PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2017).
lapangan kerja yang cukup besar dan sebagai sumber pendapatan petani.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang memiliki andil besar dalam
1
wilayah sekitarnya. Manfaat kegiatan perkebunan terhadap aspek sosial
Desa Bukit Layang. Desa Bukit Layang saat ini ada beberapa perusahaan
perkebunan kelapa sawit yang telah diberikan perizinan oleh pemerintah untuk
Perkebunan Kelapa Sawit tersebut yaitu PT. Tata Hamparan Eka Persada
(THEP). PT. THEP itu sendiri diberikan perizinan atas pemerintah dengan
ayat 8.
2
sekitar perkebunan. Salah satu bentuk dari kemitraan perusahaan dengan
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
kekeluargaan. Salah satu koperasi yang terdapat di wilayah Desa Bukit Layang
tersebut didapat dari sebagian lahan milik perusahaan, dikarenakan dari seluruh
luas lahan perkebunan milik PT. THEP yang ada di Desa Bukit Layang harus
atau yang disebut perkebunan inti, dan 50% nya lagi adalah perkebunan plasma
milik KPKS. Desa Bukit Layang memiliki persentase bagi hasil yang sangat
3
Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit hanya mengelola perkebunan plasma
yang telah dibangun oleh perusahaan dari merawat, memetik Tandan Buah
Segar (TBS), sampai menjual TBS. Hasil yang diperoleh dari penjualan hasil
anggota dari koperasi. KPKS juga sebagai jalur tengah antara perusahaan
menjual lahan ke perusahaan. Banyaknya lahan bekas tambang yang tidak bisa
perkebunan kelapa sawit, sehingga masyarakat tidak bisa lagi berkebun dilahan
tersebut. Jadi masyarakat petani harus membuka lahan ditempat lain untuk
menurun.
sosial ekonomi masyarakat di Desa Bukit Layang. Peneliti disini ingin melihat
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
dan perusahaan.
E. Tinjauan Pustaka
pada PT. Mitra Austral Sejahtera (MAS) di Desa Upe Kecamatan Bonti
deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah pola kemitraan terkait dengan lahan
5
telah melahirkan konflik antara perusahaan dan petani plasma sebagai mitra.
Akibat perbedaan luas lahan plasma antara versi Perusahaan, versi KUD,
sertifikat hak milik atas lahannya, disisi lain dalam pelaksanaan sistem Bagi
hasil, masih belum berjalan sesuai perjanjian, seperti pihak perusahaan tidak
ini adalah program kemitraan antara Koperasi Bina Bersama dengan PT.
tidak produktif lagi diolah menjadi kebun kelapa sawit. Program kemitraan
menjadi memiliki kebun kelapa sawit. Hasil dari kebun dijual ke perusahaan
6
Bersama baik dalam pendekatan kelembagaan dan pendekatan proses belum
ini adalah dampak keberadaan perusahaan kelapa sawit di Desa Bulu Mario
Bulu Mario sangatlah baik. 85 responden atau 93,4 persen dari total sampel
sangat segnifikan. Hanya tersisa 1 responden atau 1,1 yang menjawab selalu.
7
Dalam penelitian ini penulis hanya melihat dampak perusahaan perkebunan
kelapa sawit dari 2 aspek, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.
royong dan lain sebagainya masih sangat baik. Hal ini didukung pula
kesamaan latar belakang suku budaya penduduk asli di desa Bulu Mario. Pada
saat ini, setelah adanya perusahaan terjadi penurunan tingkat interaksi, gotong
sarana pendidikan di Desa Bulu Mario, adanya perkelahian yang terjadi antar
desa pada warga tersebut, tingkat interaksi dan gotong royong warga di Desa
asalnya masing-masing. Yaitu berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur,
Majene, NTT dan NTB. Dengan kondisi ekonomi yang masih jauh dari kata
pemerintah. Pada saat ini, setelah adanya perusahaan mereka yang dulunya
8
terhadap kondisi ekonomi sangat mempengaruhi yaitu setelah adanya
seperti peningkatan tingkat ekonomi dan sarana warga di Desa Bulu Mario
deskriptif. Hasil penelitian ini adalah PT. Perkebunan Nusantara XIII dalam
tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil
dan Program Bina Lingkungan (PKBL) telah membuat suatu kebijakan tata
Kemitraan.
