Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK MAGANG DI KELAPA SAWIT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elais guineensis  Jack) merupakan sumber minyak nabati yang sangat penting
disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian
lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.
Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi
jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Adlin U. Lubis 1992 ).
Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan meningkatnya permintaan
minyak nabati di berbagai belahan dunia.
            Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika,
industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk
beragam kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan
tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya,
mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik (Sastrosayono Selardi, 2003) .
            Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging buah yang
banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan
berbagai keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga yang murah, rendah kolestrol dan
memiliki kandungan karoten tinggi.
Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian, dirasakan betapa perlunya tenaga-
tenaga yang lebih spesifik, lebih berperan dan profesional serta terampil dalam menangani
bidangnya masing-masing dengan karakter kepemimpinan dan mental yang baik.
Upaya-upaya pemerintah dalam menanggapi masalah tersebut maka dibentuk suatu lembaga
pendidikan tinggi yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis yang ditunjang dengan teori
yaitu Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, yang
diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pembangunan pertanian di Indonesia.
Fakultas Pertanian diharapkan mempunyai andil yang besar untuk membentuk tenaga-tenaga
Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya. Dengan hadirnya Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan (BTP) diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian
melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.
Mengingat peranannya, maka sistem perkuliahan di Fakultas Pertanian menyangkut kurikulum
yang diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan pertanian di indonesia.
Kegiatan praktek dan teori tentang ilmu-ilmu pertanian yang diberikan secara tersusun dengan
cakupan dan ruang lingkup yang lebih tinggi berupa teori yang diberikan sejalan dengan
pelaksanaan praktek yang dilakukan. Mengetahui dan memahami keadaan atau kondisi pertanian
yang sebenarnya baik ditinjau dari teknis budidaya, pengolahan hasil serta sistem
manajemennya, maka kegiatan Magang (Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa) dianggap perlu
karena dengan demikian akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
pertanian.
Pelaksanaan magang ini agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman serta kemampuan,
keterampilan di lapangan, membentuk jiwa kepemimpinan, serta melatih untuk berjiwa
wiraswasta dan mempermudah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.
B. Tujuan Magang
1. Tujuan umum
Mendewasakan  cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa.
Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mahasiswa
dibangku kuliah.
Studi banding antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan pelaksanaannya secara teknis
dilapangan.
2. Tujuan Khusus
            Diharapkan setelah melaksanakan kegiatan magang ini, mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami keadaan serta permasalahan yang ada dilapangan khususnya permasalahan yang ada
di PT. Prakasa Tani Sejati Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang, serta mencoba
memecahkan permasalahan tersebut.
C. Metode Pendekatan
            Dalam melaksanakan kegiatan magang ini digunakan beberapa metode, pendekatan
yaitu :
Metode Observasi
Mahasiswa terjun langsung kelapangan untuk mengamati serta melihat keadaan yang sebenarnya
terjadi di lapangan dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan dilapangan.
Metode Wawancara
Mahasiswa melakukan dialog dan bertanya langsung dengan pihak terkait yang ada dilapangan
serta orang-orang orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan dilapangan dan bertanggung
jawab terhadap semua masalah teknis dilapangan.
Studi Pustaka
Penulis menggunakan berbagai literatur yang bisa memperkuat isi tulisan seperti, buku, jurnal
dan berbagai literatur lain yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan tentang budidaya  kelapa
sawit.
Dokumentasi
Selama melaksanakan kegiatan dilapangan mahasiswa menggunakan foto atau gambar untuk
memperkuat isi laporan yang akan disusun.
D. Identifikasi masalah
            Upaya dalam meningkatkan hasil produksi kelapa sawit di PT. Prakasa Tani Sejati
Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang tidak terlepas dari masalah yang dihadapi
dilapangan. Masalah-masalah yang biasa dihadapi adalah sebagai berikut :
Perencanaan ataupun manajemen kebun yang kurang tepat seperti perencanaan pembukaan lahan
yang lambat sehingga mempersulit kegiatan pemindahan dan penanaman bibit kelapangan.
Bibit yang belum bisa ditanam kelapangan menyebabkan timbulnya permasalahan baru yaitu
membengkaknya biaya atau anggaran perawatan.
Banyaknya tanaman di pembibitan menimbulkan berbagai hama penyakit yang menyerang
tanaman dan sangat sulit untuk dikendalikan karena anggaran pemeliharaan yang terbatas.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG 
 
A. Keadaan Umum PT. Prakasa Tani Sejati
1. Sejarah singkat berdirinya perusahaan
            PT Prakasa Tani Sejati berdiri pada tahun 1991 yang merupakan Perkebunan Besar
Swasta Nasional (PBSN) Bumi Raya Utama Group (BRUG) sebagai perusahaan inti yang
menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit.
            Pembangunan kebun dimulai pada tahun 1992 dengan penanaman pertama pada bulan
maret 1993. berdasarkan kebijakan pemerintah, pembangunan perkebunan diarahkan untuk
menjadikan pelengkap yang mampu mewadahi perkembangan kewiraswastaan petani
perkebunan kearah usaha yang rasional.
            Ada 2 pola perkebunan yang diterapkan  di PT Prakasa Tani Sejati, yaitu pola
perkebunan Inti dan Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA). Perbedaan antara kedua pola ini
adalah pada kebun KKPA pengelolaan perkebunan dilakukan oleh anggota KKPA dengan
bimbingan perusahaan, sedangkan kebun Inti dikelola sepenuhnya oleh perusahaan.
            Dari luas izin areal 20.000 ha direncanakan seluas 20% (4000 ha) untuk kebun plasma
bagi masyarakat sekitar perkebunan melalui program KKPA. Tahun  2003-2009 telah dilakukan
konversi terhadap  1.072  kk  dengan luasan masing-masing kk 2 ha. Masyarakat penerima kebun
plasma adalah masyarakat yang telah berdomisili sekitar Sungai Daka 142 kk, Sempurna 245 kk,
Bayur Rempangi 239 kk, Merumbuk 154 kk dan Randau 242 kk. Tenaga kerja yang bekerja
diperusahaan diambil dari masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Daerah yang mengatur
bahwa perusahaan wajib menerima karyawan dari masyarakat setempat sekurang-kurangnya 35
% dari jumlah keseluruhan karyawan atau tenaga kerja. Akan tetapi, sumber daya manusia
masyarakat setempat masih belum memenuhi target dan kriteria yang diperlukan di perusahaan.
Oleh karenanya, tenaga kerja masih didatangkan dari daerah lain dengan sistem kontrak demi
memenuhi dan menjalankan roda perusahaan.
            Karyawan kontrak dipimpin oleh seorang kepala rombongan yang bertanggung jawab
langsung kepada perusahaan dan karyawan. Jumlah tenaga kerja tetap di PT Prakasa Tani Sejati
sampai bulan desember 2009 ini secara keseluruhan berjumlah 1.888 orang dan ditambah dengan
karyawan tidak tetap beberapa orang.
            Tingkat pendidikan karyawan SD 318 orang, SMP 540 orang, SMA 973 orang, Diploma
19 Orang dan Strata (1) 38 orang. PT Prakasa Tani Sejati dibagi kedalam beberapa Estate dan
setiap Estate membawahi beberapa divisi. Masing-masing Estate diimpin oleh seorang Estate
Manager. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya PT Prakasa Tani Sejati bekerjasama
dengan beberapa kontraktor.
Bidang pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor meliputi sarana pengangkutan buah,
pembukaan lahan, pengankutan pupuk dan lain-lain.
Pelaksanaan pemupukan dilakukan setelah perusahaan mendapatkan rekomendasi pemupukan
dari Badan Peneliti Kelapa Sawit (BPKS) Medan. Untuk pengadaan pupuk perusahaan
mendatangkan pupuk dari berbagai sumber yang disalurkan melalui Bumi Raya Utama Group
yang ada di Indonesia maupun Malaysia. Di PT Prakasa Tani Sejati, produk yang dihasilkan
masih berupa kernel dan CPO.untuk proses selanjutnya perusahaan menjualnya pada pihak lain.
PT Prakasa Tani Sejati memiliki satu Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang terletak di
Estate Central dengan kapasitas 40 ton TBS per jam. Untuk pengolahan limbah perusahaan
sudah memiliki pengolahan limbah tersendiri yang sesuai dengan AMDAL yang ramah
lingkungan. Apalagi dalam waktu dekat ini akan dibangun pabrik yang khusus mengelola tandan
kosong yang akan dibuat menjadi bahan utama pembuatan pupuk. Pembangunan pabrik tankos
sudah berjalan dan sampai saat ini pembangunan masih terus dilanjutkan untuk sesegera
mungkin diselesaikan dan difungsikan sebagaimana mestinya.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
            Perusahaan berdasarkan Prestasi dunia.
b. Misi
            Kami ingin menjadi yang terbaik dalam setiap bisnis dan berkomitmen untuk memuaskan
pelanggan-pelanggan serta para karyawan, pemegang saham dan masyarakat dengan menjaga
investasi dalam jangka panjang yang sangat menguntungkan. Bagi para pemegang saham, dalam
visi dan sikap dan tingkah laku beretika , sistem dan gaya manajemen yang terbaik,
pengembalian dana misi kami akan memasukkan nilai-nilai seperti kerjasama secara
menyeluruh, kesatuan dan kerja tim.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
            Perusahaan perkebunan PT Prakasa Tani Sejati dipimpin oleh seorang Regional
Controller (RC) yang bertugas sebagai Decission Maker kebijakan pengelolaan dan
pengembangan perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya, RC dibantu oleh seorang Deputi
Perkebunan yang tugasnya adalah perpanjangan tangan dari RC sekaligus mengatur pengelolaan
kebun untuk meningkatkan produktivitasnya, akan tetapi masih ada tugas lain yaitu menangani
masalah-masalah non teknis seperti masalah pembebasan lahan , KKPA, aparat Pemerintah dan
masyarakat sekitar perkebunan. Selain itu, RC juga membawahi Senior Assisten Manager
Humas,Estate Support and Development, Kepala Tata Usaha (KTU), Kepala Divisi PLKP dan
Kepala DivisiAccounting Finnance.
Kegiatan operasional lapangan pada tiap-tiap wilayah kebun dipimin oleh seorang Estate
Manager(EM) yang membawahi beberapa kepala divisi kebun. Setiap kepala divisi kebun dalam
melaksanakan kegiatannya dibantu oleh kepala bagian (Kabag) yang tugasnya menangani dan
memimpin petugas pengawas lapangan pada tiap-tiap blok. Fungsi pengawas adalah mengawasi,
mengatur dan mengarahkan para karyawan kebun tentang kegiatan-kegiatan dilapangan serta
memberikan masukan kepada atasan mengenai situasi yang terjadi dilapangan terutama yang
berhubungan dengan teknis dan kinerja para karyawan.
4. Sarana dan Prasarana Perusahaan
Usaha  memperlancar seluruh kegiatan di perkebunan, diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai, sarana tersebut bisa seperti rumah pegawai manajemen, kantor dan fasilitas kerja,
tempat ibadah, sekolah, rumah pegawai borongan dan harian serta beberapa kendaraan yang bisa
memfasilitasi para pegawai dan karyawan guna meningkatkan efektivitas kerja seperti yang
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Sarana dan prasarana
No Jenis Bangunan Jumlah/Unit Kondisi
(1) (2) (3) (4)
A Kantor Central 1 Baik
Kantor kebun 1 Baik
Kantor Pabrik 1 Baik
Kantor PLKP Kebun 1 Baik
Kantor PLKP Pabrik 1 Baik
Kantor Koperasi (KUD) 1 Baik
Kantor Koperasi Karyawan 1 Baik
Work Shop Kebun 1 Baik
Gudang BBM Kebun 1 Baik
Wartel 1 Baik
Taman Kanak-kanak 1 Baik
Klinik
B Perumahan Central 1 Baik
Mess GM 1 Baik
Mess Regional Controller 1 Baik
Mess Mill Manager 3 Baik
Mess Staf C, D dan E 4 Baik
Barak Karyawan 6 pintu/Unit 1 Baik
Masjid 1 Baik
Gereja 1 Baik
Klinik
C Bangunan divisi I 1 Baik
Kantor Divisi 1 Baik
Koperasi 1 Baik
Gudang Pupuk 1 Baik
Masjid/Surau 3 Baik
Mess Kabag 39 Rusak 4
Mess Karyawan Borongan 39 Baik
Mes Keluarga 1 Baik
Camp Div I
D Bangunan Divisi II 1 Baik
Kantor Divisi 3 Baik
Gudang Pupuk I, II dan III 1 Baik
Gudang Permanen 1 Baik
Masjid 3 Baik
Mess Kabag 44 Baik
Mess Karyawan 4 Baik
Jembatan Komposit Belian Beton
(1) (2) (3) (4)
E Bangunan Divisi III    
Kantor Divisi 1 Baik
Gudang Pupuk 1 Baik
Mess Staf 1 Baik
Bangunan Copel 1 Baik
Barak Karyawan 16 Baik
WC Karyawan 1 Baik
Rumah Mesin 1 Baik
8. Jembatan Komposit 3 Baik
 
F Bangunan divisi IV    
Kantor Divisi 1 1
Gudang Pupuk 1 1
Mess Staf 1 1
Bangunan Copel 6 6
Barak Karyawan 1 1
WC Karyawan 2 2
Rumah Mesin 1 1
8.   Jembatan Komposit  Beton 1 1
 
G Bangunan Divisi V dan VI 1 Baik
Kantor Mess 1 Baik
Dapur Umum 1 Baik
Barak Karyawan 2 Baik
Rumah Kabag 3 Baik
Camp karyawan 1 Baik
Rumah Mesin 1 Baik
Wc Karyawan
 
H Mess Tamu Matan 1 Baik
  Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)
Tabel 8. Sarana Alat Berat dan Kendaraan
No Jenis kendaraan/Alat berat Jumlah/Unit Kondisi
A Kendaraan 2 Rusak
Truck 1 Rusak
Dump Truck Nissan 1 Baik
Dump Truck Dyna Rino 1 Rusak
Truck Hino Tronton 1 Baik
Mobil Daihatsu 1 Baik
Taft F.70 1 Baik
Taft F.69 2 Baik
Taft Rocky 4 Baik
Ranger 12 Baik
Pick Up 19 Baik
Farm Tractor 15 Baik
John Deere
Ford
Sepeda Motor
Honda Win 100
Honda Mega pro
 
B Alat Berat 1 Baik
Bulldozer 2 Rusak
Bulldozer Komatsu 1 Baik
Bulldozer Caterpillar 1 Rusak
 Exavator Komatsu 1 Baik
3. Motor Grader 1 Baik
Motor Grader Komatsu 2 Rusak
Motor Grader Caterpillar
4. Wheel Loader
5. Backhoe Loader Cartepillar
 
 
 
Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
A. Waktu dan Tempat Magang
            Pelaksanaan magang diselenggarakan selama 2 bulan dimulai dari hari selasa 27 oktober
sampai hari selasa 29 desember 2009 yang berlokasi diperusahaan perkebunan kelapa sawit PT
Prakasa Tani Sejati, kecamatan Sungai Laur kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.
B. Pelaporan dilokasi Magang
            Tujuan pelaporan adalah agar pihak Perusahaan yaitu PT Prakarsa Tani Sejati dapat
mengetahui kehadiran mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan magang dilapangan
sehingga kedua belah pihak dapat dengan mudah berkoordinasi tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan dikemudian hari.
C. Penyusunan Program dan Jadwal Kegiatan
            Penyusunan program dan jadwal kegiatan lapangan dilakukan secara bersama-sama
antara mahasiswa dengan Estate Manager dan kepala Divisi. Jadwal kegiatan disesuaikan dengan
kondisi dilapangan sehingga tidak mengganggu kelancaran kerja Perusahaan.
D. Kegiatan dilapangan
            Kegiatan dilapangan dibimbing langsung oleh pembimbing teknis lapangan,   seperti
kepala divisi dan kepala bagian lapangan. Kegiatan dilapangan terdiri dari beberapa kegiatan
utama, yaitu :
 
 1. Kegiatan di Areal Pembibitan
            Diareal Pembibitan penulis terjun langsung kelapangan untuk melihat, mempelajari dan
menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan tekhik pembibitan dan pemeliharaan serta
perawatannya.
              Magang di Pembibitan dibagi menjadi 2 lokasi kegiatan yaitu di areal Prenursery dan
Mainursery.
Kegiatan di Areal Prenursery meliputi :
Penyiapan Lahan Pembibitan
Persiapan lahan pembibitan dilakukan dengan Buldozer untuk meratakan area agar
mempermudah pembuatan bedengan. Tanah permukaan didorong kepinggir dan akar-akar serta
kayu tunggul dicabut dan dibuang agar lahan bersih serta terhindar dari berbagai bahan yang
menyebabkan sumber penyakit.
Persiapan Media tanam
Langkah awal persiapan media tanam adalah dengan membuat bedengan. Bedengan terbuat dari
kayu papan yang berukuran lebar 10 cm dan panjang 10 m dengan ketebalan papan 2 cm.
bedengan dibuat dengan bentu kotak persegi panjang  dengan lebar bedengan 1 m dan panjang
10 serta jarak antar bedengan 60 cm. Pembuatan bedengan bertujuan agar poly bag tersusun rapi,
tidak roboh dan yang terpenting adalah untuk mempermudah pemeliharaan dan penyensusan.
Dari kegiatan penyensusan bedengan, akan diketahui berapa jumlah kebutuhan kecambah yang
akan didatangkan dari Balai Penelitian Kelapa Sawit berdasarkan jumlah bedengan dan jumlah
rata-rata poly bag dalam bedengan. Sehingga, tidak akan terjadi kekurangan kecambah ketika
kegiatan penanaman dimulai. Contoh, jika jumlah bedengan keseluruhan adalah 60 bedengan
dan rata-rata jumlah poly bag per bedengan 1200 poly bag, maka dapat kita ketahui bahwa
jumlah kecambah yang diperlukan adalah sebanyak 72000 kecambah. Selain itu, penyensusan
bedengan dilakukan untuk menentukan jenis perawatan dan anggaran pemeliharaannya.
Langkah selanjutnya dari kegiatan persiapan media tanam adalah pengisian poly bag. Poly bag
untuk untuk media kecambah di areal prenursery berukuran 6×9 cm. Tanah yang digunakan
adalah tanah top soil, yaitu tanah permukaan yang memiliki banyak kandungan unsur hara. Pada
saat pengisian tanah kedalam poly bag, tanah harus diguncang dan ditekan agar mempunyai
kepadatan yang optimal. Poly bag disusun rapi dalam bedengan, kemudian disiram dengan air.
Jenis instalasi penyiraman yang digunakan di areal prenursery adalah jaringan vipa water
pamyang dipancarkan dengan selang sumi diantara jalur bedengan dengan kekuatan mesin robin.
Media yang telah terisi tanah disiram selama beberapa hari dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan debit tanah yang telah dimasukkan kedalam poly bag, jika debit tanah menurun maka
akan segera dilakukan toping atau pembumbunan. Toping adalah pengisian kembali poly bag
dengan tanah setelah diketahui debit tanah dalam poly bag menurun akibat curahan air hujan
ataupun penyiraman. Toping bertujuan untuk menjaga tingkat kepadatan tanah dalam poly bag
agar tetap optimal sehingga ketika penanaman kecambah berlangsung dipastikan tidak ada lagi
poly bag yang kosong dan berongga di bagian dalam.
Pembuatan Naungan dan Pagar
Pembuatan naungan dilakukan setelah semua kegiatan di media tanam terselesaikan, baik itu
pembuatan bedengan, pengisian serta penyusunan poly bag dan pemasangan instalasi
penyiraman. Tujuan pembuatan naungan pada areal prenursary adalah untuk menjaga tingkat
kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat penurunan kualitas
unsur hara pada media akibat terik sinar matahari langsung dan melindungi media dari curah
hujan secara langsung dan berlebih yang bisa menyebabkan tanah dalam poly bag terlalu
mengeras dan padat. Naungan terbuat dari pelepah tanaman kelapa sawit yang disusun rapi diatas
para-para bambu bulat dengan tiang kayu yang kokoh sebagai penyangga. Tinggi naungan 2 m
dari permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu, kelembaban dan udara yang
bergerak dalam area prenursery tetap stabil.
Pelepah yang digunakan sebagai bahan naungan harus berasal dari tanaman yang sehat dan
terhindar dari penyakit seperti jamur ataupun virus yang bisa menular pada bibit. Adapun tujuan
pembuatan pagar adalah agar lahan, media dan tanaman  terjaga dari gangguan atau serangan
hama seperti tikus, landak, babi hutan dan lain-lain. Pagar terbuat dari kawat ram yang dipasang
mengelilingi seluruh lahan pembibitan di areal prenursary.
Penanaman Kecambah
Penanaman kecambah dilakukan setelah media tanam dipastikan selesai dan siap tanam serta
naungan dan instalasi penyiraman telah terpasang. Kecambah yang ditanam berasal
dari Marihatyang merupakan Pusat Pengembangan Kelapa Sawit (PPKS) di Medan Sumatera
Utara. Kecambah berasal dari varietas Tenera, yaitu persilangan antara Dura dan Fisifera. Jenis
ini telah lama dibudidayakan di PT Prakasa Tani Sejati base camp Sungai Laur karena memiliki
beberapa keunggulan, antara lain memiliki daya tumbuh yang baik, memiliki buah dan
kandungan minyak yang berkualitas, serta tahan terhadap kondisi yang ekstrim baik saat
kemarau maupun ketika curah hujan tinggi dimana pada saat itu intensitas genangan pada
tanaman sawit yang masih muda dan berada dilahan dengan topografi rendah kerap kali terjadi
dengan waktu yang cukup lama.
Penanaman kecambah harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, baik dari waktu
maupun metode penanaman. Kecambah harus segera ditanam 2×24 jam dari mulai pengiriman
sampai tiba di areal prenursary dengan perlakuan yang baik seperti pengiriman melalui pesawat,
disimpan diruangan ber AC dan dijemput dengan mobil bak tertutup. Kecambah kelapa sawit
memiliki volume pertumbuhan radikula dan plumula  yang sangat cepat, sehingga akan
berdampak kerusakan jika jadwal penanaman tidak sesuai dengan jadwal pengiriman.
Plumula kecambah berwarna putih sedangkan radikulanya berwarna coklat dan tumpul. Oleh
karena itu, kegiatan penanaman harus diawasi agar tidak terjadi kesalahan dalam cara
penanaman. Kedalaman lubang pada media poly bag ± 2 cm, posisi plumula yang berwarna putih
berada diatas sedangkan radikula yang berwarna coklat berada dibawah. Lubang yang telah
ditanam ditutup dengan tanah yang gembur agar plumula tumbuh tanpa hambatan. Jika tanah
penutup keras dan berbatu maka proses pertumbuhan akan terhambat dan biasanya tanaman akan
tumbuh membengkok.
