Anda di halaman 1dari 12

UTS

KOPERASI DAN UMKM

Nama : Ni Putu Sukarini


NIM : 1902622010565
No. Absen : 06

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Review Artikel
Judul : Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Gunung
Penulis : Susilawetty dan Karna Supena
1. Latar Belakang atau Masalah Penelitian
Berdasarkan Pasal 33 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa ayat (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
asas kekeluargaan. (2) Bidang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan pada demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efesiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangankemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional. Sistem ekonomi yang dituju oleh konstitusi adalah sistem ekonomi yang dapat
mewujudkan kemakmuran bersama, yang memberi peluang pada rakyat banyak untuk
dapat menjalankan kegiatan usahanya secara pada kegontong-royongan dan kebersamaan
yang bernafaskan Pancasila sebagai falsafah bangsa (M.Iskandar Soesilo,2008:67).
Kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan adil, yang dapat mengentaskan
kemiskinan, yang bertumpu kemakmuran orang-perorang tetapi kemakmuran bersama,
sehingga bentuk badan hukum yang sesuai dengan hal ini adalah Koperasi.
Dalam Pasal 3 UU NO 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, memuat tujuan
koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur berlandasan Pancasila dan UUD RI
Tahun 1945. Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah,
tujuan dan peran serta koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Menurut
ketentuan UU No 25 Tahun 1992 ini bahwa landasan idil koperasi adalah Pancasila
sedangkan landasan strukturalnya ialah Undang Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
Berkaitan dengan penerapan sila kelima dari Pancasila yakni Keadilan Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia menurut Muhamad Firdaus dan Agus Edhi Susanto bahwa adil harus
dilihat dari sudut pandang masyarakat. Keadilan yang memberikan masing-masing
bagiannya, dalam segala hasil kegiatan masyarakat, di bidang ekonomi, perhubungan,
sosial, politik dan kebudayaan pada umumnya.
Keberadaan koperasi dalam sistem perekonomian tetap mempunyai peluang usaha,
dengan berbagai tantangan, ancaman dan hambatan. Oleh karena itu sebagai salah satu
pelaku ekonomi, koperasi harus mempunyai kemampuan untuk bekerja lebih produktif
dan efisie sebagai wujud pelaku eknomi, apalagi dalam era persaingan usaha yang sangat
tajam, dengan adanya hambatan keperpihakan dan komitmen dari pemerintah (M.
Iskandar Soesilo,2008;103).
Di masa lalu koperasi telah pernah tumbuh dan berkembang serta memberikan
konstribusi signifikan dalam perekonomian nasional, yang diindikasikan dari tumbuh dan
eksisnya Koperasi Unit Desa (KUD) diberbagai koperasi instansi pemerintah maupun di
masyarakat. Kemudian lahirlah UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang
sampai saat ini dipandang masih relevan dan responsif dalam menyelenggarakan koperasi.
Koperasi di Indonesia dengan berbagai unit usahanya sering mendapat sanjungan dan
julukan sebagai soko guru perekonomian maupun sebagai tulang punggung rakyat
(Bernhard Limbong,2010:33). Walaupun mendapat julukan sebagai soko guru, namun
pada kenyataannya keberadaan koperasi lebih dari setengah abad itu tidak menunjukkan
perkembangan yang mengembirakan dan kurang diminati masyarakat bahkan akhir-akhir
ini kurang berperan dalam meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan mayarakat.
Koperasi baru merupakan filsafat atau slogan para penjabat yang sering didengungkan
oleh penyelenggara negara namun belum menjadi gerakan sosial ekonomi secara nyata
untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Pada hal secara ideologis koperasi
bertujuan khusus untuk meningkatan kesejahteraan, memajukan kepentingan ekonomi
para anggota dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mengwujudkan masyarakat yang maju adil makmur
berlandasan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 (Bernhard Limbong,2010:34).
Berbeda halnya dengan masyarakat di Gunung Sindur, pada masa koperasi sedang
mengalami pasang surut bahkan tidak sedikit koperasi sudah ditinggalkan oleh
pemiliknya, namun kelompok masyarakat di Gunung Sindur yang saat ini terdiri dari
kelompok masyarakat tani, pedagang dengan berbagai usaha secara bersama
menggabungkan diri mendirikan suatu wadah usaha bersama yang disebut Koperasi Serba
Usaha Mutiara Mandiri. Koperasi tersebut merupakan wadah yang mengatur dan
mengarahkan para pelaku ekonomi lemah dalam memberdayakan serta meningkatan usaha
bersama. Koperasi ini mempunyai latar belakang sejarah dalam memperjuangkan nasib
rakyat ekonomi lemah, yang digagas oleh para pendiri (insiator) yang peduli dengan
kehidupan masyarakat sekelilingnya.
Masalah dalam penelitian ini yaitu adanya ketimpangan kehidupan ekonomi yang
semakin menjepit, di tengah-tengah bayang-bayang kehidupan perkembangan kota yang
begitu pesat, sementara masyarakat begitu sulit untuk mencari kehidupan yang lebih layak,
dan mau tidak mau masyarakat di desa Gunungsindul tersebut tetap bekerja keras dengan
berbagai upaya, baik sebagai buruh maupun usaha dagang keliling dan lain-lain dengan
modal yang sangat terbatas (Karna Supena,2012:102).

