Anda di halaman 1dari 92

BAB 1

Gambaran Umum Koperasi

Setelah membaca topik ini, diharapkan pembaca dapat memahami :


a. Konsep Koperasi, Ideologi Dan Aliran Koperasi
b. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi
c. Sejarah Perkembangan Koperasi
d. Pengertian Koperasi
e. Tujuan Koperasi
f. Prinsip-prinsip Koperasi
g. Bentuk dan Jenis Koperasi

Halaman 1
BAB 1
Gambaran Umum Koperasi

A. Konsep Koperasi, Ideologi Dan Aliran Koperasi


Konsep koperasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. konsep koperasi barat
2. konsep koperasi sosialis
3. konsep koperasi negara berkembang

1. Konsep Koperasi Barat


Konsep koperasi Negara barat adalah konsep yang menjelaskan
bahwa koperasi adalah organisasi atau kelompok swasta yang didirikan atau
dibentuk oleh orang-orang dengan sukarela yang mempunyai tujuan dan latar
belakang yang sama untuk mensejahterakan dan menciptakan keuntungan bagi
anggota-anggotanya maupun perusahaan koperasi. Disini keinginan individu
dapat dipuaskan dengan saling bekerjasama antar anggotanya, dengan saling
membantu dan saling menguntungkan. Setiap individu dengan tujuan yang
sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung
resiko bersama. Hasil dari kerjasama tersebut berupa surplus akan dibagikan
secara merata kepada setiap anggotanya dengan menggunakan metode yang
telah disepakati sebelumnya. Hasil keuntungan yang belum didistribusikan
kepada anggotanya akan dimasukan sebagai cadangan koperasi.
Dalam konsep koperasi Barat, koperasi merupakan organisasi
swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai
persamaan kepentingan dan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya

Halaman 2
serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun
perusahaan koperasi.

Unsur-unsur positif konsep koperasi barat :


a. keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar
sesama anggota, dengan saling membantu dan saling menguntungkan
b. setiap individu dengan tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk
mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko bersama
c. haasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai
dengan metode yang telah disepakati
d. keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukan sebagai
cadangan koperasi

Dampak langsung koperasi terhadap anggotanya :


 promosi kegiatan ekonomi anggotanya
 pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi
permodalan, pengembangan SDM, pengembangan keahlian untuk
bertidak sebagai wirausahawan dan bekerja sama antar koperasi secara
horizontal dan vertikal

Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggotanya :


 pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil
maupun pelanggan
 mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil
 memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan
pemberian harga yang wajar antar produsen dengan pelanggan, serta
pemberian kesempatan yang sama kepada koperasi dan perusahaan
kecil

Halaman 3
2. Konsep Koperasi Sosialis
Konsep koperasi sosialis adalah konsep yang menjelaskan bahwa
koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah serta dibentuk
dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan
nasional. Dan menurut konsep ini koperasi tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan subsistem dari sistemsosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan
sistemsosialis-komunis.
Dalam konsep koperasi sosialis, koperasi direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan
produksi, untuk menunjang perencanaan sosial.
Menurut konsep ini koperasi tidak bekerja sendiri tetapi merupakan
subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-
komunis

3. Konsep Koperasi Negara Berkembang


Konsep koperasi Negara berkembang adalah konsep yagn
menjelaskan bahwa koperasi sudah berkembang dari ciri tersendiri, yaitu
campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya. Berbeda
dengan konsep koperasi sosialis, pada konsep koperasi sosisalis disana tujuan
koperasi untuk merasionalkan faktor produksi dari sifat kepemiikan pribadi
menjadi kepemilikan kolektif, sedangkan konsep koperasi Negara berkembang
tujuannya adalah meningkatakan kondisi sosial ekonomi .
Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi
campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya.
Perbedaan dengan konsep sosialis, pada konsep sosialis, tujuan koperasi untuk
merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif

Halaman 4
sedangkan konsep koperasi negara berkembang, tujuan koperasi adalah
meningkatkan kondisi sosial ekonomi.

B. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi


Ada beberapa aliran koperasi, diantanya yaitu:
1. Aliran Yardstick
2. Aliran Sosialis
3. Aliran Persemakmuran (Commonwealth).
Berikut adalah penjelasan dari aliran-aliran tersebut.

1. Aliran Yardstick
Aliran Yardstick dijumpai pada Negara-negara yang berideologi
kapitalis. Atau yang menganut perekonomian liberal. Disini koperasi dapat
dijadikan kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan, dan mengoreksi.
Pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuhbangunnya koperasi
ditengah-tengah masyarakat. Jatuhbangunnya dan maju atau tidaknya sebuah
koperasi terletak pada tangan anggota koperasi itu sendiri. Dan pengaruh
aliran ini sangat kuat pada Negara-ngara barat, terutama pada Negara AS,
Prancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dimana kegiatan industri
berkembang dengan pesat.

2. Aliran Sosialis
Dalam aliran sosialis ini koperasi dianggap sebagai alat yang paling
efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Disamping itu juga koperasi
juga dianggap alat yang paling efektif untuk menyatukan masyarakat.
Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di Negara Eropa Timur dan Rusia.

3. Aliran Persemakmuran (Commonwealth)

Halaman 5
Dalam aliran Persemakmuran (Comonwealth) ini koperasi sebagai alat
yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.
Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan
memegang peran utama dalam struktur perekonomian masyarakat. Hubungan
pemerintah dengan koperasi bersifat “kemitraan” (partnership), dimana
pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi
tercipta dengan baik.
C. Sejarah Perkembangan Koperasi
Menurut sejarah, lahirnya koperasi pada tahun 1844 di Rochdale
Inggris, lahirnya koperasi modern yang berkembang dewasa ini sedangkan
pada tahun 1852 jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit setelah
itu 1862 dibentuk Pusat Koperasi Pembelian “TheCooperative Whole Sale
Society (CWS) sampai pada tahun 1818-1888 koperasi berkembang di Jerman
dipelopori oleh Ferdinan Lasalle, Fredrich W. Raiffesen lalu pada tahun 1803-
1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman Schulze dan
pada tahun 1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative
Alliance) maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
Sejarah Perkembangan Koperasi 1895 di Leuwiliang didirikan
pertama kali di Indonesia (sukoco,”Seratus Tahun Koperasi di Indonesia”).
Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dan kawan-kawan
mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman sejawatnya para
pegawai negri pribumi melepaskan diri dari cengkraman pelepas uang. Bank
Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU
No.14 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan, diberi nama “De
Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der InlandscheHoofden”=Bank Simpan
Pinjam para ‘priyayi’ purwokerto atau dalam bahasa Inggris “The
PurwokertoMutual Loan And Saving Bank for Native Civil Servants 1920
diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boekesebagai
Adviseurvoor Volkscredietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki

Halaman 6
apakah koperasi berjalan dengan baik dan bermanfaat di Indonesia, pada
tanggal 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres koperasi se-Jawa yang pertama
di Tasikmalaya lalu pada tahun 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 140 tentang penyaluran bahan pokok dan menugaskan
koperasi sebagai pelaksananya 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional
Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk Melaksanakan prinsip Demokrasi
Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin sedangkan pada tahun 1965, Pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1965, prinsip NASAKOM
(Nasionalis dan Komunis) diterapkan di Koperasi. Tahun ini juga
dilaksanakan Munaskop II di Jakarta, Lalu pada tahun 1967 pemerinth
mengeluarakan Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan UU No. 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian setelah itu di buatlah Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun
1995 tenteng kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi.

D. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi mengandung makna “kerja sama”, ada juga
mengartikan ‘menolong satu sama lain’. Jadi koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi berkaitan
dengan fungsi-fungsi:
1. Fungsi sosial
2. Fungsi ekonomi
3. Fungsi politik
4. Fungsi etika
PengertianKoperasi lainnya yaitu:
1. Definisi ILO (International Labour Organization)
2. Definisi Chaniago

Halaman 7
3. Definisi Dooren
4. Definisi Hatta
5. Definisi Munkner
6. DefinisiUU No. 25/1992

1. Definisi ILO (International Labour Organization)


Dalam definisi ILO terdapat 6 elemen yang dikandung dalam koperasi,
yaitu :
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang
b. Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai
d. Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dandikendalikan
secara demokratis
e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yangdibutuhkan
f. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secaraseimbang

2. Definisi Arifinal Chaniago


Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk
dan keluar,dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

3. Definisi Dooren
There is no single definition (for coopertive)which is generally
accepted, but the commonprinciple is that cooperative union Is anassociation
of member, either personalorcorporate, which have voluntarily cometogetherin
pursuit of a common economic objective.

4. Definisi Hatta

Halaman 8
Koperasi adalah usaha bersama untukmemperbaiki nasib
penghidupan ekonomiberdasarkan tolong-menolong. Semangattolong
menolong tersebut didorong olehkeinginan memberi jasa kepada
kawanberdasarkan ‘seorang buat semua dan semuabuat seorang’.

5. Definisi Munkner
Koperasi sebagai organisasi tolong menolongyang menjalankan
‘urus niaga’ secarakumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong.
Aktivitas dalam urus niaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial
sepertiyang dikandung gotong royong

6. Definisi UU No. 25/1992


Koperasi adalah badan usaha yangberanggotakan orang-orang atau
badan hukumkoperasi, dengan melandaskan kegiataannyaberdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagaigerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan.

E. Tujuan koperasi
Tujuan KoperasiSesuai UU No. 25/1992 Pasal 3 Koperasibertujuan
memajukan kesejahteraan anggotapada khususnya dan masyarakat
padaumumnya, serta ikut membangun tatananperekonomian nasional dalam
rangkamewujudkan masyarakat yang maju, adil danmakmur berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.

F. Prinsip koperasi
Ada beberapa prinsip koperasi diantaranya yaitu:
1. Prinsip Munkner
2. Prinsip Rochdale
3. Prinsip Raiffeisen

Halaman 9
4. Prinsip Herman Schulze
5. Prinsip ICA (International CooperativeAllience)
6. Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 12 tahun 1967
7. Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 25/1992

1. Prinsip Munkner
a. Keanggotaan bersifat sukarela
b. Keanggotaan terbuka
c. Pengembangan anggota
d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
e. Manajemen danpengawasan dilaksanakan scr demokratis
f. Koperasi sbgkumpulan orang-orang
g. Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
i. Perkumpulandengan sukarela
j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapantujuan
k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasilekonomi
l. Pendidikan anggota

2. Prinsip Rochdale
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding denganjasa
masing-masing anggota
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip
anggota

Halaman 10
h. Netral terhadap politik dan agama

3. Prinsip Raiffeisen
a. Swadaya
b. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang

4. Prinsip Herman Schulze


a. Swadaya
b. Daerah kerja tak terbatas
c. SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
d. Tanggung jawab anggota terbatas
e. Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
f. Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota

5. Prinsip ICA
a. Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang
dibuat-buat
b. Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orangsatu suara
c. Modal menerima bunga yang terbatas (bila ada)
d. SHU dibagi 3 : cadangan, masyarakat, ke anggotasesuai dengan jasa
masing-masing
e. Semua koperasi harus melaksanakan pendidikansecara terus menerus
f. Gerakan koperasi harus melaksanakan kerjasama yang erat, baik
ditingkat regional, nasional maupun internasional

Halaman 11
6. Prinsip Koperasi Indonesia UU No. 12 Tahun 1967
a. Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap warganegara
Indonesia
b. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagaipemimpin
demokrasi dalam koperasi
c. Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota
d. Adanya pembatasan bunga atas modal
e. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya danmasyarakat
pada umumnya
f. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
g. Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminanprinsip dasar
percaya pada diri sendiri

7. Prinsip Koperasi Indonesia versi Undang – Undang Nomor 25 Tahun


1992
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai denganjasa usaha masing-
masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi

G. Bentuk dan Jenis Koperasi

Koperasi dapat berbentuk koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.


Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan

Halaman 12
beranggotakan Koperasi. Jenis Koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan
dan kepentingan ekonomi anggotanya.

1. Koperasi Primer
Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang.
2. Koperasi Sekunder.
Koperasi Skunder dibentuk sekurang -kurangnya 3 (tiga)
Koperasi. Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan
koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan
dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
a. koperasi pusat – adalah koperasi yang beranggotakan paling
sedikit 5 koperasi primer.
b. gabungan koperasi – adalah koperasi yang anggotanya
minimal 3 koperasi pusat
c. induk koperasi – adalah koperasi yang minimum anggotanya
adalah 3 gabungan koperasi

H. Lambang Koperasi Indonesia


Setiap organisasi memiliki lambang atau logo. Lambang koperasi
Indonesia adalah sebagai berikut :

Halaman 13
Makna Lambang Koperasi adalah sebagai berikut :

1) Roda Bergigi : menggambarkan upaya keras yang ditempuh


secara terus-menerus. Hanya orang yang bekerja keras yang bisa
menjadi calon Anggota koperasi dengan memenuhi beberapa
persyaratan-persyaratan koperasi.
2) Rantai (di sebelah kiri) : melambangkan ikatan persatuan yang
kokoh. Bahwa Anggota Koperasi adalah Pemilik Koperasi
tersebut
3) Kapas dan Padi (di sebelah kanan) : menggambarkan
kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan merakyat
secara umum yang diusahakan oleh koperasi tersebut.
4) Timbangan : yaitu keadilan sosial sebagai salah satunya dasar
dari koperasi. Biasanya akan menjadi simbol hukum
5) Bintang dalam perisai : Yang dimaksud merupakan landasan
ideal dari koperasi tersendiri. Bahwa Anggota Koperasi yang
baik adalah yang mempercantik nilai-nilai keyakinan dan
kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya.
6) Pohon beringin : Timbangan dan Bintang dalam Perisai
menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.
7) Koperasi Indonesia : menandakan bahwa Koperasi yang
dimaksudkan merupakan koperasi dari Rakyat Indonesia.
8) Warna merah dan putih : bacground menggambarkan sifat-
sifat nasionalisme Negara Kerakyatan Republik Indonesia
sendiri.

Halaman 14
Latihan
1. Jelaskan Konsep Koperasi, Ideologi Dan Aliran Koperasi!
2. Jelaskan Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi!
3. Jelaskan Sejarah Perkembangan Koperasi!
4. Jelaskan Pengertian Koperasi!
5. Jelaskan Tujuan Koperasi!
6. Jelaskan Prinsip-prinsip Koperasi!
7. Jelaskan bentuk dan jenis koperasi !
8. Jelaskan makna lambing koperasi Indonesia!

Halaman 15
Sumber Bacaan Utama :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat

Sumber Bacaan Pendukung :


1. ickyhakim55.blogspot.co.id/2013/10/konsep-koperasi_27.html
2. https://dwisarjono.wordpress.com/2013/10/13/konsep-koperasi/
3. http://kementeriankoperasi.com/makna-atau-arti-lambang-koperasi-
indonesia/

Halaman 16
BAB 2
Organisasi Manajemen Koperasi

Setelah membaca topik ini, diharapkan pembaca dapat


memahami :
a. Perangkat Organisasi
b. Manajemen Koperasi
c. Sumber Pendanaan Koperasi
d. Syarat – Syarat Pendirian Koperasi

Halaman 1
BAB 2
Organisasi Manajemen Koperasi

A. Perangkat Organisasi Koperasi


Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja
sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara
orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud
mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah koperasi.
Sebagai organisasi koperasi mempunyai tujuan organisasi yang
merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu dari anggotanya, jadi tujuan
koperasi sedapat mungkin harus mengacu dan memperjuangkan pemuasan
tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus sinkron.
Selanjutnya dalam melaksanakan roda organisasinya koperasi harus
tunduk pada tata nilai tertentu yang merupakan karakteristik koperasi tata nilai
ini dapat kita baca di Undang-undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian terutama pasal 2 sampai dengan 5, yang lazim disebut :
Landasan Asas, Tujuan, Fungsi dan Peran serta Prinsip-prinsip koperasi.
Untuk menjalankan kegiatan organisasi, maka koperasi juga
memiliki struktur organisasi sehingga dapat melaksanakan pelayanan kepada
anggota. Perangkat organisasi koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 terdiri atas:
1. Rapat anggota
2. Pengurus
3. Pengawas

Hubungan ke-3 perangkat organisasi koperasi tersebut dapat


digambarkan sebagai berikut :

Halaman 2
Perangkat Organisasi Koperasi

Gambar 1. Perangkat Organisasi Koperasi

1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasan tertinggi dalam
koperasi. Dalam tugasnya, maka rapat anggota berperan untuk :
a. Penetapan anggaran dasar
b. Kebijaksanaan Umum (manajemen,organisasi, dan usaha koperasi)
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan
pengawas
d. Rencana kerja,rencana anggaran dan pendapatan serta pengesahan
laporan keuangan
e. Pengesahan pertanggungjawaban
f. Pembagian SHU
g. Penggabungan, pendirian, peleburan dan pembubaran

Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk


mencapai mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara
musyawarah, make pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai
hak satu suara. Hak suara dalam Koperasi Sekunder dapat diatur dalam
Anggaran Dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha
Koperasi-anggota secara berimbang.

Halaman 3
Dalam pelaksanaan tugasnya maka Rapat Anggota berhak meminta
keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas mengenai
pengelolaan Koperasi.
Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun.
Khusus Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungiawaban Pengurus
diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku lampau.
Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota
Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang
wewenangnya ada pada Rapat Anggota. Rapat Anggota Luar Biasa dapat
diadakan atas permintaan sejumlah anggota Koperasi atau atas keputusan
Pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. Rapat Anggota
Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat
Anggota. Persyaratan, tata cara, dan tempat penyelenggaraan Rapat Anggota
dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar

2. Pengurus Koperasi
Pengurus merupakan wakil dari Anggota yang dipilih dalam Rapat
Anggota yang dari dan oleh Anggota untuk menjalankan/mewakili Anggota
dalam menjalankan perusahaan koperasi. Pengurus bertanggung jawab
mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada Rapat
Anggota. Sebagia pihak yang dipercaya oleh Rapat Anggota untuk
menjalankan roda organisasi dan bisnis, maka Pengurus wajib melaksanakan
harapan dan amanah yang diterima dari Anggota dalam Rapat Anggota.
Pengurus harus mampu menjabarkan kehendak Anggota dalam program kerja
yang lebih teknis.
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat
Anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Untuk
pertama kali, susunan dan nama anggota Pengurus dicantumkan dalam akta

Halaman 4
pendirian. Masa jabatan Pengurus paling lama 5 (lima) tahun. Persyaratan
untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus ditetapkan dalam
Anggaran Dasar.
Pengurus koperasi bertugas :
a. mengelola Koperasi dan usahanya
b. mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan
rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi.
c. menyelenggarakan Rapat Anggota.
d. mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas
e. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib.
f. memelihara daftar buku anggota dan pengurus

Dalam melaksanakan tugas maka Pengurus berwenang :


a. mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan

b. memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta

pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam


Anggaran Dasar
c. melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan
kemanfaatan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan
keputusan Rapat Anggota.

Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan


Koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar
Biasa. Untuk menjalankan usaha koperasi Pengurus Koperasi dapat
mengangkat Pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha. Dalam hal Pengurus Koperasi bermaksud untuk mengangkat Pengelola,
maka rencana pengangkatan tersebut diajukan kepada Rapat Anggota untuk

Halaman 5
mendapat persetujuan. Pengelola yang diangkat bertanggung jawab kepada
Pengurus dan Pengelolaan usaha oleh Pengelola tidak mengurangi tanggung
jawab Pengurus. Hubungan antara Pengelola usaha dengan Pengurus Koperasi
merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan.
Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri menanggung
kerugian yang diderita Koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan
kesengajaan atau kelalaiannya. Disamping penggantian kerugian tersebut,
apabila tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup
kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.
Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan
tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :
a. perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang
bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut
b. keadaan dan usaha Koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai

Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Pengurus.


Apabila salah seorang anggota Pengurus tidak menandatangani laporan
tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan menjelaskan alasannya secara
tertulis. Persetujuan terhadap laporan tahunan, termasuk pengesahan
perhitungan tahunan, merupakan penerimaan patanggungjawaban Pengurus
oleh Rapat Anggota.

3. Pengawas Koperasi
Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam
Rapat Anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas
ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Halaman 6
Pengawas koperasi bertugas :
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

pengelolaan Koperasi
b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas koperasi berwenang


untuk:
a. meneliti catatan yang ada pada Koperasi
b. mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

B. Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu
manajemen di koperasi dimana orang-orang yang diberi wewenang dan
tanggungjawab melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian sumber daya yang dimiliki oleh koperasi untuk mencapai tujuan
koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan berdasarkan nilai dan prinsip-
prinsip koperasi.
Salah satu definisi yang lengkap diungkapkan oleh Griffin dalam
bukunya Management (Ensiklopedia ekonomi, Bisnis dan Manajemen, 1992),
sebagai berikut : “Manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil
keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
manusia, keuangan, fisik dan informasi guna mencapai sasaran organisasi
secara efektif dan efisien.”
Istilah manajemen juga mengacu pada dua hal, yaitu sebagai fungsi
dan sebagai institusi (Helmut Wagner, 1986). Manajemen sebagai fungsi
berarti sejumlah tugas yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang diberi
wewenang dan tanggung jawab tertentu untuk menjamin keandalan organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuannya. Tugas-tugas itu adalah: Perencanaan dan

Halaman 7
pengembilan keputusan, Pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.
Tugas-tugas tersebut sering juga disebut sebagai fungsi-fungsi atau prinsip-
prinsip manajemen, yang merupakan proses manajemen yang dinamis dan
berkelanjutan.
Lalu Menurut MC Farland, manajemen adalah suatu proses dimana
orang-orang yang diberi wewenang menciptakan dan menjalankan organisasi
dalam memilih dan mencapai tujuan.
Peter Davis, 1999, memformulasikan bahwa manajemen koperasi
diselenggarakan oleh orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengelola
koperasi, nilai-nilai dan kekayaannya. Mereka ini mengerahkan segala
kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan untuk mengembangkan
koperasi berdasarkan hasil latihan professional perkoperasian. Manajemen
koperasi adalah kegiatan professional yang dilakukan koperasi untuk
membantu seluruh keanggotaan koperasi di dalam mencapai tujuannya.
Manajemen koperasi tidak didasarkan pada pemaksaan wewenang,
melainkan melalui keterlibatan dan partisipasi. Para manajer professional
koperasi menggunakan metode yang sama seperti manajemen pada umumnya.
Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang harus diperjuangkan metode itulah yang
membuat manajemen koperasi unik dan berbeda dari manajemen lainnya.
Fungsi utamanya adalah mengupayakan kepemimpinan koperasi bagi anggota
dan pengurus terpilih di dalam pengembangan kebijakan dan strategi yang
akan memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau tujuannya.
Dengan menyatukan manajemen Koperasi sebagai bagian dari
koperasi dan sebagai representasi prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri,
kita dapat mengembangkan manajemen dan demokrasi di dalam koperasi
sebagaimana dinyatakan Peter Davis, sebagai berikut: “pengembangan
prinsip-prinsip manajemen koperasi, akan membuat perusahaan koperasi harus
dikelola secara professional dan kooperatif sedemikian rupa sehingga
keterlibatan anggota dan demokrasi, akan tetap menjadi kunci keberhasilan

Halaman 8
dalam praktek koperasi. Dengan memiliki prinsip-prinsip manajemen koperasi
kita juga meletakkan dasar sebagai criteria untuk menilai pelatihan-pelatihan
manajemen koperasi, serta menilai kinerja manajemen dalam koperasi “.
Proses Manajemen di Koperasi dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)
Proses yang paling penting adalah fungsi perencanaan, yang
merupakan fungsi paling utama yang harus dijalankan oleh pihak
manajemen koperasi. Pengurus dan manajer di koperasi harus
menyusun perencanaan penggunaan sumber daya manusia, modal,
sarana fisik, dan informasi yang dimiliki koperasi untuk mencapai
tujuan koperasi yang telah disepakati oleh para anggotanya.
Perencanaan menyangkut masa depan. Bagaimana dengan
kemampuan, masalah, dan potensi yang dimiliki koperasi saat ini
diarahkan untuk mencapai target-target koperasi kearah yang lebih
baik. Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus dan manejer
koperasi harus melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu apa
target atau sasaran apa saja yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan
apa yang diinginkan oleh anggota dan belum dipenuhi oleh koperasi,
bagaimana kemampuan permodalan koperasi, termasuk juga situasi
persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.

Halaman 9
Adapun langkah-langkah proses perencanaan yang dapat
dilakukan oleh pengurus dan manajer koperasi, diantaranya:
a. Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan
taktis baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program
operasional, selanjutnya dibahas bersama dengan pengurus
dan pengawas.
c. Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang
dikehendaki, tanpa mengabaikan struktur keuangan yang ada.
d. Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai
pedoman seluruh pelaksanaan.
e. Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan
usaha keuangan dan anggota guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
f. Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi
(RAPBK). Rencana yang telah disusun dan RAPBK
disampaikan dalam rapat anggota untuk dibahas dan
mendapatkan pengesahan

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) merupakan Perancangan dan
pemeliharaan sistem peran, atau Proses pengaturan dan pengalokasian
kerja, wewenang dan sumber daya di kalangan anggota organisasi
dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Faktor Penting dalam Proses Pengorganisasian di Koperasi
a. Pembagian tugas (division of work)
b. Departementasi
c. Rentan manajemen/kendali (span of control), yang terdiri dari:
1) kompetensi dari pengurus, pengawas dan pengelola.

Halaman 10
2) kompetensi dari bawahan (staff),
3) derajat variasi pekerjaan, d)teknologi yang digunakan
dalam organisasi
4) Pendelegasian wewengan (delegation of authority)

3. Actuating dan Leadership


Actuating dan leadership merupakan suatu proses menggerakkan
dan menjalankan organisasi agar orang-orang yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab dapat bekerja menjalankan tugas untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Fungsi Penting dari
Actuating dan Leadership adalah :
a. Mengarahkan (Directing) terdiri atas :
1) Perintah (Tertulis : SOM, SOP, Juklak, Juknas, Lembar
Tugas/disposisi tugas; Lisan)
2) Disiplin
3) Partisipasi
b. Komunikasi (formal, informal, vertikal, horizontal

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa
yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan maksud
agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Jenis - Jenis Pengawasan:
a. Pengawasan preventif : pengawasan yang bersifat pencegahan yang
dilaksanakan melalui suatu sistem pembinaan SDM pada semua
eselon dalam organisasi dan menentukan prosedur, pembagian tugas
dan wewenang, termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaporan.

Halaman 11
b. Pengawasan korektif : pengawasan untuk memperbaiki bias,
penyimpangan atau kebocoran dari rencana, standar dan prosedur
yang sudah ada ditentukan dalam suatu organisasi.

Manajemen koperasi dapat dikaji melalui tiga sudut yaitu organisasi,


proses, dan gaya. Pendapat ini disebutkan oleh A.H Gohar dalam buku Hendar
dan Kusnadi, 1999.

1. Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Organisasi


Sudut pandang ini menyebutkan bahwa manajemen koperasi pada
prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan.
Jika ketiga unsur tersebut dapat bekerjasama dengan baik dalam
mengembangkan koperasi, sudah pasti koperasi dapat berhasil.

2. Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Proses


Dilihat dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih
mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Nah yang
menjadi masalah adalah pada prakteknya masih jarang digunakan
musyawarah untuk pengambilan keputusan. Akibatnya, manajemen koperasi ini
sering dipandang kurang efisien.

3. Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Gaya


Ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style),
manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation
management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan
manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

C. Sumber Pendanaan Koperasi


Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, sumber-sumber
Modal Koperasi terdiri atas:

Halaman 12
1. Modal Sendiri (Equity Capital)
Modal sendiri terdiri dari :

a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok
jumlahnya sama untuk setiap anggota.

b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan
yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota koperasi.

c. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk
modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan. Menurut UU No.25/1992, SHU yang diusahan oleh
anggota dan yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30%
dari SHU tersebut di sisihkan untuk cadangan.

d. Hibah.

Halaman 13
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah/pemberian dan tidak mengikat.

2. Modal Pinjaman (Debt capital)


Modal pinjaman terdiri atas :
a. Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan
dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan
sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung
dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi
meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang
yang berasal dari anggota.
b. Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat
oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam
bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang
dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang
sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha
koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut
diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen
pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk
mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha
koperasi.
d. Obligasi dan Surat Utang

Halaman 14
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi
atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana
segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai
persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut
diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.

e. Sumber Keuangan Lain


Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal
dari dana yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam
modal.

D. Proses Pendirian Koperasi


Proses pendirian koperasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Proses Pendirian Koperai


Sumber : http://www2.depkop.go.id

Berdasarkan gambar di atas maka proses pendirian koperasi dapat


dilakukan sebagai berikut :

Halaman 15
1. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota
masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi
yang sama.
2. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan
penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat yang
ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai
perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan
kewajibannya sebagai anggota koperasi
3. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat
Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurang-
kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk
Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga)
koperasi melalui wakil-wakilnya
4. Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat
Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat sesuai
domisili anggota, dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara
lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan pembentukan
koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai
narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian
dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para
pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi
setempat. Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan
tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi
yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta
pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi.
5. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar
Koperasi yang memuat antara lain

Halaman 16
a. Nama dan tempat kedudukan
b. Maksud dan tujuan
c. Jenis koperasi dan Bidang usaha
d. Keanggotaan
e. Rapat Anggota
f. Pengurus, Pengawas dan Pengelola
g. Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha.
6. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut
dapat dibuat oleh para pendiri (dalam hal di wilayah setempat
tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat Akta
Koperasi
7. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan
pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
dengan dilampirkan:
a. 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.
b. Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan
ditandatangani Notaris.
c. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-
kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib
yang wajib dilunasi oleh para pendiri.
d. Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan
RAPB.
e. Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan
perundang undangan
8. Pejabat yang berwenang akan melakukan :
a. Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang
diajukan,
b. Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut

Halaman 17
9. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap.
10. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan
alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling
lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan.
11. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan
ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan
ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan.

E. Syarat-Syarat Pendirian Koperasi


Syarat untuk mendirikan koperasi adalah sebagai berikut :
1. Syarat Umum
a. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
b. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
c. Daftar hadir rapat pendirian koperasi
d. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir
agar mempermudah pd saat verifikasi).
e. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan
pembentukan koperasi.
f. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya
sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para
pendiri.
g. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan
Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
h. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
i. Daftar Sarana Kerja Koperasi
j. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
k. Struktur Organisasi Koperasi

Halaman 18
l. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
m. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

2. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit


Simpan Pinjam (USP) :
a. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian,
berupa Deposito pada Bank Pemerintah atas nama Menteri
Negara Koperasi dan UKM
b. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun
c. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP
dikelola secara khusus dan terpisah dari pembukuan
koperasinya
d. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas
e. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan
pengelola USP koperasi
f. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi
dengan :
1) Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan
pinjam koperasi.
2) Surat keterangan berkelakuan baik
3) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan
keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus dan
pengawas
4) Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya
untuk bekerja secara purna waktu.
g. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
h. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan
USP koperasinya oleh pejabat yang berwenang

Halaman 19
i. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)

3. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit


Jasa Keuangan Syariah (UJKS)
a. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, atas
nama Menteri Negara Koperasi dan UKM cq. Ketua Koperasi
b. Rencana kerja sekurang-kurangnya satu tahun
c. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan
d. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang
didesain sesuai karakteristik lembaga keuangan syariah
e. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
f. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat
rekomendasi/sertifikat dari Dewan Syariah Nasional MUI.
g. Nama dan Riwayat Hidup Calon Pengelola yang dilengkapi
dengan :
1) Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga
keuangan syariah.
2) Surat keterangan berkelakuan baik
3) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan
keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus dan
pengawas
h. Surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan
Pengelola Manajer/Direksi
i. Struktur Organisasi Usaha Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)

Halaman 20
Latihan

1. Jelaskan Perangkat Organisasi!


2. Jelaskan Tentang Manajemen Koperasi!
3. Jelaskan tentang Sumber Pendanaan Koperasi!
4. Jelaskan proses-proses pendirian koperasi!
5. Jelaskan Syarat – Syarat Pendirian Koperasi!

Halaman 21
Sumber Bacaan Utama :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat

Sumber Bacaan Pendukung:


http://www.startkampus.net/2016/10/manajemen-koperasi.html
http://rocketmanajemen.com/manajemen-koperasi/
https://ahmadsayutinurreza.wordpress.com/2013/11/19/sumber-modal-
koperasi/
http://www2.depkop.go.id/phocadownload/Tata_Cara/syarat_pendirian_koper
asi.pdf

Halaman 22
Halaman 23
BAB 3
Laporan Keuangan Koperasi

Setelah membaca materi ini diharapkan memahami tentang :

a. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi


b. Komponen laporan keuangan koperasi
c. Pengertian Komponen – Komponen Laporan Keuangan
Koperasi
d. Perlakuan Khusus Akuntansi Koperasi
e. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
f. Dasar Akrual Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi
g. Siklus Akuntansi Koperasi

Halaman 1
BAB 3
Laporan Keuangan Koperasi

A. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi


Pemakai laporan keuangan koperasi adalah pihak eksternal dan
internal koperasi seperti anggota koperasi, pengurus, pengawas serta
stakeholder lain (pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan)
maka laporan keuangan harus memenuhi ketentuan dalam penyajian kualitatif
laporan keuangan, antara lain:
1. Karakteristik yang bersifat spesifik dari laporan keuangan koperasi di
antaranya adalah:
a. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi, yang
dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja pengelolaan
koperasi
b. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari sistem pelaporan
koperasi yang ditujukan untuk pihak internal maupun eksternal
koperasi
c. Laporan keuangan koperasi harus berdayaguna bagi para
anggotanya, sehingga pihak anggota dapat menilai manfaat ekonomi
yang diberikan koperasi dan berguna juga untuk mengetahui
1) Prestasi unit kegiatan koperasi yang secara khusus bertugas
memberikan pelayanan kepada para anggotanya selama satu
periode akuntansi tertentu
2) Prestasi unit kegiatan koperasi yang secara khusus ditujukan
untuk tujuan bisnis dengan non anggota selama satu periode
akuntansi tertentu
3) Informasi penting lainnya yang mempengaruhi keadaan
keuangan koperasi jangka pendek dan jangka panjang.

Halaman 2
B. Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi
Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi tidak mengacu pada
Standar Akuntansi Keuangan berdasarkan International Financial Reporting
Standards (SAK-IFRS based) tapi mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang berlaku efektif sejak 1
Januari 2011. Namun seiringnya perkembangan waktu dan untuk
mengakomodasi usaha mikro, kecil dan menengah, mulai 1 Januari 2018,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
akan memberlakukan SAK baru khusus untuk Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah (SAK EMKM). SAK EMKM diterbitkan untuk membantu EMKM
di Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 57 Juta serta memberikan
kontribusi terhadap pertumbungan ekonomi Indonesia hingga 60%.
Kebanyakan EMKM ini adalah para pelaku usaha kecil yang memiliki prospek
usaha namun tidak memiliki akses yang baik kepada sumber pendanaan,
khususnya perbankan dengan alasan EMKM ini tidak memiliki laporan
keuangan yang dapat diterima sebagai dasar bagi perbankan atau lembaga
keuangan lainnya untuk bisa memberikan pinjaman dana.
Apabila SAK berbasis IFRS di Indonesia merupakan SAK yang
diadopsi dari IFRS dan wajib diterapkan oleh entitas yang memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan, maka baik SAK ETAP maupun SAK
EMKM adalah SAK yang disusun berdasarkan kondisi domestik Indonesia,
sederhana, dan diperuntukan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik yang signifikan. Perbedaan utama antara SAK ETAP dengan SAK
EMKM adalah bahwa SAK EMKM diperuntukan kepada entitas yang tidak
memiliki akuntablitas publik yang signifikan yang memenuhi definisi dan
karaketeristik EMKM sesuai dengan regulasi EMKM di Indonesia.
Terdapat beberapa kekhususan standar dalam SAK EMKM,
beberapa diantaranya adalah komponen laporan keuangan EMKM
hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan,

Halaman 3
dasar pengukuran unsur-unsur laporan keuangan hanya dengan basis
biaya historis, tidak ada pengakuan penurunan nilai kecuali untuk entitas
bidang jasa keuangan yang mengikuti ketentuan regulator terkait, aset tetap
disusutkan dengan metode garis lurus atau saldo menurun tanpa
memperhitungkan nilai residu, laporan komparatif cukup disajikan hanya
dengan 1 periode sebelumnya, dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan
kebijakan akuntansi diperlakukan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi
dalam periode terjadinya perubahan, entitas yang menyusun laporan keangan
dengan menggunakan asumsi dasar kas mengubah laporan keuangan tersebut
menjadi akrual dengan melakukan penyesuaian pada akhir periode laporan,
dan sebagainya. Dengan penerbitan SAK EMKM oleh DSAK ini, maka
disamping diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pelaku usaha
EMKM dalam menyusun laporan keuangan sehingga nantinya dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan oleh manajemen EMKM dan pihak lain
(perbankan, lembaga keuangan, dan lain-lain), SAK ini juga diharapkan dapat
menjadi jembatan bagi entitas EMKM yang terbiasa menggunakan basis kas
menjadi akrual.
Dalam menentukan entitas mana yang masuk definisi dan kriteria
EMKM sehingga bisa menerapkan SAK EMKM, DSAK IAI mengacu pada
definisi dan kriteria sebagaimana diatur dalam regulasi pemerintah Indonesia
mengenai EMKM. Menurut regulasi EMKM yang berlaku di Indonesia
definisi Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Adapun
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar. Batasan nilai asset maupun turnover EMKM menurut
regulasi EMKM adalah sbb: Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling

Halaman 4
banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan untuk batasan untuk
Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua setengah
milyar rupiah). Untuk usaha menengah dengan kriterianya adalah memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai dengan Rp.
10.000.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan
50.000.000.000,00.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka koperasi dapat saja
menggunakan SAK ETAP atau SAK EMKM dilihat dari kekayaan bersih atau
hasil usaha yang dihasilkan.

C. Komponen Laporan Keuangan Koperasi

Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,


Pasal 35 disebutkan bahwa setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat
1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus
menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Neraca
2. Perhitungan Hasil Usaha
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Apabila laporan keuangan koperasi mengacu pada Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) maka
selain laporan keuangan yang tiga di atas maka ditambah dengan:
1. laporan perubahan ekuitas (modal)

Halaman 5
2. laporan arus kas.

D. Pengertian Komponen – Komponen Laporan Keuangan


Koperasi
1. Neraca
Neraca koperasi terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada
suatu waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran neraca adalah aset, kewajiban, dan ekuitas.
Contoh neraca koperasi :

Gambar 3.1 Contoh Neraca Koperasi

Halaman 6
2. Perhitungan Hasil Usaha (Laporan Sisa Hasil Usaha/SHU)

Laporan SHU adalah laporan yang berisikan pendapatan koperasi yang


diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45
adalah sebagai berikut:
a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
c. besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Contoh Laporan Hasil Usaha

KOPERASI ABC
LAPORAN HASIL USAHA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015

Halaman 7
Gambar 3.2. Contoh Laporan Hasil Usaha Koperasi

3. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang
menyajikan sisa hasil usaha untuk suatu periode, pos penghasilan dan beban
yang diakui secara langsung dalam ekuitas pada periode, dampak perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan pada periode, dan (tergantung
format laporan perubahan ekuitas yang dipilih entitas) jumlah transaksi
dengan pemilik dalam kapasitas sebagai pemilik selama periode tersebut.
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas Koperasi

KOPERASI ABC
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014

Gambar 3.3. Contoh Laporan Perubahan Ekuitas Koperasi

4. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai perubahan kas dan setara kas koperasi selama periode

Halaman 8
tertentu, menunjukkan secara terpisah perubahan dalam periode tersebut dari
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b. penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
d. pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;
e. pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi;
f. penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman dan
kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang
sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual
kembali.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan koperasi. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang
mempengaruhi penetapan sisa hasil usaha.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset
tetap yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset
jangka panjang lainnya;
b. penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lainnya;
c. pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang
entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran

Halaman 9
untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau
dimiliki untuk diperdagangkan);
d. penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari
entitas lain dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari
efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk
diperdagangkan);
e. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;
f. penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan
pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;
Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan contohnya adalah:
a. penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain
b. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham entitas
c. penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang lainnya
d. pelunasan pinjaman
e. pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan.
Contoh laporan arus kas :

KOPERASI ABC
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2014

Halaman 10
Gambar 3.4. Contoh Laporan Arus Kas Koperasi

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan terhadap
pos-pos yang disajikan dalam neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan
memberikan uraian naratif atau pemisahan pos-pos yang diungkapkan dalam
laporan keuangan, serta informasi tentang pos-pos yang tidak memenuhi
persyaratan pengakuan dalam laporan keuangan tersebut.
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang
memuat:

a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban


sehubungan dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota,
kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian persediaan,
piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga pelayanan kepada
anggota dan non-anggota.
b. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama
koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah
dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan sumber

Halaman 11
daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian dan sebagainya.

E. Perlakuan Khusus Akuntansi Koperasi


Tujuan laporan keuangan koperasi adalah menyediakan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja dan informasi yang bermanfaat bagi
pengelola, anggota koperasi dan pengguna lainnya dalam pengambilan
keputusan. Penyajian informasi laporan keuangan koperasi harus
memperhatikan ketentuan SAK ETAP yang merupakan informasi kualitatif
antara lain:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah kemudahan untuk dipahami oleh pengguna
2. Relevan
Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk
proses pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan
evaluasi.
3. Materialitas
Informasi yang disampaikan dalam jumlah yang cukup material.
Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan
keuangan. Sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat
digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
Informasi dianggap material jika kelalaian untuk mencantumkan
(omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement)
mempengaruhi keputusan yang diambil.
4. Keandalan

Halaman 12
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material
dan bias (jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu
keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu.
5. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi.

6. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih
tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.
Penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan
asset atau penghasilan lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau
beban yang lebih tinggi.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan, karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi
jika ditinjau dari segi relevansi.
8. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relative
9. Tepat Waktu

Halaman 13
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi
penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu
pengambilan keputusan
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
substansial. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus
memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang
dinikmati oleh pengguna eksternal.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam
penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada
pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri
dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep
biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk
pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif
tidak berubah selama beberapa tahun.
Pada bagian Ruang Lingkup SAK ETAP dijelaskan bahwa SAK
ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik.
Adapun yang dimaksud dengan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik adalah
entitas yang:
1. tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan

Halaman 14
2. menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika :
1. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
2. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang
dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksadana dan bank investasi.

Berdasarkan hal di atas maka untuk entitas berupa perusahaan go


public (Public Listed Company), perbankan, pialang atau pedagang efek dan
lainnya yang tercakup dalam persyaratan tersebut tidak diperbolehkan untuk
menggunakan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangannya. Namun,
ruang Lingkup bahwa entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan
dapat juga menggunakan SAK ETAP apabila diizinkan oleh regulator.
Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diizinkan oleh Bank Indonesia
menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No.
11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009 .
Apabila perusahaan memakai SAK ETAP, maka auditor yang akan
melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-
ETAP.

E. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan
entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam

Halaman 15
laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
1. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh
aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas
yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non kas yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. Pada
saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan.
2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu
aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.

F. Dasar Akrual Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi


Entitas koperasi harus menyusun laporan keuangan, dengan
menggunakan dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Dalam dasar akrual,
pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban
(unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk pos-pos tersebut.
Metode Akrual adalah suatu metode akuntansi di mana penerimaan
dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika
uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.
Akuntansi berbasis akrual selain mencatata transaksi pengeluaran dan
penerimaan kas, juga mencatat jumlah hutang dan piutang organisasi. Oleh
karena itu, akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih
akurat atas kondisi keuangan organisasi dari pada akuntansi berbasis kas.
Namun, jelas bahwa catatan menggunakan basis akrual lebih kompleks
daripada basis kas.

Halaman 16
Lebih jauh lagi, basis akrual mendukung penggunaan anggaran
sebagai teknik pengendalian. Karena pada basis kas, pembayaran hanya
direkam jika hal itu telah dilakukan, sementara pembayaran kewajiban dapat
dilakukan dengan jarak waktu tertentu setelah timbulnya kewajiban itu
sendiri. Untuk alasan penganggaran, organisasi dapat lebih baik
menggunakan akuntansi berbasis akrual.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
1. Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
2. Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang
diberikan lebih handal dan terpercaya.
3. Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi
yang diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum
diterima.
4. Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai
dengan Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana
mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis
akural).
5. Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung
tetapi akan dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
6. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam
masing-masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
7. Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang
belum diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
8. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen
dalam menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
9. Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak
tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.

Halaman 17
Namun metode akrual juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :
1. Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
2. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif
sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
3. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat
membuat mengurangi pendapatan perusahaan.
4. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi
pendapatan perusahaan.
5. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas
yang belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

G. Siklus Akuntansi Koperasi


Siklus Akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan
keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan serta diterima secara umum
prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta
teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup
akuntansi dalam suatu periode tertentu.
Siklus akuntansi koperasi sama juga halnya dengan siklus akuntansi
jenis usaha lainnya, melalui proses-proses sebagai berikut :

Halaman 18
Gambar 3.5. Siklus Akuntansi

1. Analisis Transaksi Akuntansi

Tahapan pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah


Analisis Transaksi. Artinya adalah mencari informasi terkait apa saja jenis
transaksi yang telah terjadi dalam satu periode. Bisa mencakup penjualan,
pengembalian barang (retur), pemesanan barang dari supplier untuk aktivitas
bisnis, dan lain-lain.
Dokumen harus dijadikan rujukan valid tentu adanya faktur / nota
penjualan atau kwitansi dan sejenisnya. Intinya yang menunjukkan adanya
aktivitas transaksi disertai deskripsi produk dan nilai uangnya.

2. Pembuatan Jurnal (Pencatatan dalam Jurnal)


Setelah melakukan analisis transaksi, maka poin berikutnya adalah
mencatatnya di dalam sebuah jurnal. Pencatatannya didasarkan pada dokumen
resmi berupa faktur pembelian atau penjualan yang diterima sebagai tanda
bukti yang sah. Maksud jurnal dalam istilah akuntansi merujuk ke sebuah
buku catatan yang di dalamnya memuat transaksi.
Jurnal terbagi 2 yaitu jurnal umum dan jurnal khusus saja. Koperasi
boleh menggunakan jurnal umum saja atau menggunakan jurnal umum dan
jurnal khusus. Apabila menggunakan jurnal umum dan jurnal khusus, maka
untuk transaksi yang rutin dilakukan atau yang rutin terjadi di catat pada jurnal
khusus, dan untuk transaksi yang tidak rutin di catat pada jurnal umum.

3. Pemindahan Catatan (Posting) ke Buku besar

Halaman 19
Selesai mencatat ke jurnal, maka tahapan berikutnya dalam Siklus
akuntansi adalah pemindahan catatan (pemindahbukuan) dari jurnal ke buku
besar yang disebut dengan istilah posting. Buku besar ialah buku catatan
akuntansi yang dipakai guna mencatat dan menyimpan transaksi akuntansi
yang sifatnya mempengaruhi terhadap ekuitas, aset dan kewajiban entitas
koperasi. Buku besar ini memuat kumpulan akun. Sebagai gambaran, buku
besar ini terdiri dari beberapa elemen yaitu akun kas, piutang perusahaan, aset
tetap, pinjaman, utang usaha, pendapatan penjualan dan beragam jenis
pengeluaran lainnya.

4. Pembuatan Neraca saldo


Setelah selesai memposting ke buku besar, maka langkah
selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo ialah berisi uraian
akun lengkap dengan data saldo pada periode tertentu. Fungsinya adalah untuk
validitas data dan mengecek kesamaan data debit dan kredit setelah posting di
jurnal dan buku besar. Jadi dapat diketahui bilamana ada kesalahan penulisan
dalam jurnal.
Neraca saldo mencakup semua saldo akun. Dengan uraian saldo
kredit ditulis di kolom kanan dan debit ditulis dikolom sebelah kiri. Jumlah
yang dihasilkan antara di kolom debit dan kolom kredit harus seimbang
(sama). Neraca saldo menjadi sumber rujukan saat hendak membuat laporan
keuangan.

