KOPRASI DAN
UMKM
KELOMPOK 9
KELAS B MANAJEMEN
SYAKILA
ANNISA
REZKY FADHIL MOCHAMMAD
MUH FAUZAN GUNTUR
Koperasi Sebagai Sistem
Manusia memecahkan permasalahan ekonomi melalui organisasi masyarakat menurut tradisi,
komando, atau pasar. Dalam sistem pasar, masalah ekonomi diserahkan kepada pasar, yang pada
akhirnya melahirkan kapitalisme. Kapitalisme, dengan keuntungan sebagai ide dasar, lahir dari
Revolusi Industri abad ke-18 di Inggris. Sistem ini menghilangkan kekangan adat dan otoriter,
namun juga membawa penderitaan pada petani kecil dan buruh. Dalam menghadapi perubahan ini,
kaum buruh mengembangkan koperasi sebagai solusi ekonomi. Koperasi kemudian menjadi sistem
ekonomi tersendiri bagi golongan ekonomi lemah, khususnya kaum buruh.
Koperasi lahir sebagai respon terhadap dominasi sosial dan eksploitasi ekonomi oleh golongan
tertentu dalam masyarakat. Inspirasi koperasi berasal dari golongan ekonomi lemah, terutama kaum
buruh, untuk memecahkan masalah ekonomi mereka. Koperasi diatur oleh asas-asas Rochdale, yang
telah mengalami perubahan dan penyempurnaan. Asas-asas tersebut memungkinkan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan masalah ekonomi mereka. Koperasi kemudian menjadi
sistem ekonomi tersendiri bagi kelompok ekonomi lemah.
Dampak Revolusi Industri & Timbulnya Tokoh Tokoh
Pemikir Koperasi
Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18 Selain itu, pemikiran dan usaha-usaha untuk menolong
memberikan sumbangan besar bagi lahirnya penderitaan kaum buruh terus berkembang, termasuk
kapitalisme dan Sosialisme sebagai antitesisnya. melalui gerakan koperasi. Meskipun Robert Owen
Dampak dari Revolusi Industri juga melahirkan bukanlah pendiri gerakan koperasi, namun
pemikiran-pemikiran ekonomi dan sosialisme, pemikirannya memberikan inspirasi bagi gerakan
serta gerakan politik yang teratur dan efektif. koperasi, seperti Koperasi Rochdale yang didirikan oleh
Robert Owen, seorang Sosialis Utopis, merupakan sekelompok buruh pada tahun 1844. Meskipun
salah satu tokoh penting dalam perkembangan Revolusi Industri juga diwarnai oleh pemogokan buruh
pemikiran sosialis. Meskipun cita-citanya untuk yang terjadi, namun gerakan koperasi dan pemikiran-
menciptakan Desa Gotong Royong kurang pemikiran sosialis seperti yang diusung oleh Robert
berhasil, namun usahanya diakui berhasil Owen tetap memberikan kontribusi penting dalam
menciptakan iklim kerja sama di masyarakat perjuangan kaum buruh dan perkembangan gerakan
koperasi.
Pengertian Koperasi
dan inipun bisa mempunyai beberapa pengertian yaitu sebagai: Cita-cita utama atau kekuatan/ peraturan dari organisasi. Pengertian tentang principium
01 ini perlu diperhatikan secara seksama dan secara hati-hati. Dalam kepustakaan koperasi Indonesia, beberapa penulis mengaitkan pengertian principium
Rochdale atau lebih dikenal dengan "The Rochdale Society of Equitable Pioneers" terdaftar pada tanggal 24 Oktober 1844 dan
02 memulai usahanya pada tanggal 21 Desember 1844. Cita-cita dari Rochdale Pioneers, yang dinyatakan sebagai peraturan dari
perkumpulan itu kemudian dikenal sebagai asas-asas Rochdale atau Rochdale Principles, telah mengilhami cara kerja dari gerakan-
03
• Bunga terbatas atas modal (Limited interest on capital).
• Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan pembeliannya (The distribution of surplus in devidend to the members
in proportion to their purchases).
• Pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan (Trading strictly on a cash basis).
• Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni (Selling only pure and unadelterated goods).
• Mengadakan pendidikan bagi anggota-anggotanya tentang asas-asas koperasi dan perdagangan yang saling membantu. (Providing for
the education of the members in cooperative principles as well as for mutual trading).
• Netral dalam aliran agama dan politik (Political and religious neutrality
Identitas Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang
bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan
aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya mereka yang sama melalui
perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis
● Prinsip ke-1: Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka
Koperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri, ● Prinsip ke-2: Pengawasan Demokratis oleh Anggota
bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, ● Prinsip ke-3: Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi
keadilan, dan solidaritas. Berdasarkan tradisi para pendirinya, ● Prinsip ke-4: Otonomi dan Kemandirian (Independence)
● Prinsip ke-5: Pendidikan, Pelatihan, dan Penerangan
para anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis: kejujuran,
● Prinsip ke-6: Kerja Sama antar Koperasi
keterbukaan, tanggung jawab sosial dan peduli pada orang lain.
