Anda di halaman 1dari 25

Menurut Sifat Kimia :

1. Organik, mengandung unsur karbon :


 Organik alami, terbuat dari tanaman dan
bahan alami lainnya (pestisida hayati,
nabati/botani)
 Organik sintetik, merupakan hasil buatan
pabrik dengan sintesa kimiawi

2. An-organik, tidak mengandung unsur


karbon
 garam-garam beracun seperti arsenat,
flourida, tembaga sulfat dan garam
merkuri.
Menurut Struktur Kimia :

1. Organokhlorin
2. Organofosfat
3. Organosulfur
4. Karbamat
5. Formamidin
6. Aminohidrazon
7. Dinitrofenol, dll
Organokhlorin
Senyawa Insektisida yang mengandung
atom karbon, Khlor, hidrogen dan
kadangkala oksigen.
Sering juga disebut : Hidrokarbon khlorinat
(Chlorinated hydrocarbon)

 Insektisida organoklorin bersifat sangat


persisten, di mana senyawa ini masih tetap
aktif hingga bertahun-tahun.
 Insektisida organoklorin sudah dilarang
penggunaannya karena memberikan
dampak buruk terhadap lingkungan.
(Permentan no. 39/Permentan/SR.330/2015)
Organokhlorin
 Terjadi bioakumulasi karena dapat tersimpan
dalam jaringan lemak suatu organisme.
 Insektisida yang bekerja secara luas (broad
spectrum).
 Dengan sifat tersebut beberapa negara
mulai melarang pengunaannya seperti
Jepang (1971), Swiss (1970), Amerika Serikat
(1973), dan Indonesia (1974)
 UNDP tahun 2001 masih membolehkan untuk
keperluan khusus seperti bidang kesehatan
namun tidak untuk bidang pertanian.
Organokhlorin
Insektisida organoklorin dikelompokkan menjadi
tiga golongan berikut:
Kelompok Komponen

Aldrin, Chlordan, Dieldrin, Heptachlor,


Cyclodienes
endrin, Toxaphen, Kepon, Mirex.

Hexachlorocyclohexan Lindane

Derivat Chlorinated-ethan DDT


Organokhlorin
Sifat Insektisida organoklorin :
 Daya larut dalam air sangat rendah, tinggi
pada lemak
 Spektrum luas, jadi semua serangga dapat
dikendalikan dengan pestisida jenis ini.
 Racun kontak dan racun perut, efektif untuk
mengendalikan larva, nimfa dan imago dan
kadang-kadang untuk pupa dan telur.
Organokhlorin
Mekanisme Kerja :
 Pada serangga organoklorin membuka
saluran ion natrium di neuron, menyebabkan
serangga akan secara spontan mengalami
kejang dan akhirnya kematian.
 Adapun cara kerja organoklorin lainnya
adalah dengan terjadinya gangguan pada
sistem syaraf pusat yang mengakibatkan
terjadinya hiperaktivitas, gemetaran, kejang-
kejang dan akhirnya terjadi kerusakan syaraf
dan otot serta kematian.
 Menghambat ATP yang bertanggung jawab
terhadap pengangkutan ion di syaraf
Organokhlorin
Organofosfat
Golongan organofosfat merupakan racun
kontak yang menurunkan aktivitas enzim
kolinesterase darah dan bekerja sebagai
racun, Komposisi Organofosfat terdiri dari
Unsur : fosfat, karbon dan hidrogen
Senyawa Organofosfat mempunyai nama
umum, al : fosfat organik, insektisida fosfat
atau asam ester fosforik.
3 golongan utama :
 Alifatik,
 Fenil,
 Heterosiklik
Organofosfat
 Alifatik, senyawa organofosfat yang
mempunyai rangkaian karbon yang
lurus dan pendek, mempunyai daya
larut yang tinggi dalam air
 Asefat,
 Dikhlorvos,
 Disulfotan,
 Malation,
 Etion
 Metamidofos,
 Monokrotofos
 Naled
Organofosfat
 Fenil, senyawa organofosfat yang
mengandung benzen dengan satu rantai
hidrogennya diganti oleh atom lain,
seperti Cl, NO2, CH3, CN atau S. Lebih
stabil dan residunya dapat bertahan
lama. Biasa digunakan untuk
mengendalikan Aphid

 Paration;
 Fention;
 Fenopos;
 Bromos etil;
 Khlorfenvinfos;
 Temefos
Organofosfat
 Heterosiklik, senyawa organofosfat yang
mempunyai struktur cincin atom-atom
nya tidak sama. Satu atau lebih atom
karbonnya digantikan baik oleh Oksigen,
Nitrogen atau sulfur, sementara cincinnya
dapat mempunyai 3, 5 atau 6 atom.
Aktifitasnya lebih lama dibanding alifatik
dan fenil.
 Diazinon;
 Azinfosmetil;
 Khlorpirifos;
 Fosmet;
Organofosfat
Nama Structure

Tetra ethyl pyro phosphate


(TEPP)