Pemasangan Klerat
Pemasangan klerat dilakukan satu hari sebelum penanaman kecambah dan dipasang satu pada
setiap bedengan serta setiap sudut areal prenursery. Klerat adalah Rodentisida kontak yang
diperuntukkan bagi hama pengerat, seperti tikus dan landak.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setelah semua media telah tertanam oleh kecambah. Penyiraman
dilakukan dengan intensitas rendah, hal ini dilakukan agar air bisa menyerap sempurna kedalam
poly bag tanpa merusak permukaan media sehingga kecambah tetap pada keadaan semula.
Instalasi penyiraman menggunakan tenaga mesin robin dengan vipa water pam dan dipancarkan
melalui selang sumi yang berada pada setiap jalur bedengan. Penyiraman berikutnya dilakukan
dengan intensitas meningkat tergantung pada tingkat pertumbuhan kecambah dan keadaan cuaca.
Toping
Seperti dijelaskan sebelumnya, toping adalah pengisian kembali tanah kedalam poly bag setelah
debit tanah dalam poly bag menurun akibat penyiraman ataupun curahan air hujan. Toping
seringkali dilakukan pada setiap kegiatan di areal prenursery dengan tujuan yang berbeda.
Toping kali ini bertujuan  agar akar pada tanaman yang baru tumbuh di areal prenursery tidak
terganggu baik oleh sinar matahari ataupun mahluk hidup lainnya. Karena akar tanaman yang
baru tumbuh sangat rentan terhadap kerusakan. Akar yang terbuka juga dapat mengundang
perhatian hama tanaman seperti tikus, landak dan babi. Oleh karena itu perlu
dilakukan topingulang agar tanaman tetap tumbuh dengan baik. Kegiatan toping pada tanaman
yang baru tumbuh juga sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
vegetatif akar.
Pengendalian Gulma
Pegendalian gulma pada areal prenursery dilakukan secara manual, yaitu Weeding
bag danWeeding antar bag. Weeding bag adalah mencabut atau membersihkan gulma yang
tumbuh didalam poly bag. Kegiatan ini dilakukan secara teliti dan hati-hati karena gulma tumbuh
disekitar media dan tanaman yang masih sangat rentan sehingga dikhawatirkan media rusak dan
akar tanaman terganggu atau bahkan tercabut. Weeding bag dilakukan secara bertahap tergantung
dari intensitas dan volume pertumbuhan gulma. Weeding bag harus dilakukan sebelum
pertumbuhan gulma mencapai ambang batas, yaitu volume pertumbuhan gulma melebihi atau
hampir sama dengan volume pertumbuhan tanaman. Karena, gulma dewasa bisa mempengaruhi
aktivitas penyerapan unsur hara pada tanaman sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Adapun Weeding antar bag adalah mencabut dan membersihkan gulma yang tumbuh diantara
sela-sela poly bag dan bedengan. Weeding bag dilakukan dengan cara mengangkat poly bag
Satu-persatu dan membersihkan gulma yang tumbuh pada areal bedengan kemudian meletakkan
kembali poly bag pada tempat semula. Pengendalian gulma dengan menggunakan Herbisida
tidak dilakukan pada areal prenursery, karena dikhawatirkan dampak buruk yang akan terjadi
pada tanaman yang masih sangat rentan terhadap bahan aktif herbisida yang bisa menyebabkan
kerusakan atau kamatian. Weeding bag dan weeding antar bag dilakukan oleh pekerja harian
khusus pemeliharaan.
Pemupukan
Pemupukan pada tanaman diareal prenursery dilakukan setelah satu minggu tanaman tumbuh.
Pupuk yang digunakan adalah jenis NPK yellow yang diaplikasikan dengan dua cara berbeda,
yaitu disemprot dan disiramkan (Ekstra Polya). Dosis dan konsentrasi yang dianjurkan untuk
penyemprotan adalah 5 kg NPK yellow diekstraksi kedalam 10 liter air yang merupakan bahan
campuran untuk 10 tanki pom. Setiap satu tanki pom yang memiliki kapasitas 20 liter air
dicampur dengan 1 liter ekstrak NPK yellow untuk setiap 200 batang tanaman. Untuk
penyiraman dilakukan dengan cara yang sama tetapi dengan konsentrasi dan dosis yang berbeda
yaitu 5 kg NPK yellow diekstraksi kedalam 5 liter air untuk kemudian dicampurkan dengan 100
liter air dan diaplikaskan dengan cara disiram untuk setiap 100 batang tanaman.
Pemupukanekstra polya sangat efektif untuk diaplikasikan diareal prenursery karena dianggap
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya :
- Pupuk dapat langsung diserap tanaman melalui pori-pori daun (stomata) dan akar.
-  Tanaman selalu dalam keadaan  segar karena pemupukan dilakukan dengan   penyemprotan
dan penyiraman.
-  Menghindari kemungkinan terjadinya kematian pada tanaman akibat percikan pupuk jika
pupuk diaplikasikan dengan cara ditabur.
Pembukaan Naungan
Pembukaan naungan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dan dilakukan secara
bertahap agar tanaman bisa beradaptasi dengan cahaya matahari. Tahapan pertama adalah 50%
dan tahapan kedua adalah pembukaan total, yaitu 100%. Adapun tujuan dari pembukaan naungan
adalah :
-          Agar tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungan
-          Mencegah terjadinya etiolasi atau pertumbuhan memanjang akibat kurangnya penyinaran
matahari
-          Mencegah terjadinya serangan penyakit seperti virus dan jamur.
Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan insektisida dilakukan hanya jika terjadi serangan hama serangga.
Penyemprotanfungisida biasa dilakukan setiap 2 minggu untuk mencegah timbulnya jamur pada
tanaman. Insektisida yang digunakan jika terjadi serangan hama serangga adalah jenis Bassa, dan
fungisida yang digunakan untuk mencegah timbulnya jamur adalah jenis Dithane yang memiliki
kandungan tiram dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Sensus atau Sortir Bibit
Penyortiran dilakukan untuk mencegah adanya bibit abnormal yang ikut tertanam diarea
mainnursery. ciri-ciri bibit yang abnormal adalah, tunas yang memuntir, daun lalang (tegak dan
kecil), daun menggulung, collante (daun seperti pita), daun keriting dan daun yang berbentuk
mangkuk.
Kegiatan di areal Mainnursery terdiri dari beberapa jenis kegiatan sebagai berikut :
Persiapan lahan
Persiapan lahan terdiri dari beberapa kegiatan, seperti membersihkan lahan dengan buldozer
untuk meratakan areal dari kayu-kayuan dan tunggul-tunggul yang tersisa, pemancangan,
pembuatan jalan pemeliharaan dan pemasangan instalasi penyiraman .
Pengisian Poly bag
Poly bag untuk tanaman di mainnursery berukuran 40×50 cm lebih besar dari ukuran tanaman di
prenursary dengan ketebalan 0,12 mm, karenanya pengisian memakan waktu yang cukup lama
dan dipersiapkan jauh-jauh hari agar penyelesaiannya bersamaan dengan berakhirnya masa usia
tanaman di areal prenursery. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang memiliki banyak
kandungan hara. Poly bag yang telah diisi kemudian diletakkan dan disusun berdasarkan
pancang yang telah tersedia dengan jarak 90×90 cm segitiga sama sisi dengan kapasitas
perhektar 14.200 bibit.
Penanaman
Kegiatan penanaman di mainnursery  dilakukan setelah tanaman mencapai usia maksimal.
Dilakukan pengawasan ketat agar proses penanaman berjalan dengan baik, penanaman dilakukan
dengan cara merobek poly bag dengan silet setelah membuat lubang tanam pada poly bag
mainursary tanpa harus memotong bagian akar sedikitpun.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore selama dua jam. Penyiraman dihentikan jika terjadi
curah hujan dengan intensitas yang tinggi.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan rotasi 2x selama 1 bulan dengan dosis dan jenis pupuk yang telah
direkomendasikan. Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK Blue dan NPK Yellow. Berikut
adalah tabel pemupukan yang telah direkomendasikan.
Tabel 9. Pemupukan
Umur Bibit Dosis Pupuk (g/Bibit) Cara Aplikasi Jenis Pupuk
3-4 Bulan 7 Ditabur NPK Yellow
5-6 Bulan 14 Ditabur NPK Blue
7-8 Bulan 21 Ditabur NPK Blue
> 8 Bulan 28 Ditabur NPK Blue
  Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma pada tanaman diareal pembibitan mainursary dilakukan dengan cara manual
dan kimia. Pengendalian gulma dengan cara manual terdiri dari weeding bag dan weeding antar
bag. Weeding antar bag adalah memberantas gulma dengan cara mencabut dan membersihkan
gulma diantara jalur-jalur poly bag ( luar), sedangkan  weeding bag adalah membersihkan gulma
yang berada pada poly bag tanaman. Rotasi pengendalian 2-3 kali/bulan.
Pengendalian gulma cara kimia dilakukan dengan aplikasi herbisida pratumbuh 1 kali dan purna
tumbuh 2 kali dengan rotasi 3 bulan. Penyemprotan herbida purna tumbuh
memakai parakuatsedangkan untuk herbisida pratumbuh dianjurkan memakai linuron.
Penyemprotan dilakukan dengan sprayer gendong (knapsack sprayer) dengan posisi semprotan
vertical (kebawah) dengan posisi lebih rendah dari permukaan tanah poly bag untuk menghindari
percikan larutan herbisida.
Toping
      Sama halnya dengan tanaman yang berada diareal prenursery, tanaman yang berada di areal
mainnursery juga dilakukan toping untuk menjaga debit tanah dalam poly bag agar tetap stabil
dan pertumbuhan akar bisa terjaga. Toping dilakukan dengan tanah yang gembur dan banyak
mengandung unsur hara.
Pemangkasan
Kegiatan pemangkasan hanya dilakukan pada bibit yang berumur diatas 10 bulan. Pemangkasan
befungsi untuk menjaga agar tanaman yang berada diareal pembibitan mainursary tetap terjaga
kelembabannya dan tidak menjadi sumber atau sarang hama dan penyakit yang bisa menular
pada tanaman yang masih muda. Selain itu untuk mempermudah kegiatan perawatan seperti
pemupukan dan pengendalian gulma serta menghindari robohnya tanaman dari hembusan angin
dan terpaan hujan. Pemangkaan dilakukan dengan cara memotong setiap ujung pelepah
berbentuk piramida, hal ini untuk menjaga agar pertumbuhan pelepah bisa normal kembali. Alat
yang digunakan adalah pisau stainless dan hanya dilakukan apabila pertumbuhan pelepah
melampaui batas yang ditentukan
Pengikatan Pelepah
Pengikatan bibit dilakukan oleh tenaga kerja borongan sebelum bibit diangkut kelapangan.
Manfaat dari pengikatan bibit adalah, agar mempermudah pengangkutan, mempermudah
penanaman, agar tajuk terpelihara dengan baik dan menghindari kerusakan tanaman akibat
terjadi gesekan ataupun penumpukan bibit dalam angkutan.
Sortir Bibit (Thinning Out)
Penyortiran bibit dilakukan pada saat akan diangkut kelapangan, adapun cirri-ciri bibit yang
abnormal adalah, permukaan daun yang kasar (bibit banci), anak daun tersusun jarang, tidak
memiliki anak daun (juvenile), permukaan tajuk yang rata dan bibit yang kerdil.
2. Kegiatan Diareal Pembukaan Lahan
            Areal pengembangan merupakan pusat kegiatan dan perencanaan perluasan  areal
perkebunan. Diareal pengembangan mahasiswa terjun langsung untuk melihat, memahami dan
menguasai proses pembukaan lahan (Land Clearing). Selain itu kegiatan yang diikuti adalah
pemeliharaan tanaman muda dilapangan seperti konsolidasi pohon kelapa sawit. Kegiatan yang
dilakukan selama berada diareal pengambangan diantaranya :
Pengaturan Rumpukan
Pengaturan rumpukan dilakukan setelah kegiatan penumbangan pohon dan telah ditentukan titik
tanam agar tidak mengganggu kegiatan pemancangan dan penanaman kelapa sawit.
Pembuatan Teras
Teras kontur dibuat dengan Buldozer dengan lebar teras 4 m dengan kemiringan 10-15º.
Pembuatan teras ini membutuhkan biaya yang besar, tetapi mempunyai keuntungan diantaranya
konservasi tanah, konservasi air mencegah dan mengurangi erosi pupuk, memberikan
kemudahan operasional dilapangan, meningkatkan hasil TBS dan brondolan dan mengurangi
biaya perawatan jalan.
Rencana Pembuatan Jalan
alan penghubung utama dan jalan primer dibuat dengan Buldozer. Top soil digusur membentuk
badan jalan sesuai dengan profil jalan yang sudah ditentukan. Profil jalan berbentuk cembung
dan kanan kiri jalan dibuat parit dengan jarak 1,5-2 meter dari badan jalan. Tinggi tanah
timbunan setelah dipadatkan minimal 80 cm dari permukaan tanah yang akan dibuat jalan
dengan lebar 5-6 meter.
Pembuatan Saluran air (Drainase)
Jaringan drainase harus dibangun selama tahap pembangunan kebun kelapa sawit ditanam.
Pembuatan saluran drainase sebaiknya dimulai dari bawah atau dari hilir ke hulu, serta keadaan
parit harus diatur sedemikian rupa sehingga semua air dar parit satu atau parit yang lain dapat
mengalir kesungai dengan baik. Kecepatan airan air pada saluran drainase cukup baik jika
salutan tersebut memiliki kemiringan 1 : 5000- 1 : 3000 dengan rotasi pekerjaan 6 bulan sekali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan saluran drainase adalah :
-        Semak-semak yang menutupi parit harus dibersihkan
-        Tanah galian dibuang keatas dan disebar serata mungkin dan diguakan sebagai badan jalan.
-        Tanah yang ada dalam parit dinaikan keatas.
-        Saluran drainase dan pinggiran sungai yang terbuka perlu diperkuat dengan jaringan-
jaringan yang diisi dengan batu.
Kegiatan Pemancangan
Kegiatan pemancangan adalah suatu kegiatan untuk menentukan titik tanam yang menggunakan
alat kompas  dan kawat seling agar barisan sawit lurus dan berbentuk segitiga sama sisi dengan
jarak minimal 7,6 meter. Apabila posisi panjang dekat parit atau jalan maka panjang tersebut
dianggap pancang Bantu, selanjutnya pancang tanam digeser dalam barisan sebagai berikut :
1)      Jarak minimal dari parit primer/sungai : 5 meter
2)      Jarak minimal dari parit sekunder/tersier : 3 meter
3)      Jarak minimal dari pinggir jalan : 3 meter
4)      Jarak minimal dari tunggul kayu : 3 meter
Penanaman Tanaman Penutup Tanah (Leguminosa Cover Crop)
Penanaman LCC diareal lahan baru boleh dengan sistem larikan atau dicangkul dengan jarak 1×1
meter. Fungsi dari penanaman LCC  adalah untuk menjaga kelambaban tanah, mengurangi
pertumbuhan gulma, menambah bahan organik tanah dan mencegah erosi.
Penanaman Kelapa Sawit
Kegiatan yang perlu diperhatikan dalam penanaman kelapa sawit adalah :
1)      Bibit yang ditanam adalah bibit yang terseleksi (bibit produktif).
2)      Tidak boleh merusak pelepah dan tidak boleh merusak akar pada waktu membuka poly
bag.
3)      Bibit ditanam pada pajang yang ada dengan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm.
4)      Sebelum tanam, masukkan pupuk rock phosphate (RP) dalam ubang dan ditaburkan diatas
tanah galian lubang. Bibit ditanam sebatas leher bibit, tidak boleh terlalu dalam atau terlalu
dangkal.
3. Kegiatan diareal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
            Kegiatan praktek yang dilakukan diareal TBM diantaranya konsolidasi, penyisipan, garuk
piring, pembuatan tapak kuda, penanaman kacangan (Leguminosa cover crop), pemupukan,
pengendalian hama penyakit serta pemeliharaan jalan, parit dan drainase.
Konsolidasi
Kegiatan yang dilakukan untuk merehabilitasi tanaman yang baru ditanam. Kesalahan tanam
biasanya disebabkan oleh penanaman yang terburu-buru dan kurangnya pengawasan sehingga
mengakibatkan kerusakan tanaman, kelambatan atau kelainan pertumbuhan bibit yang ditanam.
Kegiatan konsolidasi antara lain adalah menginventarisasi tanaman yang mati, abnormal,
tumbang dan terserang hama penyakit serta menegakkan pohon yang tumbang dengan cara
menimbun tanah disekitar pangkal batang dan dipadatkan sehingga tanaman tegak kembali.
Konsolidasi pokok ini dilakukan pada umur TBM I dan TBM III jika terlambat sulit untuk
diperbaiki karena batang tanaman sudah besar.
Penyisipan
Penyisipan dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati, sakit atau kerdil sehingga
diperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan seragam. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil
inventarisasi pada areal TBM tanaman yang perlu disisip pada masa TBM I sampai III setiap
satu bulan sekali, dan setelah TBM III penyisipan cukup dilakukan setiap satu tahun sekali.
Garuk Piring
Kegiatan ini dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat disekitar tanaman kelapa
sawit gulma digaruk dengan menggunakan cangkul, dengan radius 1 meter dari pangkal
batang.piringan harus bebas dari gulma untuk menghindari persaingan dalam penyerapan unsur
hara antara gulma dengan tanaman kelapa sawit. Rotasi garuk piringan ini dilakukan setiap satu
bulan sekali.
Teras Individu atau Tapak Kuda
Pembuatan tapak kuda tepat pada pancang tanaman mula-mula tanah dibebeskan dari humus,
tunggul dan kayu-kayuan. Tanah galian disusun untuk tanah baigan yang ditimbun, sedangkan
tanah yang agak miring dicangkul dan diratakan denga sudut kemiringan 10°-15° kemudian
dibuat benteng kecil dipinggir tanah timbunan tersebut.
apak kuda dibuat pada bagian permukaan tanah yang memiliki kecuraman atau kemiringan yang
tinggi. Adapun tujuan dibiatnya tapak kuda adalah apabila pada saat pemupukan unsur hara tidak
langsung tercuci tetapi tetap berada dalam piringan atau tapak kuda tersebut. Tapak kuda dibuat
pada areal TBM I ( tanaman ulang). Pemeliharaan pada tahap awal diperlukan pemeriksaan yang
teratur untuk memperbaiki tapak kuda yang rusak, dan rehabilitasi selanjutnya dilakukan setiap
satu tahun sekali.
Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman penutup tanah (Leguminora cover crop), sangat baik untuk mengurangi
erosi permukaan tanah, memperbaiki aerasi, menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan
organik serta cadangan unsur hara. Akar tanaman kacangan dapat memfiksasi nitrogen dan juga
dapat mencegah pertumbuhan gulma. Jika tanaman telah menutupi areal dengan sempurna maka
akan menghemat biaya penyiangan gulma dan tanaman kelapa sawit dapat terhindar dari
serangan hama kumbang oryctes.
Tanaman LCC (Leguminora cover crop)  yang digunakan adalah
jenis CP ( Centrocemapubescent) dan PJ ( Pueraria javanica), jenis ini dpakai karena sifatnya
dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan jenis yang lain. Sistem yang digunakan
dalam penanaman kacangan ini adalah dengan cara penugalan dengan perbandingan 5 : 5 : 1.
Setiap satu gawangan dibuat dua jalur tanam dengan jarak 1 m dari tanaman kelapa sawit dengan
jumlah kacangan yang diperlukan adalah 5 kg/ha.
Pemupukan
Kegiatan pemupukan pada areal TBM sangatlah penting untuk meningkatkan pertumbuhan
vegetatif sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan kokoh serta persiapan aktivitas
pertumbuhan. Pengaruh pemupukan terhadap produksi bersifat jangka panjang dan baru akan
terlihat setelah 2 sampai 3 tahun kedepan. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk
NPKM, yang diberikan dengan sistem tabur.
Pengendalian Hama
Hama yang sering dijumpai menyerang tanaman kelapa sawit belum menghasilkan ini adalah
ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) yang bersifat permanen seterti ulat api (limacodidae)
dan ulat kantong (psychidae).
Usaha mengetahui tingkat serangan hama, dilakukan sistem pengamatan dini (Early Warning
System) sehingga dapat diketahui apakah seranga hama dibawah tingkat kritis dan jika telah
berada diatas batas kritis maka dapat diambil tindakan pengendalian.
Tujuan dari pengendalian hama adalah untuk menurunkan populasi hama sehingga tidak
merugikan secara ekonomi dan tidak melampaui batas kritis keseimbangan alam. Serangan
UPDKS mengakibatkan kelapa sawit kehilangan daun, secara signifikan akan mengganggu
pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
alah satu tindakan yang diambil untuk pengendalian hama ulat kantong dan ulat api dikebun
adalah dengan cara hand picking, yaitu pengutipan ulat denga memeriksa setiap tanaman, jika
terdapat ulat maka ulat-ulat tersebut dikumpulkan kemudian dimusnahkan. Jumlah ulat pada
setiap tanaman di catat untuk mengetahui tingkat serangan.
Pemeliharaan Jalan dan Parit Drainase
Jalan diperkebunan kelapa sawit sangat diperlukan sejak pembukaan lahan hingga tanaman
menghasilkan. Jalan merupakan sarana penghubung untuk pengangkutan Tandan Buah Segar
(TBS), pupuk serta untuk kegiatan lain. Jalan di buat dengan daya dukung  tertentu sehingga
dapat dilalui setiap waktu oleh kendaraan. Sarana jalan tersebut harus dikelola dan dipelihara
dengan baik sehingga semua kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Jalan
diklasifkasikan menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan kelas, ukuran, ketahanan dan fungsi
serta kapasitasnya masing-masing. Berikut adalah tabel klasifikasi jalan PT. Prakarsa Tani Sejati
base camp Sungai Laur yang akan dijadikan sarana pengangkutan dan berbagai aktivitas
pemeliharaan tanaman di areal TBM dan TM.
Tabel 10. Klasifikasi Jalan
Kelas Jalan Bahu dan Kaki Lima Jalan Parit DM 3
Badan Jalan (m) Ketanaman (m) (m)
(m)
Jalan Primer 8-10 1,5 3 12
(utama) 5-6 1 3 10
Jalan Sekunder  4-5 1 3 8
( produksi) 4-5 - - -
Jalan Tersier
(koleksi)
Jalan Kuarter
(pinggir)
   Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)
Jalan primer (main road) adalah jalan yang menghubungkan divisi dengan divisi emplasment
keluar dari lingkungan kebun. Jalan sekunder (secondary road) merupakan jalan penghubung
dengan areal produksi dan berfungsi  sebagai jalan pengumpulan hasil, umumnya arah utara
sampai dengan selatan. Jalan  tersier (tertiary road) merupakan jalan didalam areal produksi/
blok yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan hasil, dengan arah timur- barat. Jalan line
(koridor road) adalah jalan pinggir kebun sebagai batas areal tanaman dan juga sebagai jalan
kontrol.
Pemeliharaan jalan dilakukan secara manual tetapi diusahakan menggunakan
alat grader dancompactor. Permukaan jalan diusahakan cembung sehingga pada saat hujan turun
air tidak menggenang, pemeliharaan jalan dilakukan setiap enam bulan sekali, sementara parit
drainase dibangun untuk mengeluarkan kelebihan air agar areal tanamn kelapa sawit tidak
tergenang dengan cara mengangkat/ menggali tanah yang menutup parit. Pada areal TBM parit
dibuat dengan lebar 1 m dengan kedalaman 1,5 meter. Pembuatan parit ini menggunakan tenaga
borongan dengan target 100 m/hk.
Kegiatan-kegiatan pemeliharaan TBM diatas pada saat praktek magang ini sudah dilaksanakan.
Adapun kegiatan yang belum dilakukan adalah penunasan (tunas pasir) dan kastrasi. Karena
tanaman pada masa TBM I belum membentuk bunga dan buah.
4. Kegiatan di Areal Tanaman Menghasilkan ( TM )
Kegiatan di areal TM dilaksanakan selama 1 minggu yaitu pada tanggal  23  Oktober – 10
Desember 2009. tempat kegiatan di areal TM difokuskan di areal kebun TM divisi III Wilayah
Central. Jenis kegiatan di areal TM meliputi kegiatan sebagai berikut :
Cabut Anak Kayu
Kegiatan mencabut anak kayu / gulma di sekitar tanaman kelapa sawit, pasal pikul dan TPH,
tujuan dari kegiatan ini untuk mencegah terjadinya persaingan dalam mengambil unsur hara di
dalam tanah.
Garuk Piringan
Kegiatan membuang gulma atau sisa brondolan yang tertinggal di piringan, dengan
menggunakan alat cangkul yang berbentuk seperti tangan manusia, piringan berfungsi sebagai
tempat penyebaran pupuk, serta tempat jatuhnya brondolan, dan mempermudah pengangkutan
buah ke TPH.
Pemupukan
emupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu sekitar 40% –
60% dari total pemeliharaan. Oleh karena itu, agar tercapai hasil pemupukan yang optimal maka
pupuk yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan.
Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk NPK Mg, dengan rotasi pemupukan dibagi
menjadi 3 periode dalam waktu 1 tahun. Agar pupuk yang diberikan unsur hanya dapat diserap
oleh tanaman secara maksimal maka perlu diperhatikan pengaplikasiannya sesuai dengan
pengertian 4 tepat yaitu :
-          Tepat Jenis                              :    Pupuk yang diberikan sesuai unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman.
-          Tepat Dosis                             :    Jumlah pupuk yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
-          Tepat Waktu dan Frekuensi    :    Pelaksanaan pemupukan harus sesuai jadwal yang telah
ditetapkan
-          Tepat Cara                               :    Penempatan pupuk harus sesuai dengan ketentuan
sehingga penyerapan unsur hara akan maksimal.
Ada dua cara aplikasi pupuk yaitu sistem pocket (benam) dan sistem tebar. Sistem benam dengan
membuat 3 (tiga) lubang pada piringan dengan jarak 21 cm dari pangkal batang tanaman  kelapa
sawit, dosis pupuk sebanyak 3 kg/pohon kemudian dibagi dan dimasukkan ke dalam lubang yang
telah dibuat dan setelah itu lubang ditutup kembali. Sistem tebar cukup hanya dengan
menebarkan pupuk di dalam piringan pokok.
Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan dengan
melakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah dengan memperhatikan kondisi alam
yang dilakukan oleh dengan dosis pada setiap blok dan pemakaian pupuk sesuai dengan hasil
dari analisa tanah dan daun.
Kegiatan Pemotongan Pelepah Kelapa Sawit
Kegiatan ini adalah memangkas pelepah tanaman kelapa sawit yang menaungi daerah jalan.
Tujuannya supaya jalan tidak terlindungi oleh cabang-cabang kelapa sawit, sehingga cahaya
matahari dapat menembus langsung ke bagian badan jalan, dan pada musim hujan kelembaban
tanah cepat diatasi.
Pembuatan Rorak
Rorak dibuat untuk menampung limpahan air dari jalan dalam kebun dan daerah miring,
sehingga partikel tanah yang dihasilkan dari proses erosi dapat ditampung dalam rorak.
Fungsinya meningkatkan cadangan air tanah jika terjadi kemarau atau curah hujan rendah.
Pembuatan rorak bisa juga disebut usaha konservasi tanah dan air.
Penunasan
Penunasan merupakan kegiatan memangkas pelepah yang tidak aktif  lagi untuk fotosintesis.
Selain itu juga untuk menjaga keseimbangan fisiologi tanaman dan sanitasi serta mempermudah
pemanenan. Alat yang digunakan adalah egrek sedangkan kapak digunakan untuk memotong
pelepah yang telah dipangkas. Dalam penunasan perlu diperhatikan jumlah pelepah yang harus
ditinggalkan di setiap pohon, guna terpeliharanya jumlah kanopi pelepah yang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan fotosintesis pada tanaman, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 11. Klasifikasi Jumlah pelepah yang tersisa pada penunasan
No Umur Tanaman Jumlah Pelepah / Pohon Pusingan
1 < 5 tahun 57 – 64 6 bulan sekali
2 5 – 10 tahun 49 – 56 6 bulan sekali
3 > 10 tahun 42 – 48 6 bulan sekali
           Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)
Pelepah dipotong mepet dengan membentuk tapak kuda keluar. Pelepah yang telah dipangkas,
dipotong menjadi 2 – 3 bagian dan disusun di gawangan mati sejajar dengan pasar pikul. Pada
daerah miring pelepah disusun searah dengan kontur sehingga berfungsi sebagai penahan erosi.
Aplikasi Pengendalian Hama Tikus Dengan Klerat
Kegiatan ini tujuannya untuk meminimalkan serangan hama tikus diperkebunan bukan
membasmi hama tikus, cara yang digunakan dengan menggunakan rodentisida yang bermerek
dagangklerat (campuran lilin, ika, beras busuk, dan warfarin/racun). Teknis pemasangan klerat,
memasang klerat harus perjaringan agar memudahkan pengontrolan pekerjaan karyawan, tiap-
tiap satu pohon diletakkan di pangkal batang pohon satu biji karet.
Aplikasi Tankos
Aplikasi tandan kosong dilakukan pada areal datarang tinggi, bukit, atau teras dan disusun
melingkar pada piringan pohon sebanyak tujuh lingkaran dan tankos jangan menyentuh batang
kelapa sawit (kurang lebih 30 cm dari batang) dengan tujuan agar gulam tidak dapat tumbuh dan
menambah bahan organik tanah.
Herbisida Piringan
Pengendalian gulma di sekitar piringan tanaman kelapa sawit yang menggunakan paraquat
(gromoxon 50 cc dan Ally 2,5 gr dalam satu liter air). Kegiatan di areal TM ini dibimbing
langsung oleh Kepala Estate Manager, Kepala Devisi dan Kepala Bagian Lapangan masing-
masing divisi yaitu Divisi III A.
5. Kegiatan Panen
Panen adalah merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang matang dan mengutip
brondolan kemudian selanjutnya di kumpul ke tempat pengumpulan jasil (TPH).
            Syarat-syarat  buah sawit siap dipanen harus sesuai dengan kriteria matang panen.
Tanaman kelapa sawit dianggap telah dapat menghasilkan pada kira-kira tahun ke-3 sampai ke-8
setelah di tanam, sedangkan buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang kira-kira 6 bulan
setelah penyerbukan. Proses pemasakan tandan sawit mula-mula dapat dilihat dari perubahan
warna, adapun perubahan warnanya adalah: mula-mula hijau oleh karena zat klorofil kemudian
berubah menjadi merah atau orange oleh karena pengaruh zat warna betacarotensetelah warna
ini terakhir tercapai, maka minyak sawit yang terkandung dalam daging buah telah mencapai
maksimalnya dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandanya dan disebut membrondol. Sudah
merupakan kelaziman bahwa kriteria kematangan buah dinyatakan jumlah brondolan yang sudah
jatuh. Buah yang telah matang akan terlepas dari tandannya (membrondol) kondisi ini
merupakan tanda kematangan buah. Semakin buah yang banyak membrondol berati buah
semakin matang.
Sebelum kegiatan pemanen dilakukan terlebih dahulu mempersiapkan semua peralatan yang di
gunakan. Alat yang di gunakan dalam pemanenan buah sawit adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Alat-alat Panen
Umur Tanaman Tinggi Batang Alat Panen
(Tahun) Menghasilkan (m)

3-4 1 0-2 Dodos


5-8 2 2-4 Dodos  
>8 3 5-12 Egrek
   Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)
Sebelum kegiatan pemanenan di lakukan pihak perusahaan PT Prakarsa Tani Sejati Kecamatan
Sungai Laur mengutuskan pengawas dan kerani untuk mengadakan sensus buah dengan tujuan,
untuk mengetahui jumlah buah yang layak atau tidak layaknya yang di panen. Selain itu juga,
sensus buah bertujuan untuk mempermudah perhitungan dalam satu blok/jaringan.
Umur tanaman kelapa sawit menghasilkan di kebun PT Prakarsa Tani Sejati Kecamatan Sungai
Laur saat ini telah mencapai 16 tahun dan tingginya mencapai 8–12 m maka alat yang di
gunakan adalah egrek sebagai alat untuk alat pemanen. Sistem panen yang di gunakan
adalahancak giring dan ancak tetap. Kedua system ini masing-masin mempunyai kelebihan dan
kekurangan yaitu ancak giring keuntunganya, pekerjaan relatif ringan dan kerugiannya adalah
adanya pekerjaan kurang tanggung  jawab dari si pemanen yang tidak terjangkau sehingga
pohon-pohon sawit  tidak di panen karena mengejar target. Keuntungan dari ancak tetap adalah
mudah dalam pengontrolan jika ada TBS yang tidak di panen. Kerugiannya pekerjaan relatif
lambat, pekerjaan cukup berat karena satu orang menanggung sejumlah jaringan panen masing-
masing.
Kegiatan pemanenan buah sawit, harus selalu sesuai dengan rotasi (pusingan). Rotasi (pusingan)
yang di maksud, adalah pergiliran waktu panen. Waktu yang di perlukan di antaranya panen
terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi (pusingan) tergantung pada
cepatnya matang buah. Pada panen permulaan biasanya 15 hari, kemudian 10 hari dan terakhir 7
hari. Dalam hal pusingan, digunakan simbol panen  5⁄7 yang berarti dalam satu minggu
hanyadilakukan panen sebanyak 5 kali, sedangkan sisawaktu 2 hari difokuskan pada kegiatan
pemeliharaan pelepah. Cara panen yang biasa di lakukan di PT Prakarsa Tani Sejati Kecamatan
Sungai Laur sesuai dengan umur dan ketinggian tanaman. Jika ketinggian pohon mencapai 8-
12m  maka pemanenan di lakukan dengan menggunakkan alat seperti egrek sedangkan untuk
usia tanaman yang berumur 3-5 tahun cukupmenggunakan dodos.
Cara pemanenan buah sawit adalah dengan memotong pelepah yang menyangga buah yang telah
matang. Setelah buah jatuh ke tanah, dilakukan pengangkutan dan membuang pelepah keareal
gawang mati. Gawang mati adalah tempat penumpukan pelepah atau sampah. Setelah
pemanenan selesai dalam satu jalur, maka buah yang di panen di angkut menggunakan
keranjang, gancu, dan arko, untuk membawa buah ke tempat pengumpulan hasil (TPH), setelah
buah terangkat semua, di lakukan pemotongan tangkai buah yang panjang supaya tidak ada lagi
greeding atau pemotongan timbangan TBS ketika sampai dipabrik.