● Prinsip ke-7: Kepedulian terhadap Masyarakat
Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi- koperasi
dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktik
Koperasi dan Sistem Sistem
Ekonomi
Terdapat berbagai sistem perekonomian di dunia,
antara lain kapitalisme, fasisme, sosialisme,
komunisme, dan sistem ekonomi campuran. Setiap Namun koperasi tetap dapat beroperasi dengan
sistem memiliki karakteristik dan parameternya sistem tersebut asalkan mematuhi peraturan dan
masing-masing, seperti kepemilikan kekayaan, batasan yang diberlakukan oleh pemerintah.
inisiatif kewirausahaan, insentif ekonomi, Secara keseluruhan, koperasi dapat dianggap
mekanisme harga, dan persaingan pasar. Koperasi sebagai sistem ekonomi tersendiri yang beroperasi
mungkin konsisten dengan prinsip-prinsip berdasarkan efisiensi ekonomi dan prinsip-prinsip
kapitalisme dan sistem ekonomi campuran, namun sosial, sebagaimana tercermin dalam prinsip
mungkin menghadapi tantangan dalam sistem Rochdale.
sosialis dan komunis di mana pemerintah
mengendalikan sebagian besar industri.
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi
(Pasal 2), mengatakan sebagai berikut: (1) Pada dasarnya yang dimaksud dengan
penjenisan koperasi ialah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan
fungsi ekonomi.
(2) Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan usaha
dan atau tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.
Berdasarkan ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 2 PP 60/ 1959, maka terdapatlah 7
jenis koperasi (Pasal 3) yaitu:
a. Koperasi Desa
b. Koperasi Pertanian
C. Koperasi Peternakan
Bukan Di Bidang Usaha anggota gerakan koperasi, para ahli, dan perwakilan
daerah tingkat pertama yang ditunjuk oleh
pemerintah. Sejak saat itu, gerakan koperasi Indonesia
memasuki era baru, dimana koperasi dijadikan
Pada awal tahun 1960an, pemerintah Indonesia mulai sebagai alat oleh pemerintah Indonesia untuk
mengambil peran lebih aktif dalam gerakan koperasi, melaksanakan kebijakan ekonomi terpimpin.
sejalan dengan kebijakan demokrasi terpimpin dan Pemerintah bahkan berupaya membawa gerakan
ekonomi terpimpin. Pemerintah ingin menjadikan koperasi Indonesia ke salah satu aliran politik. Dewan
koperasi sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan Koperasi Indonesia (DKI) didirikan pada tahun 1970,
menggantikan Gerakan Koperasi Indonesia (Gerkopin)
ekonomi terpimpin. Pada tahun 1961, Kesatuan
pada tahun 1966 hingga 1970. DKI telah mengalami
Organisasi Koperasi (KOKSI) didirikan berdasarkan perubahan nama, anggaran dasar, struktur, dan cara
Keputusan Presiden Nomor 236, sebagai hasil kerja. DKI merupakan lembaga tertinggi yang
Musyawarah Nasional Koperasi (Munaskop I) yang mewakili Gerakan Koperasi Indonesia baik di dalam
diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 25-27 April negeri maupun internasional. DKI memberikan
1961. Organisasi ini dipimpin oleh suatu Dewan bantuan kepada Gerakan Koperasi Indonesia untuk
keperluan organisasi, pendidikan, pelatihan, dan
Pimpinan. , dengan pimpinan tertinggi adalah
informasi, serta tidak diperbolehkan melakukan
Presiden/Ketua Revolusi Indonesia, dan menteri yang kegiatan komersial.
membidangi koperasi menjabat sebagai Ketua Dewan
Pimpinan Nasional KOKSI
Pengertian Manajemen dan
Perangkat Organisasi
Manajemen koperasi meliputi pengelolaan sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi, termasuk perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Koperasi Proses manajemen koperasi juga melibatkan
memiliki ciri ganda sebagai sistem ekonomi dengan konten pengawasan dan pemeriksaan, yang dapat
sosial, yang memerlukan manajemen untuk bekerja dilakukan oleh pengurus atau badan pemeriksa
berdasarkan prinsip ekonomi dan prinsip koperasi yang eksternal. Oleh karena itu, manajemen koperasi
mengandung unsur sosial. Manajemen koperasi melibatkan harus mengelola koperasi secara efisien dan
empat unsur, yaitu anggota, pengurus, manajer, dan karyawan, efektif dengan mendasarkan pada unsur-unsur
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan koperasi. Seorang ekonomi dan sosial yang melekat dalam prinsip
manajer perlu menciptakan kondisi yang mendorong para koperasi
karyawan untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi,
karena karyawan merupakan kunci keberhasilan dalam
hubungan eksekutif dengan anggota pelanggan
Kepemimpinan
Pengorganisasian Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah suatu
Tujuan dari pengorganisasian ini adalah untuk mengelom- proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang ditujukan
pokkan kegiatan, sumber daya manusia dan sumber daya pada pencapaian tujuan tertentu. Selanjutnya berdasarkan
lainnya yang dimiliki koperasi agar pelaksanaan dari suatu pada hasil penelitiannya tentang teori kepemimpinan dia
rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis. mengatakan kepemimpinan telah didefinisikan dengan
Langkah pertama yang amat penting dalam berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang
pengorganisasian ini yang umumnya harus dilakukan berbeda pula.
sesudah perencanaan, adalah proses mendesain organisasi James A.F. Stoner memberikan definisi kepemimpinan
yaitu penentuan struktur organisasi yang paling memadai managerial sebagai suatu proses pengarahan dan
untuk strategi, orang, teknologi, dan tugas organisasi. pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Pengendalian
Menurut Robert J. Mockler, pengendalian adalah suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan,
merancang sistem umpan-balik informasi membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan, menentukan
apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa sumber daya perusahaan yang digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran
perusahaan.
Jadi tujuan utama dari pengendalian adalah “memastikan bahwa hasil kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan" atau dengan lain
perkataan mengusahakan agar usaha selalu berjalan dengan mulus. Pengendalian tidak bersifat restriktif, tetapi korektif dalam arti bahwa bilamana
terjadi penyimpangan-penyimpangan, supaya diketahui sedini mungkin. Jadi bukan merupakan fungsi yang negatif dari manajemen.
Rapat Anggota
Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi dan usahanya, dan anggotalah yang mempunyai
wewenang mengendalikan koperasi bukan pengurus dan bukan pula manajer. Oleh karena itu tidaklah salah kalau
dikatakan bahwa kunci dari keberhasilan koperasi terletak pada anggota. Para anggota koperasi bertemu pada
waktu-waktu tertentu pada suatu rapat, yang selanjutnya disebut rapat anggota, waktu-waktu mana telah diatur
dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga.
Rapat anggota, mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Tetapi sebagaimana telah dikatakan di
atas, rapat anggota itu adalah tempat di mana suara-suara anggota berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-
waktu tertentu. Oleh karena itu, di samping kita membahas peranan dari rapat anggota dalam manajemen koperasi
perlu pula kita membahas sejauh mana anggota koperasi perorangan itu ikut berpartisipasi dalam manajemen
koperasi.
Pengurus
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus
Tentang Kepengurusan ini (Pemilihan, Masa Jabatan dan Persyaratan), di Indonesia diatur
oleh Undang-Undang No. 25/1992, pasal 29 s/d pasal 37.
Leon Garayon dan Paul O. Mohn dalam bukunya yang berjudul "The Board of Directors of
Cooperatives", menyebutkan bahwa pengurus itu mempunyai fungsi ideal (ideal function),
dan karenanya pengurus mempunyai fungsi yang luas, yaitu:
a. Berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tertinggi (Supreme decision center
function).
b. Berfungsi sebagai pemberi nasihat (Advisory function).
c. Berfungsi sebagai pengawas atau sebagai orang yang dapat dipercaya (Trustee function).
d. Berfungsi sebagai penjaga berkesinambungannya organisasi (Perpetuating function).
e. Berfungsi sebagai simbol (Symbolic function).
Manajemen
Pengawas Istilah manajer untuk koperasi ini mulai diperkenalkan di Indonesia pada akhir tahun
1970-an. Tetapi sesungguhnya sebelum tahun tersebut, banyak koperasi yang dalam
bidang pengelolaan administrasi perkantorannya diserahkan kepada seorang manajer,
yang lebih dikenal dengan istilah administratur. Seorang administratur memang adalah
seorang manajer, tetapi kegiatannya lebih condong kepada melakukan kegiatan di
bidang administratif dan masalah-masalah perkantoran, sedangkan istilah manajer
Dalam Undang-Undang No. 25/1992 Pasal 39 koperasi yang muncul pada akhir tahun 1970-an dan berkembang pada tahun 1980-an,
dikatakan: lebih dikaitkan pada kegiatan-kegiatan teknis operasional usaha.
(1) Pengawas bertugas: Dalam hal yang disebut pertama, maka terdapatlah 3 buah tingkatan manajemen, yaitu:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 1. Manajer Puncak
Dalam koperasi manajer puncak ini bertanggung jawab langsung kepada pengurus.
kebijak- sanaan dan pengelolaan koperasi. Kelompok ini bertanggung jawab atas manajemen bidang usaha, yang menyeluruh dari
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil koperasi yang bersangkutan. Dalam perusahaan swasta yang besar mereka ini disebut
pengawasannya. juga sebagai CEO (Chief Executive Officer).
2. Manajer Menengah
(2) Pengawas berwenang:
Manajer menengah ini memberi pengarahan kegiatan-kegiatan manajer bawahan atau
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi. dalam hal-hal tertentu bisa juga kepada karyawan-karyawan operasional. Jika pada
b. Mendapatkan segala keterangan yang manajer puncak itu mereka menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan operasional dan
diperlukan. pemecahan masalah lingkungan organisasi maka middle management ini bertanggung
jawab terhadap implementasi kebijaksanaan organisasi.
C. Dan seterusnya. 3. Manajer Lini Pertama
Manajer lini pertama ini bertanggung jawab atas pekerjaan orang-orang lain
(bawahannya) dan memberikan pengarahan kepada mereka.
Ciri Ganda Dari Koperasi dan
Permasalahannya
ciri ganda koperasi yang melibatkan unsur
ekonomi dan unsur sosial, yang menjadi
tantangan dalam pengelolaan koperasi. Pengurus
memiliki tanggung jawab menjelaskan pada unsur Wewenang dari para manajer bersumber pada
sosial yang tersirat dalam organisasi koperasi, pengurus dan keahliannya di bidang yang
sementara manajer memiliki tanggung jawab disyaratkan. Dalam koperasi-koperasi di Amerika
menjelaskan pada unsur ekonomi yang tersirat. Serikat, manajer mendapat wewenang sepenuhnya
Wewenang pengurus bersumber pada undang- dari pengurus dalam pengelolaan usaha koperasi,
undang, anggaran dasar, keputusan rapat anggota, tetapi unsur pengelolaan sosial terkait dengan
atau pada keputusan Rapat Umum Pemegang pengurus.
Saham (RUPS) jika koperasi tersebut adalah
koperasi saham seperti di Amerika Serikat dan
keahliannya (keahlian).
Pola Pembagian Tugas dan
Tanggung Jawab Antara Pengurus Pengambilan keputusan adalah bagian integral dari
dan Manajer perencanaan, dengan keputusan terprogram yang
didelegasikan kepada bawahan dan keputusan tidak
terprogram yang memerlukan pengambilan keputusan
Koperasi, dengan landasan demokrasi koperatif, lebih tinggi. Pembagian tugas antara pengurus dan
mendorong penerapan participative management. manajer perlu diperjelas untuk mencegah tumpang
Hal ini menekankan partisipasi anggota dalam tindih wewenang dan menjamin partisipasi manajer
pengambilan keputusan dalam rapat anggota. dalam menentukan sasaran dan rencana strategis
Meskipun pengurus dianggap sebagai "supreme bersama pengurus. Seluruhnya, hal ini mencerminkan
decision centre," model manajemen yang pentingnya partisipasi, pengambilan keputusan yang
demokratis menampilkan partisipasi dari manajer terinformasi, dan pemahaman yang jelas tentang
tingkat atas dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab di dalam struktur koperasi.
mempengaruhi mutu keputusan, produktivitas,
semangat, serta responsivitas terhadap perubahan
lingkungan.
Arti Modal Bagi Koperasi
Modal bagi koperasi merupakan sumber daya Prinsip-prinsip penting terkait dengan permodalan koperasi
finansial yang diperlukan untuk mendukung termasuk pengendalian yang tetap berada di tangan
kegiatan operasional dan pengembangan jangka
panjang. Modal tersebut terbagi menjadi modal anggota, pemanfaatan modal untuk usaha yang bermanfaat
jangka panjang, yang digunakan untuk investasi bagi anggota, pengawasan jasa atas modal, kebutuhan akan
dalam aset fisik seperti tanah, gedung, mesin, dan modal yang cukup untuk membiayai usaha secara efisien,
kendaraan, serta modal jangka pendek, yang
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional serta kemampuan usaha koperasi untuk membantu
sehari-hari seperti gaji, bahan baku, pajak, dan pembentukan modal baru. Dalam kaitannya dengan hak
asuransi.Selain itu, dana pengorganisasian suara, setiap anggota koperasi memiliki satu suara, tidak
diperlukan untuk membiayai pengeluaran selama
proses pendirian, seperti izin pendirian, izin peduli seberapa besar jumlah saham yang dimilikinya.
usaha, dan pembuatan anggaran dasar. Pengertian modal berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu ekonomi, dari hasil produksi hingga
nilai, daya beli, atau kekuasaan memakai barang modal
Sumber-Sumber Permodalan
Undang-Undang Koperasi No. 25/1992 ini sengaja tidak menyebut-nyebut adanya simpanan sukarela dalam permodalan koperasi, karena jenis
simpanan ini sudah tersirat dalam modal pinjaman, seperti yang tertera dalam Pasal 41 Ayat 3, yang mengatakan bahwa modal pinjaman dapat
berasal dari:
01
anggota;
koperasi lainnya/atau anggotanya;
bank dan lembaga keuangan lainnya;
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
sumber lain yang sah.
Koperasi di Indonesia berjuang dalam memperoleh sumber permodalan. Salah satu solusi yang diadopsi adalah pendirian bank oleh
02 beberapa induk koperasi, seperti IKPRI (nama baru untuk IKPN) dan BUKOPIN, untuk menyediakan dana bagi anggotanya. Selain
itu, Undang-Undang No. 25/1992 tentang Perkoperasian memberikan peluang luas bagi koperasi untuk mengembangkan usahanya,
termasuk dalam hal permodalan.
Namun, penghimpunan modal melalui penerbitan obligasi masih sulit dilaksanakan oleh koperasi karena banyaknya persyaratan yang
sulit dipenuhi. Selain itu, koperasi juga memperoleh sumber permodalan dari "Dana Penyusunan 1-5% dari Laba BUMN/BUMD.
03
Prinsip-prinsip koperasi, termasuk pendidikan perkoperasian, pengelolaan secara demokratis, dan pembagian sisa hasil usaha secara adil,
menjadi dasar kinerja koperasi sebagai badan usaha. Pendidikan perkoperasian dianggap penting karena dapat meningkatkan pemahaman
anggota koperasi dan manfaatnya dalam meningkatkan taraf hidup anggotanya.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, koperasi juga perlu melakukan pelatihan manajemen perkoperasian untuk menuju pengembangan
koperasi modern. Hal ini penting mengingat perkembangan informasi teknologi yang mempengaruhi strategi dan pola bisnis pengelolaan
koperasi
SKIM KREDIT
KOPERASI
Perlu diketahui bahwa tingkat bunga untuk semua jenis kredit seperti yang tertera
dalam 17 Skim Kredit Program di bawah ini adalah jauh lebih rendah (10,5% -
6% setahun), dibandingkan dengan tingkat bunga kredit pasar yang berlaku
pada periode yang sama. Tingkat bunga kredit modal kerja di pasar menjelang
akhir 1998 adalah 32,27% dan bergerak menjadi 34,61% pada permulaan
tahun 1999 (Januari/Februari 1999).
