Banyak perkebunan yang dibuka saat ini di Indonesia namun banyak kesulitan yang
bagaimana cara menghitung kebutuhan tenaga panen yang dibutuhkan. Utamanya daerah
daerah luar jawa yang mesti mendatangkan tenaga dari luar daerah, cara ini cara
sederhana dalam menghitung kebutuhan tenaga panen.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga panen dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Contoh perhitungan:
A = luas areal yang akan dipanen 100 ha
B = kerapatan panen I :5
C = rata-rata berat buah 10 kg
D = Populasi tanaman 143 batang/ha
E = Kapasitas panen 750 kg/HK
Keburuhan tenaga panen sebanyak
PT AGRO INDOMAS
PROSEDUR SENSUS BUAH
A. PERIODE SENSUS
1. Untuk sensus buah ini setiap blok harus ada pokok sampel dengan
kisaran mendekati 5 % terhadap jumlah total pokok di dalam blok.
Pemilihan terhadap sampel ini tentu dengan mempertimbangkan juga
adanya variasi-variasi edapik yang didapatkan dalam blok tersebut dan
hal ini musti didistribusikan ke semua pokok sampel yang tersebar
dalam blok. Untuk hal ini, diambil 1 baris untuk mewakili 20 baris dan
semua pokok yang ada dalam barisan ini dihitung. Baris sensus ke 1
harus dimulai pada baris ke-20 dari batas jalan.
1. Sensus paling baik dilakukan diantara pusingan panen terakhir dibulan yang
bersangkutan dan pusingan panen pertama pada bulan berikutnya. Secara umum
sensus harus diselesaikan dalam waktu yang singkat untuk mendapatkan gambaran
yang sebenarnya yaitu dalam waktu 10 hari, dalam hal ini harus tersedia tenaga yang
mahir (yaitu harus sesuai dengan bobot tugas dan tingkat produktivitas yang
diinginkan), yang sudah diberi training untuk melaksanakan tugasnya.
3. Semua catatan penghitungan buah supaya dipisahkan untuk setiap bloknya dan
dianjurkan dimasukan dalam buku catatan sensus oleh petugas pencatat ke dalam
format berikut :
Adapun total kwantitas dari TBS yang dipanen di 4 bulan mendatang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
= 15.5 Kg
Ini diperoleh dengan cara membagi jumlah tandan dengan jumlah pokok yang
dihitung, seperti berikut :
Ini bisa didapat dari penghitungan pokok di lapangan. Penghitungan pokok ini perlu
diperbarui (updated) setiap tahunnya pada lima tahun pertama semenjak tanam. Dan
bagi pokok-pokok yang sudah berumur lebih dari 5 tahun, dilakukan sekali dalam 5
tahun.
4. PENGHITUNGAN RAMALAN PRODUKSI
Penghitungan ramalan produksi harus dicatat seperti contoh berikut untuk setiap
blok.
1. BERAT TANDAN
Ramalan terhadap hasil TBS yang berdasarkan pada sensus buah akan dilakukan
pembaharuan (updated) setiap bulan selama periode tersebut (4 bulan) berturut-
turut secara overlapping.
Cara menghitung tandan seperti yang sudah diterangkan sebelumnya masih dapat
diterima, meskipun keakuratannya besifat relative, ramalan ini kemungkinan
terdapat variasi perbedaan hasil dari kenyataan di lapangan (actual yield) yang
disebabkan oleh variasi musiman dari periode kematangan buah dan juga BJRnya.
Sekalipun begitu dasar perhitungan dari metode yang didapat tersebut telah
diteliti, dijadikan gambaran dan diterima oleh semua perkebunan. Jika ada variasi >
10 % dari ramalan dalam periode 4 bulan tersebut, maka hal tersebut dinyatakan
tidak memuaskan. Variasi 10 % diambil sebagai standar di PT. Agro Indomas.
Para EM musti melihat kembali (review) terhadap ramalan yang telah dibuat, Jika
variasi > 10 % dari suatu blok, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah
meneliti hal tersebut apakah variasi tersebut disebabkan oleh kesalahan di BJRnya,
atau jumlah rata-rata tandan/pokoknya atau jumlah pokok dalam blok yang tidak
diperbaharui (updated). Kemudian diputuskan perlu tidaknya penyesuaian untuk
pusingan sensus berikutnya. Jika diperlukan supaya berkonsultasi dengan Agronomy
Advisor.
Penghitungan tandan pada TM yang tua (di atas 12 tahun) tidak mudah dan
pemeriksaan terhadap hasil kerja petugas sensus di tempat yang seperti ini harus
lebih sering dan lebih banyak. Hal ini untuk meminimalkan kesalahan penghitungan
yang memang tidak dapat terhindarkan (kecuali menggunakan tangga). Penggunaan
tangga sangat tidak praktis dan tidak dianjurkan.