Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sabrina Ayu Fernanda

NIM : 43121010231
Substansi Modul 7

Pelaku-Pelaku Ekonomi dan Peranannya dalam Perekonomian Indonesia

A. PELAKU- PELAKU EKONOMI


Dalam sistem ekonomi di Indonesia, sendi utamanya adalah UUD 1945 pasal 33 ayat
(1), (2), dan (3). Bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (1) adalah koperasi, dan bentuk
usaha yang sesuai dengan ayat (2) dan (3) adalah perusahaan negara. Adapun dalam
penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi “hanya perusahaan yang tidak menguasai
hajat hidup orang banyak boleh di tangan seorang”. Hal itu berarti perusahaan swasta
juga mempunyai andil di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian
terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia,
yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi.

Selain itu, didalam melakukan pengelompokan pelaku-pelaku ekonomi, terdapat


beberapa criteria yang mendasarinya.
1. Berdasarkan Kepemilikan Modal/ Aset :
1) Badan usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah usaha yang seluruh modalnya dimiliki
negara atau badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki negara tetapi statusnya
disamakan dengan BUMN, yaitu :
a. BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah
b. BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN lainnya.
c. BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta nasional/
asing di mana negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.
BUMN (public enterprise) berisikan dua elemen esensil, yakni unsur pemerintah
(public) dan unsur bisnis (enterprise). Berapa besar presentase masing-masing elemen
itu di suatu BUMN tergantung pada jenis atau tipe BUMN-nya. Untuk eprsero unsur
bisnisnya lebih dominan. PERUM boleh dikatakan fifty-fifty. (Chariuman Armia,
1989)

2) Swasta
Pasal 33 UU 1945 menyatakan tiga sektor kegiatan perekonomian, yaitu sektor
pemerintah, swasta dan koperasi. Dewasa ini semakin jelas adanya trikotomi bangun
usaha di Indonesia, yaitu BUMN, Swasta dan Koperasi. Peran swasta dan cara kerja
swasta semakin banyak disorot karena memang ada kecenderungan sektor ini bisa
bekerja lebih efisien dari pada sektor negara yang terkekang oleh birokrasi, sedangkan
koperasi karena masih lemah belum mampu mengembangkan diri (Mubyarto, 1988).
Umumnya dikonsepsikan bahwa tujuan pendirian perusahaan swasta adalah untuk
memperoleh keuntungan maksimal.

3) Koperasi
Koperasi dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu koperasi adalah suatu perkumpulan yang memberikan
orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan untuk masuk dan keluar
sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk
mempertinggi kesejahteraan Jasmaniah para anggotanya. Koperasi Indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau
badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
2. Berdasarkan Besar-kecilnya Aset/ Modal
1) Perusahaan Kecil (USK, ISK)
a) Definisi : Sebelum lahirnya UU NO. 9 / 1995 tentang usaha kecil tidak ada
persamaan definisi USK dari berbagai instansi. Lahirnya UU No. 9/ 1995 yang
menetapkan hanya dengan pendekatnya jumlah aset yakni di bawah Rp 200 juta
merupakan akhir dari berbedanya definisi antar lembaga selama ini (Lukman
Hakim, 1996).
b) Kelemahan dan Kelebihan USK
Kelemahannya :
• Modalnya sangat terbatas
• Teknologi yang digunakan sangat sederhana
• Organisasi/ manajemen bersifat informal/ kekeluargaan
• Lingkup pemasaran terbats (lokal)
• Produknya bahan makanan atau kebutuhan sehari-hari.
Kelebihan :
• Lebih cepat dalam mengambil keputusan
• Lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan
• Pangsa pasar produk makanan dan kebutuhan sehari-hari lebih stabil

c) Perkembangan ISK
Yang sangat menentukan keberadaan atau pertumbuhan ISK, terutama IRT di
negara-negara sedang berkembang bukan hanya tingkat pembangunan atau
pendapatan riil per kapita, tetapi dan terutama ditentukan oleh distrubsi pendapatan.
Selama kelompok masyarakat berpendapatan rendah masih besar, ISK tetap
diperlukan.
d) Kendala Struktural yang Dihadapi ISK
Perkembangan agroindustri menghadapi banyak kendala, yaitu ;
(1) Kegiatan pertanian belum memberikan dukungan optimal, karena pola produksi
pertanian belum terpusat.
(2) Diersifikasi kegiatan pertanian masih rendah
(3) Ketrbatasan dana/ modal (tergantung grosir di kota)
(4) Menghadapi kesulitan pemasaran (kurang informasi)
(5) Biaya transportasi (output maupun input) relatif masih tinggi.
(6) Teknologi, manajemen dan tenaga trampil yang sangat kurang.
(Tulus, Tambunan, 1996).