II. Kredit kepada Koperasi (KKOP).
KKOP adalah Kredit Investasi dan/atau Kredit Modal
Kerja yang diberikan oleh bank kepada Koperasi Primer
dalam rangka pembiayaan usaha agribisnis. Tujuan dan
I. Kredit Usaha Tani (KUT). pemberian kredit ini adalah untuk mendukung
Kredit ini merupakan kredit modal kerja yang pengembangan koperasi di bidang agribisnis terutama
diberikan melalui bank pemberi kredit kepada koperasi untuk pengadaan dan distribusi pangan serta
primer atau pembiayaan pasca panen.
Lembaga Swadaya Masyarakat, sebagai pelaksana
pemberi kredit kepada petani yang tergabung dalam
kelompok tani,
guna membiayai usahanya dalam rangka intensifikasi III. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya
padi, palawija, dan hortikultura. Tujuan dari pemberian (KKPA). KKPA ini adalah Kredit Investasi dan/atau
jenis kredit ini adalah untuk membantu petani yang Kredit Modal kerja yang diberikan oleh bank kepada
belum mampu membiayai sendiri koperasi primer untuk diteruskan kepada anggota-
usaha taninya, agar dapat meningkatkan produksi dan anggotanya guna membiayai usaha produktif anggota
pendapatannya, di samping untuk membantu koperasi koperasi.
agar dapat mengembangkan usahanya Tujuan dari pengadaan jenis kredit ini adalah
sehingga dapat berperan sebagai kekuatan ekonomi. menyediakan fasilitas permodalan bagi anggota
koperasi primer untuk meningkatkan usaha dan
pendapatannya sekaligus untuk mengembangkan
koperasi primer.
IV. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya -
VI. Kredit dengan Pola Perusahaan Inti Rakyat Transmigrasi dalam
Tebu Rakyat (KKPA-TR). KKPA-TR adalah kredit modal rangka Pembukaan Pemukiman di kawasan Timur Indonesia
kerja yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer (KKPA-PIR-Trans). KKPA-PIR-Trans ini adalah jenis kredit
untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya untuk investasi yang diberikan oleh bank untuk PIR- Trans melalui
membiayai tebu rakyat. Tujuan dari pemberian jenis perusahaan inti, yang kemudian kredit tersebut akan dialihkan oleh
modal kerja ini adalah menyediakan fasilitas modal kerja perusahaan inti kepada/melalui koperasi primer untuk anggotanya.
Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adalah untuk menyediakan
bagi anggota koperasi primer untuk meningkatkan usaha
fasilitas permodalan untuk membiayai usaha perkebunan tanaman
dan pendapatan petani tebu sekaligus untuk keras, yang terkait dengan Proyek Pemukiman Transmigrasi Baru di
mengembangkan koperasi primer. kawasan Timur Indonesia.
VII. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola VIII. Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KPRS/KPRSS).
Bagi Hasil (KKPA-Bagi Hasil). Jenis kredit ini adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada
KKPA-Bagi Hasil ini merupakan kredit investasi dan/atau untuk masyarakat untuk membiayai pemilikan Rumah Sederhana
pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh bank berdasarkan (RS) atau Rumah Sangat Sederhana.
prinsip bagi hasil kepada Koperasi Primer dan Baitul Maalwat
Kredit ini diberikan dengan tujuan: menyediakan pembiayaan
Tanwil (BMT) untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya yang
untuk pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
digunakan untuk membiayai usaha produktif. Tujuandari
diberikannya jenis kredit ini adalah menyediakan fasilitas rendah yang belum mempunyai rumah. Type rumah yang
permodalan bagi anggota koperasi primer, koperasi primer syariah dapat dibiayai dengan jenis kredit ini adalah RS type-18, type-
lainnya dan BMT untuk meningkatkan usaha dan pendapatannya 21, type-27 dan type-36 serta RSS type-21, type-27 dan type-
sekaligus mengembangkan koperasi dan BMT. 36.
IX Kredit Modal Kerja Bank Perkreditan Rakyat/Pembiayaan
Modal Kerja BPRS (KMK-BPR/PMK-BPRS).
Jenis kredit ini adalah Kredit/Pembiayaan Modal Kerja yang XV.Kredit/Pembiayaan kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha
diberikan oleh Bank Indonesia kepada BPR/BPRS dalam rangka Mikro melalui BPR/BPRS (KPKM-PPKM).
membantu pendanaan BPR/BPRS agar mampu memberikan Jenis kredit ini adalah kredit pembiayaan modal kerja yang
pembiayaan kepada usaha kecil. Sumber pembiayaan berasal dari diberikan oleh BPR/BPRS baik melalui kelompok maupunsecara
Kredit Likuidasi Bank Indonesia sebesar 100%. langsung kepada pengusaha kecil atau pengusaha
Kredit ini dapat diberikan untuk usaha produktif pada semua sektor
perekonomian, sedangkan jumlah kredit yang diberikan menurut
ketentuan dan kemampuan pengembalian kredit dengan maksimum
sebesar Rp15 juta.
2
Tentang berapa bagian dari Sisa Hasil Usaha itu yang akan disisihkan
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja.
Selanjutnya Ayat 4 Pasal 34 mengatakan: Sisa Hasil Usaha yang
berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota
dibagi untuk:
untuk cadangan ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sebagai
a. Cadangan Koperasi.
contoh, misalnya IKPN (Induk Koperasi Pegawai Negeri) dalam anggaran
b. Dana Pengurus.
dasarnya yang mendasarkan pada Undang-Undang No. 12/1967
C. Dana Pegawai/Karyawan.
menentukan 25% dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan
d. Dana Pendidikan Koperasi.
untuk cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota
e. Dana Sosial.
60% disisihkan untuk cadangan. Pada anggaran dasarnya yang baru yang
f. Dana Pembangunan Daerah Kerja.
menunjuk pada UU No. 25/1992, di mana dalam pembagian SHU tidak
membedakan antara SHU yang diusahakan oleh anggota dan yang
diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30% dari SHU disisihkan
untuk cadangan.
Sisa Hasil Usaha terdiri dari:
a. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
Sesuai dengan bunyi Pasal 34 UU No. 12/1967 anggota Koperasi Pegawai Negeri.
tersebut maka koperasi-koperasi dalam anggaran b. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
dasarnya juga mengadakan perbedaan dalam bukan anggota yang dimaksud dalam ayat (2) a pasal ini.
pembagian SHU yang diperoleh dari usaha yang Selanjutnya pasal 29 mengatakan:
diselenggarakan oleh anggota dan yang diperoleh 1. Sisa Hasil Usaha tersebut Pasal 28 Ayat (2a) dibagi
dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan sebagai berikut:
anggota tersebut, di antaranya sebagai contoh 25% untuk cadangan.
dapat kita baca pada anggaran dasar dari Induk 30% untuk anggota yang memberikan penghasilan
Koperasi Pegawai Negeri, yang dalam Pasal 28 berdasarkan jasa masing-masing.
Ayat 2 mengatakan sebagai berikut: 20% untuk anggota menurut perbandingan simpanan.
5% untuk dana pengurus.
5% untuk dana kesejahteraan karyawan.
5% untuk dana pendidikan koperasi.
5% untuk dana pembangunan daerah kerja.
5% untuk dana sosial.
2. Sisa Hasil Usaha tersebut Pasal 28 Ayat (2b),
dibagi sebagai berikut:
60% untuk cadangan.
5% untuk dana pengurus.
5% untuk dana kesejahteraan karyawan.
20% untuk dana pendidikan koperasi.
5% untuk dana pembangunan daerah kerja.
5% untuk dana sosial.
.
Permasalahan Pajak Penghasilan Koperasi
1. 2.
disajikan gambaran tentang perbedaan antara badan-
badan usaha tersebut yang mencakup 7 dimensi, yaitu: 1. Perusahaan Perorangan
○ siapa pengguna jasanya. Pada perusahaan perorangan ini modal berasal dari
○ siapa pemilik usahanya. seseorang. yang dalam hal ini adalah pemilik
○ siapa-siapa yang mempunyai hak suara.
perusahaan itu sendiri dan sekaligus merupakan
○ bagaimana voting itu dilakukan.
○ siapa yang menentukan kebijaksanaan perusahaan. pengelola, pengusaha dan pemimpin perusahaan.
○ apa balas jasa atas modal itu terbatas. Perusahaan perorangan ini tidak memerlukan adanya
○ siapa yang akan menerima hasil dari usaha tersebut. anggaran dasar dan untuk membiayai usahanya yang
○ siapa yang bertanggung jawab terhadap kerugian.
bersangkutan dapat menggunakan modal pinjaman.
3. 4.
2. Persekutuan
a. Persekutuan dengan Firma
3. Perseroan Terbatas
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang menjalankan Perseroan Terbatas adalah suatu kumpulan dari orang-
perusahaan. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang orang yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk
Pasal 16, Firma adalah persekutuan bagi menjalankan perusahaan berusaha dan atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
di bawah nama bersama. Persekutuan ini didirikan tanpa Modal usaha dari PT ini terdiri dari saham-saham dari
mengeluarkan saham. Dalam pendirian Firma ini, para sekutu para pemegang saham. Jadi kekayaan PT itu terpisah
secara bersama-sama membuat suatu akte pendirian dari badan
usaha tersebut di hadapan notaris, didaftarkan di Pengadilan dan
dari kekayaan pemilik-pemiliknya. Dalam hal likuidasi
diumumkan di Berita Negara. dan jika ternyata perusahaan tersebut masih mempunyai
b. Persekutuan Komanditer (CV) utang-utang/ kewajiban yang harus dibayar, maka para
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 19, pemegang saham hanya bertanggung jawab terhadap
Persekutuan Komanditer atau yang dalam bahasa Belanda disebut kerugian sebatas jumlah saham yang dimilikinya.
Comanditer Venootschap (CV) adalah suatu bentuk perjanjian Pendirian dari PT ini harus didukung oleh akte resmi
kerja sama untuk berusaha antara mereka yang bersedia
menjalankan dan memimpin perusahaan dan bertanggung jawab
dari Notaris dan disahkan oleh Menteri Kehakiman.
penuh dengan kekayaan pribadinya dengan mereka yang Akte yang telah disahkan tersebut harus didaftarkan di
memberikan pinjaman tetapi tidak bersedia memimpin Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan selanjutnya
perusahaan mengumumkan dalam Berita Negara Republik
bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan Indonesia.
dalam perusahaan tersebut.
5.
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha dan anak
perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara (SK Menteri Keuangan RI No.
1232/KMK.013/1989). Perusahaan Negara yang berbentuk BUMN tersebut bisa berbentuk
PERJAN (Perusahaan Jawatan), PERUM (Perusahaan Umum) dan PESERO (Perseroan
Terbatas).
Di antara keempat badan hukum tersebut memang terdapat perbedaan dalam hal:
Dimasukkan tidaknya permodalan dari badan-badan usaha tersebut dalam Anggaran Belanja
Negara.
Kedudukan hukumnya.
Status karyawannya, apakah sebagai pegawai negeri atau naik.
Siapa yang mengawasi kebijaksanaan usaha.
Dan sebagainya.
Perbedaan Koperasi Dengan Gotong
Royong
Kegotongroyongan bukanlah landasan yang subur
bagi pertumbuhan dan pengembangan koperasi. Koperasi didirikan dengan kesadaran
Meskipun koperasi, gotong royong, dan tolong untuk mewujudkan perbaikan
menolong memiliki unsur dasar yang sama yaitu penghidupan, sedangkan gotong royong
kerja yang sama, tetapi mempunyai perbedaan sebagai organisasi sosial diadakan karena
prinsip. Koperasi mempunyai 7 prinsip, yaitu adanya perasaan dan tanggung jawab
sukarela bersifat sukarela dan terbuka, untuk keluar dari suatu kesulitan atau
pengelolaan dilakukan secara demokratis, kesulitan. Koperasi juga memerlukan
pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, unsur individualiteit atau kesadaran
kontribusi modal yang adil, otonomi dan harga diri dan unsur solidaritas atau
independensi, pendidikan, pelatihan, dan perasaan senasib dan sepenanggungan.
informasi, serta kerja sama antarkoperasi
Tahapan Dini Pertumbuhan Gerakan
Koperasi Dilihat Dari Segi Hukum
Pada masa pertumbuhan dini, terjadi evolusi dalam
Pertumbuhan awal gerakan koperasi di berbagai negara pandangan pemerintah terhadap koperasi. Beberapa negara
Eropa Barat pada abad ke-19 seringkali tidak didukung kemudian merespons dengan membuat undang-undang
oleh undang-undang yang sesuai dengan tujuan koperasi. khusus untuk mengatur koperasi, sesuai dengan sifat dan
Sebagian negara seperti Inggris, Jerman, Belanda, dan kebutuhan yang berbeda dari usaha perorangan atau
Swedia pada awalnya tidak memiliki undang-undang perseroan.
khusus untuk mengatur koperasi. Kondisi ini Pendiri gerakan koperasi seperti Robert Owen, Herman
mengakibatkan perlakuan yang bervariasi terhadap Schulze Delitzsch, Frederick Wilhelm Raffeisen, Koperasi
koperasi, di mana beberapa negara menganggapnya Rochdale, DR William King, dan Anders Orne memiliki
sebagai organisasi yang mencari keuntungan, pandangan yang berbeda terkait peran pemerintah dalam
perkumpulan biasa, atau yayasan. kehidupan koperasi. Pendekatan mereka berkisar antara
menolak bantuan pemerintah secara total hingga menerima
bantuan filantropis atau simpati dari pemerintah.
Pandangan dan sikap pendiri gerakan koperasi pada abad ke-19
memberikan gambaran tentang bagaimana koperasi menghadapi dan
menanggapi peran pemerintah. Hal ini memengaruhi sikap pemerintah
terhadap koperasi, yang tercermin dalam pembuatan undang-undang atau
peraturan yang mengatur kehidupan koperasi di negara masing-masing.
Sikap Pemerintah Di Negara- Negara
Di Dunia Terhadap Gerakan Koperasi
Sikap pemerintah terhadap gerakan koperasi dapat dike- lompokkan dalam 4 macam:
1. Sikap pemerintah yang netral.
2. Sikap yang menghambat atau menghalang-halangi.
3. Sikap pemerintah yang membantu dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan
gerakan koperasi.
4. Sikap pemerintah yang ingin menjadikan koperasi sebagai alat untuk melaksanakan
kebijaksanaan nasionalnya.
2. Sikap Pemerintah yang Menghambat dan/atau Melarang
Pertumbuhan dan Perkembangan Gerakan Koperasi
Sikap pemerintah yang menghambat dan melarang per-
1. Sikap Pemerintah yang Netral tumbuhan dan perkembangan koperasi, umumnya dapat
Dalam sikap yang netral ini, pemerintah tidak memberikan diwujudkan dalam 2 bentuk:
perhatian dan pengakuan yang khusus kepada koperasi dan a. Sikap pemerintah yang menghambat adalah sikap pemerintah
umumnya mereka juga tidak mengeluarkan undang-undang yang tidak memberikan kemudahan-kemudahan bagi
khusus tentang perkoperasian. pertumbuhan dan perkembangan koperasi, seperti yang dialami
Di sini koperasi bisa diperlakukan sama dengan usaha- oleh gerakan koperasi di Indonesia pada zaman penjajahan
usaha lain yang mencari keuntungan atau bisa sebagai Belanda.
zedelijk lichaam, tergantung dari sistem yang diikuti oleh b- Sikap pemerintah yang melarang, diwujudkan dalam bentuk
negara yang bersangkutan. Umumnya pemerintah di suatu kebijaksanaan pemerintah yang menyatakan jelas-jelas
negara-negara Eropa bagian Utara mempunyai sikap yang melarang adanya perkumpulan koperasi, seperti dialami oleh
netral terhadap gerakan koperasi. Mereka melihat Indonesia pada waktu penjajahan Jepang atau bisa diwujudkan
dalam bentuk menasionalisir koperasi-koperasi dan menjadikan
perkumpulan-perkumpulan koperasi sebagai bagian dari
mereka toko-toko negara (state stores), seperti yang pernah
sistem ekonomi yang sudah mantap di negara tersebut dan
dilakukan di Rusia.
bahwa hidup dan matinya koperasi tersebut ditentukan oleh Sikap-sikap pemerintah yang demikian ini umumnya
usaha-usaha mereka sendiri. mempunyai latar belakang politik, dalam arti adanya
kekhawatiran dari penguasa bahwa gerakan koperasi akan
digunakan oleh lawan politiknya untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.
3. Sikap Pemerintah yang Membantu Gerakan Koperasi
Dalam buku yang ditulis oleh Laslo Valko Ph.D., LL.D., yang
berjudul "International Handbook of Cooperative Legislation" Pada umumnya negara-negara maju mempunyai sikap
telah disajikan gambaran dari perundang-undangan tentang yang positif terhadap gerakan koperasi, dalam arti
perkoperasian di 21 negara di dunia, yang satu sama lain pemerintah mendukung pertumbuhan dan
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan, baik dalam isinya perkembangan koperasi, disertai dengan pemberian
maupun apa yang ingin dicapai oleh undang-undang yang bantuan. Umumnya bantuan-bantuan yang diberikan
bersangkutan. Bahkan perbedaan-perbedaan tersebut dalam kepada koperasi baik di negara-negara maju maupun di
beberapa aspek sangat menonjol. negara-negara sedang berkembang diwujudkan dalam
Denmark seperti telah disebutkan di depan, merupakan suatu bentuk: sekadar memberikan landasan bagi kedudukan
contoh yang paling ekstrem, yang tidak mempunyai Undang- hukum kepada koperasi, memberikan petunjuk-
Undang Khusus tentang Perkoperasian. Di lain pihak beberapa petunjuk operasional, memberikan prasarana yang
negara sedang berkembang dan negara sosialis umumnya memudahkan koperasi beroperasi, memberikan
merupakan negara-negara dengan Undang-Undang tentang
fasilitas-fasilitas, sampai dengan memanjakan koperasi.
Perkoperasian yang mendetail dan campur tangan pemerintah
Sebagai suatu organisasi ekonomi, koperasi tentunya
yang mendalam. Bahkan ada beberapa negara yang
pemerintahnya bersikap sangat ekstrem, yaitu menjadikan
memerlukan adanya suatu pegangan atau dasar hukum
koperasi sebagai alat dari Pemerintah dalam melaksanakan dengan mana koperasi bisa beroperasi.
tercapainya tujuan dan kebijaksanaan nasionalnya, seperti yang
akan diterangkan dalam butir 4.
Hubungan pemerintah dengan gerakan koperasi di negara-
negara tersebut umumnya sangat formal. Selanjutnya, dalam
perkembangannya pejabat-pejabat pemerintah mulai mengawasi
J. Sikap Pemerintah yang Ingin Menjadikan Koperasi kegiatan-kegiatan koperasi, termasuk di dalamnya Penempatan-
Sebagai Alat untuk Melaksanakan Kebijaksanaan penempatan personalia dalam koperasi-koperasi atau setidak-
Nasionalnya tidaknya memberikan persetujuan dalam pengangkatan
Sikap pemerintah yang demikian ini, sebagaimana telah personalia organisasi koperasi. Undang-undang atau peraturan
diuraikan di depan terjadi di Rusia pada waktu kaum yang dibuat terlalu mendetail itu, menjadikan campur tangan
Bolsyewik memegang kekuasaan, dengan dikeluarkannya pemerintah dalam kehidupan koperasi makin mendalam dan
dekrit dalam tahun 1920, yang kemudian berakhir dengan akhirnya koperasi dijadikan alat dari pemerintah untuk mencapai
dinasionalisasikannya semua badan distribusi baik yang tujuan dari kebijaksanaannya. Bagi gerakan koperasi kondisi
berbentuk koperasi atau bukan. yang demikian ini akan menciptakan dualisme dalam usaha
Umumnya di negara-negara yang sedang berkembang, pembangunan/pengembangan koperasi. Kondisi yang demikian
seperti di negara-negara Amerika Latin, negara-negara di
ini banyak dialami oleh koperasi-koperasi pertanian di banyak
Afrika dan beberapa negara di Asia, undang-undang atau
negara di Afrika. Koperasi-koperasi pertanian di negara-negara
peraturan tentang perkoperasian yang diciptakan oleh
pemerintah bersifat sangat mendetail. Sikap yang demikian tersebut sedikit banyak merupakan subjek dari program
ini mungkin bisa dibenarkan jika dalam negara yang comprehensive dari pemerintah yang dikaitkan dengan
bersangkutan, jumlah tenaga yang terdidik atau tenaga kebijaksanaan pembangunan ekonomi dan sosialnya. Dalam
pemimpin adalah langka dan sebagian besar dari rakyatnya keadaan yang demikian ini, masyarakat koperasi di satu pihak
masih buta huruf. Tapi ini pun hanya untuk sementara. dihadapkan pada otoritas atau pemerintah di lain pihak yang
bertanggung jawab terhadap kebijaksanaan pembangunan
ekonomi dan sosialnya.
THANK YOU