Anda di halaman 1dari 33

BPB disebabkan oleh jamur

Ganoderma spp
 Pertama kali ditemukan tahun 1915 di Zaire,
Afrika, tidak menimbulkan kerugian berarti.
Tahun 1920 telah menyebar ke banyak
negara-negara di Afrika.
 Pada tahun 1931 telah dijumpai di Malaysia
pada tanaman kelapa sawit yang berumur 25
tahun.
 Beberapa lama setelah ini, penyakit ini mulai
masuk ke Indonesia dan berkembang pesat.
 Awalnya bukan merupakan penyakit penting,
tapi beberapa tahun terakhir penyakit ini
menjadi masalah paling serius pada
pertanaman kelapa sawit, terutama pada
satu atau lebih dari dua generasi tanam.
 Kerugian disebabkan: kerugian langsung
(penurunan produksi karena kematian
tanaman) & kerugian tidak langsung (berat
tanaman berkurang  tanaman menjadi
tidak berbuah)
 Ganoderma merupakan jamur tanah yang
bersifat saprofit dan akan berubah menjadi
patogenik bila kontak dengan akar tanaman
kelapa sawit
 Ganoderma bisa menyerang tanaman mulai
dari bibit hingga tanaman tua, gejala baru
terlihat setelah bibit ditanam di kebun
 Kerugian serius terjadi pada generasi
pertanaman lanjut seperti pada generasi
pertanaman ketiga, dimana kematian
tanaman akibat serangan penyakit ini dapat
mencapai 60 %
KLASIFIKASI Ganoderma
Kingdom Fungi
Phylum Basidiomycota
Class Agaricomycetes
Order Polyporales
Family Ganodermataceae

Genus Ganoderma P. Karst

Species Ganoderma boninense


NAMA LAIN Ganoderma
 Fomes lucidus f. boninensis Pat., (1888)
Fomes lucidus f. noukahivensis Pat., (1888)
Fomes orbiformis (Fr.) Cooke, (1885)
Ganoderma boninense Pat., (1889)
Ganoderma lucidum var. orbiformis (Fr.) Rick, (1960)
Ganoderma noukahivense Pat., (1889)
Polyporus orbiformis Fr., (1838)
Scindalma orbiforme (Fr.) Kuntze, (1898)
Berbagai bentuk tubuh buah Ganoderma
 Ganoderma TUMBUH BAIK PADA pH 3 –
8,5 DENGAN SUHU 30o C
 KURANG BAIK TUMBUH PADA SUHU 15
oC dan 35o C
 PADA SUHU 40 o C TIDAK MAMPU UNTUK
TUMBUH.
GEJALA PENYAKIT
 Gejala dini penyakit ini susah dideteksi, gejala bisa
dilihat apabila sudah gejala lanjut dan membentuk
tubuh buah
 Pada TBM gejala daun menguning kemudian
mengering dan nekrosis dimulai dari pelepah
bagian bawah terus ke pelepah atas dan akhirnya
tanaman semua mengering dan mati
 Tubuh buah jarang sekali ditemukan pada pangkal
batang.
 Pembusukan pangkal batang juga terjadi pada TBM
PADA TBM
GEJALA PENYAKIT
 Pada tanaman menghasilkan (TM) gejala
lebih mudah ditemukan, daun menguning
pucat diikuti dengan akumulasi daun
tombak
 Gejala lanjut patahnya pelepah bagian
bawah dan menggantung
 Pada pangkal batang atau bagian tengah
tanaman kelapa sawit membusuk dan
kadang-kadang diikuti tumbuhnya tubuh
buah dari Ganoderma.
GEJALA PENYAKIT

 Tidak semua gejala ada tubuh buah, bahkan tidak


ada gejala tiba-tiba pohon kelapa sawit tumbang,
bagian dalam batang telah mengalami
pembusukan.

 Ada juga gejala internal, yaitu terjadi pembusukan


di pangkal batang. Pada jarigan yang busuk, lesio
tampak sebagai daerah berwarna coklat muda
diikuti warna gelap berbentuk pita tidak beraturan.
Pita ini sering disebut sebagai zona reaksi yang
mengandung getah.
GEJALA PENYAKIT

 Secara mikroskopis gejala internal akar yang


terserang mirip batang yang terinfeksi.
Jaringan kortek akar yang sakit berubah warna
dari putih menjadi coklat, pada stadium lanjut
jaringan kortek rapuh dan mudah hancur.
GEJALA PADA TM DAN INTERNAL
TANAMAN INANG
Ganoderma memiliki kisaran inang yang
sangat luas antara lain :
 Kelapa sawit
 Kelapa
 Pinang
 Rumbia
 Karet
 Akasia
 Kayu hutan
 Hasil penelitian sudah 60 isolat dari tubuh
Ganoderma yang telah berhasil diisolasi
 Isolat Ganoderma dari tanaman inang
pinang, kelapa, enau dan kayu hutan
berpotensi sebagai patogen pada tanaman
kelapa sawit
Ganoderma di Lahan Gambut

 Di lahan gambut pola perkembangan penyakit


cenderung mengelompok mengikuti sumber inokulum
penyakit awal

 Perkembangan penyakit cukup cepat , pada kelapa


sawit umur 15 tahun, penyakit telah mencapai 29%.

 Gejala penyakit di lahan gambut daerah pembusukan


batang lebih sering muncul secara upper stem rot
(batang bagian atas) dibanding gejala bassal stem rot
(batang bawah). Ini membuktikan bahwa penyebaran
Ganoderma di lahan gambut melalui basidiospora (air
borne disease)
UPPER STEM ROT
PENGENDALIAN
2. METODE BIG HOLE (LUBANG TANAM BESAR)

Berukuran 3 x 3 x 0,8 m dan 0,6 x 0,6 x 0,6 m untuk


tbm. Dikombinasikan dengan pemberian tandan
buah kosong kelapa sawit 400 kg/lbg/th
ditambahkan jamur trichoderma 400 kg/lbg/th
METODE BIG HOLE
3. PENGGUNAAN AGENS HAYATI Trichoderma
4. Pembumbunan pangkal batang
5. Sanitasi batang atau akar

dengan cara dipotong-potong lalu dibakar dan


pembongkaran tunggul kemudian dibuat lobang
2 x 2 x 0,8 m.
6. Tidak melakukan underplanting (penanaman
bibit baru dibawah pohon lama)
7. Membongkar lahan dan diberakan minimal 2
tahun, diikuti dengan pengolahan lahan yang
intensif, atau penanaman lahan yang bukan
inang.

8. Pemulian tanaman dengan menemukan gen-


gen yang tahan terhadap Ganoderma , dengan
jalan menyisipkan gen-gen trasgenik yang
menghasilkan zat-zat anti jamur seperti zat
kitinase dan glukanase dari Trichoderma
harzianum
9. Pengendalian kimia
dengan fungisida Triazol
yaitu triadimenol,
tridemorph,triadimefon
(pada lahan basah),
Untuk batang injeksi
dengan Hexaconazol
bertekanan tinggi.
KESIMPULAN
1. Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB)
disebabkan oleh jamur Ganoderma, klass
Acaricomycetes, Ordo Polyporales, Famili
Ganodermataceae, Genus Ganoderma P. Kars,
Spesies Ganoderma boninense
2. Ganoderma merupakan jamur saprofit dan
akan menjadi patogen bila berada di dekat
batang kelapa sawit.
3. Ganoderma mempunyai kisaran inang yang luas
seperti kelapa sawit, kelapa,pinang,
enau,rumbia, karet, akasia dan kayu hutan
4. Isolat yang berasal dari tanaman inang pinang,
kelapa, enau dan kayu hutan berpotensi sebagai
patogen pada tanaman kelapa sawit.

5. Pengendalian jamur Ganoderma bisa dilakukan


secara kultur teknis dan mekanik seperti (a)
pembuatan parit isolasi, (b) pembuatan lobang
tanaman yang besar, ( c) penggunaan jamur
Trichoderma, (d) melakukan pembumbunan pangkal
batang, (e) melakukan sanitasi batang atau akar, (f)
tidak melakukan underplanting, (g) memberakan
lahan minimal 2 tahun, (h) menyisipkan gen-gen
trasgenik yang menghasilkan zat-zat sebagai anti
jamur, dan (h) pemakaian bahan kimiawi.

Anda mungkin juga menyukai