Jantan
Betina
Siklus hama ini dari telur sampai dewasa sekitar 6 Gambar 3. Gejala
– 9 bulan. serangan Oryctes
Imago memiliki tanduk kecil. Bagian ujung rhinoceros
abdomen bentina terdapat bulu-bulu halus,
sedangkan jantan tidak.
2
1
Pengendalian : 2. Kumbang sagu (Rhynchoporus ferrugineus)
- Fisik
Pemusnahan sisa-sisa pohon atau bagian
tanaman yang membusuk.
- Mekanis :
Mengumpulkan dan memusnahkan larva yang
terdapat pada sisa-sisa batang tanaman yang
membusuk atau penangkapan kumbang dewasa.
- Biologis :
Pemanfaatan jamur metharizium anisopliae
sebagai perangkap. Gambar 5. Imago kumbang sagu
- Pemasangan perangkap feromon.
Kumbang dewasa 3-4 cm, berwarna merah
berkarat, mulut seperti belalai.
Pada tanaman muda, larva dapat merusak akar,
batang dan tajuk. Pada tanaman dewasa hanya
merusak tajuknya saja. Bila menyerang tajuk,
gerekan pada pucuk dapat mengakibatkan patah
pucuk. Jika larva mencapai titik tumbuh, tanaman
tidak dapat menghasilkan daun baru. Gerekan
pada batang menyebabkan tanaman tidak sehat,
dan liang gerekan keluar sisa-sisa serat dan
Gambar4 . Pemasangan perangkap feromon kotorannya. Dari liang gerekan pada tanaman
muda sering keluar lendir merah coklat.
3 4
Gambar 9. Pupa dan imago pada pintalan
serat kelapa.
5 6
Pengendalian : 3. Kumbang Janur (Brontispa longisima)
1. Sanitasi :
Serangan kumbang sagu seringkali merupakan
kelanjutan serangan O. Rhinoceros, oleh karena
itu serangan O. Rhinoceros harus dihindari.
Membersihkan kebun dan memotong serta Gambar 11.
memusnahkan pohon kelapa yang sudah mati Imago B. longissima
agar tidak menjadi sumber infeksi.
7 8
B. Longissima dengan 10% larva instar akhir dan
60 – 90% kepompong. Pelepasan parasitoid di
lapangan dapat dilakukan pada lima titik
pelepasan dalam satu hektar yang ditentukan
secara diagonal. Setiap titik pelepasan, dilepas
lima kepompong terparasit sehingga diperlukan
hanya 25 kepompong terparasit/ha.
Pengendalian :
Gambar 15. Larva B.
- Kultur Teknis : pemupukan, pengelolaan air dan Longissima yang
sanitasi kebun untuk menunjang pertumbuhan terinfeksi jamur
tanaman sehingga tanaman tumbuh sehat. Metharizium
- Biologi :
Penggunaan Tetrastichus brontispae sebagai
parasitoid dan Metahrizium sebagai jamur
patogen. T. Brontispae dapat menekan hama
10
9
4. Belalang Sexava spp Serangan dimulai dari pelepah bawah hingga
menyisakan tulang daunnya saja.
13 14
Pengendalian : 6. Ulat api (Parasa lepida, Setora nitens)
1. Pemangkasan semua pelepah tua kecuali 3
pelepah daun termuda dari pucuk atau
pelepah-pelepah daun tua yang belum
Gambar 21. Ulat
terserang. Pelepah dipotong-potong kemudia
api
dibakar atau ditimbun dalam tanah.
2. Perangkap cahaya lampu pada malam hari
untuk menarik ngengat artona. Perangkap
dilengkapi dengan ember berisi air yang Ulat api mengalami 4 stadia yaitu telu, larva,
ditaruh di bawah cahaya lampu agar ngengat pupa dan imago. Telur diletakkan berkelompok di
terjebak ke dalam air dan mati. permukaan bawah anak daun. Larva yang baru
3. Pemanfaatan musuh alami seperti burung keluar memakan kulit telurnya kemudian
pemakan ulat dan patogen Beuveria memakan jaringan daun. Rambut larva tua
bassiana sp apabila tersentuh kulit menyebabkan rasa sakit,
4. Penggunaan pestisida nabati gatal, dan pedih seperti terbakar. Larva tua
membuat kokon pada pangkal-pangkal lidi atau
ditempat-tempat lain dan sering berkelompok.
Pupa-pupa ini seringkali berjatuhan ke tanah
sehingga hal ini memberikan peluang untuk
melakukan pengendalian. Imago aktif pada
malam hari.