5. Mencatat Penyesuaian

Penyesuaian dilakukan karena jumlah akun-akun yang berada pada


neraca saldo belum mencerminkan kondisi yang sesungguhnya. Sehingga
tujuan dilakukannya penyesuaian ini supaya akun-akun menunjukkan kondisi
yang sebenarnua. Penyesuaian dilakukan dengan membuat ayat jurnal

Halaman 20
penyesuaian, biasanya di jurnal pada jurnal umum. Berikut adalah beberapa
jenis transaksi yang memerlukan penyesuaian.
a. Beban di bayar di muka. Sudah dibayar secara tunai, namun belum
dipakai sepenuhnya. Contohnya adalah beban asuransi, sewa, iklan.
Jadi perusahaan akan memanfaatkan beban-beban yang telah
dibayarkan tersebut seiring bejalannya waktu.
b. Beban yang masih harus di bayar. Sudah terjadi transaksi, namun
belum dibayar. Contohnya adalah beban bunga pinjaman.
c. Pendapatan diterima di depan (muka). Merupakan bentuk kebalikan
dari poin nomor 1. Contohnya adalah pada perusahaan jasa iklan. Biaya
iklan yang telah dibayarkan pengguna merupakan pendapatan diterima
di muka bagi si perusahaan penyedia jasa iklan tersebut.
d. Pendapatan yang masih (akan) diterima. Kebalikan dari poin nomor 2
(beban yg masih harus di bayar). Contohnya adalah pendapatan bunga
yang merupakan hak bank yang dibayarkan oleh nasabah tiap akhir
periode.
e. Perlengkapan yang sudah dipakai sehingga menjadi beban
perlengkapan
f. Beban penyusutan asset tetap

6. Menyusun Neraca saldo setelah penyesuaian


Neraca saldo setelah penyesuaian ini adalah untuk memasitkan sama
tidaknya jumlah debit dan saldo kredit. Neraca saldo setelah penyesuaian bisa
dibilang merupakan rujukan utama dalam penyusunan laporan keuangan. Format
penulisannya sama saja dengan neraca saldo.

7. Membuat Laporan keuangan

Ini adalah tahap terpenting dalam Siklus Akuntansi.Adapun laporan


keuangan akuntansi ini sendiri memuat beberapa poin yakni:

Halaman 21
a. Neraca saldo yang merupakan laporan yang menyatakan posisi
keuangan perusahaan.
b. Laporan hasil usaha (untuk koperasi) / laporan laba rugi untuk swasta
c. Perubahan modal (ekuitas)
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
Dalam pembuatan atau penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi ini
kita akan mengenal dua macam akun. Yaitu akun nominal dan juga akun
real.Akun real adalah berisi data keseluruhan akun aset, modal, liabilitas dan
saldo laba/laba ditahan/SHU yang tidak dibagikan/dana cadangan. Istilah
lainnya yaitu akun permanen, karena tidak dilakukan penutupan pada akhir
periode. Melainkan dilanjutkan menuju periode akuntansi selanjutnya. Akun
nominal bisa dibilang kebalikannya dari akun real. Disebut juga akun
sementara dan ditutup saldonya kemudian Akun nominal setidaknya terdiri
dari pendapatan, beban dan juga deviden (sisa hasil usaha untuk koperasi).

8. Melakukan Pencatatan dan Posting Ayat Jurnal penutup


Ayat jurnal penutup adalah ayat jurnal yang paling akhir disusun dalam alur
siklus akuntansi. Fungsinya adalah membuat saldo akun nominal yang meliputi
penghasilan, beban dan juga deviden/ SHU yang dibagikan itu menjadi nol (0).
Sehingga pada periode berikutnya, semua kaun nominal dimulai kembali dengan
saldo (0) nol.
Membuat ayat jurnal penutup biasanya dibuat pada jurnal umum.

9. Membuat Neraca saldo setelah Ayat Jurnal Penutupan


Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca
saldo setelah semua isi jurnal penutup selesai diposting di buku besar. Semua
akun nominal telah ditutup, sehingga neraca saldo yang ada setelah penutupan
hanyalah akun real.

Halaman 22
Di dalam siklus akuntansi ini, neraca saldo setelah penutupan
memiliki peran selaku media pamungkas dalam pembuktian kesamaan antara
jumlah kredit dan debit dari akun real. Yang mana kemudian akan digunakan
di periode selanjutnya.

10. Membuat Ayat Jurnal Balik


Ayat jurnal pembalik ini disusun di awal-awal periode setelah
pembuatan neraca saldo penutupan telah selesai dibuat. Ini adalah tahapan
opsional. Artinya bisa dilakukan ataupun tidak dalam siklus akuntansi. Ayat
Jurnal pembalik ialah ayat jurnal yang memiliki fungsi membalik ayat jurnal
penyesuaian setelah penutupan (yang telah dibuat sebelumnya). Alasan kenapa
harus dibalik adalah karena apabila tdk dibalik, maka akan terbentuk akun
ganda. Adapun objek yang dibalik di sini adalah sebagian jurnal penyesuaian
(yang telah dibuat sebelumnya) yang meliputi beberapa poin. Ciri-ciri sebuah
akun jurnal penyesuaian yang butuh dibalik adalah: Jika akun jurnal tersebut
kemudian memunculkan akun riil (akun real) yang baru dan belum tampak di
neraca saldo. Adapun beberapa poin akun ayat jurnal penyesuaian yang
butuh ayat jurnal pembalik diantaranya.
a. Beban yg masih harus dibayarkan
b. Beban yg dibayar di muka
c. Pendapatan yang masih terus diterima.
d. Pendapatan yg diterima di muka
e. Pemakaian perlengkapan

Halaman 23
Latihan
1. Jelaskan Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi!
2. Jelaskan Komponen laporan keuangan koperasi!
3. Jelaskan Pengertian Komponen – Komponen Laporan Keuangan
Koperasi!
4. Jelaskan Perlakuan Khusus Akuntansi Koperasi!
5. Jelaskan Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan!
6. Jelaskan dasar akrual Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi!
7. Jelaskan Siklus Akuntansi Koperasi!

Halaman 24
Sumber Bacaan Utama :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat

Sumber Bacaan Pendukung :

Halaman 25
1. http://manajemenpraktis.com/showdetail.php?mod=art&id=Standar%2
0Akuntansi%20Keuangan%20EMKM%20Efektif%201%20Januari%2
02018
2. http://dwimartani.com/sak-etap-dan-sak-emkm/
3. e.um-surabaya.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/UNIMUS-SAK-
EMKM-22-DESEMBER-2016.pdf
4. http://auditme-post.blogspot.co.id/2010/06/sak-etap-sekarang-dapat-
diakses-secara.html
5. http://mysakemkm.blogspot.co.id/2017/04/standar-akuntansi-keuangan-
entitas.html
6. ayusetioningsih30.blogspot.co.id/2014/12/contoh-laporan-keuangan-
koperasi.html
7. http://3.bp.blogspot.com/-
b4Co1eHN4jg/VoDNrJHPOAI/AAAAAAAAAlA/yZ-xnfxA8-
0/s1600/perubahan%2Bekuitas.jpg
8. https://dhycana.wordpress.com/2008/11/21/metode-akuntansi-kas-
basis-akrual-basis/
9. http://www.akuntansiitumudah.com/siklus-pencatatan-akuntansi-
koperasi/
10. https://noviravega.wordpress.com/2014/01/01/siklus-akuntansi-
koperasi/
11. https://inspirilo.com/siklus-akuntansi/

Halaman 26
BAB 4
Akuntansi Koperasi

Setelah membaca materi ini diharapkan pembaca memahami tentang :

a. Jenis Transaksi Pada Koperasi


b. Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan), Penyajian dan
Pengungkapan
c. Pencatatan Akuntansi Koperasi
d. Persamaan Dasar Akuntansi
e. Saldo Normal Perkiraan (Akun)

Halaman 1
BAB 4
Akuntansi Koperasi

A. Jenis Transaksi Pada Koperasi


Transaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur
lingkungan dan mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus
dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau nota penjualan atau kuitansi
atau bukti lainnya yang dapat diterima sebagai bukti yang disebut dengan
bukti transaksi. Jenis transaksi pada koperasi dapat berbentuk:

1. Transaksi antara koperasi dengan anggotanya


Transaksi antara koperasi dengan anggotanya terdiri dari:
1. Transaksi setoran, dapat berbentuk:
1) Setoran modal yang menentukan kepemilikan (simpanan
pokok, simpanan wajib)
2) Setoran lain yang tidak menentukan kepemilikan (misalnya:
simpanan sukarela, tabungan, simpanan berjangka dan
simpanan lainnya).
2. Transaksi pelayanan, dapat berbentuk:
1) Pelayanan dalam bentuk kegiatan penyaluran dan pengadaan
barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota;
2) Menyediakan dan menyalurkan kebutuhan input bagi
kegiatan proses produksi usaha anggota;
3) Pelayanan penyaluran barang/jasa yang dihasilkan anggota
untuk dipasarkan;
4) Pengelolaan kegiatan simpan pinjam anggota.
2. Transaksi antara koperasi dengan non anggota, dapat berbentuk:

Halaman 2
a. Penjualan barang/jasa kepada non anggota atau masyarakat
umum/perusahaan;
b. Pembelian barang/jasa dari non anggota.
3. Transaksi khusus pada koperasi, dapat berbentuk:
a. Penerimaan dan pengembalian modal penyertaan untuk kegiatan
usaha/proyek dari anggota atau pihak lain.
b. Penerimaan modal sumbangan (hibah/donasi) dari anggota atau
pihak lain;
c. Pengalokasian "beban perkoperasian";
d. Pembentukan cadangan.

Jenis bukti transaksi dapat dibedakan sebagai berikut.


1. Bukti intern
Bukti Intern merupakan bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi di
dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya memo yang dibuat oleh manajer
bagian pembukuan.

2. Bukti ekstern,
Bukti Ekstern merupakan bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi
antara perusahaan dan pihak lain di luar perusahaan. Misalnya, bukti
pengeluaran kas, bukti penerimaan kas, bukti penjualan, dan bukti
pembelian.

Contoh bukti transaksi ekstern adalah kuitansi, faktur, nota debit, nota
kredit, nota kontan, dan bukti memorial.
1. Kuitansi adalah catatan untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran
sejumlah uang.

Halaman 3
2. Faktur adalah bukti transaksi pembelian atau penjualan barang dagangan
(secara kredit).
Contoh bentuk faktur:

3. Nota debit adalah bukti transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli
(retur pembelian). Nota debit dibuat oleh pihak pembelian.

Halaman 4
4. Nota kredit adalah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang sudah
dijual (retur penjualan). Nota kredit dibuat oleh penjual ketika barang
yang dijual dikembalikan oleh pembeli.

5. Nota kontan adalah bukti pencatatan untuk transaksi pembelian barang


secara tunai yang dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pembeli.

Halaman 5
6. Cek adalah surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
kepada pemegang cek. Cek dibuat oleh pihak yang mempunyai simpanan
di bank tersebut. Contoh cek :

7. Bukti memorial merupakan bukti transaksi intern dalam bentuk memo dari
pejabat dalam perusahaan kepada bagian akuntansi, untuk mencatat suatu
peristiwa atau keadaan yang sifatnya intern.
Contoh bukti memorial

Halaman 6
Staf bagian akuntansi dalam kopersi harus mencatat setiap transaksi yang
terjadi di koperasi berdasarkan bukti-bukti transaksi yang diterimanya. Setelah
dicatat, bukti-bukti transaksi tersebut harus disimpan secara rapi dan tidak
boleh dimusnahkan selama periode waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Bukti-bukti transaksi akan dipergunakan sebagai bahan
terakhir dalam proses pemeriksaan (auditing) terhadap laporan keuangan.

B. Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan), Penyajian dan


Pengungkapan

Dalam penerapan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan


dilakukan proses pengakuan dan pengukuran (perlakuan), penyajian dan
pengungkapan dari setiap transaksi dan perkiraan atas kejadian akuntansi pada
koperasi, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos/akun dalam neraca
atau laporan perhitungan hasil usaha (PHU) yang mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur, di mana manfaat ekonomi yang berkaitan dengan
perkiraan tersebut, akan mengalir dari atau ke dalam koperasi;

Halaman 7
2. Pengukuran merupakan proses penetapan jumlah uang yang digunakan
oleh koperasi untuk mengukur nilai aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dalam laporan keuangan;
3. Penyajian merupakan proses penempatan pos/akun (perkiraan) dalam
laporan keuangan secara tepat dan wajar;
4. Pengungkapan adalah pemberian informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menjelaskan unsur-unsur pos/akun (perkiraan) kepada pihak yang
berkepentingan sebagai catatan dalam laporan keuangan koperasi.

Tujuan dari pernyataan tersebut di atas adalah agar penerapan


akuntansi dapat dilakukan oleh koperasi secara terukur, tepat, wajar dan
konsisten, sehingga laporan keuangan yang disajikan benar, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pengakuan dalam laporan keuangan koperasi
meliputi:

1. Pengakuan Aset
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di
masa depan akan mengalir ke entitas (koperasi) dan asset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak
diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode
pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan
pengakuan beban dalam laporan hasil usaha.

2. Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal.

Halaman 8
3. Penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan
aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset
atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

4. Beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan hasil usaha jika penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

5. Sisa Hasil Usaha (SHU)


Sisa Hasil Usaha merupakan selisih aritmatika antara penghasilan
dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan
keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
Untuk pengukuran dasar yang umum digunakan adalah biaya historis
dan nilai wajar:
1. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh
aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas
yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu
aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak
yang berkeinginan danmemiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja


keuangan, dan arus kas suatu entitas.Penyajian wajar mensyaratkan penyajian

Halaman 9
jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan
definisidan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban.
Penerapan SAK ETAP, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan,
menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas.
Pengungkapan tambahan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan
tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai bagi pemakai untuk memahami
pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain atas posisi
keuangan dan kinerja keuangan entitas.
Entitas Koperasi menyajikan secara lengkap laporan keuangan
(termasuk informasi komparatif) minimum satu tahun sekali. Ketika akhir
periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan telah
disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,
maka entitas mengungkapkan:
1. fakta tersebut
2. alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau lebih pendek
3. fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan yangterkait adalah tidak dapat
seluruhnya diperbandingkan

C. Pencatatan Akuntansi Koperasi


Pencatatan akuntansi koperasi meliputi unsur-unsur pos/akun
(perkiraan) dalam Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Catatan atas Laporan
Keuangan, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Secara umun dapat dikatakan bahwa akuntansi koperasi tidak
berbeda dengan akuntansi perusahaan lainnya. Jika koperasi itu bergerak
dibidang jasa maka pembukuannya menggunakan prinsip dan model
perusahaan jasa. Jika koperasi bergerak dibidang perdagangan maka

Halaman 10
pembukuannya akan menggunakan kebiasaan pada perusahaan dagang. Tetapi
koperasi mempunyai perkiraan-perkiraan khusus yang tidak ada pada
perusahaan lain seperti :
1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Simpanan sukarela
4. Cadangan koperasi

D. Persamaan Dasar Akuntansi


Rumus dasar persamaan akuntansi adalah :

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Contoh 1:
Untuk mendirikan sebuah koperasi, anggota menyetorkan simpanan
pokok berupa uang tunai sejumlah Rp. 9.000.000,-. Dari kejadian ini
dapat dicatat bahwa uang kas koperasi akibat transaksi tersebut sebesar
Rp. 9.000.000,-. Demikian pula modal koperasi (ekuitas) akibat
masuknya uang setoran adalah sebesar Rp. 9.000.000,-. Keadaan
tersebut diatas dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan seperti
berikut:

Aset = Kewajiban + Ekuitas


9.000.000 = 0 + 9.000.000

Contoh 2 :
Tetapi kalau harta koperasi sebesar Rp. 9.000.000,- itu berasal dari
sumber anggota sebesar Rp. 6.000.000,- dan pinjaman dari pihak ketiga

Halaman 11
(hutang) sebesar Rp. 3.000.000,-, maka susunan persamaan akibat
kejadian tersebut menjadi:

Aset = Kewajiban + Ekuitas


9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000

Rumus dasar persamaan dasar akuntansi tersebut dapat dikembangkan


lagi menjadi :

Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban

Contoh 3:
Melanjutkan persamaan akuntansi pada contoh 2, diterima pendapatan
tunai sejumlah Rp 1.000.000,- maka persamaan akuntansinya adalah
sebagai berikut :

Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban


Contoh 2 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
jumlah 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
Contoh 3 1.000.000 = 0 + 0 + 1.000.000 - 0
jumlah 10.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0

Contoh 4:
Dibayar beban listrik sejumlah Rp 100.000,- maka persamaan
akuntansinya adalah sebagai berikut :

Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban


Contoh 2 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
jumlah 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
Contoh 3 1.000.000 = 0 + 0 + 1.000.000 - 0
jumlah 10.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0
Contoh 4 (100.000) = 0 + 0 + 0 - 100.000

Halaman 12
jumlah 9.900.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000

Contoh 5 :
Dibayar kewajiban Rp 500.000,- maka persamaan akuntansinya adalah
sebagai berikut :

Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban


Contoh 2 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
jumlah 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
Contoh 3 1.000.000 = 0 + 0 + 1.000.000 - 0
jumlah 10.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0
Contoh 4 (100.000) = 0 + 0 + 0 - 100.000
jumlah 9.900.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000
Contoh 5 (500.000) = (500.000) + 0 + 0 - 0
jumlah 9.400.000 = 2.500.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000

Contoh 6 :
Dibayar gaji karyawan sejumlah Rp 300.000,- maka persamaan dasar
akuntansinya adalah sebagai berikut :

Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban


Contoh 2 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
jumlah 9.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 0 - 0
Contoh 3 1.000.000 = 0 + 0 + 1.000.000 - 0
jumlah 10.000.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0
Contoh 4 (100.000) = 0 + 0 + 0 - 100.000
jumlah 9.900.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000
Contoh 5 (500.000) = (500.000) + 0 + 0 - 0
jumlah 9.400.000 = 2.500.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000
Contoh 6 (300.000) = (500.000) + 0 + 0 - 300.000
jumlah 9.100.000 = 2.500.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 400.000

Halaman 13
Penyajian persamaan akuntansi di atas dapat lebih diperinci sesuai
dengan perincian masing-masing akun, misalnya akun asset dapat
diperinci dalam bentuk kas, piutang, perlengkapan, peralatan dan
lainnya. Demikian pula jenis akun lainnya. Berdasarkan hal tersebut
maka persamaan akuntansi contoh 2 sampai dengan 6 dapat dibuatkan
persamaan akuntansinya sebagai berikut :

Halaman 14
maka persamaan akuntansi contoh 2 sampai dengan 6 dapat dibuatkan persamaan akuntansinya sebagai berikut :

Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban


Rumus: Kas Piutang Perlengkapan Peralatan = Kwjb. Kwjb. + Ekuitas + Pendapatan - Beban Beban Beban
Jk. Jk. Listrik Gaji Lainnya
Pendek Panjang
Contoh 9.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 0 - 0 0 0
2
jumlah 9.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 0 - 0 0 0
Contoh 1.000.000 0 0 0 = 0 0 + 0 + 1.000.000 - 0 0 0
3
jumlah 10.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0 0 0
Contoh (100.000) 0 0 0 = 0 0 + 0 + 0 - 100.000 0 0
4
jumlah 9.900.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 0 0
Contoh (500.000) 0 0 0 = (500.000) 0 + 0 + 0 - 0 0 0
5
jumlah 9.400.000 0 0 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 0 0
Contoh (300.000) 0 0 0 = 0 0 + 0 + 0 - 0 300.000 0
6
jumlah 9.100.000 0 0 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 300.000 0

Halaman 15
Contoh 7:
Dibeli perlengkapan secara tunai Rp 200.000, maka persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut :
Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban
Rumus: Kas Piutang Perlengkapan Peralatan = Kwjb. Kwjb. + Ekuitas + Pendapatan - Beban Beban Beban
Jk. Jk. Listrik Gaji Lainnya
Pendek Panjang
Contoh 2 9.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 0 - 0 0 0
jumlah 9.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 0 - 0 0 0
Contoh 3 1.000.000 0 0 0 = 0 0 + 0 + 1.000.000 - 0 0 0
jumlah 10.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0 0 0
Contoh 4 (100.000) 0 0 0 = 0 0 + 0 + 0 - 100.000 0 0
jumlah 9.900.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 0 0
Contoh 5 (500.000) 0 0 0 = (500.000) 0 + 0 + 0 - 0 0 0
jumlah 9.400.000 0 0 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 0 0
Contoh 6 (300.000) 0 0 0 = 0 0 + 0 + 0 - 300.000 0
jumlah 9.100.000 0 0 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 300.000 0
Contoh 7 (200.000) 0 200.000 0 = 0 0 + 0 + 0 - 0 0 0
jumlah 8.900.000 0 200.000 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 300.000 0

Halaman 16
E. Saldo Normal Perkiraan (Akun)
Saldo normal atau lengkapnya saldo normal akun adalah
klasifikasi terhadap suatu kode perkiraan (akun) yang merupakan salah
satu bagian dari prinsip pembukuan berpasangan. Suatu akun dapat
memiliki saldo normal debit (Dr) atau kredit (Kr). Akun dengan saldo
normal debit akan bertambah nilainya jika terjadi transaksi pada sisi
debit. Sebaliknya, untuk meningkatkan nilai akun dengan saldo normal
kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi kredit.

No Akun Saldo Bertambah Berkurang


Normal
1 Aset Debit Debit Kredit
2 Kewajiban Kredit Kredit Debit
3 Ekuitas Kredit Kredit Debit
4 Pendapatan Kredit Kredit Debit
5 Beban Debit Debit Kredit

Sisi kiri dari semua akun baik akun aset, kewajiban maupun ekuitas
merupakan sisi debit sedangkan sisi kanan merupakan sisi kredit.
Transaksi debit dapat berupa peningkatan maupun penurunan,
tergantung dari jenis akun yang dipengaruhi. Demikian pula transaksi kredit
dapat berupa peningkatan maupun penurunan tergantung jenis akun yang
dipengaruhi pula.
Dalam setiap akun, jumlah saldo yang terjadi pada setiap akhir periode
akuntansi akan selalu dihitung. Pada kondisi yang normal, akun aset akan
memiliki jumlah sisi debit lebih besar daripada jumlah sisi kredit. Dengan
demikian, dikatakan bahwa akun aset memiliki saldo normal debit.
Sedangkan pada akun kewajiban dan ekuitas, pada kondisi normal
jumlah sisi kreditnya akan lebih besar dari pada sisi debitnya di akhir periode

Halaman 17
akuntansi. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa akun kewajiban dan ekuitas
memiliki saldo normal kredit.
Pada akhir periode, saldo akun pendapatan dan akun beban dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Saldo akun nominal dalam buku besar kemudian
dipindahkan ke akun Ikhtisar Laba Rugi, yang selanjutnya akun ikhtisar laba
rugi ini akan dipindahkan ke akun ekuitas. Sedangkan saldo akun riil pada
akhir periode akan dilaporkan di neraca, dan saldo rekening riil akan dibawa
ke periode berikutnya.
Jumlah kenaikan yang dicatat dalam suatu akun biasanya sama atau
lebih besar dari jumlah penurunan akun tersebut. Karena itu, jika secara
normal pada suatu akhir periode akuntansi saldo dari suatu akun memiliki total
debit lebih besar dari pada total kreditnya, seperti pada akun aset dan beban,
dikatakan bahwa akun tersebut memiliki saldo normal debit.
Jadi akun aset dan beban umumnya mempunyai saldo debit.
Sedangkan, jika pada keadaan normal suatu akun memiliki total kredit
umumnya lebih besar daripada total debit, seperti pada akun kewajiban,
ekuitas dan pendapatan, maka akun-akun tersebut memiliki saldo normal
kredit. Jadi, akun kewajiban, ekuitas dan pendapatan umumnya bersaldo
normal kredit.
Jika suatu akun yang umumnya bersaldo normal debit mempunyai
saldo kredit atau sebaliknya, maka mungkin telah terjadi kesalahan atau
kondisi yang tidak normal. Misalnya, saldo kredit pada akun kas bisa terjadi
karena adanya kesalahan dalam mencatat. Namun sebaliknya pada akun
kewajiban bisa terjadi memiliki saldo debit, karena mungkin telah terjadi
kelebihan pembayaran kewajiban.

F. Kode Rekening Akun


Untuk memberi kemudahan dalam melakukan pencatatan dan proses
siklus akuntansi, maka nama rekening biasanya dilengkap dengan kode

Halaman 18
rekening. Dengan adanya kode rekening ini akan memudahkan dalam proses
identifikasi nama rekening, meminimalisasi adanya nama rekening ganda, dan
memaksimalkan fungsi nama rekening saat dilakukan proses pengerjaan
laporan keuangan dengan menggunakan system komputerisasi.
Tidak ada aturan standar dalam pemberian kode rekening untuk nama
akun. Setiap organisasi koperasi, diberikan kebebasan untuk menyusun kode
rekening akun-akun yang dipakai pada organisasinya. Namun kebiasan yang
sering dan baku digunakan, kode rekening disusun berdasarkan pembagian
atau pengelompokan akun-akun standar yang ada. Contoh :

Kelompok Akun Kode rekening dimulai dengan


Aset 1
Kewajiban 2
Ekuitas 3
Pendapatan 4
Beban 5

Selanjutnya baru dibagi berdasarkan sub kelompok akun, seperti untuk


asset dibagi berdasarkan sebagai berikut :

Kelompok Sub Akun Nama Akun Kode Nama Rekening


akun Rekening
Aset - - 1 Aset
- Aset Lancar - 11 Aset Lancar
- - Kas 111 Kas
Bank 112 Bank
Piutang kepada 113 Piutang kepada
anggota anggota
Perlengkapan 114 Perlengkapan
Aset Tetap - 12 Aset Tetap
Tanah 121 Tanah
Kendaraan 122 Kendaraan
Akumulasi 123 Akumulasi

Halaman 19
Penyusutan Penyusutan
Kendaraan Kendaraan
Peralatan 124 Peralatan
Akumulasi 125 Akumulasi
Penyusutan Penyusutan
Peralatan Peralatan
Bangunan 126 Bangunan
Dan seterusnya

Penggunaan kode akun (Kode rekening) dapat diberikan pada contoh-contoh


dibawah ini :

Contoh 1:
Untuk pendirian koperasi maka pada tanggal 2 Januari 2018 disetorlah modal
dalam bentuk simpanan pokok sejumlah Rp 10.000.000,-, maka jurnalnya
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit


2 Jan 2018 Kas 111 10.000.000
Simpanan Pokok 301 10.000.000

Contoh 2:
Pada tanggal 12 Januari 2018 dibeli perlengkapan sejumlah Rp 1.000.000,-,
maka jurnalnya adalah :

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit


12 Jan Perlengkapan 115 1.000.000
2018
Kas 111 1.000.000

Halaman 20
Latihan

1. Jelaskan Jenis Transaksi Pada Koperasi !


2. Jelaskan Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan), Penyajian dan
Pengungkapan!
3. Jelaskan Pencatatan Akuntansi Koperasi!
4. Jelaskan Persamaan Dasar Akuntansi!
5. Jelaskan Saldo Normal Perkiraan (Akun)!
6. Selesaikanlah kasus di bawah ini dengan menggunakan
persamaan dasar akuntansi

Tanggal Uraian
2 Januari Disetor modal awal koperasi dalam bentuk simpanan pokok Rp
2018 75.000.000, simpanan wajib Rp 25.000.000
3 Januari Dibeli perlengkapan Rp 2.500.000 secara tunai
2018
4 Januari 2018 Diberikan pinjaman Tuan Ali kepada anggota koperasi
Rp 5.000.000,-
6 Januari Diterima pendapatan jasa koperasi Rp 10.000.000, dan
2018 sudah dimasukkan ke rekening Koperasi pada Bank
milik Mandiri Syariah
8 Januari Dibeli peralatan kantor seharga Rp 4.000.000, dibayar
2018 tunai 60%, sisanya dibayar 10 hari kemudian
11 Januari 2018 Dibayar jasa petugas kebersihan Rp 500.000
15 Januari 2018 Dibayar beban listrik Rp 400.000
18 Januari 2018 Dibayar kewajiban tanggal 8 Januari 2018
22 Januari 2018 Diterima pendapatan jasa koperasi Rp 20.000.000,- 60%
masuk rekening kas koperasi sisanya masuk ke rekening
Bank milik koperasi pada Bank Mandiri Syariah
25 Januari 2018 Dibayar gaji pegawai administrasi kantor koperasi Rp

Halaman 21
1.750.000 melalui rekening Bank milik koperasi

Sumber Bacaan utama :


1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat

Sumber bacaan pendukung :


1. http://irwangian.blogspot.co.id/
2. https://amar20.files.wordpress.com/2008/12/akuntansi-koperasi1.pdf
3. http://airdanruanggelap.blogspot.co.id/2010/10/tahap-pencatatan-pada-
siklus-akuntansi.html
4. http://www.akuntansiitumudah.com/siklus-pencatatan-akuntansi-
koperasi/
5. http://ernasarifatulloh.blogspot.co.id/2015/07/akun.html
6. http://akuntansis.blogspot.co.id/2014/07/bukti-transaksi.html

Halaman 22

Anda mungkin juga menyukai