2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Bagaimana peran koperasi Serba Usaha Mandiri untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat Gunung Sidur Kabupaten Bogor.
2. Adakah faktor- faktor penghambat dalam pengelolaan koperasi tersebut

3. Metode Analisis yang Digunakan


Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dan empiris. Metode penelitian ini adalah
deskritif eksploratif yaitu penelitian terhadap masalah-masalah yang terjadi pada saat ini.
Fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penelitian akan mengambarkan keadaan nyata pada
objek penelitian, sehingga diharapkan dapat menjawab pertanyaan sesuai tujuan
penelitian.

4. Hasil Penelitian
Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Berkedudukan di Jalan Mutiara V, Rt 03 RW 02,
Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Koperasi ini telah mendapat
pengesahan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Nomor 518 / 136 / BH / KPTS / KKUKM / 2008, ditetapkan di Cibinong pada tanggal 23
Januari 2008 (wawancara dengan pendiri koperasi pada tanggal 2 Mai 2012) sejak
berdirinya sampai saat ini telah mempunyai anggota sebanyak 292 orang, yang terdiri dari
para petani, pedagang kecil, pedagang keliling, pedagang kaki lima, buruh, ada juga
Pegawai Negeri (PNS) dan lain-lain, yang mempunyai kesamaan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha koperasi, menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan ketentuan-ketentuan koperasi yang berlaku, serta diwajibkan membayar simpanan
pokok dan simpanan wajib. Setiap anggota bertempat tinggal di wilayah kerja koperasi.
Hal ini sesuai dengan syarat keangotaan koperasi yang terdapat pada Pasal 6 pada Akta
Pendirian Anggaran Dasar yang sudah didaftarkan dalam daftar umum Departemen
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah Republik Indonesia Kantor Wilayah
Propinsi Jawa Barat.
Tujuan Koperasi menurut Pasal 4 Akta Pendirian Anggaran Dasar Koperasi serba usaha
Mutiara Mandiri adalah:
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
2. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
Untuk mencapai tujuan Pasal 4 Anggaran Dasar Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri
tersebut, yaitu menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan usaha anggota maupun
dengan non anggota yang tercantum dalam Pasal 5: sebagai berikut
a. Mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan pada koperasi secara teratur
b. Usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota
c. Menyediakan bahan pokok kebutuhan primer dan sekunder dengan membuka toko serba
ada
d. Usaha perdagangan umum, sebagai grosir, agen perwakilan dan levelansir (pemasok)
dari segala macam barang dagangan
e. Usaha diberbagai bidang jasa antara lain jasa warung telpon (wartel), warung internet
(warnet), percetakan, fotocopy, angkutan, catering, cleaning service, pembayaran
listrik/telepon dan lain-lainnya
f. Usaha pengembangan di bidang pertanian, perikanan, perternakan (agrobisnis)
g. Usaha mengembangkan home industry termasuk produk makanan dan kerajinan tangan
masyarakat setempat dan pemasarannya
h. Mengusahakan fasilitas kendaraan, perumahan dan atau jaminan kesehatan bagi para
anggotanya
i. Usaha-usaha lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota
(Anggaran Dasar Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri No 518/136/BH/KPPS/
KKUKM/2008)
Pada periode tahun 2008–2012 berdasarkan hasil rapat anggota, terpilih Drs H. Sunyipto
sebagai Ketua Koperasi dan dalam melaksanakan tugas sehari-hari ketua
dibantu oleh Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi lainnya (wawancara dengan
pengurus,Mei 2012). Para pengurus (pengelola) koperasi serba usaha Mutiara Mandiri
bertekad, melangkah dan melakukan kebijaksanaan yang stategis serta memiliki komitmen
yang tinggi terhadap pengelolaan koperasi sehingga peran koperasi dalam memperdayaan
ekonomi rakyat khususnya mayarakat Gunung Sindur semakin tumbuh dan berkembang
secara wajar dan proporsional.
Dalam konteks ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, kegiatan produksi dan
konsumsi dilakukan oleh semua warga masyarakat dan untuk warga masyarakat,
sedangkan pengelolaannya di bawah pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat
sendiri. Prinsip demokrasi ekonomi tersebut hanya dapat diimplementasikan dalam wadah
koperasi yang berdasarkan kekeluargaan. Hal inilah yang menjadi pegangan pengurus
(pengelola) dalam mengimplementasikan kegiatan usaha masyarakat Gunung Sindur
melalui koperasi. Nilai-nilai perkoperasian yang melekat pada koperasi Serba Usaha
Mutiara Mandiri ini yaitu kemandirian, bertangung jawab, demokrasi, kesetaraan dan
solidaritas antar sesama anggota. Hal itu pulalah yang menyebabkan terjadinya
kesinergian kegiatan (usaha) koperasi dengan aktivitas usaha anggotanya. Pada akhirnya
pelaksanaan pengelolaan koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur dapat
dilaksanakan.
Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri merupakan badan usaha bersama dengan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri, bukan merupakan kumpulan modal (akumulasi
modal), tetapi merupakan kumpulan anggota masyarakat ekonomi lemah dengan
permodalan yang sangat terbatas bahkan sebelumnya banyak yang terjepit dengan
permodalan dari para rentenir
2. Merupakan kerja sama para pengurus koperasi, yaitu suatu bentuk gotong royong
berdasarkan asas kesamaan derajat, hak dan kewajiban. Sehingga koperasi dijadikan
sebagai wahana demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik anggota, sehingga
kekuasaan tertinggi ada pada Rapat Anggota
3. Kegiatan usaha yang baru berjalan, yaitu kegiatan Simpan Pinjam berdasarkan atas
kebutuhan prioritas para anggotanya, tidak ada paksaan, tidak ada intimidasi maupun
campur tangan luar yang tidak ada sangkut pautnya dengan soal ke dalam koperasi
4. Tujuan koperasi merupakan kepentingan bersama para anggotanya dan tujuan tersebut,
hanya dapat dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan para anggotanya
5. Keanggotaan koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri bersifat sukarela dan terbuka, tidak
ada paksakan oleh siapapun, yang berarti tidak ada pembatasan ataupun disikriminasi
dalam bentuk apapun juga
6. Pembagian pendapatan atau sisa hasil usaha dalam koperasi Serba Usaha Mutiara
Mandiri Gunungsindur, ditentukan berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota kepada
koperasi dan balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota adalah
terbatas (hasil penelitian pada koperasi pada bulan Mei 2012).
Dengan keanggotaanya yang meliputi para petani, pedagang dan buruh jasa, dimana
semua anggotanya secara suka rela selama ini, merasa bernaung dalam satu wadah dan
berdasarkan asas kesamaan derajat, hak dan kewajiban, dan ingin melakukan sebuah kerja
sama secara gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut hanya dapat
dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan para anggotanya, maka para anggota
sudah membentuk kesepakatan dalam bentuk perjanjian yang telah dituangkan dalam
Anggaran Dasar Koperasi. Beberapa Kebijakan yang Dilakukan Pengolala untuk
Meningkatan Perekonomian Anggota.
Kebijakan yang dilakukan oleh pengelola merupakan implementasi peranan Koperasi
Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk meningkata perekonomian masyarakat Gunungsindur
adalah sebagai berikut: (1) mengembangkan usaha skala mikro lebih diarahkan (prioritas)
untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
berpendapatan rendah, yaitu pedagang kaki lima, pedagang asongan, petani ikan, petani,
buruh tani dan lain-lain. (2) memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip
tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan berwawasan gender, terutama
