NPM : 201984204007 Pengertian Terpenoid Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya. Sifat umum terpenoid • Sifat fisika dari terpenoid adalah : • Sifat Kimia 1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak 1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan ataupun siklik) berubah menjadi gelap 2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk 2) Mempunyai bau yang khas enantiomer. 3) Indeks bias tinggi 4) Kebanyakan optik aktif 5) Kerapatan lebih kecil dari air 6) Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol. Kegunaan terpenoid Kegunaan terpenoid bagi tumbuhan antara lain : a. Fitoaleksin Fitoaleksin adalah suatu senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan diakumulasikan oleh tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen atau terpapar senyawa kimia tertentu dan radiasi dengan sinar UV. b. Insect antifectan, repellant c. Pertahanan tubuh dari herbifora d. Feromon Hormon tumbuhan. Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina. Selain kegunaan diatas juga mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) sebagai pengatur pertumbuhan (seskuiterpenoid absisin dan diterpenoid giberellin) 2) sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedative, sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum (monoterpenoid) 3) sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria (triterpenoid). 4) sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen (diterpenoid) 5) Sebagai anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis (seskuiterpenoid) Klasifikasi terpenoid 1. monoterpenoid Struktur monoterpenoid :
Monoterpenoid merupakan senyawa
“essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebratadan struktur senyawanya telah diketahui. 2. seskuiterpenoid Struktur seskuiterpenoid :
Seskuiterpenoid merupakan senyawa
terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis. 3. diterpenoid Struktur diterpenoid : Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata. 4. triterpenoid Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon. Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu, minyak nabati (minyak zaitun)dan ada juga ditemukandalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria. 5. tetraterpenoid Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit. 6. polyterpenoid Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet. Struktur politerpenoid : Reaksi pada terpenoid Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa terpenoid: 1. Reaksi adisi Limonene dapat diadisi oleh “asam trifluoro asetat” dalam reaksi adisi Markovnikov, menghasilkan senyawa antara trifluoro asetat yang sangat mudah dihidrolisa dengan NaOH menjadi α-terpineol (76%). 2. Reaksi dehidrasi Reaks dehidrasi merupakan terlepasnya molekul air pada suatu terpenoid dengan pereaksi tertentu. Misalnya, menthol dengan mudah didehidrasi untuk menghasilkan 3-menthene melalui reaksi dengan asam sulfat 2%. 3. Reaksi oksidasi Terpenoid mudah teroksidasi oleh hampir semua oksidator. Misalnya pada Menthol yang dapat bereaksi dengan berbagai reaktan seperti halnya alkohol sekunder. Oksidasi menthol dapat berlanjut dengan terbukanya rantai siklis pada kondisi tertentu. 4. Reaksi reduksi Carvone merupakan sebuah monoterpenoid siklik dengan 3 ikatan rangkap yang mungkin dapat direduksi, hasil tergantung dari pereaksi dan kondisi yang digunakan. 5. Reaksi Substitusi Salah satu reaksi ini adalah halogenasi pada camphor, dimana gugus karbonil pada camphor akan mengarahkan gugus Br untuk mensubstitusikan salah satu hidrogen α sehingga hidrogen akan terikat pada atom no C no 2. Apabila senyawa bromo ini direaksikan dengan asam sulfat maka sisa satu hidrogen α akan disubstitusi oleh gugus –SO3H.