Tenaga kerja pemanen di PT. Prakarsa Tani Sejati Kecamatan Sungai Laur terdirir dari pemanen
TBS dan pengutipan brondolan. Pemanen TBS terdiri dari dua tenaga kerja yaitu pemanen TBS
khusus untuk TBS umum, sedangkan yang mengutip brondolan hanya mengutip brondolan saja.
Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam pemanenan TBS dan brondolan tidak tertinggal di
lapangan (di piringan) . buah yang di simpan di TPH di beri tanda atau nomor pemanen sehingga
mudah dalam perhitungan dan pengecekan ulang jika terjadi kesalahan dalam pengecekan buah.
Tandan buah yang telah di panen secepat mungkin di angkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) guna
untuk di lakukan pengolahan selanjutnya. Buah yang telah di panen harus segera di angkut dan
tidak boleh di inapkan (restan) di kebun karena dapat menyebabkan meningkatnya asam bebas
(ALB) dalam minyak, sehingga mutu lemak menjadi lemah. Oleh karena itu semakin cepat TBS 
di angkut dan di olah maka semakin baik mutu minyak yang di hasilkan.
Tabel 13. Kriteria Kematangan Panen
Fraksi istilah Criteria
00 Mentah sekali Brondolan o%
0 Mentah Brondolan 1-12,5%
(buah luar membrondolan)
1 Kurang matang Brondolan 12,5-25%
(permukaan luar membrondol)
2 Matang I Brondolan 25-50%
(permukaan luar membrondol)
3 Matang II Brondolan 50-75%
(permukaan luar membrondol)
4 Lewat matang Brondolan 75-100%
(permukaan luar membrondol)
Sumber, PT Prakarsa Tani Sejati 2009
Berdasarkan table penggolongan kematang buah yang siap di panen adalah fraksi 1,2, dan 3.
Fraksi ini di tetapkan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dengan tingkat minyak
ekstrasi yang optimal.
5. Kegiatan Di Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
            Kegiatan yang di lakukan di pabrik pengolahan kelapa sawit itu di antaranya adalah :
Stasiun jembatan timbang
Tandan buah yang  telah di panen di angkut ke pabrik  minyak kelapa  sawit(PMKS) untuk di
olah kemudian di timbang terlebih dahulu di jembatan penimbangan agar di ketahui berapa berat
jenjang rata-rata(BJR)pertandan yang di angkut ke pabrik.Di stasiun jembatan penimbangan ini
aktifitas yang dilakukanantra lain:
1)       Penimbangan tandan buah segar (TBS)
2)       Penimbangan tandan kosong (TANKOS)
3)       Penimbangan crude palm oil (CPO)
4)       Penimbangan kernel
Tabel 14. Pengolahan Fraksi TBS Yang Di Terima Di Pabrik
Fraksi 00 0 I II III IV V
% Tandan 0 0 23 35 30 10 2
      Sumber, PT Prakarsa Tani Sejati 2009
Penimbangan di lakukan dua tahap,untuk tandan buah segar di timbang bersamaan dengan
kendaraan yang mengangkutnya, setelah itu buah di masukan ke loding ramp dan kendaraan
ditimbang kembali.
Stasiun Loding ramp
Tempat  ini merupakan untuk menampung tandan buah kelapa sawit dari kebun sebelum
dilakukan pemprosesan di pabrik.
Perebusan ( sterilizer)
Tandan buah segar yang  telang ditimbang dimasukan kedalam lori melewati  stadium Loading
Ramp sebelum dimasukan kelori perebusan. Setelah buah masuk ke lori kemudian dimasukan
kedalam sterilizer dengan kapasitas tiap lori adalah 3-4 ton. Proses perebusan ini dimaksudkan
bertujuan;
1)                  Agar buah mudah dilepaskan tandannya
2)                  Membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas, agar daging buah
menjadi lunak
3)                  Memudahkan  terlepasnya inti dari cangkangnya ( shell ),
4)                  Menambah kelembaban didalam daging buah sehingga minyak lebih mudah
dikeluarkan (dipisahkan), dan
5)                  Mengkoagulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih mudah.
Proses ini berlangsung selama 90-100 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan 2,8-
3,5 bar. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan dalam treasure dengan
menggunakanHolisting Crane.
Perontokan buah dari tandan
Setelah kegiatan di perebusan tersebut, pada treasure ( alat untuk memisahkan buah dari tandan )
buah yang masih melekat dari tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip
bantingan sehingga buah tersebut lepas. Buah yang telah terlepas diangkut dengan menggunakan
stasiun Kompeyor menuju ke Ketel pengaduan atau mesin pelumat (Digester).
Pengolahan minyak dari daging buah
Buah yang diangkut ke digester dimaksudkan agar buah tersebut terlepas dari bijinya. Dalam
proses ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil. Setelah proses
pengadukan selesai kemudian  dimasukan kedalam alat pengepresan ( Scewpress ) agar minyak
keluar dari cangkang dan sabut. Untuk proses pengepresan diperlukan tambahan panas antara 10-
15%, sehingga akan diperolah minyak kasar dan ampas serta biji.
Sebelum minyak kasar ditampung pada Crude Palm Oil Tank, harus dilakuakan pemisahan
kandungan selain dari minyak sawit  pada santrap yang kemudian dilakukan penyaringan
( Vibrating Screen). Ampas dan biji yang mengandung minyak(Oil Sludge) dikirim kepemisahan
ampas dan biji ( Depericarper ). Dalam prose penyaringan kasar perlu ditamabahkan air panas
untuk melancarkan penyaringan minyak kasar. Minyak kasar kemudian dipompakan kedalam
Decenter guna memisahkan Solid dan Liquide. Fase yang berupa minyak dan masa jenis ringan
ditampung di Continous Setiling Tank, minyak dialirkan ke Oil Tank, fase berat yang terdiri dari
air dan padatan terlarut ditampung kedalam Sludge Tank.
Proses pemisahan minyak
Minyak dari Oil Tank dialirkan  kedalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran atau solid yang
mengandung kadar air. Selanjutnya minyak dialirkan ke vakum Drier untuk memisahkan air
sampai pada batas standar. Melalui sarvo Balance minyak sawit dipompakan ketengki timbun
(  Oil Storange Tank ).
Proses pengolahan inti sawit
Ampas kelapa yang terdiri dari bijikelapa dan sabut  dimasukan ke Depericarper melalui
CakeBrake Conveyor. Ditempat ini ampas  dipanaskan dengan uap air agar kandungan air dapat
diperkecil, sehingga  press cuke terurai dan memudahkan proses pemisahan sabut dan biji.
Pemisahan ini terjadi akibat dari perbedaan berat dan gaya isap Blower. Hasil dari pengepresan
berupa biji (nui) dan serat (fiber) didistribusikan dengan Cake Breaker Conveyor ( CBC ) untuk
memisahkan biji dan serat dengan system hisapan Blower. Fiber  yang terhisap akan masuk
keFibrecycone melalui air lock dan jatuh kedalam Conveyor untuk didistribusikan ke stasiun
Boilersebagai bahan bakar.
Biji yang tidak terhisap oleh Blower  masuk dan di polis di Depericaper ( polising drum ) untuk
memisahkan kotoran dan sisa fibre yang masih melekat dan tercampur pada biji. Pada
Depericarver ini terdapat lubang untuk meloloskan biji yang akan diolah lebih lanjut, sedangkan
yang tidak terpolis akan keluar melalui kisi-kisi pada ujung drum. Selanjutnya biji akan lolos di
Depericarver melalui We Nut Elevator dimasukan ke dalam Nut Grading Drum untuk disortirr
berdasarkan ukurannya (kecilo, sedang dan besar). Sebelum bijindi pecahkan dengan Ripple
mill, sebelumnya biji di tampung di 3 (tiga) buah  Nut silo dengan masing-masing
ukuranya.Agar biji  tidak sekaligus masuk ke Rippler Mill, maka kecepatan tumpahnya biji
kedalam Rippler Mill harus di atur, dan apa bila tidak di atur maka Rippler Mill akan mengalami
trip (ketidak mampuan satunalat untuk menjalankan fungsinya).
Persortiran berdasarkan ukuran ini dimaksudkan agar ukuran biji disesuaikan dengan spesifikasi
Rippler Mill agar dapat dipecahkan. Setelah biji dipecahkan, maka kernel dengan cangkang
melalui Crakced Mixture Conveyor dan elevator di distribusikan ke Fractional Sunction Blower
1 (fractional colum 1) untuk di pisahkan antara kernel dan shell dengan menggunakan system
hisapan blower, menuju air lock untuk ditanpung didalam shell hopper dan selanjutnya dengan
Conveyor di distribusikan ke stasiun boiler sebagai bahan bakar.
Proses pemisahan Kernel dan cangkang di lakukan 2 kali dengan menggunakan Fraktional
Sunction Blower II (fractional colum II) dan selanjutnya dilakukan proses yang sama dengan
fractional coloum I, dan pada pemisahan dengan fractional coloum ini tidak semua cangkang
yang terpisah maka di lakukan proses selanjutnya yaitu Clay Bath. Pada Clay Bath ini kernel dan
cangkang dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis dengan menggunakan media berupa
larutan kaolin (calium carbonat), untuk mempermudah pemisahan cangkang dan kernel
(berdasarkan berat jenis), dengan larutan ini maka kernel akan mengapung sedangkan cangkang
(shell) mengendap ke bawah, selanjutnya dipisahkan. Kernel langsung di distribusikan ke dalam
kernel silo dengan temperatur yang berperiasi (tiga tingkat an suhu), atas 60-°C, tengah 70-
80%°C dan bawah 50-60%°C.
Setelah ditampung dalam Kernel silo maka Kernel di distribusikan dengan dorongan angin (fam)
menuju ball Silo atau penimbunan akhir. Sedangkan shello yang berasal dari Fraktion Coloum
I,Fraktion coloum II dan Claybath yang ditanpung dalam shell hopper selanjutnya juga akan di
distribusikan ke stasiun boyler dengan menggunakan conveyor.
6. Kegiatan di Kantor
            Selain memahami dan menguasai kegiatan dilapangan, mahasiswa juga diarahkan pada
kegiatan kantor sebagai pedoman dan pembelajaran administrasi serta manajemen kebun yang
dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu :
Kegiatan dikantor Divisi III PT. Prakarsa Tani Sejati
Kegiatan ini meliputi latihan administrasi kantor, pengumpulan data dan literatur yang
diperlukan untuk menyusun laporan praktek kerja lapangan dan kegiatan pendalaman materi
serta pelaksanaan ujian tertulis. Kegiatan ini dibimbing oleh kepala bagian administrasi kantor,
bahan materi yang diberikan meliputi materi yang terkait langsung dilapangan.
Kegiatan dikantor Kebun Central PT. Prakarsa Tani Sejati
Kegiatan ini meliputi pemberian materi mengenai budidaya tanaman kelapa sawit, akutansi dan
manajemen kebun. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan perusahaan perkebunan PT. PT.
Prakarsa Tani Sejati.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perencanaan dan Manajemen Pembibitan yang Kurang Tepat
            Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit ditanam
saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, aspek-aspek
manajemen dan teknik budidaya merupakan kunci keberhasilan utama dalam pengembangan
kelapa sawit guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.
            Pembibitan adalah salah satu kegiatan utama yang memegang peranan penting dalam
peningkatan kualitas dan produktivitas tanaman. Jika kegiatan pembibitan berjalan dengan baik,
maka kegiatan berikutnya akan berjalan dengan baik pula. Namun jika kegiatan di pembibitan
mengalami masalah, maka masalah itu akan berdampak buruk bagi kegiatan budidaya tanaman
kelapa sawit selanjutnya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya dilapangan masih dijumpai beberapa
masalah yang bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan perusahaan itu sendiri, yaitu :
1. Terlambatnya pembukaan lahan diareal pengembangan
Terhambatnya pembukaan areal penanaman yang dilakasanakan oleh pengembang menyebabkan
bibit yang berada diareal tanaman pembibitan tidak bisa didistribusikan dengan baik kelapangan
yang akhirnya menyebabkan masalah baru diareal pembibitan. Masalah- masalah yang timbul
tersebut diantaranya adalah :
Serangan Penyakit
Serangan hama penyakit diakibatkan oleh tingginya tingkat kelembaban diareal pembibitan
karena jarak atau kerapatan tanam yang tidak sesuai dengan umur tanaman. Sehingga penyakit
mudah menginfeksi baik pada batang ataupun daun yang terlalu rimbun. Jenis penyakit yang
umumnya ditemukan seperti,
Ø  Drechslera halodes
Mula-mula timbul pada pupus atau daun pertama yang baru saja membuka, terbentuk becak kecil
hijau pucat, lalu menjadi hijau jernih yang dikelilingi halo lebar berwarna hijau kekuningan dan
tidak berbatas tegas. Ditengah bercak dapat dilihat satu titik berwarna coklat. Bercak-bercak ini
dapat bersatu dengan bentuk tidak teratur, berwarna hitam kelabu.
Helminthosporium 
Cendawan ini menunjukkan gejala-gejala yang berbeda. Kadang-kadang menghasilkan bercak
kecil, berwarna coklat, tidak disertai dengan klorosis, dan bercak tidak membesar.
Bagaimanapun dia dapat juga menyebabkan bercak memanjang.
Botryodiplodia
Bercak daun dimulai dari ujung daun. Becak-becak kecil dan transparan dan mudah dimonitor
dengan penembusan sinar matahari. Bagian tengah dari bercak menjadi kelabu atau coklat gelap
kertas dengan banyak titik hitam. mewakili tubuh buah (picnidia) dari jamur tersebut.
Usaha menekan terjadinya intensitas serangan yang lebih berat akibat semua penyakit
tersebut, perlu diambil langkah-langkah pengendalian semakimal mungkin dengan cara
melakukan pengguntingan atau pemotongan bagian tanaman yang terkena penyakit,
mengisolasi atau memusnahkan tanaman yang terkena penyakit, serta memisahkan areal
tanaman prenursary dan mainursary dengan jarak yang berjauhan serta penjarangan atau
penambahan luas areal mainnursary.   Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan oleh
pihak perusahaan adalah melakukan penyemprotan dengan fungisida Dithane dan Daconil
0.2% ( 2 gr / liter air) dan fungisida Banlate 0.2% ( 2 gr / liter air).
Ketiga fungisida diatas  dipakai secara bergantian dengan interval satu minggu pada daun
tanaman selama satu bulan. Jika serangan yang terjadi pada daun muda atau daun yang belum
membuka  sudah menurun, maka interval penyemprotan dapat diturunkan menjadi 10 hari
sekali. Pemberian fungisida harus dihentikan jika daun tombak atau daun yang baru membuka
sudah bebas dari pathogen-patogen. Keberhasilan pelaksanaan pengendalian penyakit ini
biasanya tergantung dari intensitas serangan atau daur penyakit yang menjangkit tanaman. 
 
Serangan Hama
Tanaman yang telah berumur lebih dari 12 bulan lebih rentan terkena serangan hama
dikarenakan susahnya pengawasan dan pengontrolan terhadap area tanaman akibat populasi
dan jarak tanam yang tidak sesuai dengan usia tanaman. Hama yang biasanya menyerang
tanaman diareal pembibitan yaitu :
1)        Tikus
Tikus biasanya menyerang tanaman pada malam hari, biasanya tikus lebih menyukai tanaman
yang masih berada diareal prenursary dengan cara memakan dan merusak biji bagian bawah
anak bibit kelapa sawit yang baru tumbuh, keberadaan tikus diareal mainursary biasanya untuk
menambah populasi mereka dengan membuat sarang dan berkembang biak diantara tanaman
yang rimbun dan bersemak. Hal ini perrlu mendapat perhatian yang serius, karena jika populasi
mereka semakin banyak maka intensitas serangan akan semakin meningkat. Cara
mengendalikan hama tikus yaitu dengan cara manual yaitu membersihkan areal pembibitan dari
gulma dan melakukan pemangkasan pada pelepah yang terlalu rimbun. Adapun cara
selanjutnya adalah dengan memasang rodentisida jenis klerat pada setiap sudut areal
pembibitan.
2)        Landak
Landak biasanya menyerang bagian bawah tanaman yang masih muda yaitu dengan cara
memakan umbut tanaman. Cara pengendalian sama halnya seperti pengendalian hama tikus
yaitu dengan memasang rodentisida jenis klerat.
3)        Babi
Selain memakan umbut tanaman, babi juga merusak tanaman dengan cara merusak dan
merobohkan batang tanaman. Pengendalian hama babi dilakukan dengan menangkap dan
memasang penjebak serta membunuhnya. Cara lainnya adalah dengan cara memasang pagar
kawat yang mengelilingi areal pembibitan.
Etiolasi
Etiolasi diakibatkan oleh rapatnya populasi tanaman sehingga mengurangi intenitas penyinaran
matahari pada tanaman. Tanaman tumbuh memanjang tetapi memiliki perakaran yang pendek.
Tanaman yang mengalami etiolasi sudah tidak mungkin ditanam dilapangan karena akan
mengalami tingkat stress yang sangat tinggi akibat perubahan suhu yang dratis.
Bertambahnya anggaran perawatan
Kegiatan pemeliharaan di areal pembibitan tidak terlepas dari peran dan fungsi karyawan tenaga
borongan maupun karyawan tenaga harian. Jenis-jenis perawatan yang dilakukan diareal
pembibitan khususnya areal mainursary adalah pengendalian gulma, tarik kacangan,
pemangkaan, pemupukan dan penyiraman. Perawatan terhadap tanaman yang mengalami
keterlambatan penditribusian kelapangan tetap dilaksanakan sebagaimana biasanya. Hal ini
untuk menekan terjadinya kerugian perusahaan akibat kegagalan target penanaman.
Salah satu yang menjadikan alasan kuat terhambatnya pembukaan lahan untuk areal penanaman
adalah kurangnya alat-alat berat yang dimiliki perusahaan ataupun kerusakan yang cenderung
terjadi pada alat berat ketika melaksanakan kegiatan pengembangan lahan perkebunan.
2. Keadaan Alam atau cuaca 
            Keadaan alam atau cuaca juga merupakan faktor penghambat pendistribusian bibit
keareal penanaman, iklim dilokasi perkebunan PT. Prakarsa Tani Sejati termasuk iklim tropis.
Hal ini ditandai dengan tingginya curah hujan pertahun pada lokasi tersebut, yaitu rata-rata 3200
mm/th. Pembagian hujan setiap bulannya >150 mm perbulan. Jumlah hari hujan rata- rata
perbulan 16 hari. Umumnya musim hujan terjadi pada bulan oktober-april. Bulan dengan curah
hujan yang sedikit terjadi pada bulan mei-septermber.
Curah hujan tinggi
Curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan areal yang akan ditanami mengalami penggenangan
air, sehingga akan menyulitkan penggalian lubang tanam sehingga proses penanaman terhambat
dan bibit yang akan didistribusikan kelapangan tertahan diarea pembibitan . Lahan yang
mengalami penggenangan air adalah lahan yang memiliki topografi rendah seperti rawa-rawa
yang berada dibawah lereng dan bukit. Tanaman yang ditanam diareal bertopografi rendah harus
memperhatikan tingkat curah hujan didaerah tersebut. Tanaman yang yang baru dipindahkan
kelahan akan mengalami kematian jika intensitas genangan bertahan atau bahkan meningkat
sehingga menyebabkan pembusukan pada akar tanaman.
Kekeringan
Perencanaan pembibitan yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan jadwal penanaman yang tidak
sesuai dengan kondisi iklim dan cuaca seperti kekeringan. Kegiatan penanaman kelapa sawit
biasanya dilakukan pada awal musim hujan atau akan berakhirnya musim kemarau. Jika usia
bibit telah berakhir diareal pembibitan sedangkan musim sedang mengalami kemarau maka
pendistribusian bibit kelapangan akan tertunda sementara kegiatan pemeliharaan diareal
pembibitan akan terus berjalan.
3. Kerusakan Jalan
            Kerusakan jalan juga merupakan salah satu masalah yang dapat menghambat kegiatan
penyaluran bibit kelapangan, adapun penyebab kerusakan jalan adalah akibat keadaan cuaca
yang estrim seperti hujan yang menyebabkan material jalan terbawa arus air dan mengalami
pengikisan, kurangnya pemeliharaan dan terlambatnya perbaikan akibat rusaknya alat berat. Cara
mengatasi kerusakan jalan yang dapat mengganggu kegiatan pendistribusian bibit kelapangan
antara lain :
Melakukan pemeliharaan ringan seperti penimbunan jalan yang berlubang, perataan dan
pengerasan pada tempat-tempat tertentu.
Melakukan pembuatan jalan alternatif selama jalan utama dalam perbaikan atau masih dalam
pemeliharaan.
4. Kegiatan Pemeliharaan yang Kurang Tepat Di areal Pemibitan
            Kegiatan pemeliharaan tanaman muda di areal pembibitan terdiri dari berbagai jenis
kegiatan, seperti pengendalian hama penyakit, pengendalian gulma, pemupukan, penyiraman,
pembumbunan (toping) dan pengawasan serta penjagaan areal pembibitan. Kegiatan tersebut
terbagi menjadi dua item pekerjaan menurut tempat pelaksanaannya yaitu kegiatan pemeliharaan
diareal prenursary dan kegiatan pemeiharaan diareal mainursary.  Perbedaannya adalah cara atau
penerapannya di kedua areal tersebut.
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit diareal pembibitan  merupakan kunci utama keberhasilah
budidaya tanaman kelapa sawit diareal TBM dan TM. Oleh karena itu, pemeliharaan harus
dilakukan secara intensif dengan menajemen dan pengawasan yang tepat. Pengawasan kerja,
teknik atau cara pemeliharaan, suplai biaya, tenaga kerja, ketersediaan bahan dan alat yang
mendukung dan memenuhi standar serta kriteria yang telah ditentukan. Fakta dilapangan masih
ditemukannya praktek atau cara pemeliharaan yang tidak sesuai dengan apa yang ditentukan,
seperti :
Aplikasi Pupuk
Masih adanya kegiatan pemupukan pada waktu yang tidak tepat yaitu diatas jam 10- jam 3 siang
oleh pekerja harian. Hal ini sangat tidak efisien karena pupuk yang diterapkan akan mengalami
penguapan oleh sinar matahari dan sedikit sekali unsur hara yang bisa diserap tanaman sehingga
bisa menyebabkan terjadinya gejala kekurangan unsur hara pada tanaman. Ciri-ciri tanaman yang
mengalami gejala kekurangan unsur hara adalah, daun agak kekuning-kuningan akibat
kekurangan nitrogen, diameter batang kecil dan dan pertumbuhan lama akibat kekurangan
Phosfor, defisiensi kalium (Kcl) pada tanaman muda memang agak sulit dikenali akan tetapi
terkadang terjadi gejala bintik- bintik hitam diantara ruas daun.
Selain itu masih ada pupuk yang digunakan sudah mengalami perubahan bentuk karena  pupuk
yang akan diaplikasikan ditumpuk diareal lapangan terbuka dan hanya ditutup oleh terpal.
Akibatnya pupuk yang diaplikasikan telah mencair dan mengalami penurunan kualitas hara
seperti Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (Kcl).
Cara pemupukan yang efektif untuk tanaman berusia diatas tiga bulan adalah dengan
menaburkan pupuk mengelilingi batang tanaman, waktu yang baik untuk kegiatan pemupukan
adalah pagi hari dan perlu dilakukan penyiraman pada sore harinya dengan intensitas rendah.
Penyemprotan herbisida
Herbisida merupakan senyawa kimia yang mampu menekan pertumbuhan gulma di areal
pembibitan. Menurut aplikasinya, herbisida terbagi menjadi dua yaitu herbisida pratumbuh
(preemergence herbicide) dan herbisida purna tumbuh (postemergence herbicide). Cara yang
kedua digunakan pada areal pembibitan di mainursary dan jenis yang dipakai adalah adalah
gramoxon dengan bahan aktif Paraquat diklorida yang merupakan herbisida bersifat kontak, non
selektif dengan daya kerja yang cukup cepat (Syngenta, 2002). Oleh karena itu penggunaan
herbisida ini harus dilakukan dengan alat semprot yang selektif seperti pompa gendong yang
dilengkapi knap- sack sprayer CP-15 dengan nozel hijau agar pancaran air merata kebawah.
Fakta dilapangan berbeda jauh dengan apa yang telah direkomendasikan, yaitu masih adanya
penggunaan alat semprot dengan menggunakan nozel bulat dan penggunaan herbisida tanpa
dosis dan konsentrasi. Hal ini sangat membahayakan tanaman, terbukti masih adanya tanaman
yang mati akibat terkena percikan dan hembusan herbisida atau tanaman yang mengalami
keterlambatan pertumbuhan karena mengalami kerusakan pada daun.
Tabel 15.
Srandar Alat Semprot yang digunakan di areal Pembibitan
Pengaturan Knapsack CDA
Tipe Nozzle AN 1.0 Herbi blue
Tekanan Rendah n/a
Ketinggian 0,4 0,4
Lebar 1 1,2
Kecepatan Alir 1,2/detik 1,7 ml/detik
Kecepatan Berjalan 1 m/detik 1 m/detik
Pembumbunan ( toping)
Pembumbunan dilakukan untuk menambah kembali debit tanah yang menurun didalam poly bag
tanaman. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang masih banyak mengandung humus
untuk menambah kesuburan tanaman. Akan tetapi pemberian tanah yang terlalu banyak pada
poly bag tanaman menyebabkan masalah baru yaitu sulitnya melakukan kegiatan pemupukan.
Akibatnya pupuk yang diaplikasikan pada tanaman tidak merata dan terbuang sia-sia.
Penyiraman
Penyiraman tanaman diareal pembibitan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan lama 2 jam
setiap penyiraman. Instalasi yang digunakan adalah mesin robin dengan vipa water pam yang
dilengkapi sprinkler sebagai penyiram. Air yang digunakan berasal dari sungai dan penyiraman
tergantung kepada kapasitas dan debit air sungai tersebut.
Tabel 16. Kebutuhan air menurut umur bibit
No Umur Bibit (Bulan) Kebutuhan air/hari
1 0-2 0,6 lt
2 2-4 0,7 lt
3 4-6 1,0 lt
4 >6 1,5 lt
Musim kemarau adalah kendala terbesar bagi pemeliharaan tanaman di areal pembibitan debit air
yang sangat menurun menyulitkan kegiatan penyiraman sehingga waktu dan intensitas
penyiraman dikurangi dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat. Menampung adalah
solusi terbaik untuk menjaga cadangan air untuk kegiatan penyiraman, akan tetapi hanya kecil
sekali yang bisa terlaksana berhubung anggaran yang diperlukan tidaklah sedikit.
B. Manajemen Sumberdaya Manusia yang masih Rendah dan Kinerja Karyawan yang
Kurang Efektif.
 
Manajemen Sumber daya Manusia yang Masih Rendah
Manajemen Sumber daya Manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam perusahaan. Tujuannya adalah memberikan kepada perusahaa satuan kerja yang
efektif. Untuk mencapai tujuan ini, manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana
seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan
memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat
lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada.
Struktur organisasi di areal pengembangan khususnya pada areal pembibitan terdiri dari :
a)      Estate manager yang merancang, menangani, melakukan perencanaan teknis dilapangan,
membuat dan menganalisa laporan-laporan yang meliputi anggaran pembiayaan diareal
pembibitan dan bertanggung jawab terhadap Regional controller.
b)      Kepala divisi yang bertugas mengawasi, melaksanakan dan memberikan laporan-laporan
tentang kegiatan  yang telah direncanakan kepada estate manager.
c)      Kepala bagian lapangan yang mengontrol aktivitas langsung dilapangan, memberikan
laporan kepada kepala divisi dan memberikan arahan kepada pengawas lapangan tentang
kegiatan teknis dilapangan.
d)     Pengawas Lapangan  yang bertugas mengawasi semua kegiatan yang dilakukan oleh para
pekerja harian lepas atau pekerja borongan dan membuat laporan mengenai kegiatan para pekerja
dilapangan.
e)      Pekerja harian lepas dan borongan yang berasal dari daerah setempat maupun yang berasal
dari luar daerah yang dipekerjakan melalui system kontrak.
UU RI No. 18 tahun 2004, pasal 4 menyebutkan bahwa perkebunan memiliki fungsi ekonomi,
yaitu :
1)      Peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
2)                              Penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional
3)                              Membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat  setempat
Menurut perda No. 19 tahun 2009 yang mengatur dan memberikan izin pembukaan lahan sawit
yang berada dikabupaten ketapang, tercantum pasal yang mewajibkan bagi setiap perusahaan
sawit untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat sekurang-kurangnya 35% dari
semua jumlah karyawan perusahaan.
Hal ini tentu saja menjadi tantangan berat bagi perusahaan karena tidak semua masyarakat yang
melamar diperusahaan memenuhi syarat dan ketentuan yang diinginkan sedangkan masyarakat
sangat berharap besar dapat ikut berpartisipasi dan bekerja di perkebunan yang ada diwilayah
mereka dengan jabatan dan posisi yang strategis. Demi keberlangsungan kegiatan perusahaan,
hal ini masih bisa ditolerir walaupun sebenarnya tidak memenuhi kriteria secara manajemen.
Oleh karenanya, perusahaan harus menerima konsekwensinya seperti rendahnya kualitas hasil
produksi akibat kurangnya pengetahuan dan manajemen perencanaan pemeliharaan tanaman
yang kerap kali terjadi kekeliruan.
Bidang pengembangan yang terdiri dari pembibitan dan pembukaan lahan memerlukan orang-
orang yang memiliki basic ilmu pengetahuan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
pertanian khususnya perkebunan. Sayangnya, dari sekian jumlah karyawan hanya beberapa
orang saja yang memenuhi kriteria tersebut sehingga kesalahan teknis dilapangan masih sering
ditemukan, seperti kesalahan waktu pemupukan yang seharusnya dilakukan pada pagi hari  tetapi
masih dilakukan pada siang hari tanpa adanya teguran dari kepala divisi, kepala bagian lapangan
dan para pengawas.
Training atau pelatihan dan pengkaderan pada karyawan setingkat kepala divisi, kepala bagian
lapangan dan pengawas harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di
perusahaan, tetapi sayangnya hal ini tidak pernah dilakukan oleh pihak perusahaan dengan alasan
dana dan anggaran yang tidak memadai.
Kinerja Karyawan yang Kurang Efektif.
PT Prakarsa Tani Sejati yang berada jauh dan terisolir menyebabkan tumbuh suburnya
kesenjangan sosial antara pekerja buruh dengan pihak manajemen perusahaan. Hubungan kerja
yang cenderung eksploitatif menyebabkan etos kerja para karyawan kontrak semakin memburuk.
Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kelancaran perusahaan dalam melakukan kegiatan
dilapangan seperti kegiatan diareal pembibitan, Pengembangan lahan dan kegiatan teknis
lainnya.
Selain itu, pihak perusahaan masih  mempekerjakan BHL selama lebih dari 3 bulan berturut pada
pekerjaan yang sama tanpa ada peningkatan status buruh (pengangkatan golongan).
Pengangkatan golongan hanya berlaku bagi pihak manajemen perusahaan dan beberapa orang
pengawas lapangan atau mandor saja. Pada beberapa kasus sering terjadi konflik, dimana buruh
BHL menuntut kenaikan status dan kalau tidak dipenuhi mereka melakukan mogok kerja. Hal ini
menyebabkan kegiatan pemeliharaan diareal pembibitan menjadi terhambat dan tanaman tidak
terpelihara dengan baik. Jikalau mereka melakukan pekerjaan maka pekerjaan itu tidak dilakukan
secara maksimal karena tidak dilakukan sepenuh hati. Dampaknya aka berujung kepada kegiatan
pemeliharaan tanaman dipembibitan yang tidak baik dan sangat merugikan pihak perusahaan itu
sendiri.

BAB V
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditi yang mempunyai priorotas utama untuk
dikembangkan di kalimantan barat, karena memiliki potensi yang sangat besar mengingat
ketersediaan lahan masih cukup luas dan kondisi lingkungan di Kalimantan Barat yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit.
Kurangnya manajemen perencanaan awal menyebabkan semua kegiatan yang berlangsung
diareal pembibitan dan pembukaan lahan tidak berjalan secara seimbang sehingga terjadi
penumpukan bibit diarea pembibitan
Kegiatan pelaksanaan pembibitan tanaman kelapa sawit di perusahaan PT. Prakarsa Tani Sejati
Kecamatan Sungai Laur tidak terlepas dari hambatan-hambatan atau masalah yang harus
dihadapi, misalnya manajemen pembibitan yang kurang baik, masih banyaknya jumlah bibit
yang tidak bisa didistribusilan keareal penanaman, pemupukan yang tidak tepat waktu, jenis dan
cara, banyaknya tanaman yang terserang hama penyakit dan anggaran pemeliharaan yang
meningkat.
Salah satu permasalahan yang dihadapi perusahaan PT. Prakarsa Tani Sejati dalam pengelolaan
pembibitan adalah kegiatan pemeliharaan dimana dalam hal ini perusahaan harus
memprogramkan kegiatan penjarangan pada tanaman yang tidak terdistribusikan ke areal
penanaman untuk mengurangi intensitas kerugian akibat serangan hama dan penyakit.
Banyaknya Tenaga kerja PT. Prakarsa Tani Sejati belum memenuhi standar atau kemampuan
dalam memanajemen kebun terutama pada bidang teknis budidaya mengakibatkan menurunnya
produksi yang dihasilkan.
B. Saran
Mengingat kurangnya perencanaan (planning) dan manajemen dalam pelaksanaan kegiatan
pembibitan tanaman kelapa sawit, sebaiknya aspek-aspek yang berkaitan dengam permasalahan
yang terjadi di lapangan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dengan melakukan
evaluasi yang mengarah pada peningkatan mutu kerja.
Kegiatan penjarangan sebaiknya cepat dilakukan  sedini mungkin pada areal pembibitan
mengingat umur tanaman yang terus bertambah dan dikhawatirkan akan memberikan dampak
buruk yaitu semakin menurunnya kualitas bibit yang akan ditanam dilapangan sehingga
menyebabkan kesulitan  kegiatan pemeliharaan berikutnya.
Diharapkan  perusahaan lebih perduli terhadap kesejahteraan karyawan guna meningkatkan mutu
dan etos kerja mereka sehingga akan berdampak baik terhadap perkembangan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai