Halaman 1
BAB 1
Gambaran Umum Koperasi
Halaman 2
serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun
perusahaan koperasi.
Halaman 3
2. Konsep Koperasi Sosialis
Konsep koperasi sosialis adalah konsep yang menjelaskan bahwa
koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah serta dibentuk
dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan
nasional. Dan menurut konsep ini koperasi tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan subsistem dari sistemsosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan
sistemsosialis-komunis.
Dalam konsep koperasi sosialis, koperasi direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan
produksi, untuk menunjang perencanaan sosial.
Menurut konsep ini koperasi tidak bekerja sendiri tetapi merupakan
subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-
komunis
Halaman 4
sedangkan konsep koperasi negara berkembang, tujuan koperasi adalah
meningkatkan kondisi sosial ekonomi.
1. Aliran Yardstick
Aliran Yardstick dijumpai pada Negara-negara yang berideologi
kapitalis. Atau yang menganut perekonomian liberal. Disini koperasi dapat
dijadikan kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan, dan mengoreksi.
Pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuhbangunnya koperasi
ditengah-tengah masyarakat. Jatuhbangunnya dan maju atau tidaknya sebuah
koperasi terletak pada tangan anggota koperasi itu sendiri. Dan pengaruh
aliran ini sangat kuat pada Negara-ngara barat, terutama pada Negara AS,
Prancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dimana kegiatan industri
berkembang dengan pesat.
2. Aliran Sosialis
Dalam aliran sosialis ini koperasi dianggap sebagai alat yang paling
efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Disamping itu juga koperasi
juga dianggap alat yang paling efektif untuk menyatukan masyarakat.
Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di Negara Eropa Timur dan Rusia.
Halaman 5
Dalam aliran Persemakmuran (Comonwealth) ini koperasi sebagai alat
yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.
Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan
memegang peran utama dalam struktur perekonomian masyarakat. Hubungan
pemerintah dengan koperasi bersifat “kemitraan” (partnership), dimana
pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi
tercipta dengan baik.
C. Sejarah Perkembangan Koperasi
Menurut sejarah, lahirnya koperasi pada tahun 1844 di Rochdale
Inggris, lahirnya koperasi modern yang berkembang dewasa ini sedangkan
pada tahun 1852 jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit setelah
itu 1862 dibentuk Pusat Koperasi Pembelian “TheCooperative Whole Sale
Society (CWS) sampai pada tahun 1818-1888 koperasi berkembang di Jerman
dipelopori oleh Ferdinan Lasalle, Fredrich W. Raiffesen lalu pada tahun 1803-
1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman Schulze dan
pada tahun 1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative
Alliance) maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
Sejarah Perkembangan Koperasi 1895 di Leuwiliang didirikan
pertama kali di Indonesia (sukoco,”Seratus Tahun Koperasi di Indonesia”).
Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dan kawan-kawan
mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman sejawatnya para
pegawai negri pribumi melepaskan diri dari cengkraman pelepas uang. Bank
Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU
No.14 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan, diberi nama “De
Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der InlandscheHoofden”=Bank Simpan
Pinjam para ‘priyayi’ purwokerto atau dalam bahasa Inggris “The
PurwokertoMutual Loan And Saving Bank for Native Civil Servants 1920
diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boekesebagai
Adviseurvoor Volkscredietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki
Halaman 6
apakah koperasi berjalan dengan baik dan bermanfaat di Indonesia, pada
tanggal 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres koperasi se-Jawa yang pertama
di Tasikmalaya lalu pada tahun 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 140 tentang penyaluran bahan pokok dan menugaskan
koperasi sebagai pelaksananya 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional
Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk Melaksanakan prinsip Demokrasi
Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin sedangkan pada tahun 1965, Pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1965, prinsip NASAKOM
(Nasionalis dan Komunis) diterapkan di Koperasi. Tahun ini juga
dilaksanakan Munaskop II di Jakarta, Lalu pada tahun 1967 pemerinth
mengeluarakan Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan UU No. 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian setelah itu di buatlah Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun
1995 tenteng kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi.
D. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi mengandung makna “kerja sama”, ada juga
mengartikan ‘menolong satu sama lain’. Jadi koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi berkaitan
dengan fungsi-fungsi:
1. Fungsi sosial
2. Fungsi ekonomi
3. Fungsi politik
4. Fungsi etika
PengertianKoperasi lainnya yaitu:
1. Definisi ILO (International Labour Organization)
2. Definisi Chaniago
Halaman 7
3. Definisi Dooren
4. Definisi Hatta
5. Definisi Munkner
6. DefinisiUU No. 25/1992
3. Definisi Dooren
There is no single definition (for coopertive)which is generally
accepted, but the commonprinciple is that cooperative union Is anassociation
of member, either personalorcorporate, which have voluntarily cometogetherin
pursuit of a common economic objective.
4. Definisi Hatta
Halaman 8
Koperasi adalah usaha bersama untukmemperbaiki nasib
penghidupan ekonomiberdasarkan tolong-menolong. Semangattolong
menolong tersebut didorong olehkeinginan memberi jasa kepada
kawanberdasarkan ‘seorang buat semua dan semuabuat seorang’.
5. Definisi Munkner
Koperasi sebagai organisasi tolong menolongyang menjalankan
‘urus niaga’ secarakumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong.
Aktivitas dalam urus niaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial
sepertiyang dikandung gotong royong
E. Tujuan koperasi
Tujuan KoperasiSesuai UU No. 25/1992 Pasal 3 Koperasibertujuan
memajukan kesejahteraan anggotapada khususnya dan masyarakat
padaumumnya, serta ikut membangun tatananperekonomian nasional dalam
rangkamewujudkan masyarakat yang maju, adil danmakmur berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
F. Prinsip koperasi
Ada beberapa prinsip koperasi diantaranya yaitu:
1. Prinsip Munkner
2. Prinsip Rochdale
3. Prinsip Raiffeisen
Halaman 9
4. Prinsip Herman Schulze
5. Prinsip ICA (International CooperativeAllience)
6. Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 12 tahun 1967
7. Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 25/1992
1. Prinsip Munkner
a. Keanggotaan bersifat sukarela
b. Keanggotaan terbuka
c. Pengembangan anggota
d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
e. Manajemen danpengawasan dilaksanakan scr demokratis
f. Koperasi sbgkumpulan orang-orang
g. Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
i. Perkumpulandengan sukarela
j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapantujuan
k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasilekonomi
l. Pendidikan anggota
2. Prinsip Rochdale
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding denganjasa
masing-masing anggota
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip
anggota
Halaman 10
h. Netral terhadap politik dan agama
3. Prinsip Raiffeisen
a. Swadaya
b. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang
5. Prinsip ICA
a. Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang
dibuat-buat
b. Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orangsatu suara
c. Modal menerima bunga yang terbatas (bila ada)
d. SHU dibagi 3 : cadangan, masyarakat, ke anggotasesuai dengan jasa
masing-masing
e. Semua koperasi harus melaksanakan pendidikansecara terus menerus
f. Gerakan koperasi harus melaksanakan kerjasama yang erat, baik
ditingkat regional, nasional maupun internasional
Halaman 11
6. Prinsip Koperasi Indonesia UU No. 12 Tahun 1967
a. Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap warganegara
Indonesia
b. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagaipemimpin
demokrasi dalam koperasi
c. Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota
d. Adanya pembatasan bunga atas modal
e. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya danmasyarakat
pada umumnya
f. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
g. Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminanprinsip dasar
percaya pada diri sendiri
Halaman 12
beranggotakan Koperasi. Jenis Koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan
dan kepentingan ekonomi anggotanya.
1. Koperasi Primer
Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang.
2. Koperasi Sekunder.
Koperasi Skunder dibentuk sekurang -kurangnya 3 (tiga)
Koperasi. Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan
koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan
dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
a. koperasi pusat – adalah koperasi yang beranggotakan paling
sedikit 5 koperasi primer.
b. gabungan koperasi – adalah koperasi yang anggotanya
minimal 3 koperasi pusat
c. induk koperasi – adalah koperasi yang minimum anggotanya
adalah 3 gabungan koperasi
Halaman 13
Makna Lambang Koperasi adalah sebagai berikut :
Halaman 14
Latihan
1. Jelaskan Konsep Koperasi, Ideologi Dan Aliran Koperasi!
2. Jelaskan Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi!
3. Jelaskan Sejarah Perkembangan Koperasi!
4. Jelaskan Pengertian Koperasi!
5. Jelaskan Tujuan Koperasi!
6. Jelaskan Prinsip-prinsip Koperasi!
7. Jelaskan bentuk dan jenis koperasi !
8. Jelaskan makna lambing koperasi Indonesia!
Halaman 15
Sumber Bacaan Utama :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat
Halaman 16
BAB 2
Organisasi Manajemen Koperasi
Halaman 1
BAB 2
Organisasi Manajemen Koperasi
Halaman 2
Perangkat Organisasi Koperasi
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasan tertinggi dalam
koperasi. Dalam tugasnya, maka rapat anggota berperan untuk :
a. Penetapan anggaran dasar
b. Kebijaksanaan Umum (manajemen,organisasi, dan usaha koperasi)
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan
pengawas
d. Rencana kerja,rencana anggaran dan pendapatan serta pengesahan
laporan keuangan
e. Pengesahan pertanggungjawaban
f. Pembagian SHU
g. Penggabungan, pendirian, peleburan dan pembubaran
Halaman 3
Dalam pelaksanaan tugasnya maka Rapat Anggota berhak meminta
keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas mengenai
pengelolaan Koperasi.
Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun.
Khusus Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungiawaban Pengurus
diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku lampau.
Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota
Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang
wewenangnya ada pada Rapat Anggota. Rapat Anggota Luar Biasa dapat
diadakan atas permintaan sejumlah anggota Koperasi atau atas keputusan
Pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. Rapat Anggota
Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat
Anggota. Persyaratan, tata cara, dan tempat penyelenggaraan Rapat Anggota
dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar
2. Pengurus Koperasi
Pengurus merupakan wakil dari Anggota yang dipilih dalam Rapat
Anggota yang dari dan oleh Anggota untuk menjalankan/mewakili Anggota
dalam menjalankan perusahaan koperasi. Pengurus bertanggung jawab
mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada Rapat
Anggota. Sebagia pihak yang dipercaya oleh Rapat Anggota untuk
menjalankan roda organisasi dan bisnis, maka Pengurus wajib melaksanakan
harapan dan amanah yang diterima dari Anggota dalam Rapat Anggota.
Pengurus harus mampu menjabarkan kehendak Anggota dalam program kerja
yang lebih teknis.
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat
Anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Untuk
pertama kali, susunan dan nama anggota Pengurus dicantumkan dalam akta
Halaman 4
pendirian. Masa jabatan Pengurus paling lama 5 (lima) tahun. Persyaratan
untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus ditetapkan dalam
Anggaran Dasar.
Pengurus koperasi bertugas :
a. mengelola Koperasi dan usahanya
b. mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan
rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi.
c. menyelenggarakan Rapat Anggota.
d. mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas
e. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib.
f. memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Halaman 5
mendapat persetujuan. Pengelola yang diangkat bertanggung jawab kepada
Pengurus dan Pengelolaan usaha oleh Pengelola tidak mengurangi tanggung
jawab Pengurus. Hubungan antara Pengelola usaha dengan Pengurus Koperasi
merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan.
Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri menanggung
kerugian yang diderita Koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan
kesengajaan atau kelalaiannya. Disamping penggantian kerugian tersebut,
apabila tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup
kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.
Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan
tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :
a. perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang
bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut
b. keadaan dan usaha Koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai
3. Pengawas Koperasi
Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam
Rapat Anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas
ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Halaman 6
Pengawas koperasi bertugas :
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan Koperasi
b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
B. Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu
manajemen di koperasi dimana orang-orang yang diberi wewenang dan
tanggungjawab melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian sumber daya yang dimiliki oleh koperasi untuk mencapai tujuan
koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan berdasarkan nilai dan prinsip-
prinsip koperasi.
Salah satu definisi yang lengkap diungkapkan oleh Griffin dalam
bukunya Management (Ensiklopedia ekonomi, Bisnis dan Manajemen, 1992),
sebagai berikut : “Manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil
keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
manusia, keuangan, fisik dan informasi guna mencapai sasaran organisasi
secara efektif dan efisien.”
Istilah manajemen juga mengacu pada dua hal, yaitu sebagai fungsi
dan sebagai institusi (Helmut Wagner, 1986). Manajemen sebagai fungsi
berarti sejumlah tugas yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang diberi
wewenang dan tanggung jawab tertentu untuk menjamin keandalan organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuannya. Tugas-tugas itu adalah: Perencanaan dan
Halaman 7
pengembilan keputusan, Pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.
Tugas-tugas tersebut sering juga disebut sebagai fungsi-fungsi atau prinsip-
prinsip manajemen, yang merupakan proses manajemen yang dinamis dan
berkelanjutan.
Lalu Menurut MC Farland, manajemen adalah suatu proses dimana
orang-orang yang diberi wewenang menciptakan dan menjalankan organisasi
dalam memilih dan mencapai tujuan.
Peter Davis, 1999, memformulasikan bahwa manajemen koperasi
diselenggarakan oleh orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengelola
koperasi, nilai-nilai dan kekayaannya. Mereka ini mengerahkan segala
kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan untuk mengembangkan
koperasi berdasarkan hasil latihan professional perkoperasian. Manajemen
koperasi adalah kegiatan professional yang dilakukan koperasi untuk
membantu seluruh keanggotaan koperasi di dalam mencapai tujuannya.
Manajemen koperasi tidak didasarkan pada pemaksaan wewenang,
melainkan melalui keterlibatan dan partisipasi. Para manajer professional
koperasi menggunakan metode yang sama seperti manajemen pada umumnya.
Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang harus diperjuangkan metode itulah yang
membuat manajemen koperasi unik dan berbeda dari manajemen lainnya.
Fungsi utamanya adalah mengupayakan kepemimpinan koperasi bagi anggota
dan pengurus terpilih di dalam pengembangan kebijakan dan strategi yang
akan memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau tujuannya.
Dengan menyatukan manajemen Koperasi sebagai bagian dari
koperasi dan sebagai representasi prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri,
kita dapat mengembangkan manajemen dan demokrasi di dalam koperasi
sebagaimana dinyatakan Peter Davis, sebagai berikut: “pengembangan
prinsip-prinsip manajemen koperasi, akan membuat perusahaan koperasi harus
dikelola secara professional dan kooperatif sedemikian rupa sehingga
keterlibatan anggota dan demokrasi, akan tetap menjadi kunci keberhasilan
Halaman 8
dalam praktek koperasi. Dengan memiliki prinsip-prinsip manajemen koperasi
kita juga meletakkan dasar sebagai criteria untuk menilai pelatihan-pelatihan
manajemen koperasi, serta menilai kinerja manajemen dalam koperasi “.
Proses Manajemen di Koperasi dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Proses yang paling penting adalah fungsi perencanaan, yang
merupakan fungsi paling utama yang harus dijalankan oleh pihak
manajemen koperasi. Pengurus dan manajer di koperasi harus
menyusun perencanaan penggunaan sumber daya manusia, modal,
sarana fisik, dan informasi yang dimiliki koperasi untuk mencapai
tujuan koperasi yang telah disepakati oleh para anggotanya.
Perencanaan menyangkut masa depan. Bagaimana dengan
kemampuan, masalah, dan potensi yang dimiliki koperasi saat ini
diarahkan untuk mencapai target-target koperasi kearah yang lebih
baik. Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus dan manejer
koperasi harus melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu apa
target atau sasaran apa saja yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan
apa yang diinginkan oleh anggota dan belum dipenuhi oleh koperasi,
bagaimana kemampuan permodalan koperasi, termasuk juga situasi
persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.
Halaman 9
Adapun langkah-langkah proses perencanaan yang dapat
dilakukan oleh pengurus dan manajer koperasi, diantaranya:
a. Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan
taktis baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program
operasional, selanjutnya dibahas bersama dengan pengurus
dan pengawas.
c. Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang
dikehendaki, tanpa mengabaikan struktur keuangan yang ada.
d. Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai
pedoman seluruh pelaksanaan.
e. Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan
usaha keuangan dan anggota guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
f. Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi
(RAPBK). Rencana yang telah disusun dan RAPBK
disampaikan dalam rapat anggota untuk dibahas dan
mendapatkan pengesahan
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) merupakan Perancangan dan
pemeliharaan sistem peran, atau Proses pengaturan dan pengalokasian
kerja, wewenang dan sumber daya di kalangan anggota organisasi
dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Faktor Penting dalam Proses Pengorganisasian di Koperasi
a. Pembagian tugas (division of work)
b. Departementasi
c. Rentan manajemen/kendali (span of control), yang terdiri dari:
1) kompetensi dari pengurus, pengawas dan pengelola.
Halaman 10
2) kompetensi dari bawahan (staff),
3) derajat variasi pekerjaan, d)teknologi yang digunakan
dalam organisasi
4) Pendelegasian wewengan (delegation of authority)
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa
yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan maksud
agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Jenis - Jenis Pengawasan:
a. Pengawasan preventif : pengawasan yang bersifat pencegahan yang
dilaksanakan melalui suatu sistem pembinaan SDM pada semua
eselon dalam organisasi dan menentukan prosedur, pembagian tugas
dan wewenang, termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaporan.
Halaman 11
b. Pengawasan korektif : pengawasan untuk memperbaiki bias,
penyimpangan atau kebocoran dari rencana, standar dan prosedur
yang sudah ada ditentukan dalam suatu organisasi.
Halaman 12
1. Modal Sendiri (Equity Capital)
Modal sendiri terdiri dari :
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok
jumlahnya sama untuk setiap anggota.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan
yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota koperasi.
c. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk
modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan. Menurut UU No.25/1992, SHU yang diusahan oleh
anggota dan yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30%
dari SHU tersebut di sisihkan untuk cadangan.
d. Hibah.
Halaman 13
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah/pemberian dan tidak mengikat.
Halaman 14
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi
atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana
segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai
persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut
diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
Halaman 15
1. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota
masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi
yang sama.
2. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan
penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat yang
ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai
perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan
kewajibannya sebagai anggota koperasi
3. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat
Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurang-
kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk
Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga)
koperasi melalui wakil-wakilnya
4. Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat
Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat sesuai
domisili anggota, dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara
lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan pembentukan
koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai
narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian
dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para
pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi
setempat. Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan
tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi
yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta
pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi.
5. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar
Koperasi yang memuat antara lain
Halaman 16
a. Nama dan tempat kedudukan
b. Maksud dan tujuan
c. Jenis koperasi dan Bidang usaha
d. Keanggotaan
e. Rapat Anggota
f. Pengurus, Pengawas dan Pengelola
g. Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha.
6. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut
dapat dibuat oleh para pendiri (dalam hal di wilayah setempat
tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat Akta
Koperasi
7. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan
pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
dengan dilampirkan:
a. 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.
b. Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan
ditandatangani Notaris.
c. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-
kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib
yang wajib dilunasi oleh para pendiri.
d. Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan
RAPB.
e. Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan
perundang undangan
8. Pejabat yang berwenang akan melakukan :
a. Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang
diajukan,
b. Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut
Halaman 17
9. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap.
10. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan
alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling
lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan.
11. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan
ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan
ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan.
Halaman 18
l. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
m. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Halaman 19
i. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)
Halaman 20
Latihan
Halaman 21
Sumber Bacaan Utama :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat
Halaman 22
Halaman 23
BAB 3
Laporan Keuangan Koperasi
Halaman 1
BAB 3
Laporan Keuangan Koperasi
Halaman 2
B. Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi
Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi tidak mengacu pada
Standar Akuntansi Keuangan berdasarkan International Financial Reporting
Standards (SAK-IFRS based) tapi mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang berlaku efektif sejak 1
Januari 2011. Namun seiringnya perkembangan waktu dan untuk
mengakomodasi usaha mikro, kecil dan menengah, mulai 1 Januari 2018,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
akan memberlakukan SAK baru khusus untuk Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah (SAK EMKM). SAK EMKM diterbitkan untuk membantu EMKM
di Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 57 Juta serta memberikan
kontribusi terhadap pertumbungan ekonomi Indonesia hingga 60%.
Kebanyakan EMKM ini adalah para pelaku usaha kecil yang memiliki prospek
usaha namun tidak memiliki akses yang baik kepada sumber pendanaan,
khususnya perbankan dengan alasan EMKM ini tidak memiliki laporan
keuangan yang dapat diterima sebagai dasar bagi perbankan atau lembaga
keuangan lainnya untuk bisa memberikan pinjaman dana.
Apabila SAK berbasis IFRS di Indonesia merupakan SAK yang
diadopsi dari IFRS dan wajib diterapkan oleh entitas yang memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan, maka baik SAK ETAP maupun SAK
EMKM adalah SAK yang disusun berdasarkan kondisi domestik Indonesia,
sederhana, dan diperuntukan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik yang signifikan. Perbedaan utama antara SAK ETAP dengan SAK
EMKM adalah bahwa SAK EMKM diperuntukan kepada entitas yang tidak
memiliki akuntablitas publik yang signifikan yang memenuhi definisi dan
karaketeristik EMKM sesuai dengan regulasi EMKM di Indonesia.
Terdapat beberapa kekhususan standar dalam SAK EMKM,
beberapa diantaranya adalah komponen laporan keuangan EMKM
hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan,
Halaman 3
dasar pengukuran unsur-unsur laporan keuangan hanya dengan basis
biaya historis, tidak ada pengakuan penurunan nilai kecuali untuk entitas
bidang jasa keuangan yang mengikuti ketentuan regulator terkait, aset tetap
disusutkan dengan metode garis lurus atau saldo menurun tanpa
memperhitungkan nilai residu, laporan komparatif cukup disajikan hanya
dengan 1 periode sebelumnya, dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan
kebijakan akuntansi diperlakukan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi
dalam periode terjadinya perubahan, entitas yang menyusun laporan keangan
dengan menggunakan asumsi dasar kas mengubah laporan keuangan tersebut
menjadi akrual dengan melakukan penyesuaian pada akhir periode laporan,
dan sebagainya. Dengan penerbitan SAK EMKM oleh DSAK ini, maka
disamping diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pelaku usaha
EMKM dalam menyusun laporan keuangan sehingga nantinya dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan oleh manajemen EMKM dan pihak lain
(perbankan, lembaga keuangan, dan lain-lain), SAK ini juga diharapkan dapat
menjadi jembatan bagi entitas EMKM yang terbiasa menggunakan basis kas
menjadi akrual.
Dalam menentukan entitas mana yang masuk definisi dan kriteria
EMKM sehingga bisa menerapkan SAK EMKM, DSAK IAI mengacu pada
definisi dan kriteria sebagaimana diatur dalam regulasi pemerintah Indonesia
mengenai EMKM. Menurut regulasi EMKM yang berlaku di Indonesia
definisi Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Adapun
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar. Batasan nilai asset maupun turnover EMKM menurut
regulasi EMKM adalah sbb: Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling
Halaman 4
banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan untuk batasan untuk
Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua setengah
milyar rupiah). Untuk usaha menengah dengan kriterianya adalah memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai dengan Rp.
10.000.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan
50.000.000.000,00.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka koperasi dapat saja
menggunakan SAK ETAP atau SAK EMKM dilihat dari kekayaan bersih atau
hasil usaha yang dihasilkan.
Halaman 5
2. laporan arus kas.
Halaman 6
2. Perhitungan Hasil Usaha (Laporan Sisa Hasil Usaha/SHU)
KOPERASI ABC
LAPORAN HASIL USAHA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
Halaman 7
Gambar 3.2. Contoh Laporan Hasil Usaha Koperasi
KOPERASI ABC
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014
Halaman 8
tertentu, menunjukkan secara terpisah perubahan dalam periode tersebut dari
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b. penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
d. pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;
e. pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi;
f. penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman dan
kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang
sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual
kembali.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan koperasi. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang
mempengaruhi penetapan sisa hasil usaha.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset
tetap yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset
jangka panjang lainnya;
b. penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lainnya;
c. pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang
entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran
Halaman 9
untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau
dimiliki untuk diperdagangkan);
d. penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari
entitas lain dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari
efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk
diperdagangkan);
e. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;
f. penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan
pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;
Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan contohnya adalah:
a. penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain
b. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham entitas
c. penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang lainnya
d. pelunasan pinjaman
e. pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan.
Contoh laporan arus kas :
KOPERASI ABC
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2014
Halaman 10
Gambar 3.4. Contoh Laporan Arus Kas Koperasi
Halaman 11
daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian dan sebagainya.
Halaman 12
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material
dan bias (jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu
keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu.
5. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi.
6. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih
tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.
Penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan
asset atau penghasilan lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau
beban yang lebih tinggi.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan, karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi
jika ditinjau dari segi relevansi.
8. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relative
9. Tepat Waktu
Halaman 13
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi
penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu
pengambilan keputusan
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
substansial. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus
memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang
dinikmati oleh pengguna eksternal.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam
penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada
pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri
dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep
biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk
pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif
tidak berubah selama beberapa tahun.
Pada bagian Ruang Lingkup SAK ETAP dijelaskan bahwa SAK
ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik.
Adapun yang dimaksud dengan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik adalah
entitas yang:
1. tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
Halaman 14
2. menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika :
1. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
2. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang
dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksadana dan bank investasi.
Halaman 15
laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
1. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh
aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas
yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non kas yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. Pada
saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan.
2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu
aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
Halaman 16
Lebih jauh lagi, basis akrual mendukung penggunaan anggaran
sebagai teknik pengendalian. Karena pada basis kas, pembayaran hanya
direkam jika hal itu telah dilakukan, sementara pembayaran kewajiban dapat
dilakukan dengan jarak waktu tertentu setelah timbulnya kewajiban itu
sendiri. Untuk alasan penganggaran, organisasi dapat lebih baik
menggunakan akuntansi berbasis akrual.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
1. Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
2. Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang
diberikan lebih handal dan terpercaya.
3. Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi
yang diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum
diterima.
4. Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai
dengan Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana
mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis
akural).
5. Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung
tetapi akan dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
6. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam
masing-masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
7. Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang
belum diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
8. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen
dalam menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
9. Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak
tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
Halaman 17
Namun metode akrual juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :
1. Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
2. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif
sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
3. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat
membuat mengurangi pendapatan perusahaan.
4. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi
pendapatan perusahaan.
5. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas
yang belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.
Halaman 18
Gambar 3.5. Siklus Akuntansi
Halaman 19
Selesai mencatat ke jurnal, maka tahapan berikutnya dalam Siklus
akuntansi adalah pemindahan catatan (pemindahbukuan) dari jurnal ke buku
besar yang disebut dengan istilah posting. Buku besar ialah buku catatan
akuntansi yang dipakai guna mencatat dan menyimpan transaksi akuntansi
yang sifatnya mempengaruhi terhadap ekuitas, aset dan kewajiban entitas
koperasi. Buku besar ini memuat kumpulan akun. Sebagai gambaran, buku
besar ini terdiri dari beberapa elemen yaitu akun kas, piutang perusahaan, aset
tetap, pinjaman, utang usaha, pendapatan penjualan dan beragam jenis
pengeluaran lainnya.
5. Mencatat Penyesuaian
Halaman 20
penyesuaian, biasanya di jurnal pada jurnal umum. Berikut adalah beberapa
jenis transaksi yang memerlukan penyesuaian.
a. Beban di bayar di muka. Sudah dibayar secara tunai, namun belum
dipakai sepenuhnya. Contohnya adalah beban asuransi, sewa, iklan.
Jadi perusahaan akan memanfaatkan beban-beban yang telah
dibayarkan tersebut seiring bejalannya waktu.
b. Beban yang masih harus di bayar. Sudah terjadi transaksi, namun
belum dibayar. Contohnya adalah beban bunga pinjaman.
c. Pendapatan diterima di depan (muka). Merupakan bentuk kebalikan
dari poin nomor 1. Contohnya adalah pada perusahaan jasa iklan. Biaya
iklan yang telah dibayarkan pengguna merupakan pendapatan diterima
di muka bagi si perusahaan penyedia jasa iklan tersebut.
d. Pendapatan yang masih (akan) diterima. Kebalikan dari poin nomor 2
(beban yg masih harus di bayar). Contohnya adalah pendapatan bunga
yang merupakan hak bank yang dibayarkan oleh nasabah tiap akhir
periode.
e. Perlengkapan yang sudah dipakai sehingga menjadi beban
perlengkapan
f. Beban penyusutan asset tetap
Halaman 21
a. Neraca saldo yang merupakan laporan yang menyatakan posisi
keuangan perusahaan.
b. Laporan hasil usaha (untuk koperasi) / laporan laba rugi untuk swasta
c. Perubahan modal (ekuitas)
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
Dalam pembuatan atau penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi ini
kita akan mengenal dua macam akun. Yaitu akun nominal dan juga akun
real.Akun real adalah berisi data keseluruhan akun aset, modal, liabilitas dan
saldo laba/laba ditahan/SHU yang tidak dibagikan/dana cadangan. Istilah
lainnya yaitu akun permanen, karena tidak dilakukan penutupan pada akhir
periode. Melainkan dilanjutkan menuju periode akuntansi selanjutnya. Akun
nominal bisa dibilang kebalikannya dari akun real. Disebut juga akun
sementara dan ditutup saldonya kemudian Akun nominal setidaknya terdiri
dari pendapatan, beban dan juga deviden (sisa hasil usaha untuk koperasi).
Halaman 22
Di dalam siklus akuntansi ini, neraca saldo setelah penutupan
memiliki peran selaku media pamungkas dalam pembuktian kesamaan antara
jumlah kredit dan debit dari akun real. Yang mana kemudian akan digunakan
di periode selanjutnya.
Halaman 23
Latihan
1. Jelaskan Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi!
2. Jelaskan Komponen laporan keuangan koperasi!
3. Jelaskan Pengertian Komponen – Komponen Laporan Keuangan
Koperasi!
4. Jelaskan Perlakuan Khusus Akuntansi Koperasi!
5. Jelaskan Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan!
6. Jelaskan dasar akrual Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi!
7. Jelaskan Siklus Akuntansi Koperasi!
Halaman 24
Sumber Bacaan Utama :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasi
2. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga. Jakarta
3. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 12/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pedoman Umum
Akuntansi Koperasi Sektor Riil
4. Muyadi Nitisusastro. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil,
Bandung: Alfabeta
5. Nofiandri .2003. Manajemen Praktis UKM dan Koperasi, UNRI Press
6. Zimmerer.2007. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta:
Salemba Empat
Halaman 25
1. http://manajemenpraktis.com/showdetail.php?mod=art&id=Standar%2
0Akuntansi%20Keuangan%20EMKM%20Efektif%201%20Januari%2
02018
2. http://dwimartani.com/sak-etap-dan-sak-emkm/
3. e.um-surabaya.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/UNIMUS-SAK-
EMKM-22-DESEMBER-2016.pdf
4. http://auditme-post.blogspot.co.id/2010/06/sak-etap-sekarang-dapat-
diakses-secara.html
5. http://mysakemkm.blogspot.co.id/2017/04/standar-akuntansi-keuangan-
entitas.html
6. ayusetioningsih30.blogspot.co.id/2014/12/contoh-laporan-keuangan-
koperasi.html
7. http://3.bp.blogspot.com/-
b4Co1eHN4jg/VoDNrJHPOAI/AAAAAAAAAlA/yZ-xnfxA8-
0/s1600/perubahan%2Bekuitas.jpg
8. https://dhycana.wordpress.com/2008/11/21/metode-akuntansi-kas-
basis-akrual-basis/
9. http://www.akuntansiitumudah.com/siklus-pencatatan-akuntansi-
koperasi/
10. https://noviravega.wordpress.com/2014/01/01/siklus-akuntansi-
koperasi/
11. https://inspirilo.com/siklus-akuntansi/
Halaman 26
BAB 4
Akuntansi Koperasi
Halaman 1
BAB 4
Akuntansi Koperasi
Halaman 2
a. Penjualan barang/jasa kepada non anggota atau masyarakat
umum/perusahaan;
b. Pembelian barang/jasa dari non anggota.
3. Transaksi khusus pada koperasi, dapat berbentuk:
a. Penerimaan dan pengembalian modal penyertaan untuk kegiatan
usaha/proyek dari anggota atau pihak lain.
b. Penerimaan modal sumbangan (hibah/donasi) dari anggota atau
pihak lain;
c. Pengalokasian "beban perkoperasian";
d. Pembentukan cadangan.
2. Bukti ekstern,
Bukti Ekstern merupakan bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi
antara perusahaan dan pihak lain di luar perusahaan. Misalnya, bukti
pengeluaran kas, bukti penerimaan kas, bukti penjualan, dan bukti
pembelian.
Contoh bukti transaksi ekstern adalah kuitansi, faktur, nota debit, nota
kredit, nota kontan, dan bukti memorial.
1. Kuitansi adalah catatan untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran
sejumlah uang.
Halaman 3
2. Faktur adalah bukti transaksi pembelian atau penjualan barang dagangan
(secara kredit).
Contoh bentuk faktur:
3. Nota debit adalah bukti transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli
(retur pembelian). Nota debit dibuat oleh pihak pembelian.
Halaman 4
4. Nota kredit adalah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang sudah
dijual (retur penjualan). Nota kredit dibuat oleh penjual ketika barang
yang dijual dikembalikan oleh pembeli.
Halaman 5
6. Cek adalah surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
kepada pemegang cek. Cek dibuat oleh pihak yang mempunyai simpanan
di bank tersebut. Contoh cek :
7. Bukti memorial merupakan bukti transaksi intern dalam bentuk memo dari
pejabat dalam perusahaan kepada bagian akuntansi, untuk mencatat suatu
peristiwa atau keadaan yang sifatnya intern.
Contoh bukti memorial
Halaman 6
Staf bagian akuntansi dalam kopersi harus mencatat setiap transaksi yang
terjadi di koperasi berdasarkan bukti-bukti transaksi yang diterimanya. Setelah
dicatat, bukti-bukti transaksi tersebut harus disimpan secara rapi dan tidak
boleh dimusnahkan selama periode waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Bukti-bukti transaksi akan dipergunakan sebagai bahan
terakhir dalam proses pemeriksaan (auditing) terhadap laporan keuangan.
Halaman 7
2. Pengukuran merupakan proses penetapan jumlah uang yang digunakan
oleh koperasi untuk mengukur nilai aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dalam laporan keuangan;
3. Penyajian merupakan proses penempatan pos/akun (perkiraan) dalam
laporan keuangan secara tepat dan wajar;
4. Pengungkapan adalah pemberian informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menjelaskan unsur-unsur pos/akun (perkiraan) kepada pihak yang
berkepentingan sebagai catatan dalam laporan keuangan koperasi.
1. Pengakuan Aset
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di
masa depan akan mengalir ke entitas (koperasi) dan asset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak
diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode
pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan
pengakuan beban dalam laporan hasil usaha.
2. Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal.
Halaman 8
3. Penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan
aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset
atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
4. Beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan hasil usaha jika penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Halaman 9
jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan
definisidan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban.
Penerapan SAK ETAP, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan,
menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas.
Pengungkapan tambahan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan
tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai bagi pemakai untuk memahami
pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain atas posisi
keuangan dan kinerja keuangan entitas.
Entitas Koperasi menyajikan secara lengkap laporan keuangan
(termasuk informasi komparatif) minimum satu tahun sekali. Ketika akhir
periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan telah
disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,
maka entitas mengungkapkan:
1. fakta tersebut
2. alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau lebih pendek
3. fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan yangterkait adalah tidak dapat
seluruhnya diperbandingkan
Halaman 10
pembukuannya akan menggunakan kebiasaan pada perusahaan dagang. Tetapi
koperasi mempunyai perkiraan-perkiraan khusus yang tidak ada pada
perusahaan lain seperti :
1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Simpanan sukarela
4. Cadangan koperasi
Contoh 1:
Untuk mendirikan sebuah koperasi, anggota menyetorkan simpanan
pokok berupa uang tunai sejumlah Rp. 9.000.000,-. Dari kejadian ini
dapat dicatat bahwa uang kas koperasi akibat transaksi tersebut sebesar
Rp. 9.000.000,-. Demikian pula modal koperasi (ekuitas) akibat
masuknya uang setoran adalah sebesar Rp. 9.000.000,-. Keadaan
tersebut diatas dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan seperti
berikut:
Contoh 2 :
Tetapi kalau harta koperasi sebesar Rp. 9.000.000,- itu berasal dari
sumber anggota sebesar Rp. 6.000.000,- dan pinjaman dari pihak ketiga
Halaman 11
(hutang) sebesar Rp. 3.000.000,-, maka susunan persamaan akibat
kejadian tersebut menjadi:
Contoh 3:
Melanjutkan persamaan akuntansi pada contoh 2, diterima pendapatan
tunai sejumlah Rp 1.000.000,- maka persamaan akuntansinya adalah
sebagai berikut :
Contoh 4:
Dibayar beban listrik sejumlah Rp 100.000,- maka persamaan
akuntansinya adalah sebagai berikut :
Halaman 12
jumlah 9.900.000 = 3.000.000 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000
Contoh 5 :
Dibayar kewajiban Rp 500.000,- maka persamaan akuntansinya adalah
sebagai berikut :
Contoh 6 :
Dibayar gaji karyawan sejumlah Rp 300.000,- maka persamaan dasar
akuntansinya adalah sebagai berikut :
Halaman 13
Penyajian persamaan akuntansi di atas dapat lebih diperinci sesuai
dengan perincian masing-masing akun, misalnya akun asset dapat
diperinci dalam bentuk kas, piutang, perlengkapan, peralatan dan
lainnya. Demikian pula jenis akun lainnya. Berdasarkan hal tersebut
maka persamaan akuntansi contoh 2 sampai dengan 6 dapat dibuatkan
persamaan akuntansinya sebagai berikut :
Halaman 14
maka persamaan akuntansi contoh 2 sampai dengan 6 dapat dibuatkan persamaan akuntansinya sebagai berikut :
Halaman 15
Contoh 7:
Dibeli perlengkapan secara tunai Rp 200.000, maka persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut :
Rumus: Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - Beban
Rumus: Kas Piutang Perlengkapan Peralatan = Kwjb. Kwjb. + Ekuitas + Pendapatan - Beban Beban Beban
Jk. Jk. Listrik Gaji Lainnya
Pendek Panjang
Contoh 2 9.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 0 - 0 0 0
jumlah 9.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 0 - 0 0 0
Contoh 3 1.000.000 0 0 0 = 0 0 + 0 + 1.000.000 - 0 0 0
jumlah 10.000.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 0 0 0
Contoh 4 (100.000) 0 0 0 = 0 0 + 0 + 0 - 100.000 0 0
jumlah 9.900.000 0 0 0 = 3.000.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 0 0
Contoh 5 (500.000) 0 0 0 = (500.000) 0 + 0 + 0 - 0 0 0
jumlah 9.400.000 0 0 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 0 0
Contoh 6 (300.000) 0 0 0 = 0 0 + 0 + 0 - 300.000 0
jumlah 9.100.000 0 0 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 300.000 0
Contoh 7 (200.000) 0 200.000 0 = 0 0 + 0 + 0 - 0 0 0
jumlah 8.900.000 0 200.000 0 = 2.500.000 0 + 6.000.000 + 1.000.000 - 100.000 300.000 0
Halaman 16
E. Saldo Normal Perkiraan (Akun)
Saldo normal atau lengkapnya saldo normal akun adalah
klasifikasi terhadap suatu kode perkiraan (akun) yang merupakan salah
satu bagian dari prinsip pembukuan berpasangan. Suatu akun dapat
memiliki saldo normal debit (Dr) atau kredit (Kr). Akun dengan saldo
normal debit akan bertambah nilainya jika terjadi transaksi pada sisi
debit. Sebaliknya, untuk meningkatkan nilai akun dengan saldo normal
kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi kredit.
Sisi kiri dari semua akun baik akun aset, kewajiban maupun ekuitas
merupakan sisi debit sedangkan sisi kanan merupakan sisi kredit.
Transaksi debit dapat berupa peningkatan maupun penurunan,
tergantung dari jenis akun yang dipengaruhi. Demikian pula transaksi kredit
dapat berupa peningkatan maupun penurunan tergantung jenis akun yang
dipengaruhi pula.
Dalam setiap akun, jumlah saldo yang terjadi pada setiap akhir periode
akuntansi akan selalu dihitung. Pada kondisi yang normal, akun aset akan
memiliki jumlah sisi debit lebih besar daripada jumlah sisi kredit. Dengan
demikian, dikatakan bahwa akun aset memiliki saldo normal debit.
Sedangkan pada akun kewajiban dan ekuitas, pada kondisi normal
jumlah sisi kreditnya akan lebih besar dari pada sisi debitnya di akhir periode
Halaman 17
akuntansi. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa akun kewajiban dan ekuitas
memiliki saldo normal kredit.
Pada akhir periode, saldo akun pendapatan dan akun beban dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Saldo akun nominal dalam buku besar kemudian
dipindahkan ke akun Ikhtisar Laba Rugi, yang selanjutnya akun ikhtisar laba
rugi ini akan dipindahkan ke akun ekuitas. Sedangkan saldo akun riil pada
akhir periode akan dilaporkan di neraca, dan saldo rekening riil akan dibawa
ke periode berikutnya.
Jumlah kenaikan yang dicatat dalam suatu akun biasanya sama atau
lebih besar dari jumlah penurunan akun tersebut. Karena itu, jika secara
normal pada suatu akhir periode akuntansi saldo dari suatu akun memiliki total
debit lebih besar dari pada total kreditnya, seperti pada akun aset dan beban,
dikatakan bahwa akun tersebut memiliki saldo normal debit.
Jadi akun aset dan beban umumnya mempunyai saldo debit.
Sedangkan, jika pada keadaan normal suatu akun memiliki total kredit
umumnya lebih besar daripada total debit, seperti pada akun kewajiban,
ekuitas dan pendapatan, maka akun-akun tersebut memiliki saldo normal
kredit. Jadi, akun kewajiban, ekuitas dan pendapatan umumnya bersaldo
normal kredit.
Jika suatu akun yang umumnya bersaldo normal debit mempunyai
saldo kredit atau sebaliknya, maka mungkin telah terjadi kesalahan atau
kondisi yang tidak normal. Misalnya, saldo kredit pada akun kas bisa terjadi
karena adanya kesalahan dalam mencatat. Namun sebaliknya pada akun
kewajiban bisa terjadi memiliki saldo debit, karena mungkin telah terjadi
kelebihan pembayaran kewajiban.
Halaman 18
rekening. Dengan adanya kode rekening ini akan memudahkan dalam proses
identifikasi nama rekening, meminimalisasi adanya nama rekening ganda, dan
memaksimalkan fungsi nama rekening saat dilakukan proses pengerjaan
laporan keuangan dengan menggunakan system komputerisasi.
Tidak ada aturan standar dalam pemberian kode rekening untuk nama
akun. Setiap organisasi koperasi, diberikan kebebasan untuk menyusun kode
rekening akun-akun yang dipakai pada organisasinya. Namun kebiasan yang
sering dan baku digunakan, kode rekening disusun berdasarkan pembagian
atau pengelompokan akun-akun standar yang ada. Contoh :
Halaman 19
Penyusutan Penyusutan
Kendaraan Kendaraan
Peralatan 124 Peralatan
Akumulasi 125 Akumulasi
Penyusutan Penyusutan
Peralatan Peralatan
Bangunan 126 Bangunan
Dan seterusnya
Contoh 1:
Untuk pendirian koperasi maka pada tanggal 2 Januari 2018 disetorlah modal
dalam bentuk simpanan pokok sejumlah Rp 10.000.000,-, maka jurnalnya
adalah :
Contoh 2:
Pada tanggal 12 Januari 2018 dibeli perlengkapan sejumlah Rp 1.000.000,-,
maka jurnalnya adalah :
Halaman 20
Latihan
Tanggal Uraian
2 Januari Disetor modal awal koperasi dalam bentuk simpanan pokok Rp
2018 75.000.000, simpanan wajib Rp 25.000.000
3 Januari Dibeli perlengkapan Rp 2.500.000 secara tunai
2018
4 Januari 2018 Diberikan pinjaman Tuan Ali kepada anggota koperasi
Rp 5.000.000,-
6 Januari Diterima pendapatan jasa koperasi Rp 10.000.000, dan
2018 sudah dimasukkan ke rekening Koperasi pada Bank
milik Mandiri Syariah
8 Januari Dibeli peralatan kantor seharga Rp 4.000.000, dibayar
2018 tunai 60%, sisanya dibayar 10 hari kemudian
11 Januari 2018 Dibayar jasa petugas kebersihan Rp 500.000
15 Januari 2018 Dibayar beban listrik Rp 400.000
18 Januari 2018 Dibayar kewajiban tanggal 8 Januari 2018
22 Januari 2018 Diterima pendapatan jasa koperasi Rp 20.000.000,- 60%
masuk rekening kas koperasi sisanya masuk ke rekening
Bank milik koperasi pada Bank Mandiri Syariah
25 Januari 2018 Dibayar gaji pegawai administrasi kantor koperasi Rp
Halaman 21
1.750.000 melalui rekening Bank milik koperasi
Halaman 22