2) PERUSAHAAN MENENGAH (USM, ISM)


a) Definisi perusahaan menengah.
Perusahaan kecil dan menengah ini sering digabung menjadi satu golongan, yaitu
golingan Usaka Skala Kecil Menengah (UKM). UKM didefinisikan sebagia usaha-
usaha yang memiliki aset sampai dengan Rp 200 juta – meskipun sebenarnya 90%
lebih berada jauh di bawah ambang batas kategori itu, yakni memiliki aset kurang
atau sama dengan Rp 50 juta.
b) Perkembangan UKM
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), populasi UKM ini mencapai 33,45 juta unit,
dan lebih dari separuhnya bergerak di sector pedesaan. Di pedesaan yang lazimnya
diusahakan rakyat seperti kerajinan rakyat, pertanian, perkebunan rakyat, aneka
pertambangan rakyat, pertambakan dan penggaraman rakyat.

3) PERUSAHAAN BESAR (USB, ISB)


a) Sejarah munculnya Pengusaha Besar
Sejarah sektor swasta di Indonesia relatif masih muda, dan hubungan antara sektor
swasta dengan pemerintah dan hubungan antara sektor swasta dengan pemerintah
sesudah kemerdekaan mengalami pasang surut.
b) Monopoli, Oligopoli dan Konglomerasi
Setelah masa deregulasi dan debirokratisasi dengan iklim keterbukaan, berbagai
perusahaan swasta memasuki era “go public”.
c) Perkembangan Konglomerat di Indonesia
Dunia usaha perdaganagn, transportasi, konstruksi dan properti, keuangan dan
asuransi, mediamasa, pendidikan, kesehatan dan lahan-lahan tambak ikan serta
perkebunan serempak dikuasai.
B. PERAN DAN FUNGSI DARI PELAKU EKONOMI BAGI PEREKONOMIAN

1. PEMERINTAH (BUMN)
Negara atau pemerintah termasuk dalam pelaku ekonomi. Selain sebagai pelaku ekonomi
negara juga berperan sebagai pengatur kegiatan ekonomi.
a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

b. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi


Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak hanya
berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga berperan
dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya roda
perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

2. SWASTA (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha
yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh
laba sebesar-besarnya.

3. KOPERASI
Keberadaan koperasi di Indonesia berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 25
Tahun 1992, dan terakhir UU 17/2012. Pada penjelasan UUD 1945 pasal 33 ayat (1), koperasi
berkedudukan sebagai “soko guru perekonomian nasional” dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 Tahun 2012
Secara lebih ringkas, perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 Tahun 2012 dilihat dari
segi Definisi dijabarkan pada tabel seperti berikut ini:
PERBEDAAN
NO
UU No 25 Tahun 1992 UU No 17 Tahun 2012
1 Koperasi sebagai badan Usaha dan badan Koperasi sebagai badan hukum
hukum
2. Tidak terjadi konsistenan kata dalam Terjadi konsistenan kata yakni
menguraikan definisi koperasi yakni menguraikan definisi koperasi sebagai
dilain hal koperasi dijabarkan sebagai badan hukum
badan usaha tetapi disisi lain koperasi
dijabarkan sebagai badan hukum
3. Tidak menguraikan lebih jelas komposisi menguraikan lebih jelas komposisi
modal yang dimiliki koperasi dalam hal modal yang dimiliki koperasi dalam hal
pemisahaan kekayaaan para anggotanya pemisahaan kekayaaan para anggotanya
4. prinsip koperasi yang dijabarkan prinsip koperasi yang dijabarkan
menyatakan makna yang tidak detai pada menyatakan makna yang lebih luas
peran koperasi sebagai pelayanan. (general), detail dan tegas pada peran
koperasi sebagai pelayanan.
5. menguraikan cakupan koperasi hanya menguraikan definisi yang lebih luas
sebatas pada bidang ekonomi. yang menyatakan koperasi tidak hanya
mencangkup kebutuhan ekonomi
semata tetapi pula bidang ekonomi,
sosial, dan budaya.
6. menguraikan prinsip koperasi sebagai tidak hanya menguraikan prinsip
pedoman yang dianut koperasi. koperasi sebagai pedoman untuk
menjalankan kegiatan operasional tetapi
juga berpedoman pada nilai
7. menguraikan prinsip koperasi tidak hanya menguraikan prinsip koperasi lebih
menekankan sifat keanggotaan dan menekankan pada pelayanan prima
pengelolaan koperasi tetapi juga merekan sebagai prinsip koperasi dan merevisi
penekanan terhadap balas jasa dari sisa penekanan balas jasa dari sisa hasil
hasil usaha yang diperoleh. usaha yang diperoleh karena hal ini
dianggap bukan sebagai prinsip koperasi
yang menekankan makna pelayanan.
8. menguraikan definisi koperasi yang tidak menguraikan definisi koperasi
berdasarkan atas asas kekeluargaan. yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.

Fungsi dan Peran Koperasi


Fungsi dan peran koperasi seperti berikut ini.
1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial mereka.
2) Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai