Anda di halaman 1dari 14

ISSN 2338-3321

PERAN KOPERASI SERBA USAHA MUTIARA MANDIRI


UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
GUNUNG SINDUR KABUPATEN BOGOR

Susilawetty dan Karna Supena


Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: susi-ukm@yahoo.com
Abstrak: Latar belakang kehidupan masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor terdiri dari wiraswasta, buruh, pedagang keliling
dan beberapa kegiatan usaha lainnya dengan modal yang sangat terbatas. Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri telah berupaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Gunung Sindur melalui kegiatan-kegiatan usahanya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1).
Mengetahui bagaimana peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Gunung Sindur
Kabupaten Bogor dan (2). Mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri. Penelitian ini
menggunakan metode deskritif, kualitatif, dan eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Koperasi Serba Usaha Mutiara
Mandiri memiliki peran yang sangat signifikan dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat Gunung Sindur terutama yang berkaitan
dengan perekonomian masyarakat sebagai anggota koperasi (2) Faktor penghabat yang dihadapi antara lain: (1) internal: (a) Kurang
memahami atau tidak mengetahui makna perkoperasian, (b) Kurang peduli dengan perilaku berkoperasi (c) Masih banyak anggota koperasi
yang beranggapan bahwa pengelolaan koperasi tersebut sudah dipercayakan kepada pengurus, dan (2) eksternal: modal koperasi yang
terbatas karena untuk mendapatkan pinjaman memerlukan jaminan, sedangkan koperasi ini tidak mempunyai aset tetap.

Kata kunci: Koperasi, perekonomian, kesejahteraan, masyarakat gunung sindur.

Abstract: The society consisted of entrepreneurs Gunung Sindur Bogor workers, mobile sellers and few others business with limited
capital. Multipurpose Cooperative Enterprises Mutiara Mandiri role in improving the economy Gunung Sindur Bogor. Purpose of this
study was to determine 1). How the role of Independent Multipurpose Cooperative Enterprises Mutiara Mandiri to boost the economy and
society Gunung Sindur Bogor 2). To know is there any limiting factors in the management of the cooperative effort Multi Mutiara
Mandiri. This research method is descriptive method that is normative and empirical research on the problems that occur at this time. The
conclusion are: (1) The Cooperative Enterprises Mutiara Mandiri Gunung Sindur Bogor has a significant role in improving the welfare of
society Gunung Sindur particularly the economical matters, especially members of the cooperative (2) The obstacles are: 1. Internally: (a)
lack of understanding of the cooperative (b) lack of awareness of the cooperative meaning and procedures (c) Do not understand that the
cooperative management.
2. externally: the limitation of the cooperative capital which cannot be used for loan and no fixed asset.

Key words: Cooperation, economy,


society

PENDAHULUAN kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Sistem


Berdasarkan Pasal 33 Undang Undang Dasar ekonomi yang dituju oleh konstitusi adalah sistem
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ekonomi yang dapat mewujudkan kemakmuran
menyatakan bahwa ayat (1) perekonomian disusun bersama, yang memberi peluang pada rakyat banyak
sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. (2) untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya secara
Bidang produksi yang penting bagi negara dan yang pada kegontong-royongan dan kebersamaan, yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh bernafaskan Pancasila sebagai falsafah bangsa
negara. (3) Bumi, air dan kekayaan alam yang (M.Iskandar Soesilo,2008:67). Kemakmuran
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan masyarakat yang diutamakan bukan adil, yang dapat
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran mengentaskan kemiskinan, yang bertumpu kemakmuran
rakyat. orang-perorang tetapi kemakmuran bersama, sehingga
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan bentuk badan hukum yang sesuai dengan hal ini adalah
pada demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, Koperasi.
efesiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan Dalam Pasal 3 UU NO 25 Tahun 1992 tentang
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan Perkoperasian, memuat tujuan koperasi yaitu
Jurnal Ilmiah WIDYA 22 memajukan Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013
Susilawetty dan Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan
Karna Supena, 22 - 30 Perekonomian Masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat kurang diminati masyarakat bahkan akhir-akhir ini
pada umumnya serta ikut membangun tatanan kurang berperan dalam meningkatkan taraf ekonomi
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan dan kesejahteraan mayarakat. Koperasi baru merupakan
masyarakat yang maju, adil, makmur berlandasan filsafat atau slogan para penjabat yang sering
Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Landasan koperasi didengungkan oleh penyelenggara negara namun
Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, belum menjadi gerakan sosial ekonomi secara nyata
tujuan dan peran serta koperasi terhadap pelaku-pelaku untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
ekonomi lainnya. Menurut ketentuan UU No 25 Tahun Pada hal secara ideologis koperasi bertujuan khusus
1992 ini bahwa landasan idil koperasi adalah Pancasila untuk meningkatan kesejahteraan, memajukan
sedangkan landasan strukturalnya ialah Undang Undang kepentingan ekonomi para anggota dan masyarakat
Dasar Negara RI Tahun 1945. Berkaitan dengan pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
penerapan sila kelima dari Pancasila yakni Keadilan perekonomian nasional dalam rangka mengwujudkan
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menurut Muhamad masyarakat yang maju adil dan makmur berlandasan
Firdaus dan Agus Edhi Susanto bahwa adil harus Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 (Bernhard
dilihat dari sudut pandang masyarakat. Keadilan yang Limbong,2010:34).
memberikan masing-masing bagiannya, dalam segala Berbeda halnya dengan masyarakat di Gunung
hasil kegiatan masyarakat, di bidang ekonomi, Sindur, pada masa koperasi sedang mengalami pasang
perhubungan, sosial, politik dan kebudayaan pada surut bahkan tidak sedikit koperasi sudah ditinggalkan
umumnya. oleh pemiliknya, namun kelompok masyarakat di
Keberadaan koperasi dalam sistem perekonomian Gunung Sindur yang saat ini terdiri dari kelompok
tetap mempunyai peluang usaha, dengan berbagai masyarakat tani, pedagang dengan berbagai usaha
tantangan, ancaman dan hambatan. Oleh karena itu secara bersama menggabungkan diri mendirikan suatu
sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi harus wadah usaha bersama yang disebut Koperasi Serba
mempunyai kemampuan untuk bekerja lebih produktif Usaha Mutiara Mandiri. Koperasi tersebut
dan efisien sebagai wujud pelaku eknomi, apalagi merupakan wadah yang mengatur dan mengarahkan
dalam era persaingan usaha yang sangat tajam, para pelaku ekonomi lemah dalam memberdayakan serta
dengan adanya hambatan keperpihakan dan komitmen meningkatan usaha bersama. Koperasi ini mempunyai
dari pemerintah (M. Iskandar Soesilo,2008;103). latar belakang sejarah dalam memperjuangkan nasib
Di masa lalu koperasi telah pernah tumbuh dan rakyat ekonomi lemah, yang digagas oleh para pendiri
berkembang serta memberikan konstribusi signifikan (insiator) yang peduli dengan kehidupan masyarakat
dalam perekonomian nasional, yang diindikasikan dari sekelilingnya.
tumbuh dan eksisnya Koperasi Unit Desa (KUD) Masalah dalam penelitian ini yaitu adanya