sarana umum serta sarana ibadah sesuai dengan prioritas yang ditetapkan serta
9
PT. Perkebunan Nusantara XIII melakukan pembinaan, mempertahankan
adalah :
pasaran.
pihak ketiga.
10
f. Penglibatan KUD ternyata berkembang tidak seperti yang
diharapkan.
sawit PT. Sultra Prima Lestari terhadap kondisi sosial sangat mempengaruhi
sawit PT. Sultra Prima Lestari mereka yang dulunya kurang sejahterah
11
Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya perusahaan kelapa sawit sudah
dapat dipastikan akan membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, baik
sebagai petani dan ada pula yang merantau keluar daerah untuk mencari
beraktivitas.
yang berada di Kecamatan Andowia, atau pun anak - anak dari para karyawan
samapai ketingkat perguruan tinggi mereka tidak mampu. Jadi dengan adanya
masyarakat.
12
Persamaan penelitian pertama dengan penelitian yang akan dilakukan
sawit dan melihat dampak dari adanya pembangunan perkebunan kelapa sawit
dilakukan adalah penelitian ini berfokus pada pola kemitraan yang dijalankam
oleh koperasi dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan juga koperasi
anggotanya.
kelima persamaanya yaitu ingin melihat dampak dari perkebunan kelapa sawit
penelitian pertama lebih fokus pada konflik dari kemitraan yang dibentuk
sedangkan dalam penelitian ini tidak berfokus pada konflik yang ada, pada
13
pengelolaannya termasuk dari segi internal dan eksternal koperasinya, pada
penitian kedua ini perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu saya
berfokus pada dampak dari perkebunan kelapa sawit yang berdampak pada
dua aspek, yaitu aspek kondisi sosial dan aspek kondisi ekonomi. Oleh karena
itu pada penelitian ketiga peneliti menjelaskan aspek sosial ekonominya secara
terpisah, sedangkan ini peneliti akan menjelaskan aspek sosial ekonomi secara
perkebunan kelapa sawit terhadap masyarakat dilihat dari aspek sosial dan
masyarakat.
F. Kerangka Teoretis
14
Bukit Layang. Menurut Blau didalam buku Poloma, Margaret (2013: 81)
sosial ini merupakan sesuatu yang bersifat “given” didalam teori Blau dan
Menurut Blau orang tertarik satu sama lain karena beragam alasan yang
2012: 727)
yang mereka berikan kepada satu sama lain berfungsi untuk mempertahankan
(seperti cinta, afeksi, dan penghargaan) dan dapat pula bersifat ekstrinsik
15
demikian. Dia mengetengahkan dua persyaratan yang harus dipenuhi bagi
perilaku yang menjurus pada pertukaran sosial : (1) perilaku tersebut “harus
dengan orang lain”, dan (2) perilaku “harus bertujuan untuk memperoleh
Blau mengatakan dalam buku Poloma (2013: 82) tidak semua transaksi
sepihak. Dalam hal terjadi hubungan yang bersifat simetris, dimana semua
anggota menerima ganjaran sesuai dengan yang diberikannya, maka kita dapat
laku yang mendatangkan imbalan, akni tingkah laku yang akan berhenti kalau
dia berasumsi bahwa tidak akan ada imbalan lagi. Menurutnya, orang-orang
ekonomi masyarakat di Desa Bukit Layang. KPKS sebagai jalan tengah antara
timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat atas apa yang telah
16
tentunya menginginkan timbal balik dari perusahaan. Mereka berharap dengan
adanya timbal balik dari perusahaan tentunya akan sedikit membantu mereka
berlaku dapat menjadi alat pertukaran antara individu dan masyarakat maka
nilai dapat menjadi alat pertukaran antara kelompok dan kelompok dengan
kolektivitas. Menurut Blau nilai-nilai yang ada dapat dipandang sebagai media
Dalam pandangan Blau, ada empat tipe dasar dari nilai-nilai. Pertama,
nilai-nilai yang bersifat khusus atau partikular adalah nilai sebagai media
imbalan yang seimbang, seperti status yang lebih tinggi, upah yang lebih
besar, atau privilese tertentu. Ketiga, nilai yang bersifat meligitimasi otoritas,
17
penyebaran melalui kontak pribadi antara orang-orang untuk melawan
Desa Bukit Layang. Masyarakat yang telah menjual lahan mereka kepada
bisa menjaga hubungan atau ikatan-ikatan awal serta norma yang telah
ikatan awal yang telah dibangun tersebut dapat menjadi sebuah cara bagi
perusahaan agar apa yang telah mereka berikan dapat menjadi imbalan yang
18
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Rahman dan Ibrahim (2009: 41), pada umumnya ada 2 jenis
kualitatif lebih berkaitan dengan penyajian data secara kualitas, bukan angka,
dan biasanya lebih pada eksplorasi data, bukan pengujian variabel serta lebih
berkenan dengan proses yang penuh nilai. Penelitian kualitatif juga bersifat
penelitian tersebut yang dikaji secara terbatas dan mendalam dalam penentuan
Dengan demikian metode ini dapat digunakan serta mampu memetakan hasil
yang diperoleh dari sumber informasi, yang memahami keadaan dan objek
penelitian.
19
B. Lokasi Penelitian
Sawit merupakan suatu lembaga yang sudah berdiri sejak tahun 2007 dan
memiliki kantor di Dusun Air Layang Desa Bukit Layang. Kantor tersebut
pula setiap hari digunakan oleh pengurus KPKS mengelola semua keperluan
C. Informan
kriteria tertentu (Sangadji, 2010). Hal ini dilakukan dengan mengambil subjek
sumber data dari penelitian ini yaitu pengurus KPKS, anggota KPKS, dan
Bukit Layang. Kriteria informan yang akan saya pilih yaitu masyarakat yang
anggota dari KPKS , serta pengurus KPKS baik itu dari pengurus maupun
20
pengawas dari KPKS. Jumlah informan yang akan diteliti dalam penelitian ini
D. Sumber Data
Sumber data untuk penelitian ini dibagi dalam dua bentuk, yaitu :
langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui tangan kedua atau
dan berita yang dimuat di media massa. Sumber data ini digunakan
21
E. Teknik Pengumpulan Data
teknik, yaitu :
a. Observasi
b. Wawancara
22
c. Dokumentasi
analisis data dengan model interaktif terdiri atas tiga hal utama, yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Sebagai sesuatu
yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah, pengumpulan data
dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut
analisis. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, display data dan
1. Reduksi data
Reduksi data, yaitu memilih dan memilah data mentah yang masih
23
fokus penelitian. Tujuannya agar data yang sama dikelompokkan pada
penelitian.
2. Display data
Display data, yaitu data sistematis yang sudah diolah. Data yang di
display dapat berupa tabel, matriks, chart, atau grafik dan lain
3. Penarikan kesimpulan
dengan pendapat lain akan muncul kesimpulan dari apa telah diteliti.
Jadi dari data yang ada, akan dicoba menarik kesimpulan. Tahap
data yang didapat baik dari hasil wawancara, buku-buku maupun dari
24
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. Tata Hamparan Eka Persada berada di Desa Bukit Layang. Desa
pada tahun 1999. Desa Bukit Layang dibagi kedalam 4 Dusun dan 13 RT,
yaitu Cungfo, Air Layang, Pangkal Layang dan Bukit Layang. Desa Bukit
Desa Cit
Bagian Wilayah
Sebelah Utara Desa Penyamun
Sebelah Selatan Desa Mabat
25
Pendirian perusahaan di Desa Bukit Layang dinilai merupakan lokasi yang
1. Kependudukan
Dilihar dari data pada tabel 3.2 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas
penduduk Desa Bukit Layang merupakan petani yaitu sebanyak 456 orang.
menjadi peluang besar bagi PT. THEP untuk membuka perkebunan kelapa
26
Layang, kondisi lingkungan daerah ini juga mendukung untuk dijadikan
2. Pendidikan
Dilihat dari tabel 3.3 maka dapat diketahui mayoritas penduduk Desa
dapat diliat dari tabel diatas masih banyaknya masyarakat yang bertamatan
SLTA.
3. Sosial Ekonomi
masyarakat masih memegang erat tradisi dan budaya yang ada. Setiap
27
adanya perayaan hari besar agama, masyarakat masih melakukan tradisi
tinggi. Hal ini terbukti dengan setiap ada kegiatan atau acara di salah satu
PT. Tata Hamparan Eka Persada (THEP) berdiri pada bulan juli tahun
2006 di Desa Bukit Layang dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit yang
dimiliki seluas 1.074 Ha. PT. THEP merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang perkebunan kelapa sawit dan memiliki kantor pusat di Bukit Tabir
Desa Air Duren Kecamatan pemali. Secara luas lahan PT. THEP memiliki
lahan yang sangat luas dengan terdapat dibeberapa daerah dipulau bangka.
PT. THEP juga terdapat didesa-desa lain yang yang ada dipulau bangka
28
layang sendiri 50% perkebunan inti dan 50% perkebunan plasma. Untuk
kantor cabang Estate PT. THEP memiliki 5 (lima) kantor cabang, yaitu :
Layang
menjadi penengah antara PT. THEP dan masyarakat Desa Bukit Layang ,
baik pengguna jasa atau pemodal yang bersifat kebersamaan dan tolong
29
(KPKS) diharapakan mampu menjadi penengah antara masyarakat dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, maka pada tahun 2008 tepatnya pada
juga harus mengikuti tata aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga
yaitu :
2014.
30
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Koperasi dari Dinas
2014.
Oktober 2014.
berada didaerah tersebut yaitu PT. THEP. Dengan adanya pola kemitraan
sistem bagi hasil, dimana perusahaan harus menyerahkan separuh dari lahan
Sistem bagi hasil itu sendiri merupakan pembagian lahan dari milik
separuh lahan milik perusahaan dengan luas 537,84 Ha. KPKS sendiri
memiliki jumlah anggota 570 orang, setiap keluarga hanya 1 orang yaitu
orang. KPKS memiliki kantor 1 unit dengan aset kendaraan 4 unit mobil.
31
a. Visi dari KPKS yaitu menjadikan KPKS Bukit Layang
Dari Visi, Misi dan Tujuan yang dimiliki oleh Koperasi Perkebunan
32
Kelapa Sawit ( KPKS ) maka dapat dilihat bahwa Koperasi tersebut
33
6. Kegiatan dan perekonomian lainnya yang langsung menyangkut
34
pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, (2) pengurus, merupakan
a. Rapat Anggota
1) Anggaran dasar.
usaha koperasi.
pengawas.
35
6) Pembagian SHU.
koperasi.
b. Pengurus Koperasi
pelaksanaan tugas.
secara tertib.
Bendahara : Supriyadi
Ketua I : Masyadi
Ketua II : Maryadi
36
Ketua III : Ferdianto
Ketua IV : Ristan
37
dan pengeluaran kas, serta menyelenggaraan pembukuan
keuangan.
c. Pengawas Koperasi
pengurus.
38
yang selalu ada dikantor pada jam kerja dari hari senin hari sabtu.
Ketua : H. Junata
Anggota : Suminto
39
BAB IV
sebagai petani tentunya menjadi salah satu alasan utama PT. Tata Hamparan
Eka Persada atau disingkat PT. THEP berdiri di lokasi tersebut. Desa Bukit
Layang merupakan daerah agraris dimana lokasi lahan desa masih tergolong
cukup luas. Hampir 70% dari jumlah total seluruh luas lahan daerah ini masih
belum di gunakan.
Pada tahun 2006 PT. THEP mulai melakukan survey ke Desa Bukit
THEP tidak hanya membeli lahan yang masih kosong untuk dijadikan
perkebunan kelapa sawit, tetapi juga membeli lahan eks tambang timah.
Secara ekologi, tanah bekas tambang memang sulit untuk di olah kembali.
40
Namun untuk jenis tanaman kelapa sawit, tanaman ini bisa tumbuh dengan
belah pihak yang ditengahi oleh perangkat desa setempat. Hal ini dilakukan
untuk mengurani dampak konflik yang bisa saja tejadi kedepan sebagai efek
dari pendirian perkebunan ini. Harga dari pembelian lahan tersebut tentunya
sudah ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak baik masyarakat
selaku kepala desa saat itu mengatakan bahwa dalam proses pembebasan
lahan untuk perkebunan PT. THEP pernah berbicara langsung kepada pihak
pemerintah desa setempat. Hal-hal yang dibicarakan antara lain terkait dengan
rencana pendirian perkebunan kelapa sawit dan juga upaya untuk pembelian
lahan yang akan dijadikan lokasi perkebunan. Pada saat itu disepakati harga
tanah.
41
hubungan dengan kelompok tersebut akan memberikan lebih banyak imbalan
atau keberuntungan. Dalam penjelasan Blau tersebut dapat dikatan PT. THEP
sawit tersebut.
masyaraat yang memiliki lahan untuk dibeli dan dijadikan lokasi perkebunan
tersebut.
mengatakan :
42
terlebih dahulu sosialisasi oleh pihak perusahaan. Sosialisasi tersebut terkait
disni bisa diliat bahwa sosialisasi tersebut dilakukan agar bisa menjelaskan
Bukit layang itu sendiri mengurus lahan perkebunan plasma yang dibentuk
PT. THEP bagi koperasi sebagai bapak angkat atau bisa disebut avalis.
perusahaan untuk koperasi itu dijual kepada anggota koperasi dengan cara
kredit melalui bank. Bank yang dipilih untuk memfasilitasi akadkredit tersebut
adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan dipilih untuk bekerjasama dengan pihak
Bank Syariah Mandiri dikarenakan suku margin atau bunga yang terendah.
43
Angsuran kredit tersebut dibuat dalam bentuk perjanjian dengan bank selama
Bukit Layang
Meskipun tidak selama teh dan karet, perkebunan kelapa sawit yang baru
untuk mengikuti tren pasar sangat tinggi, seperti pada masa karet dan
merica terkenal.
sawit, pada umumnya dibuka di kawasan pedesaan. Oleh karena itu tidak
sekedar perubahan komoditas pertanian dan ekologi dari hutan atau lahan
44
juga terkait kondisi sosial dan ekonomi karena keberadaan kebun kelapa
yang sangat luas, perkebunan kelapa sawit sangat padat modal, input usaha
kerja yang sulit dipenuhi oleh petani kebun yang serba terbatas dalam
45
merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan
bersama. Kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota dan yang
mempunyai kedudukan yang sama dan peran yang sama dalam kegiatan
koperasi.
Sedangkan peranan itu bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.
yaitu ;
46
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai individu yang penting dalam
KPKS ini telah menjalankan lembaga ini dengan baik, seperti : Peran
koperasi KPKS dalam pola kemitraan inti plasma yaitu sebagai sarana
sebanyak 570 orang dan semua dibagi secara merata setiap bualan.
47
Secara umum koperasi juga berperan dalam hal menciptakan lapangan
Jenis usaha yang dilakukan KPKS Bukit Layang terdiri dari produksi TBS,
usaha jasa angkutan TBS dan juga fee tenaga kerja. Sesuai dengan visi
produksi, dll. Dari ketiga usaha yang sudah berjalan dapat dilihat hasil
mendapatkan bantuan sosial dari koperasi seperti bantuan bagi yang sakit
atau meninggal., bantuan PHBI, PHBN dan lain lain. Seperti yang
dikatakan oleh Bapak Akhmad Sartono selaku ketua dari KPKS yaitu :
48
masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari perkebunan plasma untuk
pekerjaan itu bisa menjadi berarti bagi mereka. Karena dengan itu mereka
menaikan taraf hidup mereka. Hal itu tentu saja bisa menunjukkan bahwa
Kebutuhan dapat dibedakan dalam bebagai kriteria, baik dilihat dari sifat,
tidak pernah berhenti. Hal itu disebabkan karena adanya kebutuhan pada
49
masyarakat selalu dijumpai proses atau usaha perubahan menuju kondisi
taraf hidup serta pola pikir masyarakat. Kerena pada dasarnya masyarakat
50
mudah untuk memperbaiki sosial ekonomi. Padahal amanah itu harus
dengan makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa
adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai
atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan. Konsep ini
51
sudah terjalin teori pertukaran sosial dimana seperti yang dijelaskan Blau
dalam buku Poloma (2013: 83) bahwa tidak semua transaksi sosial bersifat
hubungan antar pribadi dapat bersifat timbak balik atau sepihak. Dalam hal
ganjaran sesuai dengan yang diberikannya, maka kita dapat menyebut hal
Layang.
kerumah sakit.
Masyarakat yang menerima ganjaran atau manfaat dari KPKS tidak hanya
berupa hasil dari perkebunan plasma yang dikirim setiap bulan, namun juga
52
sehari-hari. Jadi bagi mereka yang melakukan hal tersebut bisa dikatakan
sekuriti, mandor, perawat tanaman mandor dll. Selaian itu taraf ekonomi
masayarakat meningkat dengan adanya koperasi KPKS ini bisa dilihat dari
KPKS yang bangunan rumah awalnya hanya rumah yang terbuat dari
sekarang sudah banyak alat teknologi yang modern. Mereka yang belom
mengatakan :
53
Selain hal tersebut kontribusi koperasi KPKS juga memberi bantuan
sosial seperti sembako, dan memberi bantuan sosial bagi masyarakat Desa
Bukit Layang yang sedang sakit dan lain-lain, dan koperasi memberi bantuan
kepada desa untuk acara PHBN, seperti bantuan perayaan HUT-RI, dan
yang diberikan kepada orang sakit yaitu dimana jika ada anggota KPKS atau
masyarakat Desa Bukit Layang yang memiliki penyakit lama yang harus
sakit tersebut. Atau ada masyarakat yang sedang sakit ingin meminjam
kendaraan operasional KPKS untuk diantar kerumah sakit, maka akan dibantu
segera diantar kerumah sakit tanpa bayar untuk bensin ataupun uang untuk
biaya sopir.
kemungkinan bisa terjadi. Pertama, orang dapat memaksa orang lain untuk
menolongnya. Kedua, mereka mencari dari sumber yang lain bantuan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Ketiga, mereka dapat bertahan dan hidup terus
tanpa memperoleh apa yang mereka butuhkan itu. Keempat, dan yang paling
54
Melihat dari penjelasan teori Blau diatas dapat dikatan bahwa tidak semua
yang terjadi pada kontribusi dari KPKS Bukit Layang yang diberikan bagi
Hal tersebut dapat kita lihat pada penjelasan diatas bahwa KPKS tidak hanya
pekerjaan, bantuan sosial, dan juga bantuan untuk ke perayaan hari besar
aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak sosial ekonomi tersebut dapat
dilihat dari meningkatnya taraf hidup masyarakat Desa Bukit Layang serata
yang sudah semakin maju. Namun dari masyarakat itu tidak memberikan
kontribusi yang besar terhadap KPKS. Masyarakat hanya menyedia lahan dan
perusahaan ke KPKS untuk menjadi lahan perkebunan plasma. Maka dari hal
itu dapat kita lihat bahwa pertukaran sosial yang terjadi tersebut tidaklah
Bukit Layang
Social dalam ilmu sosial merujuk pada objek yakni masyarakat yang merujuk
55
oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan
Bukit Layang yang turut membantu sebagai jasa pekerja pada KPKS.