Larva instar pertama dan kedua hanya mampu
makan epidermis sebelah bawah, tetapi bagian
atasnya juga akan mati.
15 16
Pengaruh kerusakannya sama dengan instar- Pengendalian :
instar lebih lanjut yang mampu menghabiskan 1. Mekanis : dengan mengumpulkan pupa
seluruh helaian daun kecuali bagian yang paling kemudia dimusnahkan/dibakar.
dekat dengan lidi atau tulang daun. Kehilangan 2. Biologis : menggunakan musuh alami
helaian daun dapat mencapai 95% per daun. Eucathecona furcellata dan cendawan
patogen Cordiceps sp.
3. Kimiawi : injeksi batang atau infus akar
menggunakan insektisida sistemik.
17 18
PENYAKIT UTAMA TANAMAN KELAPA : 1. Busuk Pucuk
1. Busuk Pucuk
2. Layu Kalimantan
3. Busuk buah / gugur buah
19 20
Jika serangan telah meluas sampai ke titik 21
tumbuh akan terjadi pembusukan jaringan, jika 5. Pada awal dan akhir musim hujan dilakukan
dicabut pangkal janur lembek dan berair serta penaburan agensia hayati Trichoderma sp, di
busuk. Pada keadaan ini tanaman tidak dapat sekitar tanaman dengan dosis 200 gr/pohon
disembuhkan. terutama 2 baris tanaman di sekitar tanaman
yang mati dan yang dibongkar.
Pengendalian :
1. Membersihkan kotoran / sampah organik
berupa bunga / buah yang gugur dan
seludang daun terutama sebelum musim
hujan.
2. Melakukan pemangkasan daun-daun yang
saling menutup antara satu tanaman dengan
tanaman lainnya, agar cahaya matahari cukup
masuk ke tajuk pohon.
3. Membuat rorak diantara lima tanaman
secara silang dan membuat parit keliling di
sekitar kebun supaya tidak terjadi genangan
air di
dalam kebun pada waktu hujan. Menjelang
musim hujan rorak-rorak ditaburi dengan
agens pengendali hayati Trichoderma sp.
4. Semua tanaman kelapa diareal serangan
diberi pupuk NPK sesuai dosis anjuran dengan
perbandingan K yang tinggi.
22 23
2. Layu Kalimantan Penyakit layu kalimantan disebabkan oleh
Phytoplasma. Phytoplasma ini dapat merusak
jaringan floem.
Penularan Phytoplasma dari tanaman satu ke
tanaman lain secara alamiah melalui serangga
vektor dan umunya serangga yang dapat
menusuk dan menghisap dari ordo Homoptera
seperti Idioscopus clypealis, Amritodus sp,
Sophonia sp, Nisia nervosa.
b. Pengendalian :
Gambar 24. Tanaman kelapa yang terserang layu
1. Menebang dan memusnahkan semua
kalimantan pohon yang menunjukkan gejala penyakit.
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
a. Gejala sumber / patogen di areal tanaman kelapa.
- Pelepaha-pelepah daun tua yang paling 2. Pengendalian gulma bertujuan untuk
bawah, layu dan mengering diikuti daun- mengurangi tanaman inang dari vektor.
daun muda diatasnya.
- Pelepah kering dan menggantung di
seputar batang.
- Seluruh daun dan buah kering
mengakibatkan pohon mati.
- Petiol dari pohon yang terserang patah
dekat pangkalnya diikuti tandan buah.
24
3. Penyakit Busuk Buah / Gugur Buah
Gejala dapat timbul pada buah yang berumur
lebih dari 2 bulan. Pada kulit terjadi bercak kecil,
berwarna coklat muda berair dengan garis tengah
kurang lebih 1 cm, di dalam jaringan sabut
penyakit berkembang lebih cepat. Jaringan ini
menjadi berwarna merah jambu atau coklat
kekuningan dan akhirnya menjadi coklat tua.
Pada buah yang umurnya kurang dari 9 bulan,
tempurung dan daging buah juga terserang. Pada
buah yang gugur, setelah satu malam akan
terbentuk banyak misellium jamur berwarna
putih di dekat kelopak atau pada luka bekas
tangkai.
Pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan melalui sanitasi
dengan cara mengumpulkan dan memusnahkan
buah-buah sakit yang gugur, buah-buah sakit
yang tertahan dalam tajuk. Tangkai tandan buah-
buahnya sudah rontok dibersihkan dan
dimusnahkan. Pekerjaan ini dapat dilakukan
sambil memetik buah yang sudah masak.
25
KATA PENGANTAR