untuk: (a) memperluas akses kepada sumber permodalan, khususnya perbankan. (b)
memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur pemberian kredit anggota
dan non-anggota sebagai nasabah. (c) memperluas wilayah usaha ke wilayah lain dan
meningkatkan manajemen, pemasaran, dan informasi. (3) memperluas basis dan
kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan untuk
mendorong pertumbuhan, peningkatan usaha, dan penciptaan lapangan kerja, terutama
dengan: (a) meningkatkan perpaduan antar tenaga kerja terdidik dan terampil dengan
adopsi penerapan teknologi. (b) mengembangkan usaha anggota koperasi, termasuk
meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai wadah organisasi kepentingan usaha
bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif dengan cara mengadakan pembinaan
langsung kepada anggota. (4) membangun koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada
upaya-upaya untuk: (a) membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi
koperasi di tingkat makro, maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha
yang kondusif bagi kemajuan koperasi, serta kepastian hukum yang menjamin
terlindunginya koperasi dan/atau anggotanya dari praktik-praktik persaingan usaha yang
tidak sehat. (b) meningkatkan pemahaman, kepedulian, dan dukungan pemangku
kepentingan (stakeholders) kepada koperasi.
Dari arah kebijakan tersebut di atas, maka dapat dilihat pelaksanaan pengelolaan Koperasi
Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur yang meliputi:
1. Mengembangkan usaha para anggota koperasi Usaha para anggota koperasi sangat
beragam, antara lain usaha di bidang: warung makan, pedagang keliling, pedagang kaki
lima, petani, petani ikan dan lain-lain yang kesemua usaha tersebut masih merupakan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Semua usaha tersebut dapat memberikan
kontribusi yang relatif terhadap pertumbuhan ekonomi, baik dalam lingkup anggota
koperasi maupun masyarakat sekitarnya. Selain itu pula usaha yang dilakukan anggota
koperasi juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi penduduk yang berada di sekitar
lingkungan koperasi, dan yang terpenting adalah usaha yang dilakukan anggota dapat
meningkatkan daya saing usaha dengan usaha-usaha lainnya, dengan cara menghasilkan
pendapatan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan usaha yang dilakukan anggota koperasi dalam skala mikro, kecil dan
menengah lebih diarahkan untuk memberikan pengetahuan terhadap pangsa pasar yang
akan dijangkau demi perluasan usaha dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan
wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekonomi pada
umumnya. Jenis usaha, dan jumlah anggota Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri seperti
terlihat pada tabel 1.berikut:
Tabel 1. Jenis Usaha, jumlah Anggota Koperasi
2. Memberikan Penyuluhan, Pelatihan dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Anggota
Koperasi. Penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kewirausahaan terhadap anggota,
Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur bekerja sama dengan Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pengusaha Kecil Menengah karena. Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pengusaha Kecil Menengah merupakan
perpanjangan tangan pemerintah dalam hal pengurusan perkoperasian di daerah. Dinas
Koperasi dalam hal ini Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pengusaha Kecil
Mengengah sering memberikan berbagai pelatihan, pendidikan dibidang kewirausahaan
dan memberikan informasi-informasi mengenai regulasi atau perundang-undangan di
bidang koperasi serta informasi-informasi kebijakan pemerintah.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pengusaha Kecil Menengah pernah
mengangkat Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur menjadi salah satu
