Anda di halaman 1dari 8

MODUL

JARINGAN USAHA KOPERASI


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
EKONOMI KOPERASI
Yang diampu oleh : Bapak Drs. Agus Irianto, M.M.

DISUSUN OLEH :
1) Afriga Ivan Saputra (222004176)
2) Dini Wulandari (222004190)
3) Ikrom Abdullah (222004306)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI LUMAJANG
Jl. Pisang Gajih No.2 Telp. (0334)882467 Lumajang

2023
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum yang memberikan kebebasan pada anggota untuk berkreasi
dan berinovasi dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha
untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya Koperasi melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus
bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha
(perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak
Organisasi koperasi dari suatu organisasi harus diketahui dengan menetapkan
anggaran dasar yang khusus. Selain itu koperasi juga menjalin kerja sama di
bidang usaha yang bertujuan untuk lebih memajukan koperasi itu sendiri.
Dengan demikian kita perlu mempelajari lebih dalam tentang kerjasama koperasi
dibidang usaha tersebut.

Kerjasama antar koperasi merupakan salah satu prinsip koperasi yang


telah disepakati oleh ICA (International Cooperative Alliance). Prinsip ini
selanjutnya mendasari prinsip-prinsip koperasi yang ditetapkan oleh negara-
negara anggota ICA termasuk IndonesiaPada Undang- undang No.25 tahun 1992
Tentang Perkoperasian, "kerja sama antar koperasi" merupakan salah satu
prinsip pengembangan koperasi bersama-sama dengan prinsip pendidikan
anggota koperasiTujuan dari kerja sama tentunya untuk menunjang tercapainya
tujuan koperasiJauhani Laurinkari, 1994 yang dimuat dalam "International
Handbook of Cooperative Organization", agar dapat berkoperasi sebaik-baiknya
untuk dapat mencapai kesejahteraan para anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya maka semua organisasi koperasi harus secara aktif
bekerja sama dengan koperasi-koperasi lainnya baik di tingkat lokal, nasional
maupun internasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1 PENYEBARAN ORGANISASI KOPERASI MODERN
Penyebaran Organisasi Koperasi Modern di Dunia Mulanya tumbuh di
negara industri Eropa Barat. Muncul kolonialisme (negara di Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan), koperasi tumbuh di negara-negara berkembang/miskin
menjadi daerah jajahan. Setelah negara-negara jajahan mengalami kemerdekaan,
banyak negara yang memanfaatkan koperasi sebagai salah satu alat
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Koperasi
Modern Akhir Abad ke-18 (Tahap Awal Revolusi Industri) Disebabkan oleh:
a) Perkembangan ekonomi pasar dan berbagai persyaratan pokok untuk
berlangsungnya proses industrialisasi serta modernisasi perdagangan dan
pertanian yang cepat.
b) Industri mula-mula bercorak padat karya menjadi padat modal dan
produksi.
c) Mula-mula berdasarkan pesanan menjadi industri memproduksi untuk
kebutuhan pasar (produksi massal).
d) Perubahan struktur ekonomi yang radikal berdampak pada buruh
(masalah pengangguran, tingkat upah yang rendah, hubungan perburuhan
yang kurang baik, syarat-syarat kerja yang jelek, dan tanpa jaminan
sosial.
e) Para pekerja dan pengrajin kecil kalah bersaing dengan perusahaan
industri berskala besar dan petani penghasinannya hanya cukup untuk
kebutuhan karena proses pengintegrasian ke dalam ekonomi pasar yang
sedang berkembang..
Terdesak oleh keinginan untuk memperbaiki diri, dengan mencari alternatif
usaha yang dapat membantu meningkatkan pendapatan dalam sejarah gerakan
koperasi disebut sebagai pionir atau pelopor organisasi koperasi modern.
Pelopor Organisasi Koperasi dari Rochdale (Inggris) Koperasi Konsumen.
Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale dijadikan dasar kegiatan oleh berbagai
koperasi di dunia.
a) Keanggotaan yang bersifat terbuka (open memberships and voluntary).

2
a. Pengawasan secara demokratis (democratic control).
b. Bunga yang terbatas atas modal (limited interest of capital).
b) Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota (proportional
distribution of surplus).
c) Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara
tunai (trading in cash).
d) Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, dan politik
(political, rasial relligious netrality).
e) Barang-barang yang dijual harus merupakan barang-barang yang asli,
tidak rusak atau palsu (adulted goods forbiden to sell).
f) Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan (promotion of
education).
Jerman, Herman Schulze-Delitzsch (1808-1883), Koperasi Kredit Perkotaan,
menjadi sendi- sendi dasar koperasi:
a) Prinsip menolong diri sendiri (self-help).
b) Prinsip pengurus/mengelola sendiri (self-management).
c) Mengawasi sendiri (self-control).
Prinsip pengelolaan diterapkan pada koperasi-koperasi pengadaan sarana
produksi di kalangan pengrajin, para pedagang kecil, & kelompok mata
pencaharian yang lain. Prinsip identitas pada koperasi (identity principles):
anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan utama koperasi (ciri khusus yang
membedakan koperasi dengan organisasi lainnya).
2 KEBUTUHAN KONSEP TEORITIS DALAM ANALISIS KOPERASI
Analisis pemecahan permasalahan perkoperasian dengan mempelajari esensi
koperasi yang membedakannya dengan organisasi lain yang bukan Koperasi,
sehingga dapat ditetapkan berbagai kebijakan yang tidak menyimpang dari
konsep Koperasi yang sebenarnya. Tujuan utama anggota koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraannya (dalam arti ekonomi identik dengan
pendapatan). Aspek ekonomi lebih dominan dalam pengembangan organisasi
Koperasi dianding aspek lainnya. Menurut Emmanuel Kant : "tidak ada praktek
yang berhasil baik tanpa teori yang baik". Fakta menunjukkan organisasi-
organisasi Koperasi hanya mencakup satu bagian dari semua kegiatan ekonomi,

3
dan Koperasi hanya akan hidup dalam kondisi-kondisi yang sangat khusus.
Dalam situasi khusus organisasi koperasi mempunyai tingkat efisiensi yang lebih
baik dibanding organisasi-organisasi lainnya. Kemudahan-kemudahan dan hak
monopoli menyebabkan institusi Koperasi mampu menekan biaya, sehingga
biaya rata-ratanya akan lebih rendah daripada biaya rata-rata organisasi lain.
3 ILMU EKONOMI DAN EKONOMI KOPERASI
Ekonomi secara umum diartikan sebagai usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup, sedang koperasi adalah organisasi ekonomi dimana anggota
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelangganMenurut Samuelson (1991),
ilmu ekonomi adalah studi tentang prilaku masyarakat dalam menggunakan
sumber daya yang langka dalam memproduksi berbagai komoditasUntuk
memudahkan menyalurkannya kepada berbagai individu dan kelompok yang ada
dalam suatu masyarakat. Masyarakat disini. terdiri dari sekumpulan produsen,
pedagangdan konsumen. Masing-masing komponen masyarakat mempunyai
peran dan prilaku yang berbeda-beda dalam perekonomian. Produsen adalah
pihak yang paling berperan memproduksi barang maupun jasa. Pedagang adalah
pihak yang berperan dalam menyaluran barang atau jasa dari produsen ke
konsumenDan konsumen adalah pihak yang menggunakan berbagai barang dan
jasa.
4 RUANG LINGKUP EKONOMI KOPERASI
Badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota yang merupakan pemakai jasa
(user). Fakta ini membedakan koperasi dengan badan usaha bentuk lain yang
pemiliknya pada dasarnya adalah para penanam modal. Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (UU No. 25
Tahun 1992). Misalnya Koperasi Unit Desa (KUD), koperasi sgimpan pinjam,
koperasi pelajar, koperasi mahasiswa, Koperasi Pegawai Negeri (KPN), dan
koperasi pasar.
Tujuan utama perkumpulan koperasi adalah memperhatikan kepentingan-
kepentingan para anggota perkumpulan, dan bukan memupuk pendapatan
perusahaan itu sendiri. Kepentingan kebendaan yang menyebabkan anggota

4
koperasi berhimpun adalah bagi produsen adanya keinginan menawarkan barang
dengan harga setinggi mungkin, bagi konsumen adanya keinginan untuk
memperoleh barang sebaikbaiknya dengan harga serendah-rendahnya, dan bagi
usaha kecil adanya keinginan mendapatkan modal usaha dengan seringan-
ringannya serta keinginan mempertahankan diri, karena hanya mungkin bersaing
dengan perusahaan besar bila mengadakan usaha bersama. Berdasarkna tujuan
yang hendak dicapai, perkumpulan koperasi dapat dibedakan menjadi koperasi
konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi simpan pinjam.

5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jaringan usaha koperasi merupakan sebuah wujud keinginan dari masing-masing
anggota dalam upaya menjawab tantangan dan peluang usaha. Dasar pemikiran
dan konsep kerjasama dalam koperasi adalah menggalang kekuatan dan
kemampuan bersama untuk menghadapi persaingan-persaingan yang merugikan.
Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum yang memberikan kebebasan pada anggota untuk berkreasi dan berinovasi
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan para anggotanyaKoperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

6
DAFTAR PUSTAKA
Chalim, M. A., Listyowati, P. R., Hanim, L., & Noorman, M. S. (2022). Peran
Pemerintah dalam Pengembangan Koperasi Modern dan UMKM
Berdasarkan PP No. 7 tahun 2021. Audi Et AP: Jurnal Penelitian
Hukum, 1(01), 21-29.

Fathorrazi, M. (2010). EKONOMI KOPERASI: Dilengkapi Kajian Teoritis


Manfaat Berkoperasi.

Perkasa, R. D. (2020). Modul ekonomi koperasi.

Safri, H. (2018). Pengantar Ilmu Ekonomi. Lembaga Penerbit Kampus IAIN


Palopo, 3-4.

Anda mungkin juga menyukai