Parathion

Malathion

Sarin
Organofosfat
Mekanisme Kerja :
 Senyawa organofosfat mengeluarkan racun
yang dapat mengikat aktifitas enzim Kolin
esterase (ChE).
 Pada semua sistem syaraf hewan vertebrata
dan serangga terdapat pusat penghubung
elektrik (sinaps), dimana signal akan dialirkan
dari sini ke otot atau syaraf oleh senyawa
kimia asetilkholin (ACh).
 Dengan reaksi pengikatan kimia ini, enzim
Kolin esterase (ChE) berkumpul pada bagian
sinaps, akibatnya serangga menjadi
hiperaktif, menggelepar, lumpuh dan mati.
Organofosfat
Malathion
Malathion termasuk golongan organofosfat
parasimpatomimetik, yang berarti berikatan irreversibel
dengan enzim kolinesterase pada sistem saraf
serangga.Akibatnya, otot tubuh serangga mengalami
kejang, kemudian lumpuh, dan akhirnya mati. Malathion
digunakan dengan cara pengasapan (fogging). Dosis
yang dipakai adalah 5% yaitu campuran antara
malathion dan solar sebesar 1:19

Insektisida malathion temasuk kelompok insektisida


organofosfat yang dipergunakan secara luas untuk
membasmi serangga dalam bidang kesehatan,
pertanian, peternakan dan rumah tangga, dan
mempunyai daya racun yang tinggi pada serangga
sedangkan toksisitasnya terhadap mammalia relatif
rendah, sehingga banyak digunakan.
Organofosfat
Malathion membunuh insekta dengan cara meracun
lambung, kontak langsung dan dengan
uap/pernapasan. Malathion, mempunyai sifat yang
sangat khas, dapat menghambat kerja kolinesterase
terhadap asetilkolin (Asetilcholinesterase Inhibitor) di
dalam tubuh. Insektisida mengalami proses
biotransformation di dalam darah dan hati. Sebagian
malathion dapat dipecahkan dalam hati mamalia dan
penurunan jumlah dalam tubuh terjadi melalui jalan
hidrolisa esterase.

Adapun kelebihan insektisida malathion adalah


efektif mengendalikan nyamuk Ae. Aegypti, hemat,
dosis yang rendah, beraroma lembut dan relatif tidak
berbahaya kepada pengguna, memiliki toksisitas
Organofosfat
Adapun spesifikasi malathion adalah sebagai
berikut :

Bahan aktif : malathion


Golongan : sintetik piretroit
Rumus molekul : C22H19Cl2 NO3
Kandungan bahan aktif : 10% (100 gram/liter)
Dosis aplikasi : 10 ml / liter solar
No reg komisi pestisida : -
Sifat fisik : cairan emulsi
Warna : kuning pucat
Aplikasi : thermal fogging
Serangga sasaran : Ae. Aegypti dan Culex sp
Karbamat
Karbamat terdiri dari molekul yang
mengandung unsur nitrogen. Golongan
karbamat merupakan racun kontak yang
menurunkan aktivitas enzim kolinesterase
darah dan bekerja sebagai racun saraf
sebagaimana halnya dengan racun
golongan organofosfat
Karbamat
pestisida golongan karbamat merupakan
racun kontak, racun perut dan racun
pernapasan. Bekerja sama seperti
golongan organofosfat, yaitu :
 menghambat aktivitas enzim
kolinesterase.
 Jika terjadi keracunan yang di sebabkan
oleh golongan karbamat, gejalanya
sama seperti pada keracunan
organofosfat,
 tetapi lebih mendadak dan tidak lama
karena efeknya terhadap enzim
kolinesterase tidak persisten.
Karbamat
 Karbamat merupakan insektisida berspektrum luas
dengan aplikasi luas dalam pertanian. Insektisida ini
diproduksi dari asam karbamat. Dua golongan
karbamat yang digunakan secara luas dalam
pertanian adalah karbaril dan karbofuran.
 Karbaril mempunyai toksisitas yang rendah pada
manusia dan merupakan insektisida yang digunakan
di dalam rumah dan diperkebunan. Karbaril dapat
membunuh insektisida dan membuat kulit buah
menjadi lebih tipis.
 Dalam tumbuhan, karbofuran yang bersifat sistemik
biasa digunakan sebagai insektisida tanah untuk
menyerang nematoda dan hama-hama tanah yang
lain. Toksisitas pada manusia cukup tinggi sehingga
penggunaannya harus dilakukan secara berhati-
hati. Pestisida ini menembus bagian luar tumbuhan
melalui epidermis batang, kulit kayu dan akar.
Karbamat
Golongan karbamat terdiri dari :
 Karbaril;
 Karbofuran;
 BPMC (Butil Phenil Metil Carbamate);
 MTMC (M Tolil Metil Carbamate);
 Dioksakarp;
 Isoprokarp;
 Kartap;
 Tiodikarp;
 Propuksur;
 Bufenkarp.
Karbamat
Bahan aktif yang terkandung dari pestisida
karbamat yaitu :
 BPMC (Hopcyn),
 Karbaril (Sevin),
 Karbofuran/ dimetilan (Furadan),
 MICP (Mipcin)
 Propamokarb (Previcur N).

Contoh :
Karbofuran mudah terserap oleh tanaman
mempunyai spektrum sangat luas. Jika
diaplikasikan ke dalam tanah bukan hanya
serangga hama saja yang akan mati tetapi
semua habitat (binatang) yang ada didalam
tanah tersebut akan musnah.
Karbamat
Contoh :
BPMC dan MICP memiliki sifat yang
sama yaitu memiliki sifat kontak
langsung ke serangga khususnya
wereng coklat. Tetapi pada
pelaksanaanya lebih efektif
menggunakan MICP untuk membasmi
wereng coklat.

Anda mungkin juga menyukai