koperasi percontohan dan acuan perkoperasian sebab koperasi ini dipandang cukup
berhasil mengembangkan kewirausahaan dari anggotanya (wawancara dengan Ketua
Koperasi Serba Usaha Mutiara
Mandiri bulan Mei 2012).
3. Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur bekerja sama atau bermitra
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia. Koperasi Serba Usaha Mutiara Gunung Sindur
merupakan salah satu rekanan dari bank BRI dalam penyaluran kredit untuk koperasi-
koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang ada di Kota Kabupaten Bogor. Pinjaman yang
diberikan oleh koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur terhadap unit usaha
mikro, kecil, dan menengah ini dilaksanakan dengan memberikan pinjaman kepada
anggota dan non anggota (Hasil Penelitian pada koperasi pada bulan Mei dan juni
2012).
4. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
Dalam Koperasi keuntungan yang diperoleh disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU),
adalah “selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam pengelolaan usaha, pendapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan
masyarakat”. Sisa Hasil Usaha koperasi adalah selisih antara seluruh pendapatan kotor
dikurangi seluruh biaya dalam 1 Tahun Buku. Pembagian Sisa Hasil Usaha tidak langsung
diberikan kepada anggota koperasi, akan tetapi akan digunakan sebagai permodalan
koperasi pada tahun berikutnya, yang kemudian akan digunakan sebagai pelaksanaan
pengelolaan koperasi (hasil wawancara dengan ketua koperasi bulan Juni 2012).
Hambatan-hambatan Dalam Pengelolaan Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung
Sindur. Walaupun koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri telah berperan dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat Gunung Sindur, namun ternyata masih ditemui
beberapa hambatan dalam melaksanakan koperasi ini antara lain:
1. Secara internal:
a. pada umumnya anggota koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri:
(1) Kurang memahami atau tidak mengetahui makna dari perkoperasian
(2). Kurang peduli dengan makna perilaku berkoperasi. Hal ini ditunjukkan dengan kurang
adanya peran serta anggota yang menanyakan kemajuan koperasi secara keseluruhan.
Mereka hanya terbatas berhubungan dengan kepentingan pinjaman anggota saja dimana
anggota hanya membutuhkan koperasi apabila berkaitan dengan usaha pribadi yang
dijalankannya. Tidak ada kepeduliannya dengan struktur kelembagaan (struktur
organisasi, struktur kekuasaan, dan struktur insentif) yang unik dan khas dibandingkan
dengan usaha lain (3) Masih banyak anggota koperasi yang beranggapan bahwa
pengelolaan dan semua tanggung jawab koperasi sudah dipercayakan kepada pengurus,
dan anggota hanya sekedar pelanggan pada saat berkaitan dengan pinjaman yang
diperolehnya dari koperasi.
b. Modal koperasi yang terbatas; Pengurus koperasi mengalami kesulitan untuk
mendapatkan modal penyertaan dari pemodal atau dari lembaga keuangan seperti
perbankan. Hal tersebut dikarenakan setiap lembaga keuangan selalu meminta jaminan.
Sedangkan koperasi Serba usaha Mutiara Mandiri belum mempunyai harta tetap untuk
dijaminkan sebagai jaminan (borg). Tetapi pengurus telah mendapatkan kredit dari Bank
BRI sebesar Rp. 500.000.000,- yang menggunakan jaminan aset salah satu pendiri dan
penggagas koperasi ini.
2. Secara Eksternal; yaitu merupakan hambatan yang berkaitan langsung dengan:
a. Bidang usaha simpan pinjam. hal ini belum adanya bank pendamping, yang
memberikan pinjaman yang bunganya ringan (pinjaman lunak)
b. Belum adanya bantuan dari pemerintah (Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bogor) berupa bantuan tambahan modal kerja atau fasilitas lain
yang memudahkan untuk kebutuhan koperasi. (Berdasarkan wawancara dengan wakil
ketua pengurus koperasi ini tanggal 22 Mei 2012).
5. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai