbangsih maksimalnya komunikasi dan koordinasi
antara stakeholders guna memberikan pelayanan kepada koperasi terhadap aktifnya koperasi di
Kota Batam. Cakupan dalam penelitian ini hanya membahas tentang sumber daya manusia pegawai
negeri sipil dinas koperasi, program pembinaan dan pendampingan dinas koperasi, sarana prasarana
koperasi, komunikasi dan koordinasi anatra koperasi dengan stakeholders di Kota Batam terhadap 922
Koperasi.

Anda mungkin juga menyukai