56
PT. THEP. Dari angota bisa menjadi mandor, sekuriti dan bahkan
keluarga.
mereka yang telah memiliki KTP Bukit Layang dan mereka yang
belum memiliki KTP Desa Bukit Layang ada yang belum bisa
57
masuk jadi anggota koperasi KPKS. Hal itu dikarenakan kurangnya
sosial.
2. Pendidikan
yang tidak lulus SD, tamatan SD, SMP, SMA, sampai sampat
58
Anggota inti dari koperasi seperti pengurus, bendehara,
mengatakan :
59
meringankan beban keluarga. Sehingga jika sebuah keluarga yang
tersebut, dan tentunya itu juga akan merubah taraf hidup dari
keluarga tersebut.
serta media (media massa atau pun media sosial) untuk anak didalam
semakin modern.
Layang yang baru memiliki KTP Desa Bukit Layang dan belum bisa
yang tinggal di Desa Bukit Layang yang belum memiliki KTP Desa
60
mereka yang membutuhkan. Dari sisi negatif tersebut akan
rata termasuk yang diterima ketua koperasi KPKS. Dari segi positif
61
perekonomian keluarga. Dampak tersebut memberikan perubahan pada pola
keluarga. Taraf hidup dan pola pikir masyarakat pun menjadi meningkat, dan
Layang.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
KPKS. Meningkatkan taraf hidup tersebut dengan cara membagikan hasil dari
tersebut berupa bantuan untuk masyarakat Desa Bukit Layang yang terkena
63
musibah. Sedangkan bantuan untuk menggunakan kendaraan operasional
keluarga yang sedang sakit untuk kerumah sakit dapat menggunakan kendaraan
tersebut tanpa bayar sepeserpun. Selain itu bantuan kepada desa juga ada pada
saat Perayaan Hari Besar Nasional (PHBN) dan Perayaan Hari Besar Islam
masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Baik itu anggota dari KPKS
ataupun yang bukan anggota asalkan memiliki KTP Desa Bukit Layang.
tersebut KPKS berpengaruh merubah pola pikir serta taraf hidup masyarakat.
masyarakat.
B. Saran
seluruh anggota KPKS dan pengurus dari KPKS dan masyarakat terkait
KPKS menambah koata anggota serta membuka slot baru untuk yang
masyarakat yang sudah lama tinggal di Desa Bukit Layang yang belum
64
memiliki KTP tetapi ingin menjadi anggota koperasi KPKS. Serta
dengan baik agar koperasi plasma KPKS bisa mencapai tujuan dari
65
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bernard Raho, SVD. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publiser.
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
Idrus. Muhammad. 2009. Metode Penelitian Sosial: Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif Klasik, Modern,
Posmodern, dan Poskolonial Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Press
Group.
Poloma, Margaret. 2013. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : Rajawali Pers.
Rahman, Bustami dan Ibrahim. 2009. Menyusun Proposal Penelitian.
Pangkalpinang: UBB Press.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
66
Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2004.
Undang-undang Nomor 25 tahun 1992.
Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 22 Tahun 2010.
Jurnal dan Skripsi
Darwis, Ichsan. 2015. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap
Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Desa Bulu Mario Kabupaten Mamuju Utara.
Skripsi. Universitas Hasanuddin. Diakses tanggal 29 Juli 2019.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/17053/SKRIPSI
%20LENGKAP-FISIP-SOSIOLOGI-ICHSAN%20DARWIS.pdf?sequence=1
67