Anda di halaman 1dari 45

PEMELIHARAAN TBM

PENDAHULUAN

 TBM : Tanaman Belum Menghasilkan


 Tahapan TBM merupakan kelanjutan dari kegiatan
pembukaan lahan dan penanaman
 TBM merupakan langkah persiapan untuk menghasilkan
tanaman yang berkualitas dengan produksi yang optimal
pada saat memasuki tahapan TM
 Tahapan TBM memerlukan biaya investasi sangat besar,
perlu konsistensi dan keseriusan pengelolaannya
PEMELIHARAAN TBM

 Penyisipan
 Pemeliharaan Piringan
 Inspeksi Pasar Pikul
 Pemeliharaan Gawangan
 Ablasi/Kastrasi
 Sanitasi
 Pemeliharaan Kacangan
 Pemupukan
 Pengendalian Hama & Penyakit
1. Penyisipan Tanaman (Supplying)

 Adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau


abnormal
 Dilakukan setelah inventarisasi atau sensus pokok
 Dilakukan pada fase TBM agar tanaman tumbuh seragam
saat memasuki fase TM
Kegiatan Penyisipan Tanaman
2. Pemeliharaan Piringan

 Adalah kegiatan mengendaliakn gulma di areal piringan


 Pada TBM 1 weeding dilakukan secara manual pada radius
1.8 m
 Herbisida digunakan secara terbatas (umur pokok > 6
bulan)
 Penggunaan herbisida didahului dengan decreeping untuk
menghindari kerusakan pelepah
Opsi 1. Tenaga Kerja Memadai

Umur (BST) Circle Weeding Decreeping


(Rotasi/Th) (Rotasi/Th)
0-12 10 (manual) 0

13-24 6 (spraying) 6

25-36 4 (spraying) Disesuaikan kondisi


lahan
Opsi 2. Tenaga Kerja Kurang

Umur (BST) Circle Weeding Decreeping


(Rotasi/Th) (Rotasi/Th)
0-6 4 (manual) 0

7-12 6 (spraying di tepian 3


piringan)
13-24 6 (spraying) 6

25-36 4 (spraying) Disesuaikan kondisi


lahan
Rekomendasi Circle Spraying

Umur (BST) Bahan Kimia Dosis ml/15L


(450 L/spray ha)
6-18 Glufosinate 100-120
Ammonium
> 19 Glyphosate 100
Pemeliharaan Piringan
3. INSPEKSI PASAR PIKUL

 Pasar pikul merupan sarana penunjang kegiatan


TBM
 Tujuan inspeksi adalah memudahkan kegiatan
pemupukan, ablasi, sanitasi, dan supervisi
 Pasar pikul dirawat dengan rotasi 4 kali per tahun
Inspeksi Pasar Pikul
INSPEKSI PASAR PIKUL

 Bersihkan segala
penghalang yang ada di
pasar pikul
 Lakukan inspeksi pasar
pikul untuk kemudahan
pengawasan
Umur (BST) Spray Pasar Lebar
Pikul

12-24 1 path per 4 1 m


baris tanaman
25-30 1 path per 2 1 m
baris tanaman
PASAR PIKUL
4. Pemeliharaan Gawangan

 Adalah kegiatan pengendalian gulma di areal


gawangan
 Pada tahap TBM 1, weeding dilakukan secara
manual
 Chemical Weeding baru boleh dilaksanakan setelah
tahap TBM 1
 Bahan kimia yang digunakan mengacu pada
kebijakan manajemen
Pemeliharaan Gawangan
Rekomendasi Program Rawat Gawangan
Bulan Setelah Tanam Rotasi Selective Weeding

0–9 Interval 3 bulan


(kecuali lallang spraying)

10 - 30 Interval 3 bulan
5. Ablasi/Kastrasi

 Ablasi adalah pembuangan bunga jantan dan buah


yang belum bernilai ekonomis.

 Ablasi dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan


pertumbuhan vegetatif pokok sawit.

 Kegiatan ablasi mulai dilakukan pada umur 15 – 24


bulan, dengan rotasi 2-6 kali.
Ablasi/Kastrasi
Tujuan Ablasi/Kastrasi:

 Merangsang pertumbuhan vegetatif sawit


 Mendapatkan buah dengan bobot dan ukuran seragam
 Meminimalkan serangan hama dan penyakit

Varietas Umur (BST) Rotasi/Thn


DxP 15-24 2-6

Klonal 15-24 2-6


Ablasi untuk meminimalkan serangan cendawan Marasmius
sp.
Metode Ablasi/Kastrasi:

 Bunga jantan dan betina pada ketinggian 30 Cm di atas permukaan


tanah dipotong
 Hindari terjadi kerusakan pelepah daun dan pokok sawit
 Gunakan mata dodos kecil ukuran 2 inch untuk menghindari
kerusakan pokok sawit
 Hentikan kegiatan ablasi 6 bulan sebelum scout harvesting, yakni pada
pokok sawit umur 30 bulan (TM 1)
ALAT ABLASI 2 SISI
(DODOS/CHISEL & KAIT/HOOK)
KAIT ABLASI (HOOK) UNTUK MENARIK BUNGA
BETINA / JANTAN

Panjang tangkai
(190 Cm)

DODOS (CHISEL) 2’’ UNTUK MEMOTONG BUAH


PASIR (SCOUT BUNCHES)
Dodos/ Chisel
2’’ (5 cm)

8 cm

Lebar kait
4 cm Panjang kait 20 cm

SPESIFIKASI DODOS & KAIT


Alat untuk ablasi yang digunakan adalah tongkat kayu dengan dua sisi alat.
Sisi yang satu adalah dodos (chise) 2” untuk mengeluarkan buah pasir, dan
sisi yang lain adalah kait (hook) yang digunakan untuk mengeluarkan bunga
betina / jantan.
Keuntungan alat kait ini adalah lebih efisien & aman, mengurangi resiko
pelepah terluka / terpotong pada saat mengeluarkan bunga betina/jantan,
serta lebih ringan / mudah dalam mengeluarkan bunga daripada
menggunakan dodos (Chisel)
Dodos / chisel tetap digunakan pada ujung tongkat yang lain untuk
mengeluarkan buah-buah pasir (scout bunches) yang tidak bisa
dikeluarkan oleh alat kait (hook)
6. Sanitasi

 Sanitasi adalah pembuangan pelepah kering atau mati dan juga buah
busuk.
 Kegiatan sanitasi biasanya diikuti dengan kegiatan circle raking, untuk
membersihkan kotoran seludang, buah dan brondolan busuk yang
jatuh di area piringan.
 Sanitasi dilakukan jelang scout harvesting, yakni pada pokok sawit
umur 30 BST (tanah mineral) dan 36 BST (tanah marjinal) dan hanya
dilakukan sekali dalam masa pertumbuhan sawit.
Rekomendasi Jumlah Pelepah

Umur (BST) 6 12 18 24 30 36

∑ Pelepah 12-15 24-30 36-44 42-57 52-67 64-72


Sanitasi
7. Pemeliharaan Kacangan

Tujuan rawat kacangan adalah untuk mempertahankan


kondisi areal agar tetap murni kacangan.

Metode rawat kacangan:


1. Cabut gulma yang tumbuh di antara kacangan
2. Kendalikan gulma yang tumbuh di piringan secara manual
3. Tarik dan potong sulur kacangan yang masuk ke areal piringan atau
membelit pokok sawit
4. Dongkel anak kayu pada areal kacangan
8. Pemupukan

Tujuan:
 Memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman secara lengkap
sesuai dengan kondisi tanah untuk mencapai
pertumbuhan yang optimal dan ketahanan terhadap hama
dan penyakit
 Pertumbuhan vegetatif dan generatif
 Tahan terhadap hama dan penyakit
JENIS PUPUK
 Pupuk menurut kebutuhan tanaman
- pupuk makro (mis.urea,mop,erp,dolomite)
- pupuk mikro (mis.borate,Cu-sulfat,Zn-sulfat)
 Pupuk menurut kandungan hara
- pupuk tunggal (mis.urea,mop,erp)
- pupuk majemuk (mis.nitrophoska kuning,biru)
 Pupuk menurut bentuknya
- pupuk cair (mis.vitabloom,gandasil)
- pupuk padat (mis.kebanyakan pupuk)
Jenis-Jenis Pupuk

Urea MOP
Kieserit
e

RP RP Tunisia Dolomite
Mesir
Jenis-Jenis Pupuk

NPK

NPK
NPK
TEMPAT PENABURAN PUPUK
 Umur 0-6 bulan di sekitar pangkal batang
 Umur 7-36 bulan di ¾ lebar kanopi di piringan
 Umur 3-8 tahun di tepian piringan batas gawangan
 Umur > 8 tahun di gawangan (kecuali Urea dan Borate)
 Penaburan harus merata
 Daun maupun pucuk daun tidak boleh terkena pupuk

Gawangan
Batas terluar piringan

Pangkal batang sawit

Batas pemupukan (30 cm)

Area piringan 2 m
Defisiensi Nitrogen
Defisiensi Phosphorus

Tanaman tumbuh kerdil, tanah


bersifat asam, alang-alang di
lapangan berwarna ungu, pada
kondisi parah pokok sawit berbentuk
kerucut
Defisiensi Kalium

Terdapat bercak-bercak
kekuningan (orange) di daun,
apabila diterawang dari bagian
bawah daun akan terlihat
transparan pada bercaknya
Defisiensi Magnesium
Defisiensi Boron
PENYEBABDEFISIENSI
PENYEBAB DEFISENSI
HARA
HARA

 Kandungan unsur hara tanah rendah


 Kandungan bahan organik tanah rendah
 Drainase jelek
 Kompetisi dengan gulma
 Erosi tanah sehingga top soil hilang
 Aplikasi pemupukan yang tidak tepat
 Tanah marjinal
CARA MENGATASI
DEFISIENSI HARA

 Pengendalian gulma
 Penanaman tanaman kacangan
 Pemeliharaan drainase
 Pencegahan aliran permukaan
 Pemanfaatan kompos atau janjang kosong
 Pencegahan erosi
 Pemupukan secara benar/tepat
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai