Anda di halaman 1dari 27

MODUL MANAJEMEN KOPERASI

I. BEBERAPA PENGERTIAN DASAR

PENDAHULUAN
KOPERASI SEBAGAI EKONOMI RAKYAT

 Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian


Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa
krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.
 Ekonomi rakyat umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan tidak
bergantung pada impor, serta hasilnya mampu diekspor karena keunikannya, maka
pembangunan ekonomi rakyat diyakini akan memperkuat fondasi perekonomian
nasional. Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika ekonomi
rakyat telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam
perekonomian nasional. Untuk itu, pembangunan ekonomi rakyat melalui
pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah menjadi prioritas utama
pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
 Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) dalam perekonomian
Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama
dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar,
(3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam
menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro,
kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu
menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.
 Kebijakan pembangunan koperasi yang dimulai sejak kemerdekaan, jaman orde lama,
orde baru sampai dengan orde reformasi dewasa ini banyak mengalami pasang surut dan
cenderung diserahkan kepada mekanisme ekonomi pasar.
 Ternyata sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) termasuk Koperasi sebagai kelembagaan
ekonomi kelompok ini mampu bertahan sebagai tulang punggung penyelamat ekonomi
nasional, sementara kelompok Usaha besar banyak yang ambruk dengan menimbulkan
masalah serius berupa hutang yang cukup besar telah berdampak pada krisis multi
dimensi yang pemulihannya membutuhkan biaya sosial yang amat tinggi.
Koperasi dan UKM mempunyai peranan amat strategis dalam perekonomian
nasional, Menurut data BPS, 2004, keberadaan KUKM telah mampu menyerap lebih kurang
41,36 juta atau sekitar 99,85% lapangan kerja nasional. Selain itu, mampu memberikan
kontribusi sekitar 54,74% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), 19% terhadap total ekspor
dan 2-4% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jadi disini cukup jelas betapa
pentingnya peranan KUKM terhadap perekonomian nasional

1
Sampai dengan tahun 2004, kelembagaan koperasi secara nasional berjumlah
130.730 unit yang terdiri dari 93.402 koperasi aktif dan 37.328 koperasi tidak aktif. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2003, kelembagaan koperasi mengalami
perkembangan yang cukup signifikan dengan laju perkembangan rata-rata sebanyak 7.549
unit atau 6,13 persen.

Tabel 1. Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif tahun 2003-2004 (dalam unit)

Status Koperasi Tahun 2003 Tahun 2004


1. Koperasi aktif 93.800 93.402
2. Koperasi tidak aktif 29.381 37.328
3. Total koperasi 123.181 130.730
4. KSP/USP 36.376 -

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, 2005

”… Saat ini masih ada 37 juta rakyat kita yang miskin, koperasi diharapkan untuk
berperan mengatasinya,” papar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato hari
koperasi nasional di Bandung, 12 Juli 2005 silam.
Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI dalam Pidato pada Hari Koperasi pertama
tanggal 12 Juli 1951 menyatakan bahwa Koperasi mempunyai beberapa tugas dalam
meningkatkan kemakmuran masyarakat dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan, yaitu :
“(1) memperbanyak produksi, terutama produksi barang makanan dan barang kerajinan dan
pertukangan yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam rumah tangga; (2)
memperbaiki kualitas barang yang dihasilkan rakyat; (3) memperbaiki distribusi, pembagian
barang kepada rakyat; (4) memperbaiki harga, yang menguntungkan bagi masyarakat; (5)
menyingkirkan penghisapan dari lintah darat; (6) mempekuat pemaduan kapital; (7)
memelihara lumbung simapanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa menghidupkan
kembali lumbung desa” (Mohammad Hatta, 1951: 11-12).
“Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah
hidup mereka bersama “ (Bung Hatta, 12 Juli 1951)

PENGERTIAN KOPERASI DAN PERKOPERASIAN


APA ITU MANAJEMEN KOPERASI ?

Sebelum menguraikan apa itu manajemen koperasi, adalah penting bagi para pembaca
untuk memahami terlebih dahulu pengertian koperasi dan manajemen serta sejarah
perkembangan ilmu manajemen secara umum. Dengan memahami pengertian koperasi ,
manajemen dan sejarah manajemen para pembaca diharapkan memiliki pemahaman yang
baik terhadap palsafah koperasi dan manajemen baik sebagai ilmu maupun manajemen
sebagai seni sehingga pada gilirannya akan lebih mudah untuk memahami konsepsi
manajemen koperasi.

2
Apa Itu Koperasi?

Mencari definisi koperasi yang sesuai dengan konsep manajmemen koperasi


dan definisi tersebut dapat diterima secara logis adalah penting karena terdapat
puluhan definisi koperasi. Di berbagai negara, konsep pemahaman koperasi akan
berubah tergantung dari sudut mana kita memandang. Dengan definisi yang sesuai,
kita akan mampu menentukan karakteristik koperasi yang berlaku secara universal
(umum). Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian koperasi yang dapat
memperkuat landasan bagi manajemen koperasi.
• Istilah Koperasi, di mana kata tersebut berasal dari Bahasa Inggris, Cooperation ( atau
copetative) berarti Kerjasama, yakni kata co yang berarti bersama-sama dan
operation yang berarti bekerja.
• Dari bahasa Belanda adalah Cooperatik.
• Koperasi bukan hanya berarti kerjasama, tetapi sudah merupakan Lembaga Ekonomi
yang merupakan bagian dari pembangunan perekonomian suatu Negara.
• Koperasi adalah salah satu bangun usaha yang secara legal ada dalam Undang-Undang
Dasar tahun 1945 pasal 33 ayat 1 berbunyi ; “Perekonomian disusun berdasarkan usaha
bersama berdasar asas kekeluargaan”. (sebelum diamandemen, dalam penjelasannya
bangun usaha yang sesuai adalah Koperasi).
• Koperasi sering disebut sebagai organisasi yang ‘demokrasi’ dan ‘partisipatif’.
• Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI dalam pidato Hari Koperasi pertama
tanggal 12 Juli 1951 bahwa koperasi mempunyai tugas dalam meningkatkan
kemakmuran dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan, yaitu :“(1) Memperbanyak
produksi, terutama produksi barang makanan dan barang kerajinan dan pertukaran yang
diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam rumah tangganya; (2) Memperbaiki
kualitas barang yang dihasilkan rakyat; (3) Memperbaiki distribusi, pembagian barang
kepada rakyat; (4) Memperbaiki harga, yang menguntungkan bagi masyarakat; (5)
Menyingkirkan penghisapan dari lintah darat; (6) Memperkuat pemanduan kapital; (7)
Memelihara lumbung simpanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa
menghidupkan kembali lumbung desa” (Mohammad Hatta, 1951: 11-12).
• Konvensi PBB dan Sidang ILO tahun 2002, Pembangunan koperasi harus secara jelas
memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi, yaitu berupa :
• Membantu meningkatkan produksi, antara lain pangan dan menjaga stabilitas
harganya.
• Mendorong pengembangan inovasi dan persaingan pasar.
• Mendorong peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.
• memperkuat kesempatan kerja.
• Merubah taraf hidup masyarakat.

3
1. Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi Indonesia didefiniskan sebagai ” badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai
organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma-
norma dan kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Norma dan kaidah
tersebut dalam UU tersebut lebih tegas dijabarkan dalam fungsi dan peran
koperasi Indonesi sebagai:
 Alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
 Alat untuk mempertinggi kehidupan manusia dan masyarakat.
 Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional, dan
 Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
2. Menurut International Cooperative Alliance (ICA) koperasi didefinisikan ”
coperative is an autonomous association of persons united voluntarily to meet
their common aconomic, social, and cultural needs and aspiration through a
jointly-owned and democratically-controlled enterprise yang artinya bahwa
koperasi adalah assosiasi yang bersifat otonom debgan keanggotaan bersifat terbuka
dan sukarela untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi, social dan budaya melalui usaha
bersama saling membantu dan mengontrol usahanya secara demokratis. Menurut
devinisi ini ada beberapa prinsip koperasi yang dominant seperti assosiasi otonom,
keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, prinsip control secara demokratik dan
partisipasi anggota secara ekonomi.
3. Menurut International Labour Organiation ( ILO ), melalui rekomendasi No. 127,
koperasi didefinisikan sebagai perkumpulan orang, yang bergabung secara sukarela
untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui pembentukan suatu organisasi yang
diawasi secrara demokratis, dengan memberi kontribusi yang sama sebanyak jumlah
yang diperlukan, turut serta menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh
kemanfaatan dari kegiatan usaha, dimana para anggota berperan serta secara aktif.
4. Definisi koperasi menurut Roy, Paul dalam Ramudi Arifin 2003, “a cooperative is
defined as a business voluntary organized, operating at cost, which is owned
capitalized by members patrons as user, sharing risk and benefits, proportional
to their participation”.
5. Muenkner, Hanel dan Muller pada tahun 19976 koperasi sebagai sistem sosio-
ekonomi memiliki karakteristik sebagai berikut:

4
1. adanya sekelompok orang yang menjalin hubungan antar sesamanyaatas dasar
sekurang-kurangnya satu kebutuhan atau kepentingan yang sama (
cooperative group).
2. adanya dorongan dan motivasi untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok
guna memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usaha bersama atas dasar
swadaya dan saling tolong menolong (self help).
3. adanya perusahaan yang didirikan dan dikelola secara bersama-sama
(cooperative entreprises)
4. tugas perusahaan tersebut adalah memberikan pelayanan kepada anggotanya
dengan jalan menawarkan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota dalam
kegiatan ekonominya ( member promotion ).

Organisasi Koperasi Sebagai Sistem Sosio


Ekonomi
PERUSAHAAN/
RT ANGGOTA

KELOMPOK KOPERASI
PASAR

Perusahaan Koperasi

ANGGOTA

NON ANGGOTA

Pesaing Koperasi

Jadi, untuk keperluan mamajemen koperasi, pengerian organisasi koperasi yang telah
diuraikan diatas dapat disarikan bahwa koperasi adalah organisasi bisnis yang para
pemilik atau anggotanya juga adalah pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria
identitas). Kriteria identitas ganda anggota suatu koperasi merupakan dalil atau prinsip
yang membedakan baik usaha koperasi dengan usaha perusahaan kapitalistik maupun
usaha koperasi dengan perusahaan nir laba yang memberikan pelayanan umum serti
yayasan dan sejenisnya.
Identitas ganda anggota juga secara cepat dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
sekaligus megelompokkan jenis kopersi seperti dijelaskan sebagai berikut:

5
a. Jika para pemilik dan para pelanngan adalah para pembeli pelayanan dari
organisasinya adalah individu yang sama, maka organisasi tersebut dapat
dikgolongkan kedalam koperasi pembelian (purchasing cooperative).
b. Koperasi pemasaran (marketing cooperative) adalah koperasi yang para
anggotanya menjual produk dari hasil usaha mereka masing-masing kepada koperasi.
c. Jika produk yang dibeli dari perusahaan adalah barang konsumsi akhir dan para
pelanggannya adalah orang-orang yang sama sebagai pemilik perusahaan, maka
organisasi tersebut dapat digolongkan sebagai koperasi konsumen (consumer
cooperative).
d. Koperai produksi (productive cooperative) didefinisikan sebagai suatu
perusahaan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Anggota dari koperasi ini adalah
para pekerja yang secara bersama-sama memproduksi produk tertentu di
koperasinya, kemudian produk tersebut dijual ke pasaran umum atau untuk
memenuhi pesanan para pelanggan.

TUJUAN, FUNGSI DAN PERAN KOPERASI DI INDONESIA


• Tujuannya : dituangkan dalam pasal 3 (UU Perkoperasian No. 25 tahun 1992),
yaitu : “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.
• Fungsi dan peran koperasi Indonesia, (pasal 4 ,UU Perkoperasian Nomor 25
Tahun 1992)
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial;
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi;
5. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial;
6. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;

6
8. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi;

1.2. Bentuk dan Struktur Koperasi


Kajian ilmiah mengenai bentuk dan struktur koperasi secara komprehensip salah
satunya telah dilakukan oleh Dulfer dalam Prasetyo Budisaksono, 19988. Untuk
mempelajari bentuk dan tipe koperasi dapat dilakukan dari berbagai dimensi
diantaranya, yaitu:

A. Dimensi struktur dasar ekonomi anggota yang membentuk koperasi maka terdapat 3
tipe koperasi, yaitu:
1 Koperasi kombinasi operasional, yaitu koperasasi yang struktur dasar ekonomi
anggotanya sebagai rumah tangga produsen. Di Indonesia koperasi yang
termasuk kedalam jenis ini meliputi KUD, Kopti, Kopinkra, Koperasi
peternakan, koperasi pertanian, koperasi taksi dsb.
2 Koperasi kombinasi ekonomi pasar, yaitu koperasi yang struktur dasar ekonomi
anggotanya merupakan rumah tangga konsumen. Koperasi karyawan, koperasi
pegawai, KSP, koperasi konsumen adalah tergmasuk dalam koperasi jenis ini.
3 Koperasi kombinasi karya, adalah koperasi yang struktur dasar ekonomi
anggotanya adalah rumah tangga yang menawarkan faktor produksi keahlian
dan tenaga kerja kepada perusahaan koperasinya untuk menghasilkan barang
dan jasa dan perusahaan koperasi akan memberikan gaji atau upah. Koperasi
Jasa Konsultan seperti KJA, koperasi pondok pesantren ( Kopontren) adalah
contoh dari koperasi jenis ini.
Dari struktur dasar ekonomi anggota pada ketiga jenis koperasi tersebut,
akan menentukan derajat kompleksitas penerapan manajmen koperasi yang
dicerminkan dari kebutuhan ekonomi anggota, fungsi pelayanan unit usaha yang harus
diselenggarakan oleh koperasi, pelaksanaan promosi anggota dan sistem komunikasi
antara anggota dengan perusahaan koperasinya. Dalam beberapa hal, koperasi
kombinasi karya cenderung memilik derajat konflik antara anggota dengan manajemen
koperasi yang tinggi, karenanya fakta empirik menunjukkan bahwa jenis koperasi ini
cenderung sulit untuk berkembang.

B. Intensitas dan Interaksi antara konomi anggota dengan perusahaan koperasi


Jika dilihat dari intensitas dan derajat keeratan hubungan antara ekonomi anggota
dengan perusahaan koperasinya, Dulfer lebih lanjut membedakan juga kedalam 3
jenis koperasi, yaitu:

7
1. Koperasi tradisional atau koperasi tipe pelaksana (executively operating
cooperative), adalah koperasi yang ekonomi anggotanya menyatakan secara
eksplisit tentang berbagai kebutuhan layanan dari perusahaan koperasinya dan
perusahaan koperasi meresponnya dengan memberikan layanan secara tepat.
Perusahaan koperasi hanya melayani anggota, karenanya loyalitas dan
intensitas hubungan antara anggota dengan perusahaan koperasi sangat baik.
Contoh praktik yang baik koperasi tradisional adalah koperasi Rohdale ( Ingris
), Kredit Union ( USA ), Koperasi Kredit dan Koperasi Setia Bakti Wanita(
Indonesia ).
2. Koperasi Tipe Pedagang atau koperasi merkhantil ( market linkage
cooperative ), adalah koperasi yang membrikan pelayanan kepada
anggotanya bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memberikan
pelayanan sejenis di pasar. Dengan pertimbangan sekala usaha dan efisiensi
usaha, koperasi juga melayani bukan anggota. Loyalitas dan interaksi
hubungan antara ekonomi anggota dengan perusahaan koperasi seringkali
lemah karena anggota dapat memperoleh pelayanan serupa dari perusahaan
lain pesaing koperasi. Banyak pakar menyebutkan, tingkat kegagalan koperasi
ini cukup tinggi dan cenderung dikuasai oleh kelompok vested interest ( Gupta
dan Gaikuad, 1984 ).
3. Koperasi Tipe terpadu ( integrated cooperative ), adalah koperasi yang
dalam melakukan perencanaan kegiatannya tidak hanya pada tingkat
perusahaan koperasi melainkan juga diintegrasikan dengan kegiatan ekonomi
anggotanya. Koperasi jenis ini berorientasi pada peningkatan pendapatan
bersih anggota melalui peningkatan produktivitas anggota, peningkatan nilai
tambah dan pemanfaatan produk sampingan yang dicirikan dengan cakupan
wilayah kerja yang luas. Praktik-praktik terbaik koperasi jenis ini dicontohkan
oleh Amul Dairy Cooperative dan Maharastra Suger cane Cooperative ( India ),
koperasi-koperasi pertanian di Jepang, termasuk Kopersi peternakan dan KUD
di Indonesia juga termasuk kedalam model koperasi terpadu.

1.3. Apa itu Manajemen ?

Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep


organisasi. Dalam konsep yang sederhana organisasi adalah tempat orang-orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi sasaran atau tjuan merupakan
elemen yang mendasar dalam organisasi apapun. Organisasi juga harus memiliki dan
mengalokasikan sumber daya (manusia, modal, fisik, uang) untuk mencapai sasaran.
Bagaimana organisasi mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya
untuk mencapai tujuannya adalah masalah pokok manajemen.

8
Berikut ini adalah beberapa pengertian atau definisi manajemen dari beberapa
sumber:
1. Stoner dan kawan-kawan (1996) mendefinisikan manajemen adalah kebiasaan
yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam membentuk dan
menjalankan organisasi. Semua organisasi mempunyai orang yang bertanggung
jawab terhadap oreganisasi untuk mencapai sasarannya, orang tersebut adalah
manajer.
2. Memperkuat pendapat Stoner, Gibson dan kawan-kawan (1996)
mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau
lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas untuk mencapai
hasil-hasil yang lebih baik yang tidak dapat dicapai apabila individu bertindak
sendiri-sendiri. Lebih jauh Peter Drucker percaya bahwa pekerjaan
manajemen adalah untuk membuat manusia lebih produktif.
3. Petter Drucker mengkaitkannya pentingnya manajemen dalam kaitannya
dengan persaingan global. Drucker menyatakan ” Manajemen, kecakapan,
integritas, dan kinerja akan menentukan negara-negara di dunia mencapai
keunggulannya dalam dekade yang akan datang.
4. Definisi manajemen yang mengarah kepada fungsi dan proses manajemen
dikemukakan oleh Andrew F. Sikula dalam Malayu Hasibuan (2005) ”
Management in general refers to planning, organizing, controlling,
staffing, leading, motivating, communicating and decision making
activities performed by any organization in order to coordinate the varied
resources of the enterprise so as to bring and efficient creation of some
product or services.”
5. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Harold dan Cyril O. Donnel
mengungkapkan bahwa manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu
suatu organisasi melalui kegiatan orang lain yang dilakukan oleh manajer
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan
pengendalian.
Dari berbagai definisi manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen selalu
berhubungan dengan institusi dan fungsi sebuah organisasi. Manajemen sebagai suatu
fungsi dan proses menyangkut sejumlah tugas-tugas yang kompleks di dalam kerangka
menjamin tercapainya suatu tujuan. Sedangkan manajemen sebagai suatu institusi
menggambarkan sejumlah orang-orang untuk mengisi tugas-tugas yang diatur oleh
organisasi tersebut.

1.4. Jadi Apa Itu Manajemen Koperasi ?


Setelah memahami pengertian koperasi sebagai organisasi usaha yang berwatak sosial
dan konsepsi manajemen secara umum maka kita sudah dapat menjawab pertanyaan
apa itu manajemen koperasi? Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan

9
ilmu manajemen di koperasi dimana orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber
daya yang dimiliki oleh koperasi untuk mencapai tujuan koperasi yaitu meningkatkan
kesejahteraan berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

Pengertian yang sejalan dengan definisi diatas pernah disampaikan oleh Peter Davis
(1999) yaitu suatu proses manajemen yang diselenggarakan oleh orang-orang yang diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola koperasi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip
koperasi serta kekayaannya untuk mencapai tujuannya. Manajemen koperasi adalah
kegiatan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab. dengan
mengerahkan segala kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan untuk
mengembangkan koperasi mencapai tujuan-tujuannya berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip
koperasi.

Apa Itu Nilai-Nilai Koperasi?


Nilai-nilai koperasi adalah standar moralitas dan etika yang disepakati berdasarkan tradisi
para pendirinya yang dijadikan landasan ideologi koperasi dalam mencapai cita-citanya.
Nilai-nilai koperasi yang dimaksud meliputi: menolong diri sendiri, tanggung jawab pribadi,
demokrasi, persamaan, keadilan, kesetia kawanan, kejujuran, keterbukaan, tanggung
jawab sosial, serta kepedulian kepada orang lain.
Inti dari norma-norma atau aturan-aturan adalah nilai Koperasi, yaitu konsep-konsep atau
pengertian-pengertian yang dipahami, dihayati, dan dianggap bermanfaat serta disepakati
oleh sebagian besar anggota masyarakat Koperasi untuk dijadikan pengikat di dalam
berperilaku kelompok koperasi.
Nilai-nilai koperasi itu ada dua macam :
a. Ide-ide dasar dan etika dasar; falsafah dasar koperasi
b. Prinsip dasar, yaitu pedoman instrumental bagi praktek koperasi.
Adapun ide atau gagasan dasar Koperasi yang relatif permanen;
1) Menolong diri sendiri dan solidaritas; menolong diri sendiri bukan dalam bentuk
tindakan individual secara terpisah dari tindakan bersama, tetapi melalui
kebersamaan atau joint action
2) Demokrasi; satu orang satu suara
3) Peranan modal yang terbatas; harus selalu dihindarkan adanya dominasi modal
yang mengancam hilangnya sarana keadilan dan kemanusiaan.
4) Ekonomi; koperasi itu bukan badan sosial, atau organisasi masa/politik, tetapi
organisasi ekonomi di mana dinamika perkembangannya terkait erat dengan
solidaritas sosial para anggotanya. Jadi intinya efisiensi, maka manfaat ekonomi
koperasi akan dirasakan oleh anggotanya.
5) Kebebasan; prakondisi bagi inidividu untuk mengembangkan aspirasinya tanpa
tekanan.

10
6) Keadilan; unsur sosial psikolgis yang harus selalu diperhatikan dalam koperasi.
Etika dasaryang paling utama dan tak boleh diabaikan adalah :
1) Kejujuran; sesuai dengan apa yang dipelajari/dimengerti, tidak ada manipulasi-
manipulasi yang bisa memberi kesan lain
2) Kepedulian; nilai yang mengantarkan kepada sikap kemanusiaan, artinya selalu
sadar bahwa hidup itu tidak sendirian.
3) Kemajemukan (pendekatan demokratis); kenyataan yang harus selalu disadari
oleh para koperasiawan (insan Koperasi), kenyataan menunjukkan bahwa orang-
orang yang menjalani nasib yang sama dalam tingkat kehidupan sosial-ekonomi
memiliki latar belakang sosial yang berbeda-beda, tetapi mempunyai kesamaan
kepentingan.
4) Konstruktif (percaya kepada cara-cara koperasi); merasa yakin atas keampuhan
koperasi berdasarkan karakteristiknya yang sudah dipahami dengan baik. Artinya
harus memiliki kepercayaan bahwa permasalahan yang mereka hadapi (skala
individual, kelompok lokal, regional, dan nasional) dapat diatasi dengan cara-cara
koperasi, artinya koperasi bukan hanya berbeda dengan yang lain akan tetapi juga
memiliki keunggulan komparatif.

Apa Itu Prinsip-Prinsip Koperasi?


Prinsip-prinsip koperasi adalah penjabaran lebih operasional dari nilai-nilai koperasi yang
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksaanaan kegiatan koperasi baik kegiatan organisasi
maupun kegiatan usaha koperasi.
Prinsip koperasi yang dianut oleh gerakan koperasi internasional saat ini adalah prinsip yang
disepakati pada kongres ICA di Mancester, Inggris pada tanggal 23 September 1995. ICA
adalah gabungan gerakan koperasi internasional yang beranggotakan 700 juta orang lebih,
berasal dari 70 negara, berpusat di Genewa, Swiss. Untuk wilayah Asia-Fasifik berkantor di
New Delhi, India. Prinsip-prinsip koperasi yang dimaksud meliputi:
1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang
keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka bagi setiap orang yang bersedia
menggunakan jasa-jasa pelayanannya, dan bersedia menerima tanggung jawab
keanggotaan, tanpa membedakan gender (jenis kelamin), latar belakang sosial, ras,
politik atau agama. Di dalam praktek, keanggotaan sukarela dan terbuka ini
tentunya dapat dijabarkan dengan persyaratan-peryaratan yang mengatur hak dan
kewajiban sebagai anggota koperasi yang lebih lanjut diatur dalam Anggaran Dasar
Koperasi.
2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi terbuka
yang demokratis diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan
kebijakan dan membuat keputusan. Anggota baik laki-laki maupun perempuan yang
dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.

11
Dalam koperasi primer anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu
suara). Pada tingkat lainnya, koperasi juga dikelola secara demokratis.
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka
secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal
tersebut adalah milik bersama untuk dijadikan modal perusahaan koperasi yang
menjalankan fungsi ekonomi dalam memberikan pelayanan kepada anggota.
Pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi ini harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya oleh anggota (partisipasi pemanfaatan pelayanan). Partisipasi
pemanfaatan pelayanan ini bila koperasi efisien akan menghasilkan surplus yang di
Indonesia dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). Bila ada balas jasa terhadap
modal, diberikan secara terbatas. An ggota mengalokasikan SHU untuk beberapa
atau semua dari tujuan seperti di bawah ini:
a. Mengembangkan koperasi, caranya dengan membentuk cadangan untuk menambah
permodalan koperasi.
b. Dibagikan kepada anggotanya secara proporsional dan adil berdasarkan jasa
transaksi masing-masing anggota kepada koperasinya.
c. Mendukung kegiatan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota.
4. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang
dimodali, dikelola, diawasi dan dipergunakan oleh para anggotanya. Apabila
koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau
memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan peryaratan yang tetap
menjamin adanya upaya: pengambilan keputusan dan pengawasan yang demokratis
oleh anggotanya dengan tetap mempertahankan otonomi koperasi.
5. Pendidikan, pelatihan, dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan
pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manajer, dan karyawannya..
Tujuannya agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi
perkembangan koperasi. Koperasi juga wajib memberikan informasi kepada
anggota dan masyarakat umum, khususnya kepada orang-orang muda dan tokoh-
tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.
6. Kerjasama antar kioperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, nasional ,
regional, dan internasional, maka gerakan koperasi diharapkan mampu melaayani
anggotanya dengan efektif dan dapat memperkuat jaringan gerakan koperasi.
7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan dituntut untuk
mengembangkan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan ekosistem melalui kebijakan yang
diputuskan oleh Rapat Anggota.

Disamping prinsip-prinsip koperasi internasional yang telah diuraikan di atas, koperasi


Indonesia secara khusus memiliki prinsip-prinsip koperasi Indonesia yang dituangkan
dalam UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:

12
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi.
Koperasi yang merupakan suatu sistem organisasi terdiri dari tiga dimensi menurut
Rusidi, yaitu :
• Dimensi Keanggotaan dengan konsep dasar partisipasi anggota dalam Kopeasi
(members participation)
• Dimensi Kepengurusan dengan konsep dasar kepemimpinan Koperasi (cooperative
leadership)
• Dimensi Keusahaan dengan konsep dasar keterampilan manajerial (managerial
skill)
Dimensi-dimensi tersebut memiliki kemampuan untuk memainkan peranannya, seperti
kemampuan anggota untuk berpartisipasi, kemampuan pengurus dalam memimpin dan
kemampuan pengelolaan dalam melakukan usahanya agar dapat mencapai tujuan. Masing-
masing dimensi tersebut memainkan perannya dan kemampuan yang dimiliki, yaitu :
• Peran anggota yaitu menyumbangkan ide, menyumbangkan modal, ikut mengawasi,
dan memanfaatkan pelayanan anggota, dengan kemampuan anggota dalam
berpartisipasi.
• Peran pengurus yaitu mengelola organisasi Koperasi dan membina anggota serta
mengawasi jalannya usaha Koperasi, dengan kemampuan pengurus dalam
memimpin dan membuat kebijakan-kebijakan demi kemajuan Koperasi.
• Peranan keusahaan yaitu melaksanakan tugas dari pengurus untuk mengelola
Koperasi dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada anggota, dengan
kemampuan untuk mengelola usaha dengan baik.

Prinsip Identitas Ganda Anggota

Ciri-ciri organisasi koperasi secara sosio-ekonomi membentuk struktur organisasi


koperasi yang unik dan menggambarkan suatu sistem sosio-ekonomi yang melibatkan
anggota, perusahaan koperasi dan pasar sedemikian rupa dan membentuk sistem koperasi.
Keunikan itu terletak pada posisi anggotanya di mana anggota koperasi adalah pemilik
perusahaan koperasi dan sekaligus sebagai pengguna/pelanggan bagi koperasinya (lihat
Gambar 1. Sebagai perbandingan, maka pemilik perusahaan kapitalistik tidak identik
dengan pelanggannya. Status khusus anggota koperasi tersebut merupakan identitas
koperasi di mana anggota memiliki identitas ganda atau prinsip identitas ganda anggota
(dual identity). Pemilik perusahaan identik dengan pelanggan perusahaan. Apabila

13
identitas ganda dari anggota koperasi tersebut hilang, maka hilang pula ciri perusahaannya
sebagai koperasi. Karena itu dalam koperasi berlaku prinsip-prinsip :

1) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dari koperasi;

2) Satu anggota satu hak suara tanpa melihat besar kecilnya kontribusi modal masing-
masing;

3) Manajemen koperasi bersifat terbuka (tentunya terhadap anggotanya) serta


dilengkapi dengan prinsip-prinsip koperasi lainnya untuk mempertegas identitas
koperasi tersebut.

Kedudukan anggota sebagai pengguna barang dan jasa koperasinya bergantung kepada
jenis koperasi, sebagai ilustrasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kedudukan Anggota sebagai Pengguna dalam Berbagai Jenis Koperasi.


Jenis Koperasi Kedudukan Anggota

Koperasi konsumen Pelanggan/Pembeli barang & jasa konsumsi


Koperasi Produsen Pembeli bahan (input) & penjual produk (output)
Koperasi Produksi Pekerja Koperasi
Koperasi Simpan Pinjam Penyimpan dan Peminjam

BAB 2. PENTINGNYA MANAJEMEN BAGI ORGANISASI KOPERASI

Dalam sejarah perkembngan pemikiran manajemen, manajemen mulai sangat


nyata dibutuhkan manakala adanya suatu institusi atau organisasi, dimana orang-orang yang
bergabung dalam suatu organisasi dituntut harus mampu bekerjasama untuk mengelola dan
mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki organisasi dalam rangka mencapai suatu
tujuan organisasi yang telah disepakati. Koperasi sebgagai organisasi ekonomi modern yang
berwatak sosial juga dituntut harus mampu mewujudkan tujuanny.
Seperti halnya organisasi usaha lainnya seperti CV, Firma, dan Perseroan terbatas,
organisasi koperasi memiliki sumber daya seperti sumber daya manusia, modal (uang dan
barang-barang modal), sarana fisik, dan sumber daya informasi yang harus dikelola untuk
mencapai tujuannya. Hanya saja tujuan perusahaan kapitalistik (CV, Firma dan PT) adalah
berbeda dengan tujuan koperasi. Tujuan perusahaan kapitalistik lebih mengutamakan
kepada mencari keuntungan yang berkelanjutan guna meningkatkan kemakmuran
pemiliknya berdasarkan prinsip ekonomi semata, sedangkan koperasi meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip
koperasi. Tercapai tidaknya tujuan koperasi dapat diukur dari indikator kesejahteraan
anggota yang dapat dilihat dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diterima oleh
anggota koperasi.

14
Apa Manfaat/Keuntungan ekonomi bagi anggota?
a. Peningkatan sekala usaha. Koperasi memberikan kesempatan pada anggota untuk
menjual atau membeli barang atau jasa secara bersama-sama, sehingga biaya yang
timbul menjadi lebih rendah. Biaya pembelian yang murah akan memberikan
manfaat harga yang lebih murah bagi anggota. Hal ini dapat diterapkan pada
koperasi sekolah dalam pengadaan buku-buku pelajaran, Alat Tulis, Sepatu, pakaian
seragam dan keperluan siswa lainnya.
b. Pemasaran. Koperasi dapat menampung hasil produksi anggota dan menjualnya ke
pasar. Dengan menjual secara bersama-sama melalui koperasi, maka biaya
pemasaran yang harus dikeluarkan oleh masing-masing anggota menjadi lebih
rendah, dibandingkan dengan menjual secara sendiri-sendiri. Biaya pemasaran
yang rendah berarti penghematan bagi anggota yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan bersih anggota. Kegiatan pemasaran ini sangat cocok
dan dibutuhkan bagi para petani anggota Koperasi Unit Desa (KUD), peternak
anggota koperasi peternakan, perajin tahu dan tempe anggota Koperasi Tahu
Tempe (Kopti), dan koperasi produsen lainnya.
c. Pengadaan barang dan jasa. Koperasi dapat menyediakan barang dan jasa
kebutuhan anggota. Dengan membeli secara bersama-sama melalui koperasi, maka
memungkinkan anggota untuk mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah dan
kualitas yang baik dan harga yang lebih murah.
d. Fasilitas kredit. Koperasi dapat memberikan kemudahan bagi anggota yang
membutuhkan fasilitas kredit dalam bentuk: proses yang cepat, jaminan yang
ringan, dan bunga yang rendah. Hal ini dapat dilakukan karena anggota adalah
pemodal (pemilik) yang sekaligus pengguna/nasabah bagi koperasinya.
e. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Sebagai anggota, pada akhir tahun akan
memperoleh bagian SHU yang besarnya dihitung berdasarkan transaksi (pembelian,
pemasaran, dan pengambilan kredit), dan partisipasi modal yang telah diberikan
anggota kepada jkoperasi.
Apa Manfaat/keuntungan Sosial Bagi Anggota?
a. Keuntungan kelompok. Dengan berkoperasi, gerakan koperasi memiliki potensi
untuk menekan atau mempengaruhi kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Karena gerakan koperasi mewakili kepentingan banyak orang dengan
menghimpun massa yang cukup besar dalam rangka memperjuangkan
pembangunan yang pro terhadap hajat hidup rakyat banyak.
b. Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan ketarampilan dalam berkoperasi, berorganisasi, dan
bisnis sebagai kunci untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan.
c. Program sosial lainnya. Agar terpupuk Rasa kesetiakawanan antar anggota, maka
koperasi dapat menyelenggarakan kegiatan asuransi, perumahan, jasa kesehatan,
tunjangan hari tua, dan lain sebagainya.

15
Tujuan koperasi yang diukur dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial bagi anggotanya
tersebut tentu saja tidak secara otomatis akan dapat diwujudkan oleh koperasi begitu saja.
Koperasi membutuhkan manajemen yang profesional yang mampu menerapkan fungsi dan
proses manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
terhadap sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Efektif berarti
manajemen koperasi mampu mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Sedangkan efisien berarti manajemen koperasi mampu melakukan
penghematan-penghematan (tidak boros) dalam menjalankan fungsi pelayanannya.
Disinilah peranan manajemen koperasi menjadi sangat penting.
Jika dibandingkan antara koperasi dengan perusahaan kapitalistik, sebenarnya
koperasi memiliki output atau tujuan ganda yaitu tujuan perusahaan koperasi dilihat dari
segi ekonomi dan tujuan koperasi dari segi sosial. Sementara perusahaan kapitalistik lebih
menekankan tujuan perusahaan dari segi ekonomi saja. Terhadap kondisi ini para pakar
manajemen koperasi menyatakan bahwa manajemen koperasi adalah manajemen yang unik
atau plus karena manajemen koperasi dituntut untuk mewu8judkan dua output sekaligus
secara bersamaan. Oleh karenanya untuk mengelola koperasi dibutuhkan kemampuan dan
profesionalitas manajemen yang lebih yang memahami karakteristik organisasi koperasi
sebagai organisasi sosial ekonomi yang memiliki nilai dan prinsip yang berbeda dengan
perusahaan kapitalistik.
Perbedaan manajemen koperasi dengan perusahaan kapitalistik dapat dilihat dari
dimensi: pengguna jasa, kepemilikan, hak suara, pelaksanaan pengambilan keputusan,
penentuan kebijakan, balas jasa terhadap modal, penerima keuntungan, dan penanggungan
risiko yang secara rinci dapat dipelajari pada tabel berikut.

Dimensi Perorangan Firma, CV PT Koperasi


Pengguna Jasa Bukan pemilik Umumnya Umumnya bukan Anggota
bukan pemilik
pemilik
Pemilik usaha individu Sekutu usaha Pemegang saham Anggota
Hak suara individu Para sekutu Pemegang saham Anggota
biasa
Pelaksanaan Tidak perlu Biasanya Menurut besarnya Satu orang satu
voting menurut saham yang dimiliki suara melaluui
besarnya melalui Rapat Umum Rapat Anggota (RA)
modal Pemengang Saham
penyertaan (RUPS)
Penentuan Orang yang Para sekutu Direksi Pengurus
kebijakan bersangkutan
Balas jasa Tidak terbatas Tidak Tidak terbatas Terbatas
terhadap modal terbatas
Penerima Orang yang Para sekutu Pemegang saham Anggota sesuai jasa
keuntungan bersangkutan secara secara proporsional partisipasi
proporsional
Penanggungan pemilik Para sekutu Pemegang saham Anggota sejumlah
risiko proporsional dengan modal sen diri
jumlah saham yang koperasi (equity)
dimiliki

16
BAB 3. FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN DI KOPERASI

Para pakar manajemen menyimpulkan bahwa sejak akhir abad kesembilan


belas, biasanya manajemen didefinisikan dalam empat fungsi spesifik dari manajer,
yaitu merencanakan (Planning), mengorganisasikan (Organizing), melaksanakan
(actuating), dan mengendalikan (Controlling), walaupun kerangka kerja ini masih
terus di teliti dan sering diperdebatkan (Stoner at al,1996 : 10). Beberapa pakar
lainnya menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari 5 P yaitu Perencanaan,
Pengorganisasian, Pengarahan, Pengkoordinasian dan Pengendalian. Tetapi kondisi
terkini, para pakar manajemen Amerika cenderung menganut tiga fungsi utama yaitu
Planning, Organizing, dan Controlling dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan bahwa Actuating atau pelaksanaan sebenarnya masuk dalam
dimensi perencanaan (Gibson, at al. 1996 : 174). Dalam buku ini ini, akan dijelaskan
fungsi klasik dari manajem.

TUJUH PRINSIP MANAJEMEN KOPERASI PETER DAVIS

Prinsip manajemen
No Prinsip manajemen dalam koperasi
pada umumnya
1 Pluralisme
Mengelola atas nama
Pluralisme ditemukan di dalam kepentingan mereka
kepentingan semua
den dengan itu mengakui dan menyadari ada
“stakeholder”
kepentingan orang lain. Di dalam manajemen koperasi
anggota dimasukkan sebagai pelanggan.

2 Mutualitas Oleh karena keuntungan atas modal bukan criteria


Pengakuan terhadap utama bagi keanggotaan koperasi, mutualitas diantara
kebutuhan untuk stakeholder mudah diterima, karena balas jasa bagi
memperoleh seseorang tidak diperoleh atas pengorbanan orang
keuntungan lain

3 Kemandirian Sama seperti organisasi lain pada umumnya, tetapi


perorangan dalam koperasi menekankan dua hal yaitu kebutuhan
Menghormati pribadi organisasi itu sendiri yang harus dipertahankan dari
dan tanggung jawab pengendalian pihak luar dan otonomi anggota
perorangan.

17
4 Keadilan Sama untuk koperasi, tetapi lebih mudah dilaksanakan
Pembagian sumber yang non mengingat struktur kepemilikan mereka terhadap
eksploitatif koperasi.

5 Keadilan alamiah Sama untuk koperasi, tetapi struktur kepemilikan


Hak untuk menjalankan prosedur koperasi dan budaya pertanggungjawaban akan lebih
yang mandiri dan peraturan yang mudah dilaksanakan.
jujur(adil)
6 Kepedulian terhadap orang Struktur kepemilikan di dalam koperasi menterjemahkan
Mengakui bahwa orang apakah prinsip ini, melalui basis keanggotaan.
karyawan, atau pelanggan adalah
subyek dan bukan obyek bisnis.

7 Peran ganda pekerjaan dan karyawan Koperasi menyatukan prinsip ini dengan
Pekerjaan mempengaruhi status mengkombinasikan aspek social dan komersial. Prinsip
social, pola konsumsi dan koperasi memberikan pandangan yang holistic mengenai
keseluruhan struktur hubungan di pelanggan, pekerja atau pemasok.
dalam masyarakat

Untuk memperjelas hubungan prinsip manajemen dan prinsip koperasi, Dubashi


pada tahun 1970 meringkasnya sebagai berikut:

Prinsip Manajemen Prinsip Koperasi


1. perencanaan  Tujuan memaksimalkan pelayanan
 Peramalan  Penetapan bunga terbatas atas modal
 Penetapan tujuan  Pembagian surplus (SHU) jika ada untuk:
Pembentukan modal dan dibagikan kepada
anggota sesuai dengan jasa masing-masing
2. Pengorganisasian  Demokrasi
 Federalisme
3. Staffing Keanggotaan sukarela dan terbuka
4. Pengarahan Demokrasi dalam arti modern
5. Koordinasi Federalisme: kerja sama antar koperasi
6. Pengawasan Pengawasan demokratis satu orang satu
suara, pendidikan anggota
7. Representasi (perwakilan) Netralitas
8. Budgeting (penganggaran) Prinsip demokratis dan transparansi
9. Kriteria efisiensi (maksimalisasi Maksimalisasi pelayanan bukan
produktivitas atas maksimalisasi maksimalisasi profit
profit )

Proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan. Jadi
manajemen sebagai suatu proses adalah pengertian yang menekankan bahwa
manajer- tidak peduli bakat dan keterampilannya-terlibat dalam aktivitas yang saling
terkait dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan.

18
Bagan : Proses Manajemen di Koperasi

P O A C
SUMBER DAYA
MANUSIA

SASARAN
SUMBER DAYA
KEUANGAN
SUMBER DAYA
FISIK
SUMBER DAYA
INFORMASI

Perencanaan
Fungsi penting pertama yang harus dijalankan oleh pihak manajemen koperasi adalah fungsi
perencanaan. Pengurus dan manajer di koperasi harus menyusun perencanaan penggunaan
sumber daya manusia, modal, sarana fisik, dan informasi yang dimiliki koperasi untuk
mencapai tujuan koperasi yang telah disepakati oleh para anggotanya. Perencanaan
menyangkut masa depan. Bagaimana dengan kemampuan, masalah, dan potensi yang
dimiliki koperasi saat ini diarahkan untuk mencapai target-target koperasi kearah yang
lebih baik. Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus dan manejer koperasi
harus melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu apa target atau sasaran apa saja
yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan apa yang diinginkan oleh anggota dan belum
dipenuhi oleh koperasi, bagaimana kemampuan permodalan koperasi, termasuk juga situasi
persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.

Apa manfaat perencanaan bagi koperasi?


Apabila pengurus dan manajer mampu menyusun perencanaan yang baik, maka akan
memberikan manfaat sebagai berikut:
• Sebagai perwujudan koordinasi diberbagai bagian untuk mencapai tujuan organisasi
koperasi.
• Dapat menghindarkan keadaan yang tidak terduga di masa yang akan datang.
• Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan penggunaan metoda kerja yang sesuai
dan sistematis.
• Memperlancar pendelegasian wewenang karena adanya kebijakan, prosedur serta
jadwal yang telah ditetapkan.
• Menghindarkan tindakan coba-coba, tanpa perhitungan yang menyebabkan
pemborosan bagi koperasi.
• Sebagai pedoman pengawasan agar pelaksanaan kegiatan di koperasi selalu
berpedoman pada tujuan.

19
Bagaimana langkah dan prosesnya?
Ada enam langkah proses perencanaan yang dapat dilakukan oleh pengurus dan manajer
koperasi, yaitu:
1. Mengumpulkan fakta dan informasi yang berkaitan dengan situasi internal organisasi
koperasi (organisasi, keanggotaan, permodalan, sarana dan prasarana, SDM, dan
usaha koperasi) dan situasi eksternal (persaingan, politik, ekonomi, sosial budaya,
teknologi, hukum ) koperasi.
2. Menanalisis masalah dan potensi yang diperoleh dan didukung dengan fakta dan
informasi dari langkah pertama.
3. Memperkirakan perkembangan dan situasi koperasi dan lingkungannya dimasa yang
akan datang.
4. Menetapkan tujuan dan hasil, sebagai patokan sebagai sasaran yang aakan dicapai.
5. Mengembangkan alternatif sebagai arah tindakan dan memilih alternatif yang paling
sesuai (pengambilan keputusan).
6. Alokasi sumber daya, SDM, modal, sarana dan prasarana yang ditetapkan dalam
matriks kebijakan untuk mendukung tujuan atau hasil dengan alternatif yang telah
diputuskan.
7. Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK).

Apa peran pengurus dan manajer dalam perencanaan di koperasi?


• Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan taktis baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek.
• Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program operasional, selanjutnya
dibahas bersama dengan pengurus dan pengawas.
• Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang dikehendaki, tanpa
mengabaikan struktur keuangan yang ada.
• Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai pedoman seluruh
pelaksanaan.
• Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan usaha keuangan dan
anggota guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi (RAPBK).
• Rencana yang telah disusun dan RAPBK disampaikan dalam rapat anggota untuk
dibahas dan mendapatkan pengesahan.

Pengorganisasian

Setelah perencanaan disusun, pengurus dan manajer koperasi selanjutnya harus


melakukan fungsi pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dikatakan sebagai

20
proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor
fisik, agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada
suatu tujuan. Mengorganisasikan merupakan bagian proses manajemen yang
memiliki arti membagi pekerjaan diantara para individu dan kelompok serta
mengkoordinasikan aktivitas mereka agar setiap individu dapat mengetahui dengan
jelas apa yang menjadi tugasnya sehingga mereka dapat bekerja sama dengan baik
dalam suatu perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi pengorganisasian dalam sebuah organisasi koperasi meliputi pembagian


seluruh tugas kedalam berbagai kerja individual dengan wewenang dan tanggung
jawab tertentu untuk menjalankan kerja tersebut dan selanjutnya berbagai kerja
individual tersebut dikumpulkan kedalam berbagai bagian atau unit kerja menurut
dasar dan ukuran tertentu.

Apa manfaat fungsi pengorganisasian?


Manfaat dan Tujuan fungsi pengorganisasian dalam manajemen koperasi adalah
mencapai usaha terkoordinasi melalui perancangan struktur hubungan tugas dan
wewenang baik yang menyangkut tugas pokok maupun tugas penunjang. Tugas
pokok organisasi koperasi adalah memberikan pelayanan kepada anggota melalui
unit-unit kegiatan usaha koperasi. Contohnya dalam disain struktur organisasi
koperasi sekolah tugas pokok dapat dicerminkan dengan adanya unit usaha kantin,
unit usaha toko, unit usaha foto copy, dan unit usaha simpan pinjam. Unit-unit
usaha yang dimaksud adalah tugas pokok koperasi yang mempengaruhi dan
menentukan hidup matinya koperasi. Tugas penunjang adalah unit kerja
penunjang yang dapat dipakai bersama oleh unit-unit tugas pokok koperasi seperti
bagian administrasi keuangan, bagian perencanaan dan lain sebagainya sesuai
dengan kebutuhan.

Langkah dan proses pengorganisasian di koperasi


1. Pengurus dan manajer di koperasi harus menginventarisir ulang
Personalia, dana, fasilitas, tugas-tugas pokok dan tugas penunjang,
prioritas tujuan
2. Merancang ulang (bila dibutuhkan) struktur organisasi yang sesuai dengan
tuntutan organisasi koperasi agar mampu bergerak lincah.
3. Menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan
4. Memilih, menempatkan dan melatih karyawan sesuai dengan posisi
jabatan atau tugasnya.
5. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab secara proporsional dan
berimbang sesuai denag jabatannya.

21
6. Membentuk sejumlah hubungan di dalam organisasi baik hubungan vertikal
maupun horizontal.
Bagan: Struktur Umum Organisasi Koperasi

RAPAT ANGGOTA

DEWAN PENASIHAT PENGURUS PENGAWAS

MANAJER

KEPALA KEPALA KEPALA


UNIT UNIT UNIT

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

Hal penting lain yang perlu dipahami oleh pengurus dan manajer koperasi
bahwa proses pengorganisasian di koperasi adalah proses manajerial yang
dinamis dan berkelanjutan. Ketika teknologi yang diterapkan oleh koperasi
berubah, maka disain dan struktur organisasi koperasi dapat berubah,
demikian pula dengan lingkungan organisasi, sehingga pengurus dan manajer
koperasi harus menyesuaikan strategi agar tujuan organisasi dapat tetap
dicapai secara efektif dan efisien.

Pelaksanaan
Setelah fungsi pengorgaisasian dijalankan, selanjutnya pihak manajemen di
koperasi harus menjalankan fungsi pelaksanaan atau implementasi. Fungsi
pelaksanaan adalah suatu proses menggerakkan dan menjalankan organisasi agar
orang-orang yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab dapat bekerja
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Disinilah pengurus dan manajer di koperasi dituntut harus menjalankan fungsi
kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain


(bawahan atau pengikutnya) agar mau melaksanakan perintah atau pekerjaan
yang diberikan oleh pemimpin. Oleh karena itu kemampuan kepemimpinan di
koperasi adalah bagian yang fital dalam menjalankan dan menggerakka organisasi
koperasi. Perencanaan yang baik dan pengorganisasian yang baik pula tidak akan

22
ada artinya bila manusia yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab tidak
melaksanakannya.

Fungsi-fungsi kepemimpinan yang dapat diperankan oleh pengurus dan manajer


koperasi dapat meliputi fungsi pengarahan, pengkoordinasian, motivasi, dan
komunikasi.

Pengarahan
Bila kita mengandaikan manajemen sebagai tubuh, organisasi sebagai rangka,
maka jaqntung atau inti dari proses manajemen adalah pengarahan kepada
karyawan atau bawahan. Pengarahan yang dilakukan oleh pengurus koperasi dapat
ditujukan untuk:
 Menentukan kewajiban dan tanggung jawab,
 Menetapkan hasil yang harus dicapai,
 Mendelegasikan wewenang yang diperlukan,
 Menciptakan kebutuhan (hasrat) untuk berhasil dan berprestasi,
 Mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Fungsi pengarahan dapat juga diartikan secara lebih luas yaitu sebagai tugas untuk
membuat organisasi tetap hidup, untuk menciptakan kondisi yang menumbuhkan minat
kerja, kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imajinatif dan kelompok kerja yang
berkelanjutkan. Tujuan ini, dapat dicapai dengan mutu kepemimpinan yang
ditunjukkan oleh pengurus atau manajer koperasi.
Pengkoordinasian
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan menyatukan tindakan-
tindakan kelompok tugas dalam suatu organisasi. Koordinasi merupakan otak dalam
batang tubuh dari keahlian manajemen. Dalam praktek, pengkoordinaian dapat
meliputi aktivitas beriku:
 Penafsiran program, kebijakan, prosedur dan praktek,
 Pengupayaan pertumbuhan dan perkembangan karyawan,
 Pembinaan hubungan dengan para karyawan dan sikap yang tepat mengarah ke
masa depan,
 Pengupayaan iklim bekerja yang kondusif untuk mencapai keberhasilan,
 Pengadaan arus informasi yang memadai, dimana komunikasi tidak saja ke
bawah (dari pimpinan kepada bawahan) tetapi juga ke atas ( dari bawahan
kepada pimpinan ) dan kesamping (pada tingkat yang sama) secara efektif.

Pengendalian
Fungsi terakhir manajemen yang harus dilaksanakan oleh pihak manajemen adalah
fungsi pengendalian. Pengendalian merupakan aktivitas untuk menemukan,

23
mengoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai,
dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada setiap tahapan kegiatan perlu dilakukan pengendalian, agar lebih cepat
dilakukan koreksi bila terjadi penyimpangan. Proses pengendalian mencatat setiap
perkembangan kearah tujuan pokok perusahaan, juga sasaran serta metoda
pencapaiannya yang memungkinkan manajer mengetahui lebih awal terdapat
penyimpangan. Karenanya, pengendalian berkaitan erat dengan perencanaan.

Menurut Gibson, at al (1996: 302), terdapat tiga jenis pengendalian manajemen


yaitu pengendalian pendahuluan (preliminary control), pengendalian bersamaan
(concurrent control), dan pengendalian umpan balik (feedback control).
Pengendalian pendahuluan berfokus pada pencegahan penyimpangan dalam
kualitas dan kuantitas dari sumber daya yang digunakan oleh organisasi. Sumber
daya manusia harus memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Material harus
memenuhi tingkat kualitas yang bias diterima dan harus tersedia pada saat
dibutuhkan. Modal juga harus cukup tersedia sesuai dengan yang direncanakan.
Pengendalian bersamaan, memantau operasi yang berjalan memastikan bahwa
berbagai tujuan telah direalisasikan. Standar yang membimbing kegiatan yang
berjalan dihasilkan dalam uraian pekerjaan dan berbagai kebijakan yang dihasilkan
dari fungsi perencanaan. Metoda pengendalian umpan balik berfokus pada hasil-
hasil akhir. Tindakan korektif ditunjukkan kepada perbaikan proses perolehan
sumber daya atau operasi actual.

Matriks Jenis dan Teknik Pengendalian (Gibson, at al. 1996:305)


Jenis Pengendalian Teknik Pengendalian
Pendahuluan  Pemilihan, penarikan dan penempatan
karyawan
 Pemeriksaan material
 Penganggaran modal
 Penganggaran keuangan
Bersamaan  Pemantauan
 Pengarahan
Umpan balik  Analisis laporan keuangan
 Analisis biaya standart
 Prosedur pengendalian kwalitas
 Evaluasi kinerja karyawan

24
Dalam praktek, penerapan fungsi pengendalian dalam manajmen modern
dikaitkan dengan orientasi meningkatkan kualitas secara menyeluruh. Salah satu
dari konsep tersebut adalah Total Quality Management (TQM). Istilah total
mengandung makna every process, every job and every person (Lewis and Smith,
1994). Pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek (Goetsch and davis,
1994) yaitu aspek pertama menguraikan apa TQM itu. TQM didefinisikan sebagai
pendekatan dalam menjalankan bisnis/usaha yang berupaya memaksimalkan daya
saing melalui penyempurnaan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan organisasi. Sedangkan aspek yang kedua adalah cara mencapainya
dan berkaitan dengan 10 karakteristik TQM yang terdiri: berfokus pada pelanggan
(internal maupun eksternal), berobsesi tinggi pada kualitas, menggunakan
pendekatan ilmiah, memiliki komitmen jangka panjang, kerja sama tim,
penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan,
menerapkan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, serta
melibatkan dan memberdayakan karyawan. Creech (1996) disisi lain
mengemukakan ada lima pilar untuk dapat berhasil menerapkan TQM, lima pilar
tersebut adalah produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Lebih lanjut
creech menjelaskan bahwa produk merupakan titik pusat bagi tujuan dan prestasi
organisasi. Kualitas dalam produk tidak mungkin tanpa kualitas dalam proses.
Kualitas dalam proses tidak akan mungkin ada tanpa ada organisasi yang tepat.
Organisasi menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan sistem manajemen.
Meskipun demikian, organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepemimpinan
yang memadai dan komitmen yang kuat.

Siapa yang melakukan pengendalian dan pengawasan di koperasi?


1. Anggota koperasi, sesuai dengan prinsip koperasi pengelolaan dilakukan
secara demokratis, maka organisasi koperasi adalah organisasi yang terbuka
bagi anggota sebagai pemilik untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan
pengawasan di koperasi. Partisipasi aktif anggota dalam pengawasan dapat
dilakukan anggota untuk menggunakan hak bicaranya yaitu hak untuk bertanya
dan memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan kebijakan pengurus
baik secara langsung, menulis surat melalui kotak saran yang disediakan, dan
dalam rapa anggota.
2. Pengawas, yang dipilih dari dan oleh anggota memiliki fungsi yang jelas dalam
pengawasan dan pengendalian manajemen di koperasi. Pengawas memiliki
tugas untuk menilai hasil kerja pengurus apakah sesuai atau tidak sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan, mencegah terjadinya penyelewengan,
dan menjaga tertib administrasi secara menyeluruh.
3. Pengurus dan manajer, yang menjalankan proses dan fungsi manajemen
koperasi dari mulai perencanaan, pengorgam, dan pelaksanaan pada akhirnya

25
harus melakukan pengendalian. Pengendalian yang dilakukan oleh pengurus
dan manajer ini dilakukan dalam rangka memonitor/memantau apakah ptroses
dan pelaksanaan kegiatan selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, dan memberi peringatan serta mengambil langkah-langkah bila
diperlukan untuk melakukan tindakan korektif.

4. Badan penasihat dewan Pembina, sesuai dengang namanya badan ini


tugasnya adalah memberikan nasihat dan pembinaan kepada pengurus koperasi
baik dibidang kelembagaan, organisasi maupun usaha koperasi agar koperasi
tumbuh dan berkembang.
5. Kementerian Koperasi dan UKM, Dinas yang membidangi koperasi di tingkat
provinsi, kabupaten/kota, adalah unsur pemerintah yang mempunyai tugas
dalam melakukan pembinaan kepada koperasi agar koperasi mematuhi segala
ketentuan yang diatur oleh pemerintah.

Prinsip-prinsip pengawasan dan pengendalian


Pengawasan dan pengendalian manajemen di organisasi koperasi baik yang
dilakukan oleh pihak pengawas internal (anggota, pengawas, pengurus, dan
manajer) maupun pihak eksternal (pemerintah) perlu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut:
1. Pengawasan harus ekonomis.
2. Fleksibel dan mudah dimengerti.
3. Menjamin diadakannya tindakan korektif.
4. Melaporkan adanya penyimpangan, penyebab terjadinya penyimpangan dan
alternatif solusi perbaikan.
5. Mengetahui dengan pasti tentang sifat dan kebutuhan dari setiap kegiatan yang
harus diawasi.

MODEL MANAJEMEN KOPERASI

26
27

Anda mungkin juga menyukai