diberbagai koperasi instansi pemerintah maupun di ketimpangan kehidupan ekonomi yang semakin menjepit,
masyarakat. Kemudian lahirlah UU No 25 Tahun 1992 di tengah-tengah bayang-bayang kehidupan perkembangan
tentang Perkoperasian, yang sampai saat ini dipandang kota yang begitu pesat, sementara masyarakat begitu
masih relevan dan responsif dalam menyelenggarakan sulit untuk mencari kehidupan yang lebih layak, dan mau
koperasi. Koperasi di Indonesia dengan berbagai unit tidak mau masyarakat di desa Gunungsindul tersebut
usahanya sering mendapat sanjungan dan julukan tetap bekerja keras dengan berbagai upaya, baik sebagai
sebagai soko guru perekonomian maupun sebagai tulang buruh maupun usaha dagang keliling dan lain-lain
punggung rakyat (Bernhard Limbong,2010:33). dengan modal yang sangat terbatas (Karna
Walaupun mendapat julukan sebagai soko guru, namun Supena,2012:102).
pada kenyataannya keberadaan koperasi lebih dari Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)
setengah abad itu tidak menunjukkan perkembangan bagaimana peran koperasi Serba Usaha Mandiri untuk
yang mengembirakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Gunungsidur
Susilawetty dan Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan
Karna Supena, 22 - 30 Perekonomian Masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor. (2) Adakah faktor- faktor
penghambat
dalam pengelolaan koperasi tersebut Jenis penelitian ini dimiliki dan dikendalikan oleh anggota. Semangat
adalah yuridis normatif dan empiris. Metode penelitian demokrasi tercemin dari prinsip satu orang untuk satu
ini adalah deskritif eksploratif yaitu penelitian terhadap suara dalam pengambilan keputusan.
masalah-masalah yang terjadi pada saat ini. Fakta-fakta 4. Persamaan; yaitu semua anggota mempunyai
yang diperoleh dari hasil penelitian akan mengambarkan kedudukan yang sama dan hak yang sama, tampa
keadaan nyata pada objek penelitian, sehingga membedakan besar kecilnya simpanan yang disetrorkan
diharapkan dapat menjawab pertanyaan sesuai tujuan pada koperasi.
penelitian. 5. Keadilan; adalah merupakan cita-cita yang diilhami
timbulnya ketidakadilan dalam kehidupan akibat sistem
PEMBAHASAN libralisme dan kapitalisme yang tidak berwatak sosial.
Koperasi Sebagai Penerapan Sila Kelima Pancasila 6. Solidaritas; adalah kesadaran akan kerja sama yang
Penerapan sila ke lima dalam koperasi sebagai harus dibangun dengan semangat kesetiakawanan tampa
berikut: pa mr i h unt u k m em pe r bai k i nas i b be r sa m a .
1. Koperasi tidak hanya untuk kepentingan anggota, Sedangkan menurut Hendar (2002:117), nilai-nilai
tetapi juga dapat berperan menunjang kepentingan etis merupakan perekat yang harus dimiliki oleh setiap
masyarakat di lingkungannya. anggota koperasi yang meliputi:
2. Sisa hasil usaha koperasi sebagian harus dicadangkan 1. Kejujuran; yaitu merupakan etika pengelola koperasi
bagi dana sosial dan dana pembangunan untuk yang akan menumbuhkan kepercayaan anggota terhadap
masyarakat sekitarnya. Sisa hasil usaha anggota tidak koperasi.
dibagikan sama rata, tetapi didasarkan atas besarnya jasa 2. Kerterbukaan; yaitu bagi anggota untuk anggota dan
dan karya anggota kepada koperasi. oleh anggota tidak ada yang rahasia, selama untuk
3. Koperasi dapat meningkatkan kesejahtaraan anggota, membangun kebersamaan.
sehingga jurang pemisah antara si kaya dengan si 3. Tanggung jawab sosial; yaitu selalu semangat
miskin diharapkan semakin sempit. dalam membangun organisasi ekonomi yang berwatak
Koperasi mengutamakan perbuatan-perbuatan yang sosial yang bertujuan meningkatan kesejahteraan
luhur dan penuh kekeluargaan serta kegotong-royongan, masyarakat.
yang merupakan ciri khas koperasi Indonesia sebagai 4. Kepedulian terhadap orang lain; yaitu koperasi
badan usaha. harus peduli dengan lingkungan yang ada di sekitarnya
Nilai-Nilai Koperasi tidak sekedar mementingkan diri sendiri.
Menurut Andjar Pachta.W (2008;88) bahwa nilai Nilai-nilai perkoperasian yang melekat pada
koperasi dapat dipandang sebagai nilai dasar koperasi yakni kemandirian, bertanggung jawab,
(fundamental) dan nilai-nilai etis yang mencakup; kesetaraan dan solidaritas antara sesama anggota. Hal
1. Menolong diri sendiri; artinya motif kerjasama ini pulalah yang menyebabkan terjadinya kesinergian
dalam koperasi untuk menggalang potensi anggota kegiatan pengelolaan (usaha) koperasi dengan aktivitas
guna menghimpun kekuatan untuk memecahkan usaha anggotanya. Suatu usaha bersama untuk bisa
berbagai masalah melalui kerja sama. dikatakan koperasi haruslah mempunyai ciri-ciri:
2. Tanggung jawab sendiri; artinya harus dimaknai 1. Bukan merupakan perkumpulan modal (akumulasi
sebagai cita–cita. Kemandirian dalam memecahkan modal). Konsekwensi dari hal ini adalah koperasi harus
masalah bersama dan menegakan otonomi dalam benar-benar mengabdi kepada kemanusiaan bukan pada
menentukan haluan koperasi. suatu keadaan.
3. Demokrasi; adalah cita-cita yang berkaitan dengan 2. Merupakan kerjasama, yaitu suatu bentuk gotong-
pengelolaan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang royong berdasarkan asas kesamaan derajat, hak dan
kewajiban, sehingga koperasi benar-benar sebagai Walaupun koperasi membuat perjanjian dengan
wahana demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi organisasi lainnya termasuk pemerintah atau menambah
adalah milik anggota, sehingga kekuasaan tertinggi ada modal dari sumber luar, koperasi harus tetap
pada Rapat Anggota. dikendalikan secara demokrasi oleh anggota dan
3. Semua kegiatan harus didasarkan atas kesadaran para mempertahankan otonomi koperasi.
anggotanya, tidak boleh ada paksaan, tidak boleh ada Pendidikan, pelatihan dan informasi; koperasi
intimidasi maupun campur tangan luar yang tidak ada menyediakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota,
sangkut pautnya dengan soal kedalam koperasi. wakil-wakil yang dipilih, manager, dan karyawan
Tujuan koperasi harus merupakan kepentingan sehingga mereka dapat berkontribusi secara efektif
bersama para anggotanya dan tujuan tersebut hanya untuk perkembangan koperasi. Kerjasama, antar
dapat dicapai dengan karya dan jasa yang koperasi melayani anggota-anggotanya dan
disumbangkan para anggotanya, dan pembagian sisa memperkuat gerakan koperasi melalui kerjasama
hasil usaha koperasi harus dapat mencerminkan dengan struktur koperasi lokal, nasional dan
perimbangan secara adil dari besar kecilnya karya dan internasional.
jasa dari para anggotanya. Keanggotaan koperasi Perhatian terhadap komunitas, koperasi bekerja
bersifat sukarela, tidak boleh dipaksakan oleh untuk perkembangan yang berkesenambungan atas
siapapun dan bersifat terbuka, yang berarti tidak ada komunitas. Permodalan koperasi terdiri dan dihimpun
pembatasan ataupun diskriminasi dalam bentuk apapun. dari simpanan- simpanan anggota yaitu simpanan pokok,
Pembagian pendapatan atau sisa hasil usaha dalam simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan
koperasi ditentukan berdasarkan perimbangan jasa uaha modal pinjaman berasal dari anggoata koperasi lainnya,
anggota kepada koperasi dan balas jasa terhadap modal bank dan lembaga lainnya, penerbitan obligasi dan
yang diberikan kepada para anggota adalah terbatas. surat- surat hutang dan sumber lain sebagai penyertaan
Prinsip- prinsip Koperasi yang diatur berdasarkan ketentuan pemerintah (Pasal 41
Menurut Bernhard Limbong (2010): Koperasi ayat (1) dan (2) dan Pasal
mempunyai prinsip- prinsip yang merupakan dasar kerja 42 ayat(1) dan (2) UU No 25 Tahun 1992 ). Yang
koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas paling penting bagaimana pengelolaan modal tersebut
dan jati diri koperasi dan yang membedakan koperasi dapat berdayaguna agar koperasi dapat terus
dengan badan usaha lain. Prinsip-prinsip koperasi
berlangsung dan berkembang.
berdasarkan UU No 25 Tahun 1992 adalah:
Modal koperasi bagian dari kekayaan yang telah
1. Sukarela dan terbuka; koperasi adalah organisasi
dianggarkan sedemikian rupa untuk mencukupi
sukarela terbuka kepada semua orang untuk dapat
pembiayaan-pembiayaan agar tujuan usaha tersebut dapat
menggunakan pelayanan yang diberikannya dan mau
tercapai dengan memuaskan. Maka dalam hal ini
menerima tanggung jawab keanggotaan, tampa
pengelolaan harus betul-betul dapat dilaksanakan dengan
membedakan jenis kelamin, status sosial, politik dan
sistem disiplin anggaran dan cara mengelola modal yang
agama
efisien, untuk memenuhi kebutuhan para anggota
2. Kontrol anggota; koperasi adalah organisasi
koperasi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan
demokratis yang dikontrol oleh anggotanya, yang aktif
koperasi (G.Kartosapoetro,2005:20).
berpatisipasi dalam merumuskan kebijaksanaan dan
membuat keputusan.
Partisipasi Ekonomi, Kontribusi Anggota Secara Hasil Penelitian
Adil dan Pengawasan Secara Demokrasi Atas K ope r as i Se r b a Us ah a M ut i ar a M andir i
Modal Koperasi. Berkedudukan di Jalan Mutiara V, Rt 03 RW 02,
Otonomi dan independen; koperasi adalah organisasi Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten
mandiri yang dikendalikan oleh anggota-anggotanya. Bogor. Koperasi ini telah mendapat pengesahan oleh
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia, Nomor 518 / 136 / BH / KPTS / fotocopy, angkutan, catering, cleaning service,
KKUKM / 2008, ditetapkan di Cibinong pada tanggal pembayaran
23
Januari 2008 (wawancara dengan pendiri koperasi pada
tanggal 2 Mai 2012) sejak berdirinya sampai saat ini
telah mempunyai anggota sebanyak 292 orang, yang
terdiri dari para petani, pedagang kecil, pedagang
keliling, pedagang kaki lima, buruh, ada juga Pegawai
Negeri (PNS) dan lain-lain, yang mempunyai
kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha
koperasi, menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan koperasi yang
berlaku, serta diwajibkan membayar simpanan pokok
dan simpanan wajib. Setiap anggota bertempat tinggal
di wilayah kerja koperasi. Hal ini sesuai dengan syarat
keangotaan koperasi yang terdapat pada Pasal 6 pada
Akta Pendirian Anggaran Dasar yang sudah
didaftarkan dalam daftar umum Departemen Koperasi
dan Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah Republik
Indonesia Kantor Wilayah Propinsi Jawa Barat.
Tujuan Koperasi menurut Pasal 4 Akta Pendirian
Anggaran Dasar Koperasi serba usaha Mutiara Mandiri
adalah:
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional.
Untuk mencapai tujuan Pasal 4 Anggaran Dasar
Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri tersebut, yaitu
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan
usaha anggota maupun dengan non anggota yang
tercantum dalam Pasal 5: sebagai berikut
a. Mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk
menyimpan pada koperasi secara teratur
b. Usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota
c. Menyediakan bahan pokok kebutuhan primer dan
sekunde r dengan mem buka toko se rb a ad a
d. Usaha perdagangan umum, sebagai grosir, agen
perwakilan dan levelansir (pemasok) dari segala macam
barang dagangan
e. Usaha diberbagai bidang jasa antara lain jasa warung
telpon (wartel), warung internet (warnet), percetakan,
listrik/telepon dan lain-lainnya
f. Usaha pengembangan di bidang pertanian, perikanan,
perternakan (agrobisnis)
g. Usaha mengembangkan home industry termasuk
produk makanan dan kerajinan tangan masyarakat
setempat dan pemasarannya
h. Mengusahakan fasilitas kendaraan, perumahan dan
atau jaminan kesehatan bagi para anggotanya
i. Usaha-usaha lain yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggota (Anggaran Dasar Koperasi
Serba Usaha Mutiara Mandiri No 518/136/BH/KPPS/
KKUKM/2008)
Pada periode tahun 2008–2012 berdasarkan hasil
rapat anggota, terpilih Drs H. Sunyipto sebagai Ketua
Koperasi dan dalam melaksanakan tugas sehari-hari
ketua dibantu oleh Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi
lainnya (wawancara dengan pengurus,Mei 2012). Para
pengurus (pengelola) koperasi serba usaha Mutiara
Mandiri bertekad, melangkah dan melakukan
kebijaksanaan yang stategis serta memiliki komitmen
yang tinggi terhadap pengelolaan koperasi sehingga
peran koperasi dalam memperdayaan ekonomi rakyat
khususnya mayarakat Gunung Sindur semakin
tumbuh dan berkembang secara wajar dan
proporsional.
Dalam konteks ekonomi kerakyatan atau
demokrasi ekonomi, kegiatan produksi dan konsumsi
dilakukan oleh semua warga masyarakat dan untuk
warga masyarakat, sedangkan pengelolaannya di
bawah pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat
sendiri. Prinsip demokrasi ekonomi tersebut hanya dapat
diimplementasikan dalam wadah koperasi yang
berdasarkan kekeluargaan. Hal inilah yang menjadi
pegangan pengurus (pengelola) dalam
mangimplementasikan kegiatan usaha masyarakat
Gunung Sindur melalui koperasi. Nilai-nilai
perkoperasian yang melekat pada koperasi Serba Usaha
Mutiara Mandiri ini yaitu kemandirian, bertangung
jawab, demokrasi, kesetaraan dan solidaritas antar
sesama anggota. Hal itu pulalah yang menyebabkan
terjadinya kesinergian kegiatan (usaha) koperasi dengan
aktivitas usaha anggotanya. Pada akhirnya pelaksanaan
pengelolaan koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri
Gunung Sindur dapat dilaksanakan.
Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri merupakan
badan usaha bersama dengan mempunyai ciri-ciri telah dituangkan dalam Anggaran Dasar Koperasi.
sebagai berikut: Beberapa Kebijakan yang Dilakukan Pengolala
untuk Meningkatan Perekonomian Anggota.
1. Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri, bukan
Kebijakan yang dilakukan oleh pengelola
merupakan kumpulan modal (akumulasi modal), tetapi
merupakan implementasi peranan Koperasi Serba
merupakan kumpulan anggota masyarakat ekonomi
Usaha Mutiara Mandiri untuk meningkata
lemah dengan permodalan yang sangat terbatas
perekonomian masyarakat Gunungsindur adalah sebagai
bahkan sebelumnya banyak yang terjepit dengan
permodalan dari para rentenir berikut: (1) mengembangkan usaha skala mikro lebih
2. Merupakan kerja sama para pengurus koperasi, yaitu diarahkan (prioritas) untuk memberikan kontribusi
suatu bentuk gotong royong berdasarkan asas kesamaan dalam peningkatan pendapatan pada kelompok
derajat, hak dan kewajiban. Sehingga koperasi dijadikan masyarakat berpendapatan rendah, yaitu pedagang kaki
sebagai wahana demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi lima, pedagang asongan, petani ikan, petani, buruh
adalah milik anggota, sehingga kekuasaan tertinggi ada tani dan lain-lain. (2) memperkuat kelembagaan
pada Rapat Anggota dengan menerapkan prinsip-prinsip tata
3. Kegiatan usaha yang baru berjalan, yaitu kegiatan kepemerintahan yang baik (good governance) dan
Simpan Pinjam berdasarkan atas kebutuhan prioritas berwawasan gender, terutama untuk: (a) memperluas
para anggotanya, tidak ada paksaan, tidak ada akses kepada sumber permodalan, khususnya perbankan.
intimidasi maupun campur tangan luar yang tidak ada (b) memperbaiki lingkungan usaha dan
sangkut pautnya dengan soal ke dalam koperasi menyederhanakan prosedur pemberian kredit anggota
4. Tujuan koperasi merupakan kepentingan bersama para dan non-anggota sebagai nasabah. (c) memperluas
anggotanya dan tujuan tersebut, hanya dapat dicapai wilayah usaha ke wilayah lain dan meningkatkan
dengan karya dan jasa yang disumbangkan para manajemen, pemasaran, dan informasi. (3) memperluas
anggotanya basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan
5. Keanggotaan koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong
bersifat sukarela dan terbuka, tidak ada paksakan oleh pertumbuhan, peningkatan usaha, dan penciptaan
siapapun, yang berarti tidak ada pembatasan ataupun lapangan kerja, terutama dengan: (a) meningkatkan
disikriminasi dalam bentuk apapun juga perpaduan antar tenaga kerja terdidik dan terampil
6. Pembagian pendapatan atau sisa hasil usaha dalam dengan adopsi penerapan teknologi. (b)
koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunungsindur, mengembangkan usaha anggota koperasi, termasuk
ditentukan berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai
kepada koperasi dan balas jasa terhadap modal yang wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk
diberikan kepada para anggota adalah terbatas (hasil memperoleh efisiensi kolektif dengan cara mengadakan
penelitian pada koperasi pada bulan Mei 2012). pembinaan langsung kepada anggota. (4) membangun
Dengan keanggotaanya yang meliputi para petani, koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-
pedagang dan buruh jasa, dimana semua anggotanya upaya untuk: (a) membenahi dan memperkuat tatanan
secara suka rela selama ini, merasa bernaung dalam satu kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat makro,
wadah dan berdasarkan asas kesamaan derajat, hak dan maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan
kewajiban, dan ingin melakukan sebuah kerja sama usaha yang kondusif bagi kemajuan koperasi, serta
secara gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama. kepastian hukum yang menjamin terlindunginya
Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan karya dan koperasi dan/atau anggotanya dari praktik-praktik
jasa yang disumbangkan para anggotanya, maka para persaingan uaha yang tidak sehat. (b) meningkatkan
anggota sudah membentuk kesepakatan dalam bentuk pemahaman, kepedulian, dan dukungan pemangku
perjanjian yang kepentingan (stakeholders) kepada koperasi.
Dari arah kebijakan tersebut di atas, maka dapat
Susilawetty dan Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan
Karna Supena, 22 - 30 Perekonomian Masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor
dilihat pelaksanaan pengelolaan Koperasi Serba Usaha daerah. Dinas Koperasi dalam hal ini Dinas Perindustrian
Mutiara Mandiri Gunung Sindur yang meliputi: Perdagangan dan Koperasi Pengusaha Kecil Mengengah
1. Mengembangkan usaha para anggota koperasi
Usaha para anggota koperasi sangat beragam,
antara lain usaha di bidang: warung makan, pedagang
keliling, pedagang kaki lima, petani, petani ikan dan
lain-lain yang kesemua usaha tersebut masih merupakan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Semua
usaha tersebut dapat memberikan kontribusi yang
relatif terhadap pertumbuhan ekonomi, baik dalam
lingkup anggota koperasi maupun masyarakat
sekitarnya. Selain itu pula usaha yang dilakukan
anggota koperasi juga dapat menciptakan lapangan
kerja bagi penduduk yang berada di sekitar lingkungan
koperasi, dan yang terpenting adalah usaha yang
dilakukan anggota dapat meningkatkan daya saing
usaha dengan usaha-usaha lainnya, dengan cara
menghasilkan pendapatan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan usaha yang dilakukan anggota
koperasi dalam skala mikro, kecil dan menengah lebih
diarahkan untuk memberikan pengetahuan terhadap
pangsa pasar yang akan dijangkau demi perluasan
usaha dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan
wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong
pertumbuhan, peningkatan ekonomi pada umumnya.
Jenis usaha, dan jumlah anggota Koperasi Serba Usaha
Mutiara Mandiri seperti terlihat pada tabel 1.berikut:
Tabel 1. Jenis Usaha, jumlah Anggota Koperasi
1. Wiraswasta 101 orang Dagang di Pasar Arung
2. Pedagang Keliling 26 orang Makanan
3. Ibu Rumah Tangga 81 orang di Desa Curug
4.Pegawai Swasta, dll 76 orang di Wilayah Koperasi
Jumlah anggota koperasi 284 orang

2. Memberikan Penyuluhan, Pelatihan dan


Pendidikan
Kewirausahaan terhadap Anggota Koperasi.
Penyuluhan, pelatihan dan pendidikan
kewirausahaan terhadap anggota, Koperasi Serba Usaha
Mutiara Mandiri Gunung Sindur bekerja sama dengan
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Pengusaha Kecil Menengah karena. Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pengusaha
Kecil Menengah merupakan perpanjangan tangan
pemerintah dalam hal pengurusan perkoperasian di
Susilawetty
sering dan
memberikan berbagai pelatihan, pendidikan Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan

dibidang kewirausahaan dan memberikan informasi-


informasi mengenai regulasi atau perundang-undangan
di bidang koperasi serta informasi-informasi kebijakan
pemerintah.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Pengusaha Kecil Menengah pernah mengangkat Koperasi
Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur menjadi
salah satu koperasi percontohan dan acuan perkoperasian
sebab koperasi ini dipandang cukup berhasil
mengembangkan kewirausahaan dari anggotanya
(wawancara dengan Ketua Koperasi Serba Usaha Mutiara
Mandiri bulan Mei 2012).
3. Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung
Sindur bekerja sama atau bermitra dengan PT.
Bank Rakyat Indonesia.
Koperasi Serba Usaha Mutiara Gunung Sindur
merupakan salah satu rekanan dari bank BRI dalam
penyaluran kredit untuk koperasi-koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah yang ada di Kota Kabupaten Bogor.
Pinjaman yang diberikan oleh koperasi Serba Usaha
Mutiara Mandiri Gunung Sindur terhadap unit usaha
mikro, kecil, dan menengah ini dilaksanakan dengan
memberikan pinjaman kepada anggota dan non anggota
(Hasil Penelitian pada koperasi pada bulan Mei dan juni
2012).
4. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
Dalam Koperasi keuntungan yang diperoleh disebut
sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU), adalah “selisih antara
pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pengelolaan usaha, pendapatan
koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan
masyarakat”. Sisa Hasil Usaha koperasi adalah selisih
antara seluruh pendapatan kotor dikurangi seluruh
biaya dalam 1 Tahun Buku. Pembagian Sisa Hasil
Usaha tidak langsung diberikan kepada anggota
koperasi, akan tetapi akan digunakan sebagai
permodalan koperasi pada tahun berikutnya, yang
kemudian akan digunakan sebagai pelaksanaan
pengelolaan koperasi (hasil wawancara dengan ketua
koperasi bulan Juni 2012).
Hambatan-hambatan Dalam Pengelolaan Koperasi
Serba Usaha Mutiara Mandiri Gunung Sindur.
Walaupun koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri
Susilawetty dan Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan
Karna Supena, 22 - 30 Perekonomian Masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor

telah berperan dalam meningkatkan perekonomian Bogor) berupa bantuan tambahan modal kerja atau
masyarakat Gunung Sindur, namun ternyata masih fasilitas lain yang
ditemui beberapa hambatan dalam melaksanakan
koperasi ini antara lain:
1. Secara internal:
a. pada umumnya anggota koperasi Serba Usaha Mutiara
Mandiri:
(1) Kurang memahami atau tidak mengetahui makna
dari perkoperasian (2). Kurang peduli dengan makna
perilaku berkoperasi. Hal ini ditunjukkan dengan
kurang adanya peran serta anggota yang menanyakan
kemajuan koperasi secara keseluruhan. Mereka hanya
terbatas berhubungan dengan kepentingan pinjaman
anggota saja dimana anggota hanya membutuhkan
koperasi apabila berkaitan dengan usaha pribadi yang
dijalankannya. Tidak ada kepeduliannya dengan struktur
kelembagaan (struktur organisasi, struktur kekuasaan,
dan struktur insentif) yang unik dan khas dibandingkan
dengan usaha lain (3) Masih banyak anggota koperasi
yang beranggapan bahwa pengelolaan dan semua
tanggung jawab koperasi sudah dipercayakan kepada
pengurus, dan anggota hanya sekedar pelanggan pada
saat berkaitan dengan pinjaman yang diperolehnya dari
koperasi.
b. Modal koperasi yang terbatas; Pengurus koperasi
mengalami kesulitan untuk mendapatkan modal
penyertaan dari pemodal atau dari lembaga keuangan
seperti perbankan. Hal tersebut dikarenakan setiap
lembaga keuangan selalu meminta jaminan. Sedangkan
koperasi Serba usaha Mutiara Mandiri belum
mempunyai harta tetap untuk dijaminkan sebagai
jaminan (borg). Tetapi pengurus telah mendapatkan
kredit dari Bank BRI sebesar Rp. 500.000.000,- yang
menggunakan jaminan aset salah satu pendiri dan
penggagas koperasi ini.
2. Secara Eksternal; yaitu merupakan hambatan yang
berkaitan langsung dengan:
a. Bidang usaha simpan pinjam. hal ini belum adanya
bank pendamping, yang memberikan pinjaman yang
bunganya ringan (pinjaman lunak)
b. Belum adanya bantuan dari pemerintah (Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Susilawetty dan Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri untuk Meningkatkan
Karna Supena, 22 - 30 Perekonomian Masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor
memudahkan untuk kebutuhan koperasi. (Berdasarkan
wawancara dengan wakil ketua pengurus koperasi ini
tanggal 22 Mei 2012).

PENUTUP
Kesimpulan
1. Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri telah
berperan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Gunung Sindur yang berkaitan dengan
perekonomian masyarakat terutama anggota koperasi.
2. Faktor hambatan antara lain: a. secara internal:
1). Kurang memahami atau tidak mengetahui makna
perkoperasian,
2). Kurang peduli dengan perilaku berkoperasi
3). Masih banyak anggota koperasi yang beranggapan
bahwa pengelolaan koperasi tersebut sudah dipercayakan
kepada pengurus
b. secara eksternal; modal koperasi yang terbatas
karena untuk mendapatkan pinjaman memerlukan
jaminan, sedangkan koperasi ini tidak mempunyai
aset tetap.

Saran-saran
1. Kepada Pengelola koperasi baik itu pengurus,
pengawas dan karyawan koperasi serta anggota koperasi
diharapkan; a. lebih mengoptimalkan peran koperasi
sebagai suatu badan hukum yang mempunyai
prinsip-prinsip perkoperasian sebagai jati diri badan
usaha yang bergerak dalam kegiatan bisnis, dengan
berasaskan kekeluargaan demi memajukan
kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
umumnya,
b. Diharapkan agar pengelola koperasi lebih kreatif
dalam rangka menggali potensi ekonomi anggota, agar
kemajuan koperasi lebih optimal
c. Kepada badan pengawas koperasi agar lebih intensif
dalam melakukan tugasnya agar penggunaan keuangan
koperasi lebih tepat guna.
2. Kepada lembaga keuangan, dalam hal ini perbankan:
a. agar lebih mengutamakan kerjasama kepada koperasi
dengan tingkat bunga yang rendah
b. memberikan pengembalian pinjaman dengan jangka
waktu yang panjang, agar koperasi di Indonesia dapat
berkembang dengan pesat. Limbong Betrnhard, Pengusaha Koperasi, Rafi Maju Mandiri, Jakarta,
2010.
Muhamad Firdaus, Susanto, Agus Edhi, Perkoperasian,
DAFTAR PUSTAKA Sejarah, Teori dan Praktek, Bogor,Ghalia Indonesia.
Hendar, Managemen Perusahaan Koperasi, Pokok Pokok Pikiran Jakarta, 2004.
Mengenai Managemen dan Kewirausahaan Koperasi, M. Iskandar Soesilo, Dinamika Koperasi Indonesia Dalam Menggapai
Gelora Aksara Pratama, Jakarta 2010 Sejahtera Bersama, Wahana Semesta Indonesia. Jakarta,
Johny Ibrahim, Pendekatan Eknomi Terhadap Hukum, ITS Press, 2008. Pachta Andjar. W , dkk, Hukum Koperasi di Indonesia,
Jakarta, 2009. Fajar
Kartasaputra.G, Praktek Pengelolaan Koperasi, Rineka Cipta, Interpratama Offset. Jakarta, 2008
Jakarta, R.T. Sutantri Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia,
2005 Rajagrafindo Persada,Jakarta, 2005
Karna Supena, Hasil Penelitian Pengelolaan Koperasi Dalam Subandi, Ekonomi Koperasi ( Teori dan Praktek), Alvabeta, Bandung,
Perspektif Hukum Perjanjian, Jakarta, Program Pasca 2012
Universitas Muhammadiyah Jakarta. 2012.

Anda mungkin juga menyukai